Callista pun mengambil telfon nya dan menelpon Jimmy.
''Jimmy!!! . Sampai kapan aku akan berada di Mansion ini ??,'' tanya Callista membentak
"Hey . Tenang lah Call . Aku di sini sedang menangani anak buah Aaron . Kau akan aman disana" Ucap Jimmy di seberang sana
''Tapi sampai kapan Jimmy . Ingat ya , aku datang ke kota ini untuk balas dendam bukan menjadi pembantu'' Ucap Callista menekan kata pembantu
"Aku mengerti Call . Hanya saja keadaannya masih belum memungkinkan untuk kau balas dendam"
Callista menghela nafas berat.
''Baik lah . Tapi aku tidak bisa menunggu lebih lama lagi . Kau harus segera menangani mereka semua''
''Sedang aku usahakan Call"
Tiba tiba Callista pun memutuskan sambungan telefon nya dan melempar hp ya di atas ranjang nya.
Callista kembali terpikir tentang kejadian tadi yang menimpa diri nya dan Damian.
''Oh Ya Tuhan. Apa yang aku pegang tadi . Kenapa besar dan panjang,'' Ucap Callista meremas tangan nya
''No No No . Apa yang kau pikirkan Callista,'' Callista mengambil nafas dalam dalam berusaha menetralkan detak jantung nya yang berdetak tidak karuan.
''Baik lah Call. Kau harus bersikap biasa saja , anggap saja semua itu tidak pernah terjadi'' Ucap Callista pada diri nya sendiri.
Saat diri nya tengah berusaha menetralkan perasaan nya . Tiba tiba suara ketukan pintu mengejutkan Callista.
''Tok.Tok.Tok '' suara pintu di ketuk dengan keras
Callista memejamkan mata nya merasa kesal dengan suara ketukan pintu yang begitu keras.
Callista berjalan menuju ke arah pintu dan membuka nya .
''Apa kau tuli Hah !! . Dari tadi aku ketok ketok pintu kamu tapi gak di buka'' Ucap Sinis Briana
Callista menatap tajam ke arah Briana . '' Ada apa kau datang ke kamar ku??'' tanya Callista berusaha menahan diri nya untuk tidak menonjok muka Briana.
''Tuan Damian memanggil mu dan kau di suruh untuk ke sana'' Ucap Briana sedikit kesal
Callista pun berjalan meninggalkan Briana tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
''Dasar wanita kurang ajar . Main nyelonong aja'' Ucap Briana berteriak ke arah Callista
Saat ini Callista tengah berada di depan kamar Damian . Perasaan nya kembali kacau , dia sedikit ragu untuk masuk ke dalam kamar Damian.
Akhir nya Callista memutuskan untuk mengetok pintu kamar Damian.
''Tok.Tok , Permisi Tuan,'' Ucap Callista dari luar kamar Damian
''Masuk lah'' Ucap Damian
Callista pun membuka pintu kamar Damian , dia sedikit mengintip . Melihat Damian sudah memakai baju membuat Callista bernafas leg dan dia pun masuk ke dalam kamar Damian.
''Ada yang bisa saya bantu Tuan ??'' tanya Callista
''Tentu saja. Bukan hanya membantu tapi ini memang pekerjaan mu'' Ucap Damian sedikit berteriak
''Maafkan saya Tuan'' Callista pun buru buru mengeringkan rambut Damian yang basah.
''Kenapa tadi kau lari dan meninggalkan aku sendirian ??'' tanya Damian mengejutkan Callista
Dia bingung harus menjawab apa . Apakah dia harus mengatakan bahwa dia terkejut dengan milik nya yang besar dan panjang itu .
''Maafkan saya Tuan . Tadi tiba tiba perut saya merasakan sakit Tuan,'' jawab Callista ngasal
''Lalu kenapa kau berterik??'' tanya kembali Damian
"Dasar Damian bodoh . Apa dia tidak merasa bahwa aku menyentuh milik nya . Seharusnya dia tau kenapa aku berteriak dan ketakutan" Ucap Callista dalam hati sambil mengumpat Damian.
''Karena saya merasakan sakit pada perut saya Tuan dan itu sangat sakit . Maka nya saya berteriak dan berlari'' Ucap Callista
''Ooh . Aku pikir karena ada hal lain'' Ucap Damian santai
Callista rasa nya ingin memukul kepala Damian dengan pengering rambut yang dia pegang saat ini
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
Riezka
lanjut thor
2021-09-15
0