Ardian Dan Rindunya

Ardian Dan Rindunya

Prolog

🍂🍂🍂

Pemilik kaki jangkung itu terus berlari, mengedarkan pandangan mencari di setiap sudut. Puas sudah dia membelah keramaian manusia. Dia kembali ke papan pengumuman, mencari ke setiap terminal keberangkatan. Nihil, tidak ada di manapun. Sudah satu jam dia berkeliling, lututnya mulai lemas, dadanya terasa sesak. Akhirnya dia tersandar kedinding, nafasnya tersengal-sengal. Badannya luruh seketika, dia menumpukan siku di lutut mengacak-acak rambutnya.

"Argh …! Rindu, kamu kemana?!"

Teriakannya menarik perhatian sekitar. Tak peduli dengan setiap mata yang memandangnya. Berkali-kali dia merutuki kebodohannya, menyayangkan ketidak kepekaannya. Terlihat buliran air mata mumai membasahi pipinya.

_____

Delapan tahun kemudian

Percakapan di telepon.

"Mas, kamu seharusnya bisa menilai bagaimana sikap ibu kamu padaku. Aku sangat menghargai beliau sebagai ibumu. Bahkan aku menganggap seperti ibuku sendiri, tapi kamu lihat, aku selalu diabaikan. Aku tidak pernah diajak berdiskusi! Kamu juga, apa kamu peduli pada perasaanku. Kamu tidak mau memberikan aku tempat tinggal yang nyaman. Aku bahkan merasa tidak dianggap di rumah ibumu!"

"Jadi, kamu benar-benar gak mau tinggal di sini lagi?!"

"Aku mau Mas, tapi tidak sekarang. Mamaku lebih membutuhkan aku. Kamu aku ajak tinggal di sini sementara, kamu menolak!"

"Aku tidak mungkin meninggalkan ibu sendiri!"

"Aku ingat janjimu padaku, jika kondisi sudah tidak memungkinkan kamu mau ikut aku pulang. Di sini peluangnya lebih bagus. Kita bisa mencicil dan menabung lagi. Tapi akhirnya kamu lupa janjimu. Aku mengalah dan ikut pindah ke rumah ibu. Syarat yang kamu janjikan juga kamu lupakan!"

Terdiam

"Mas! kamu memang tidak bisa mau mengerti keadaan ku. Kamu mengabaikan tanggung jawab kepada istri dan anakmu. Kamu lebih memilih tinggal dengan ibu dan terpisah dari istri juga anakmu?!"

"Ahhh … sudahlah!"

Suara itu terdengar lantang. Tidak lama pertengkaran itu berakhir. Rindu meratapi nasibnya. Ia tengkurap membenamkan kepalanya di bantal meredam tangisan.

_____

"Sayangku ... bunda pulang …!"

Gadis kecil itu berlari dan tertawa riang menghampiri ibunya. Rindu berjongkok membentangkan tangan menangkap putri kesayangannya.

Haappp

"Ahhh, sayang mama, kangen ya?" Rindu menciumi wajah gadis kecilnya gemas, dia mendaratkan kecupan di pipi kiri dan kanan.

"Maafkan bunda ya, mama tidak bisa menemani kamu bermain," ucapnya seraya membelai rambut putrinya. Gadis kecil itu mengoceh entah apa. Sangat mungil, begitu lucu dan cantik. Kulitnya putih seperti ibunya. Matanya bulat, hidungnya pesek, pipi tembem ada lesung pipi bila tersenyum, sangat menggemaskan.

Rindu bangkit seraya menggendong gadis kecil itu dan menghampiri mamanya. Wanita paruh baya itu menyambut kedatangannya di depan pintu. Kanaya, putri kecilnya bertepuk tangan melonjak kegirangan di gendongan. Rindu

tersenyum, melihat kebahagiaan di wajah putrinya. Dia akan pastikan putrinya tidak akan kekurangan satu apapun walau tanpa kehadiran sang ayah di sisinya.

Dahlia mendekap Rindu dengan rasa haru. Dia bangga dengan perjuangan putri ini. Selain membiayai kebutuhan keluarga dan menyekolahkan adik-adiknya hingga kuliah. Rindu juga harus merawat putri kecilnya dan memberikan kasih sayang yang cukup.

"Bagaimana pekerjaanmu hari ini, Rin?" tanya Lia lembut dengan nada keibuan.

"Seperti biasa, Ma."

"Kamu lelah, Sayang. Jika ada waktu luang beristirahatlah. Jangan terlalu lelah, kesehatanmu sangat penting. Ada anak yang harus kamu jaga."

"Iya, Ma. Rin pasti ingat pesan Mama." Rindu memberikan senyuman terbaik, memberi ketenangan untuk mamanya.

"Oya, Ma. Rin dapat tawaran pekerjaan di sebuah cafe. Jadwalnya Sabtu dan Minggu malam. Sebagai pekerja paruh waktu. Tapi sepertinya Rin hanya mau ambil yang hari Sabtu aja."

"Apa kamu bisa sayang? pekerjaanmu di kantor sudah sangat berat."

"Bisa, Ma ... cuma seminggu sekali aja kok, hari Minggunya Rin masih bisa istirahat. Dan itu waktu untuk menemani gadis kecil kesayanganku ini," ucapnya sambil mencium pipi putrinya gemas.

"Ya sudah kalau gitu ... tapi kamu harus janji sama mama, jika kamu tidak sanggup kamu harus berhenti. Jangan memaksakan diri ya sayang."

"Iya, Ma ...." Rindu mengecup pipi mamanya.

"Mama bersyukur mempunyai putri seperti kamu."

"Rindu juga bersyukur, Mama adalah Mama Rindu. Mama yang penyayang dan perhatian. Mama tempat aku berlindung, tempatku mencurahkan segalanya. Mama yang selalu membuatku kuat. Rindu sayang Mama, banyak, banyak sekali ... sebanyak ini!" Rindu memutar sebelah tangannya membentuk lingkaran.

"Ooww ... anak kesayangan mama."

Mereka saling merangkul, Kanaya yang berada di gendongannya menggeliat di tengah mereka. Gadis kecil itu mengoceh seperti mengatakan sesuatu. Rindu dan Dahlia tertawa gemas dan mencubit pipi tembem milik Kanaya. Untuk sekarang ini, Kanaya adalah kekuatan terbesar Rindu saat menghadapi kenyataan hidup.

Dahlia, wanita paruh baya itu sebenarnya sangat merasa kasihan dengan putri satu-satunya. Walaupun Dahlia selalu melihat senyuman di wajah Rindu. Namun, dia mengerti bahwa putrinya itu sangat tersiksa. Tapi selalu terlihat tetap tegar. Rindu adalah anak yang baik, selalu peduli dengan orang disekitarnya. Sangat menyayangi keluarga dan bisa menempatkan dirinya. Dahlia hanya bisa memberi dukungan, apapun keputusan yang Rindu ambil untuk kebahagiaannya.

Disisi lain, dari dalam sebuah mobil yang terparkir tidak jauh dari rumah Rindu. Seorang pria sedang melihat pemandangan bahagia. Ia terus memperhatikan hingga kedua wanita dan gadis kecil itu masuk ke dalam rumah. Dia melihat dengan rasa haru.

Dialah sosok pria tampan yang jarang sekali memperlihatkan senyuman. Pria hebat yang selalu bersikap dingin. Ini pertama kali baginya kembali melihat Rindu setelah sekian lama. Dia hanya bisa melihat dari kejauhan. Merasa tidak berhak untuk menghampiri. Sebenarnya dia Ingin berlari dan segera memeluk Rindu. Melepaskan rasa yang selama ini dipendam.

Pria itu seperti pengecut yang bersembunyi di dalam mobilnya. Wajahnya terlihat lelah, matanya memerah, tangannya mengepal. Sekuat tenaga dia menahan gejolak di hatinya. Penyesalannya masih tersisa. Sangat ingin melangkah maju. Namun, begitu takut menghadapi kemungkinan buruk nantinya.

Bayangan masa lalu kembali terlintas di benaknya. Tentang kenangan indah yang sulit dilupakan selama ini. Hidupnya selalu dibayangi akan kenangan itu. Dia seperti terperangkap di dalamnya. Kata-kata maaf terus terucap dalam hatinya. Ia ingin segera maju untuk segera melindungi Rindu. Saat ini dia hanya perlu bersabar, sebentar lagi waktunya akan tiba.

*

*

*

*

*

Hai ... hai ... haiiii Readers tersayang ....

Selamat datang di novel kedua aku. Ini visual tokohnya ....

Rindu Kharisma

Ardian Putra Moriz

Semoga Readers tersayang suka sama karyaku yang ini yah ... Aku akan berusaha memberi yang terbaik untuk Readers tersayang. Beberapa cerita terinspirasi dari kisah nyata. Rindu dan Ardian, Rindu dan masa lalunya. Tentu saja dengan tambahan sedikit bumbu-bumbu penyedap, semoga Readers suka yah.

Aku hanya penulis baru ya Readers, maklum aja kalau masih banyak typo dan bahasa yang masih kaku. Apalah daya penulis kecil ini masih mencari-cari peminat, Readers tersayang cukup tinggalkan jejak aku sudah sangat senang. Apalagi kalau ada yang komen, hugghhh rasanya melayang-layang di udara. hehe ...😀☺️

Jempolnya dong ....

Cintanya juga jangan lupa, biar notif masuk dari NT MT.

Pencet ini 👍 pencet ini juga ❤️

Love U ... muuacchh 😘😘

Terpopuler

Comments

_zainwushi

_zainwushi

Kak aku mampir.... Udah penasaran sama sosok di mobil😁😁

Semangat terus 👍👍

2022-01-07

0

HIATUS

HIATUS

kaka bunga meluncur hehehe... nanti aq baca pelan pelan... kak... makasih 😘

2021-12-06

0

DamarWulan

DamarWulan

hai kak , jangan lupa mampir di novelku ya, my best partner. terimakasi kak

2021-11-26

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Cewek galak
3 Sahabatan
4 Penghianat
5 Ada kamu
6 Dodol resek
7 Sakit perut
8 Pinjam?
9 Kejutan
10 Apa itu cinta
11 Di hati kamu
12 Hatinya lelah
13 Mencoba
14 Kado perpisahan
15 Kamu tidak merindukanku?
16 Seperti dulu
17 Bolehkah
18 Kamu siap?
19 Hanya satu cinta
20 Apa ini.
21 Kanaya
22 Ancaman
23 PTSD
24 Harus kuat
25 Tempat baru
26 Dasar kamu
27 Kamu belum pernah
28 Detak jantung
29 Mentari
30 Itu sudah cukup
31 Apartemen baru
32 Kamu yakin
33 Kamu pergi kemana
34 Maaf
35 Harus pergi juga
36 Dijebak
37 Segera menyusul
38 Mimpi Ardian
39 Pengumuman
40 Psikopat gila
41 Maukah kamu membantuku?
42 Mainan yang menyenangkan
43 Pertempuran
44 Kecupan terakhir
45 Semoga cepat berakhir
46 Cinta pertama dan terakhir
47 Semua karena rasa cinta
48 Kamu akan terkejut
49 Saya calon istri Ardian
50 Spesial - Buku Ardian
51 Kita menikah ya?
52 Maaf dan terima kasih
53 Apa kabar anda, Nona?
54 Apa-apaan kamu, Mas?!
55 Kanaya dalam bahaya
56 Bawa aku bersama kalian
57 Ke pelabuhan
58 Kanaya anak kamu!
59 Misi berhasil
60 Kalian membuatku terbangun
61 Dua wanita penakluk
62 Tes DNA
63 Will you marry me
64 Aku menerima kamu menjadi kekasih terakhirku
65 Aku tidak suka dengan panggilan itu
66 Panggilan spesial
67 Berkunjung
68 Merasa lega
69 Ada nama Rindu
Episodes

Updated 69 Episodes

1
Prolog
2
Cewek galak
3
Sahabatan
4
Penghianat
5
Ada kamu
6
Dodol resek
7
Sakit perut
8
Pinjam?
9
Kejutan
10
Apa itu cinta
11
Di hati kamu
12
Hatinya lelah
13
Mencoba
14
Kado perpisahan
15
Kamu tidak merindukanku?
16
Seperti dulu
17
Bolehkah
18
Kamu siap?
19
Hanya satu cinta
20
Apa ini.
21
Kanaya
22
Ancaman
23
PTSD
24
Harus kuat
25
Tempat baru
26
Dasar kamu
27
Kamu belum pernah
28
Detak jantung
29
Mentari
30
Itu sudah cukup
31
Apartemen baru
32
Kamu yakin
33
Kamu pergi kemana
34
Maaf
35
Harus pergi juga
36
Dijebak
37
Segera menyusul
38
Mimpi Ardian
39
Pengumuman
40
Psikopat gila
41
Maukah kamu membantuku?
42
Mainan yang menyenangkan
43
Pertempuran
44
Kecupan terakhir
45
Semoga cepat berakhir
46
Cinta pertama dan terakhir
47
Semua karena rasa cinta
48
Kamu akan terkejut
49
Saya calon istri Ardian
50
Spesial - Buku Ardian
51
Kita menikah ya?
52
Maaf dan terima kasih
53
Apa kabar anda, Nona?
54
Apa-apaan kamu, Mas?!
55
Kanaya dalam bahaya
56
Bawa aku bersama kalian
57
Ke pelabuhan
58
Kanaya anak kamu!
59
Misi berhasil
60
Kalian membuatku terbangun
61
Dua wanita penakluk
62
Tes DNA
63
Will you marry me
64
Aku menerima kamu menjadi kekasih terakhirku
65
Aku tidak suka dengan panggilan itu
66
Panggilan spesial
67
Berkunjung
68
Merasa lega
69
Ada nama Rindu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!