Sementara itu di kontrakannya Anin di sambut oleh teman satu rumahnya yang baru saja kembali dari kampung halaman yaitu Putri,dia adalah anak perantauan juga namun bedanya Putri lebih tua satu tahun darinya dan sebentar lagi akan menikah.
"Putriii"
ucap Anin kaget
"Surprise...."
teriak putri kegirangan
"Kok kamu balik gak ngasih kabar aku?"
"Kenapa? ada apa? atau kamu menyembunyikan sesuatu dari aku?"
"Hah,enggak lah. Maksudnya aku kan bisa jemput kamu di terminal"
"Ah gak usah Put,aku bareng sama Adit kok"
"Oh begitu,gimana sudah selesai semua urusan kamu?"
"Sudah,semua surat-surat pernikahan sudah aku urus sekarang tinggal menunggu dua bulan sebelum menjadi istri orang"
"Wah akhirnya setelah dua tahun cinlok di kantor, sebentar lagi kalian akan menikah"
"Perjuangan banget tahu gak sih Nin,apalagi pacaran sekantor itu gak mudah. Sembunyi sana sembunyi sini"
"Lagian kamu sih pakai acara jatuh cinta sama pak Adit"
"Biarin aja,cinta kan gak Mandang apa-apa"
"Iye iye gua percaya,ya udah deh aku mau mandi dulu"
"Okay"
Setelah selesai mandi putri memasukkan jas milik tuan Faren ke dalam paper bag untuk ia kirim ke laundry besok, semuanya sudah selesai sekarang tinggal istirahat agar besok kembali fresh saat bekerja.
Keesokan harinya saat Anin terbangun ia mencium bau masakan,tak lama-lama ia segera pergi ke dapur dan mendapati Putri tengah memasak sayur yang ia bawa dari kampung halamannya kemarin.
"Tumben Put kamu masak?"
"Eh lo udah bangun? iya nih kemarin ibu bawain aku sayur rendang"
"Enak ya,ibu kamu perhatian banget sama kamu. Di bandingkan aku yang sedari kecil di buang oleh orang tuaku sendiri"
"Hus,apaan sih Nin. Udah sana mandi nanti kita sarapan bareng"
Dengan raut wajah agak sedih Anin menuju kamar mandi,ia teringat potret masa kecilnya yang di buang oleh ayahnya karena lebih memilih orang kedua. Setelah itu ibunya meninggal karena berlarut-larut dalam kesedihannya,untung saja ada budhe Deka yang dengan senang hati menerima Anin sebagai anak kandungnya.
Setelah selesai mandi,Anin segera bersolek dan pergi menemui Putri yang sudah menunggunya di meja makan.
"Gua ambilkan ya Nin"
"Iya makasih Put"
Mereka menikmati sarapan bersama lalu pergi ke kantor untuk memulai aktivitas seperti biasa, saat hendak masuk ke dalam kantor Adit datang menghampiri mereka berdua.
"Pagi sayang"
sapa nya pada Putri
"Hello ayang,ih kangen deh"
ucap Putri sembari menggandeng tangan calon suaminya itu
"Sungguh pemandangan yang sangat meredupkan mata"
celetuk Anin lalu meninggalkan mereka berdua
"Ya e lah Nin,syirik aja Loe"
balas Putri
Sesampainya di meja kerja Anin mendapati buket bunga,ia sedikit bingung milik siapa di taruh di atas mejanya. Tiba-tiba Ririn datang menghampirinya
"Cie yang udah punya pacar"
goda Ririn kepadanya
"Apaan si mbak? ini milik siapa?"
"Ya milik kamu lah,kan ada di meja kamu"
"Punya aku?"
"Iya,tadi pagi satpam kesini katanya ada kurir nganterin bunga buat kamu"
"Hah,buat aku?? dari siapa?"
"Ya mana aku tahu,coba deh cari mungkin ada suratnya"
Anin langsung mengambil buket bunga itu dan mencarinya,dan benar saja memang ada secarik surat terselip di antara bunga itu. Tanpa menunggu lama ia langsung membuka dan membacanya
"Good morning sun, thanks for last night. F"
"Cie lah yang habis kencan"
teriak Ririn menghebohkan seluruh kantor
"Apaan si mbak,sttt udah deh ga usah gosip gitu"
"Lah,aku gak gosip tauk. Memang ini nyatakan kalau kamu punya pacar baru"
Seketika para sopir yang akan meminta surat jalan memandang sinis ke arah Anin.
"Udahlah,udah ayo balik kerja"
"Cieee Anin!!"
goda Ririn terus sembari berjalan ke mejanya
"Bunga dari siapa mbak Anin?"
tanya Heru sopir di kantornya
"Enggak tau pak"
"Wah, misterius sekali."
"Masak kita kalah si Her sama orang itu,dia aja pagi-pagi udah kirim bunga buat mbak Anin"
ucap sopir lainnya yang bernama Budi
"Iya juga sih,kita sih dari dulu godain mbak Anin tapi gak modal"
ucap Bagus sopir juga
"Jadi ini mau minta surat apa mau berdebat?"
celetuk Anin
"Iya iya mbak,gitu aja ngambek lho. Nanti cantiknya hilang"
"Justru makin cantik kalau ngambek"
goda Budi
Pak Marwan yang baru datang memandangi para sopir-sopir tersebut dan membuat mereka agak bergidik
"Eh,eh ada pak Marwan tuh"
"Pagi pak"
ucap Budi
"Kalau sudah selesai minta surat buruan jalan"
ucap Marwan dengan nada tinggi
"Baik pak"
sahut para sopir
Marwan pun berjalan menuju ruangannya,dan para sopir langsung bergegas pergi setelah mendapatkan surat.
"Mbak Anin,nanti sore saya antar pulang ya sekalian jajan sekoteng di tikungan depan"
ucap Budi
"Em, sepertinya saya ada acara"
"Aduh mbak Anin selalu begitu kalau di ajak,ya sudah deh lain kali saja kalau begitu"
Setelah semua pekerjaannya selesai Anin pergi menuju dapur untuk membuat minuman,di sana ia bertemu dengan Putri yang juga sedang membuat minuman.
"Aku dengar-dengar ada yang habis dapet bunga nih"
ucap Putri dengan nada menggoda
"Apaan sih Put"
"Dari siapa Nin? pasti pacar kamu baru ya?"
"Enggak Put"
"Udah jujur aja deh,pasti dari pacar kamu kan?"
"Lagian kalau aku punya pacar masak iya gak cerita sama kamu sih"
"Iya juga sih,tapi dari siapa kalau boleh tahu"
"Bukannya boleh tahu lagi,tapi ini pemaksaan"
"Iya deh iya maaf,jadi mau di kasih tahu gak ni?"
"Dari kliennya pak Marwan"
"Wow,ada apa nih antara kamu dan dia?"
"Gak ada apa-apa kok,ya cuma ucapan terima kasih saja karena kemarin presentasi ku bagus"
"Kamu presentasi ke klien? kok bukan Ririn?"
"Iya mbak Ririn kemarin cuti setengah hari karena anaknya demam,ya sudah deh jadi aku yang di minta buat gantiin"
"Oh gitu,tapi kira-kira kliennya masih lajang gak Nin? ganteng gak?"
"Apaan sih Put,udah deh aku mau kembali ke mejaku"
"Ya elahh ini anak kaku banget kalau di ajarin soal cinta"
ucap Putri yang masih menatap Anin meninggalkannya
Saat hendak kembali ke mejanya,Anin berpapasan dengan Diana dan tuan Faren
"Anin"
sebut Tuan Faren
"Tuan Faren? ada keperluan apa tuan kemari?"
"Oh ini saya mau merundingkan beberapa hal dengan bos kamu"
"Oh,iya Tuan silahkan Pak Marwan ada di ruangannya mari saya antar"
Anin memimpin jalan menuju ruangan Marwan yang tak jauh dari mejanya,setelah sampai di depan pintu ia masuk terlebih dahulu untuk memberitahu bosnya
"Permisi pak"
"Oh Anin,ada apa?"
"Ada tamu pak,Tuan Faren"
"Oh tuan Faren suruh beliau masuk"
ucap Marwan yang langsung berdiri dan berjalan menemui Tuan Faren
"Selamat datang tuan Faren di kantor saya yang kecil ini"
",Hmmm anda bisa saja"
"Mari duduk"
"Terima kasih"
"Kalau begitu saya permisi kembali ke ruangan pak"
ucap Anin
"Oh ya Anin saya minta tolong sekalian kamu buatkan minuman untuk tuan Faren dan sekretarisnya"
"Saya pak? atau saya sampaikan ke Agung?"
"Tidak usah,kamu saja sekalian. Lagi pula kopi buatan kamu kan mantab jadi biar tuan Faren coba merasakan"
"Em,ba baik pak"
Anin pergi menuju dapur dan membuatkan kopi untuk mereka,setelah selesai ia segera mengantarkannya.
"Permisi,ini pak kopinya"
"Iya Anin makasih"
Tuan Faren menatap Anin tanpa mengalihkan pandangannya sedikitpun,dari Anin masuk hingga ia pergi matanya masih tertuju kepadanya. Pak Marwan dan Diana menyadari akan hal itu,tapi Marwan mencoba mengalihkan fokusnya dengan mengajak Diana membahas bisnis mereka. Seketika Tuan Faren menghentikan lamunannya dan fokus atas tujuannya datang kemari.
......ANINDIRA MAHESWARI......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
Erna Fadhilah
visualnya cantik banget thor,,,, aku suka
2022-09-29
0
ossy Novica
segitu bucinnya Faren ke Anin
2022-09-24
0
Devan Dian
cantik, imut Thor, jd penasaran ni dgn Wajah Tuan farel Thor
2022-06-26
0