Penghianat

Happy Reading 😘

🍂🍂🍂

Jam istirahat di kantin.

"Wooiii ...!"

Bahu Rindu di tepuk seseorang. HP di tangannya terlempar ke udara.

"Aauuu ... Dimas! bisa gak ... jangan ngagetin. Jantung aku belum di asuransi tau ...! kamu mau tanggung jawab? Jantung kamu jadi jaminan ya?!"

Rindu melepas earphone di telinganya. Walaupun sudah berteman selama setahun, Rindu lebih nyaman berbicara mengunakan kata aku dan kamu. Jadi jika teman-teman dekatnya bicara padanya harus di ganti aku kamu, kalau pakai Lo dan Gue seperti yang lain Rindu akan marah.

"Dih ... ngeri amat kamu Rin ...! lagian masih muda kog jantungan."

"Yang namanya penyakit itu bisa datang kapan aja. Mau muda atau tua gak bisa lari kemana-mana. Gak ada yang bisa lari dari takdir."

"Iya ... Iya ... bawel ...!"

Dimas mengalah pada Rindu. Memang tidak ada yang bisa menandingi Rindu dalam hal perdebatan, dia pasti akan selalu menang.

"Rin ... sendirian aja kamu, Ardi mana?" Dimas telah duduk di hadapan Rindu.

"Gak tau tu anak, tadi keluar duluan. Akhir-akhir ini dia mulai aneh tau gak?"

"Aneh ... aneh kenapa?" tanya Dimas penasaran.

"Sepertinya Ardian lagi naksir cewek. Kalau masuk kelas sering telat, pulang juga gak pernah mau bareng lagi. Aku pernah gak sengaja lihat dia lagi chatting sama cewek. Tapi gak tau siapa!"

"Ermmm ... bisa jadi, aku juga jarang ketemu dia akhir-akhir ini. Emang dia belum cerita sama kamu?"

"Enggak ... eh Dim, gimana kalau pulang sekolah kita ikutin dia. Kita cari tau anak kelas mana yang dia taksir."

"Boleh ... boleh tuh ... ajak Dian sekalian."

"Ok ... sebelum ke kantin tadi, Dian ke toilet dulu, bentar lagi juga sampai."

"Ya udah ... aku mau gabung sama temen sekelas dulu di sana," tunjuk Dimas ke sudut belakang kantin.

"Haaahhh, ya udah sana-sana, gangguin orang lagi enak-enak dengar lagu aja," usir Rindu mengibaskan tangannya.

Dimas menggeleng dan berlalu pergi. Terkadang sahabatnya yang satu ini suka ngeselin kalau ngomong. Dimas sudah biasa dengan kelakuan Rindu yang kadang manis kadang galak. Dimas juga hafal kalau Rindu paling gak suka di ganggu saat dengerin lagu. Anak itu biasanya akan fokus mendengar dan menghafal liriknya.

_____

Di sudut belakang Kantin. Dimas duduk bergabung dengan Bram dan Teo teman sekelasnya.

"Woiii ... Dim ... ditungguin dari tadi," sapa Teo.

Dimas melakukan gerakan mengadu tinju kepada Teo dan Bram.

"Hem ... gue nemuin Rindu dulu di sana."

"Jadi gimana? Rindu mau?"

"Mau? mau apaan?"

"Haadehhh ... masalah band kita ...! kan mau ajak dia jadi vokalisnya," Bram menepuk jidatnya.

"Aduuhhh ... gue lupa nanya!" Dimas menggaruk lehernya, padahal tidak gatal.

"Gimana sih lo, kapan bisa mulainya ini ...!" sambung Teo.

"Iya, iya maaf ... entar pulang sekolah gue tanyain. Sekarang gue lapar, mau makan dulu."

"Awas lo, kalau lupa lagi. Gue pecat Lo jadi orang."

"Widih ... siapa Elo, dalaman tokek!"

Dimas tertawa terbahak-bahak di ikuti Bram. Kemudian ia pergi memesan makanan. Teo mendengus kesal.

"Teo ... Lo yakin, Mau ngajak Rindu jadi vokalis band kita?!" tanya Bram.

"Yakinlah ... gue udah pernah dengar suara dia, bweee ... bagus banget. 11 12 lah sama Agnes Mo."

"Yang bener Lo, penasaran gue," ucap Bram.

"Lo harus dengar dia nyanyi. Suaranya itu benar-benar bisa bikin lo candu. Kayak ada Magic nya gitu."

"Heemmm." Bram mengangguk-angguk.

"Gue yakin kalau Rindu ikut gabung, band kita akan sempurna. Gue berniat mau masuk ke industri hiburan melalui band ini. Apalagi Rindu kan cantik pasti banyak yang suka."

"Bener, gue juga mau terkenal. Jadi Artis enak kali ya?"

"Yaeellahhh ... Lo jangan mikirin enaknya dulu Bram. Proses kita itu masih panjang, butuh banyak perjuangan. kalau lo kuat lo bakalan sampai di titik akhir. Tapi kalau lo menyerah semua usaha lo bakal sia-sia."

"Okelah ... gue siap berjuang."

Lalu mereka melakukan Toosss.

🍂🍂🍂

Tringgg!

Bel pulang sekolah berbunyi. Anak-anak bergegas merapikan meja mereka. Setelah salam perpisahan dengan guru, mereka berlarian keluar dari ruangan kelas. Rindu membersihkan mejanya dengan cepat. Sekilas ia melirik Ardian di bangku paling belakang. Gelagat Ardian memang semakin aneh, Rindu telah di buat kesal oleh Ardian. Sekali lagi Rindu di tinggal tanpa pamit, seolah mereka tidak saling kenal. Rindu mengeluarkan HP dari tas.

^^^Dim ... Ardian sudah keluar, Lo siap-siap, Cepetan.^^^

Ok ...

Kemudian Rindu mengetik pesan ke Dian.

^^^Dian, kamu dimana?^^^

Masih di kelas

^^^Buruan keluar, si Ardian udah keluar,^^^

^^^sialan tu anak, aku di cuekin lagi.^^^

Haha ... sabar bu,

kita tangkap bareng-bareng.

Berani-beraninya dia selingkuh.

^^^Dihhh ... Apaan,^^^

^^^emang aku pacarnya?^^^

Haha ... emang bukan,

cinta terpendam iya.

^^^'Huusss rahasia.^^^

^^^Awas kamu kalau sampai ada yang tahu.^^^

iya ... iya aku paham.

_____

Rindu dan Dian menyusul Dimas yang sudah keluar duluan. Mereka menuju kafe dekat sekolah. Kafe biasa tempat mereka nongkrong. Dimas menunggu di luar cafe, sedangkan Ardian sudah masuk bersama seorang cewek. Benar saja, Ardian ternyata pacaran diam-diam di belakang mereka. Penghianatan pertama, padahal jika Ardian berkata jujur mereka juga tidak akan melarang. Toh sudah setahun mereka bersahabat, tidak ada alasan lagi untuk melarang berpacaran.

"Dim ... gimana?" tanya Rindu setelah sampai di cafe. Dian mencoba mengintip ke dalam cafe.

"Ardi di dalam sama cewek," jawab Dimas.

"Jadi gimana, anak kelas mana ceweknya?" tanya Dian tidak sabar.

"Kelas 2-2, namanya Dania, selera Ardi boleh juga, cantik."

"Wweee ... dasar cowok, matanya cuma bisa lihat yang bening."

Rindu dan Dian memukul lengan Dimas bersamaan.

"Aaduuhhh ... kasar amat sih cewek dua ini. Di mata aku itu kalian yang paling cantik," goda Dimas menarik turunkan alisnya.

"Syukurin ... gak usah nge gombal segala Lo, buruan masuk," kata Dian ketus.

Merekapun masuk dengan santai. Mereka berpura-pura tidak melihat Ardian di dalam sana. Mereka jalan beriringan sambil tertawa-tawa. Sengaja untuk menarik perhatian Ardian yang sedang pacaran. Ardian pun menyadari ke hadiran mereka, namun Dimas Rindu dan Dian melewati meja Ardian begitu saja. Ardian mulai sadar bahwa dia melakukan kesalahan, setelah melihat perlakuan sahabatnya barusan.

Dimas, Rindu dan Dian duduk di belakang Ardian. Sengaja membuat Ardian terganggu dengan kehadiran mereka.

"Dian, Rindu kalian pesan apa?"

"Aku Milkshake coklat aja," jawab Rindu.

"Ermmm, kalau gue roti bakar dan jus alpukat," kata Dian kemudian.

"Roti bakarnya seperti biasakan?"

"Yooiii ...!"

"Ok, gue pesen dulu, kalian tunggu disini, jagain nyamuk."

Ardian merasa tersindir. Kata-kata itu jelas di tujukan untuknya.

"Beresss," jawab Dian dan Rindu bersamaan.

Sementara Ardian yang mulai terusik mengepalkan tangannya. Memang tidak salah ketiga sahabatnya itu menyindirnya. Penghianat memang pantas di perlakukan begitu. Dengan cara di diamkan dan abaikan akan membuatnya sadar dengan sendirinya. Semua perlakuan itu Ardian lakukan terlebih dahulu pada sahabat-sahabat nya.

"Ardi ... hei, kamu kenapa diam?"

Dania menyadarkan Ardian, gadis berparas cantik yang sedang di kejar Ardian.

"Gak kenapa-napa, kamu udah minumnya?"

"Belum nih ... masih ada separuh, emang kenapa," tanya Dania binggung.

"Udah ... tinggalin aja, kita pindah tempat."

"Kenapa harus pindah?"

"Gak kenapa-kenapa, aku mau ganti suasana, kita pindah ya?" bujuk Ardian.

"Ya udah ... ayolah."

Rindu yang melihat Ardian pergi semakin merasa kesal. Begitupun Dian dan Dimas. Mereka semua diabaikan begitu saja. Padahal Ardian yang salah karna mengkhianati mereka.

"Maunya apa sih tu anak? Kita di anggap apa selama ini? Kalau memang udah gak mau temenan sama kita, seharusnya bilang aja terus terang. Jangan diam-diam gitu, sialan, awas Lo Cicak gurun ...!"

Dian yang sudah tersulut emosi mengeluarkan kata-kata mutiaranya.

"Sabar Di ...!" Rindu mengusap pundak Dian menenangkan.

"Iya Di sabar, gue juga gak terima diginiin. Kita itu temenan udah lama, tapi kelakuan Ardi kali ini tidak bisa gue maafin. Tunggu aja dia datang sendiri minta maaf, gak usah ladenin dulu aja," tambah Dimas.

Mereka akhirnya memilih sabar menghadapi kelakuan Ardian yang seenaknya. Dari sifat Ardian yang mereka tahu, anak ini akan sadar setelah merasa kehilangan. Ardian yang kurang peka akan situasi sekitarnya sering membuat ketiganya jengkel. Sebab itulah Rindu memilih menyimpan rapat-rapat tentang perasaannya. Kenyataan bahwa ia menyukai Ardian dalam diam, karna tidak ingin kehilangan sahabatnya yang lain. Mungkin saja Ardian akan merasa canggung dan Dimas akan menjauh. Karena Rindu tahu Dimas pernah menaruh hati padanya. Hanya Dian yang tau tentang perasaannya pada Ardian.

*

*

*

*

Jangan lupa tinggalin jejak...

LoPe dan JemPol kamu yang berharga. 🥰

Komen Yuuu ramein...

Love U all ☺️😘

Terpopuler

Comments

HIATUS

HIATUS

aduhh aq bingun sama qm adrian.. maunya apa coba? 🙄

2021-12-06

0

HIATUS

HIATUS

traveling aku belum nyampe nih thorr daleman tokek? 🤔🤔🤔

2021-12-06

0

Tarti Rizky

Tarti Rizky

ternyata ada yang lain di hatimu, Ardian. kamu jahat... 😭😭😭

2021-10-05

2

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Cewek galak
3 Sahabatan
4 Penghianat
5 Ada kamu
6 Dodol resek
7 Sakit perut
8 Pinjam?
9 Kejutan
10 Apa itu cinta
11 Di hati kamu
12 Hatinya lelah
13 Mencoba
14 Kado perpisahan
15 Kamu tidak merindukanku?
16 Seperti dulu
17 Bolehkah
18 Kamu siap?
19 Hanya satu cinta
20 Apa ini.
21 Kanaya
22 Ancaman
23 PTSD
24 Harus kuat
25 Tempat baru
26 Dasar kamu
27 Kamu belum pernah
28 Detak jantung
29 Mentari
30 Itu sudah cukup
31 Apartemen baru
32 Kamu yakin
33 Kamu pergi kemana
34 Maaf
35 Harus pergi juga
36 Dijebak
37 Segera menyusul
38 Mimpi Ardian
39 Pengumuman
40 Psikopat gila
41 Maukah kamu membantuku?
42 Mainan yang menyenangkan
43 Pertempuran
44 Kecupan terakhir
45 Semoga cepat berakhir
46 Cinta pertama dan terakhir
47 Semua karena rasa cinta
48 Kamu akan terkejut
49 Saya calon istri Ardian
50 Spesial - Buku Ardian
51 Kita menikah ya?
52 Maaf dan terima kasih
53 Apa kabar anda, Nona?
54 Apa-apaan kamu, Mas?!
55 Kanaya dalam bahaya
56 Bawa aku bersama kalian
57 Ke pelabuhan
58 Kanaya anak kamu!
59 Misi berhasil
60 Kalian membuatku terbangun
61 Dua wanita penakluk
62 Tes DNA
63 Will you marry me
64 Aku menerima kamu menjadi kekasih terakhirku
65 Aku tidak suka dengan panggilan itu
66 Panggilan spesial
67 Berkunjung
68 Merasa lega
69 Ada nama Rindu
Episodes

Updated 69 Episodes

1
Prolog
2
Cewek galak
3
Sahabatan
4
Penghianat
5
Ada kamu
6
Dodol resek
7
Sakit perut
8
Pinjam?
9
Kejutan
10
Apa itu cinta
11
Di hati kamu
12
Hatinya lelah
13
Mencoba
14
Kado perpisahan
15
Kamu tidak merindukanku?
16
Seperti dulu
17
Bolehkah
18
Kamu siap?
19
Hanya satu cinta
20
Apa ini.
21
Kanaya
22
Ancaman
23
PTSD
24
Harus kuat
25
Tempat baru
26
Dasar kamu
27
Kamu belum pernah
28
Detak jantung
29
Mentari
30
Itu sudah cukup
31
Apartemen baru
32
Kamu yakin
33
Kamu pergi kemana
34
Maaf
35
Harus pergi juga
36
Dijebak
37
Segera menyusul
38
Mimpi Ardian
39
Pengumuman
40
Psikopat gila
41
Maukah kamu membantuku?
42
Mainan yang menyenangkan
43
Pertempuran
44
Kecupan terakhir
45
Semoga cepat berakhir
46
Cinta pertama dan terakhir
47
Semua karena rasa cinta
48
Kamu akan terkejut
49
Saya calon istri Ardian
50
Spesial - Buku Ardian
51
Kita menikah ya?
52
Maaf dan terima kasih
53
Apa kabar anda, Nona?
54
Apa-apaan kamu, Mas?!
55
Kanaya dalam bahaya
56
Bawa aku bersama kalian
57
Ke pelabuhan
58
Kanaya anak kamu!
59
Misi berhasil
60
Kalian membuatku terbangun
61
Dua wanita penakluk
62
Tes DNA
63
Will you marry me
64
Aku menerima kamu menjadi kekasih terakhirku
65
Aku tidak suka dengan panggilan itu
66
Panggilan spesial
67
Berkunjung
68
Merasa lega
69
Ada nama Rindu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!