Setelah melakukan pendaratan, iren dan arsena disambut dengan hangat oleh maya, tidak bisa dipungkiri ia merasa sedikit rindu dengan kediaman itu, iren menggendong masuk arsena yang terlelap dalam perjalanan.
Iren duduk di ruang tamu atas permintaan maya, arsena hendak diambil alih untuk di bawa ke kamar, namun anak itu terbangun begitu merasakan sentuhan asing.
"mmm... amih" rengeknya manja
" biarkan saja dulu" ucap iren, ia mengelus pucuk kepala putranya yang tidur diatas pangkuannya, tak lama arsena pun kembali terlelap
" ren, kau harus segera memberitahu aditya tentang sena" ucap maya seraya memegang punggung telapak tangan iren
" kenapa tidak ibu saja yang memberi tahu tuan muda aditya? " tanya iren, ia masih belum siap untuk bertemu dengan tuan mudanya itu
" iren! selama ini aku bungkam tentang sena demi menghormati mu, aku juga tidak ingin merebut hak aditya untuk mengetahui keberadaan putranya darimu, wanita yang telah melahirkan putranya" tutur maya
" tapi bu, iren belum siap bertemu tuan muda" tolak iren
" ibu tahu ini berat untukmu, tapi sayang, jika anak itu sampai mengetahuinya dari orang lain, ibu khawatir dia akan sangat marah padamu" bujuk maya
" besok ya bu! " ucap iren setelah berpikir sejenak, maya pun mengangguk
" ini memang terlambat, tapi... " maya ragu untuk berucap
" kenapa bu? " tanya iren bingung
" iren! Tolong maafkan aditya ya sayang! " ucap maya dengan sungguh-sungguh.
Iren menatap maya dengan penuh tanya, dan maya mengerti arti tatapan itu.
" Aku tahu apa yang sudah diperbuat putraku padamu malam itu iren" ucapan ibu maya sontak membuat iren terkejut
" bagaimana mungkin, aku yakin sudah menghapus jejak itu" ucap iren tanpa sadar
" pantas saja! Setelah kau pulang aku memeriksa rekaman cctv namun tidak menemukan apapun, ternyata sudah kau hapus" seru ibu maya sambil tersenyum
Iren baru sadar bahwa ia telah mengucapkan apa yang tidak seharusnya ia katakan, ia menundukan kepala lalu berkata "maaf bu, iren tidak punya maksud jahat, hanya saja, rekaman itu terlalu... "
Air mata iren mentes begitu saja, ia bahkan tidak sanggup untuk melanjutkan kata-kata nya. Maya mengusap punggung iren untuk menenangkanya.
" Sebenarnya aku memang sudah curiga telah terjadi sesuatu malam itu, kau kembali sambil menangis dan langsung minta pulang ke indonesia, paginya aditya mencarimu" ucap maya dengan diiringi helaan nafas
" tuan muda mencari saya? " tanya iren tak percaya
" iya, aditya mencarimu untuk menanyakan apa yang telah terjadi, kenapa kau merobek bajumu dan mengganti seprai tempat tidurnya" ucap maya
Iren memutar bola matanya dan maya tersenyum melihat hal itu.
" kau juga tahu kan iren! putraku itu sedikit berbeda, dia bahkan akan sadar jika ada yang menggeser barangnya walau satu centi" ucap maya sambil tersenyum
" Iren tahu putra ibu itu berbeda, karna itu pula iren menghapus rekaman itu, jika putra ibu tahu dia telah melakukan itu, dapat iren pastikan ia tidak akan keluar dari kamar mandi seharian, tubuhnya akan merah-merah karna dia terus menggosoknya" ucap iren yang membuatnya dan maya tertawa kecil.
"tapi, bagaimana ibu bisa tahu tentang kejadian itu? " tanya iren penasaran
" aku juga belum lama tahu tentang itu, saat kau bilang putramu pandai dalam bidang it, aku memberinya rekaman itu, aku memang merasa ada yang janggal dari rekamannya, tapi aku tidak menyangka, sena akan langsung tahu bahwa sebagian vidio itu sengaja terhapus"
" Apa sena juga melihat rekaman itu? "
" iya iren! Sena tahu siapa ayahnya, dan bagaimana ia bisa dilahirkan, tapi kau tidak perlu cemas akan hal itu, putramu adalah orang yang bijaksana" ucap maya
Iren menghela nafas panjang lalu berkata " saking bijaksananya aku sampai merasa putraku dewasa sebelum waktunya"
Perbincangan kedua wanita yang berbeda usia itu tidak berakhir di situ saja, setelah membicarakan hal pribadi, keduanya membicarakan pekerjaan, maya memutuskan kontrak kerja iren, namun ia meminta iren untuk tinggal di kediamannya, dengan alasan tidak ingin jauh dari cucunya.
Iren berkata bahwa ia tidak ingin tinggal dan menerima semuanya begitu saja, karena itulah maya memintanya untuk membantu mengurus usahanya.
Maya mempunyai sebuah butik kecil di tengah kota, Ia memang tidak berniat membuat butik itu menjadi lebih besar, tapi butik itu juga memerlukan seseorang untuk mengurusnya, ia merasa sudah terlalu tua untuk melakukan hal itu, di tambah lagi aditya juga tidak bisa mengambil alih butiknya karena sibuk mengurus hotel peninggalan ayahnya.
Iren menyetujui hal itu, iren akan bekerja tanpa kontrak, sebagai gantinya ia akan menerima saham dari butik kecil itu, separuh dari penghasilan butik akan masuk ke dalam rekening iren.
Keduanya mengakhiri perbincangan setelah mencapai kesepakatan, iren pun membawa putranya untuk istirahat di kamar barunya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 148 Episodes
Comments
Sovia Ulfa
arsen libih cocok panggilannya buat laki laki klo perempuan baru sena
2022-03-30
1
Ssaeda Aditia
lebih bgus lagi merka itu menikah secepatnya.. klo kyk gtu kesan nya... iren diralat cuma buat cucu aja😁
2022-01-08
1
Aqiyu
sukur ibuknya ga diktaktor yang harus anaknya sama orang yang sederajat
2021-11-29
4