___💞___
*Fatimah Pov*
Eh,Tante,"
Sapa ku pada perempuan paruh baya di hadapanku.
Tentunya setelah ku buka pintu kamar kami.
Dialah pemilik tempat yang akan kami sewa ini. Garis kecantikan masa muda masih kentara di wajah putihnya.
Meski usianya sudah di atas kepala lima.
Dengan pakaian kebesaran emak-emak rumahan alias daster, ia menyambangi kami.
" Masuk Tan, sekalian makan bareng kita, " Dengan senyum ku coba berbasa-basi menawarkan.
Netra perempuan paruh baya di hadapanku ini menelisik kami satu persatu seolah memindai,
kemudian pandangannya beralih mengarah ke barang-barang bawaan kami.
Ada tas jinjing dan ransel yang ku letakkan dipojokan.
Diatasnya tumpukan kasur lantai yang ku bawa.
Nur membawa tas jinjing berukuran sedang, ransel camping dan kasur lipat.
Sumi membawa tas selempang ukuran sedang dan koper kecil.
Ada magicom kecil hasil patungan kami bertiga dan beberapa piring dan gelas di tengah karpet yang kami bawa dari rumah.
"Sebenarnya satu kamar ini cuma buat dua orang, tapi karena kalian bersahabat dan gak mau berjauhan ya sudahlah,"
"Makanya tante kasih harga beda sama yang ngekost sendiri,"
" Jadi, kalian jangan ngiri sama yang sebelah ya,"jelas tante Gaby pemilik kost-kostan ini.
Dengan seulas senyum ia menatap kami satu persatu.
" Iya Tan, kita ngerti kok, makasih ya,"
"Oh, iya Tan, kita gajian tiap akhir bulan,"
" Insyaallah kami akan selalu bayar tepat waktu,"ucapku masih dengan senyum yang terlukis, aku pun mempersilahkan lagi agar Tante Gaby masuk, maksudnya biar sambil duduk ngobrolnya.
Kaki ku udah pegel banget berdiri, laper pula.
Ku lirik Nur dan Sumi yang asik mengunyah.
(Enak aja ya mereka makan, awas aja kalau sampe tu lauk di abisin.
Dasar gak punya solidaritas pada,tungguin kek biar makannya bareng, ish,dasar temen gak ada akhlak!)
Aku bertambah geram saja,ketika melihat mereka cuma mesem-mesem membalas lirikan tajam mataku.
"Oh, kalian lagi makan ya?"
"Sarapan apa makan siang nih? "tanya tante Gaby dengan raut wajah ramah
"Sarapan kesiangan Tan," Sumi menjawab diselingi suapannya.
"Terusin aja deh ya, maaf kalau Tante jadi menganggu kalian,"
"Tante sih, cuma mau bilang mengenai peraturan di sini, em,nanti sore kamu temuin Tante aja di warung bawah ya, "jelas tante Gaby merasa sedikit tak enak hati.
"Sekarang,lanjut lagi aja deh makan nya,
"Tante permisi dulu." Kemudian wanita paruh baya,yang masih terlihat cantik dan seksi dengan rambut merah pendek itu berlalu.
Sementara itu di dalam kamar.
Tepatnya di atas karpet bermotif salah satu kartun fenomenal, dengan salah satu tokohnya si boneka salju bernama olaf.
"Duh duh,!"
"Enak bener dah ah!"
sarkas ku sambil berkacak pinggang.
"Lhoo,ini kok kangkungnya tinggal dikit?" selorohku sambil meletakkan kembali bokong rata ku di atas karpet.
Seketika mataku mendelik menatap rantang yang menyisakan beberapa lembar kangkung tumis terasi.
"Ah, yang bener aja lu berdua,makan gak inget temen!"
"Kan,Kakak udah ngetepin duluan tadi,kenapa dihabisin sih?"pekikku tak terima,yang benar saja dua mahluk ini,perempuan apa karung goni?
Ternyata perut yang lapar itu bikin esmosi jiwa menggelora.
"Yo,opo to Kak?"
(Apa sih,Kak?)
" Iku,masih ada Kak, Sumi sisain tuh buat Kakakku yang cantik,"ucap Sumi dengan wajah polos tanpa dosanya,dia menunjuk rantang yang isinya kebanyakan sudah berpindah ke dalam lambungnya yang besar itu.
"Tauk ah, seuprit ini mah Sum!"kesalku sambil mengerucutkan bibir.
Nur cuma cekikikan melihat perdebatan kami berdua.
"Kakak sama Mbak Sumi enggak enak ya kalo gak debat?" ledek Nur masih sambil mesem-mesem.
"Dah, mending makan nih Kak, lauknya kan masih banyak juga yang lain,"tunjuk Nur pada beberapa lauk yang tersisa di rantang.
"Biar Kakak kenyang, tuh liat tanduknya hampir keluar, gara-gara udah kelaparan pasti,hihihi!"kekeh Nur terus saja meledek ku,sambil terus menyuap makanan itu ke dalam mulutnya.
"Ni anak malah ngeledek lagi."
Tapi tak ayal ku sendok juga kangkung yang tersisa seuprit itu, daripada tidak sama sekali.
"Abis enak si Kak,masakane mimi,aku ra iso tahan, jadi kebablasan deh, hehe."
Sumi tertawa dengan memamerkan barisan giginya yang rapih.
"Gak usah nyengir deh Sum,"
" Itu di gigi lu ada cabe nya,"cebikku, sebenernya kesal juga, tapi melihat wajah polosnya itu,hilang sudah rasa sebal itu.
"Ah yang bener Kak?" tanya Sumi tak yakin,namun tak ayal ia pun langsung ngibrit alias ngacir ke depan kaca yang sudah menempel di dinding kamar sebelah jendela.
"Ck,Kakak bo'ongin aku nih, "
"Rese ihh! "
Cebik nya,aku pun puas hati dapat mengerjai anak itu.
Sumi menuangkan air teh manis,yang dibawa dari rumah bulek nya untukku.
Ya, beberapa waktu yang lalu dia menumpang di rumah adik dari bapaknya yang tinggal di kota ini.
Namun lumayan jauh dari pabrik tempat kami bertiga bekerja.
Dan sepertinya Sumi merasa kurang nyaman.
Ah, entahlah aku juga tidak ingin mencampuri urusannya.
Biarlah dia yang akan bercerita sendiri nanti.
"Tumben perhatian?"
sindir ku
" Tapi, makasih deh ye,et,jangan bilang ini permintaan maaf lu ye Sum? karena udah ngabisin kangkung,"
sarkas ku sambil mengkerut kan kening.
"Ck, apaan si Kak,Sumi tulus tauk." Kemudian Sumi meletakkan gelas itu di depan ku sambil men cebikkan bibir tebal nya itu.
"Dih, Kakak gak tergoda ya dengan bujuk dan rayuan mu," selorohku pada Sumi
"Udah ih, kalian berdua nih gak kelar-kelar!"
" Cepetan ih Kak! "
"Abis ini kan kita mau beberes, bentar lagi adzan Djuhur tauk, "omel Nuraini si cewek tomboy.
"Biar bisa bocan kita nanti siang."
"Nanti sore kan kita mau belanja keperluan mandi sama nyuci, makanya cepetan ngisi perutnya, jangan debat mulu!"
Oceh Nur sambil berlalu membawa piring-piring kotor ke bagian luar.
(Ampun dah yak,ini lakbet kalau udah nyerocos.)
"Hemm,"jawabku sambil mengunyah nasi campur jengkol dan teri yang lumayan pedes, bikin bulir-bulir keringat itu menetes di kening dan pelipis ku.
Sumi juga mengangkat peralatan masak yang sudah kosong memindahkannya ke tempat cucian piring diluar, mungkin salah satu dari kami akan mencucinya nanti kalau sudah beli sabun.
Acara beberes selesai, pas adzan Djuhur berkumandang.
"Siapa yang mau ambil wudhu duluan nih?"tanya ku sambil mengeluarkan peralatan solat dari dalam ransel.
" Kita solat jama'ah ya."
**~~**
Sore ini,sambil belanja kami bertiga menemui Tante Gaby, sesuai perintahnya tadi siang.
"Eh kalian, mau belanja ya?"
"Ga usah jauh-jauh, warung tante komplit kok."
"Harganya juga gak mahal, cocok deh sama anak kost-kosan kayak kalian,"
tawarnya dengan ramah.
Kami bertiga mengangguk sambil tersenyum.
" Oh iya,soal peraturan di kosan Tante ini_"
"Pertama, kalian gak boleh nerima tamu lewat dari jam sepuluh malam,"
"Karena pintu gerbang digembok jam sepuluh lewat lima belas.
"Kalian juga gak usah bawa peralatan masak, selain magicom,"
"Jadi,kalo sewaktu-waktu kalian mau masak numpang aja di dapur Tante,"
jelas tante Gaby dengan sesekali memasang senyumnya.
"Disini juga sedia air isi ulang, nanti kalian tinggal pesan, "
"Biar si Robi, anak semata golek nya Tante ,yang bakal anter ke kamar kalian,"
"Nanti di pinjemin deh guci airnya,"tambahnya lagi sembari menyiapkan barang-barang pesanan kami.
"Baik Tan!" jawab ku dengan tersenyum mewakili kedua sahabatku, yg terpekur entah karena peraturan yang mana.
BRAAKK
"Etdah,pelan-pelan napa si neng,narok barangnya,"
"Ngagetin tau,entar ada yg pecah gak tuh?" kaget ku seraya mengusap dada.
"Kesel tau Kak!"
"Terus,aku bawa kompor portable buat apa coba, kalo gak boleh masak?"
Nur mencebik kesal sembari bersidekap, ekspresinya lucu sekali,seperti anak kecil yang tidak kebagian naik odong-odong.
🍂Terimakasih, untuk para author yang karya-karyanya sudah jadi inspirasi dan semangat ku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 121 Episodes
Comments
SkySal Alfaarr
Tanda petik di depan hilang, Kak. 😁
2022-03-20
1
Watik Yd
q mampir ni kk
2022-01-29
1
Mayya_zha
aku hadir di sini. aku bacanya cicil ya
2022-01-03
1