Rani duduk bersimpuh diantara dua makam ayah dan ibunya,dia mencurahkan segala isi hatinya.Air matanya menetes membasahi pipinya,hatinya terasa sakit.
"Ayah...Ibu Restu harus bagaimana? Restu harus bilang apa sama Revan Bu,Restu mencintai Revan tapi Restu tidak mungkin membiarkan Revan menikahi Restu.Restu bukan wanita yang sempurna seperti yang lainnya Bu.Kenapa hidup ini tidak adil pada Restu...hiks..." Restu menangis.
Hari sudah semakin sore,Restu memutuskan untuk pulang ke rumahnya.Rumah yang pernah dia tinggali bersama dengan orang tuanya dari dia kecil hingga ayah dan ibunya meninggalkannya.
Rani berjalan kaki menuju ke rumahnya,kebetulan jarak antara rumah dan tempat pemakaman tidak terlalu jauh.Rani membuka pintu rumahnya dan masuk ke dalamnya,rumah yang banyak meninggalkan kenangan indah bersama kedua orang tuanya.
"Rani kapan datang?" tanya seseorang yang kebetulan lewat di depan rumah Rani
"Baru saja datang Bik Jah,masuk Bik" kata Rani.
"Dokter Kemal bolak-balik datang kemari mencari Rani" tutur Bik Ijah sambil duduk di kursi yang ada di samping Rani.
"Mungkin karena Rani sudah lama tidak kontrol ke rumah sakit Bik" kata Rani.
"Apa perut dan punggungmu masih sering terasa sakit Rani?" tanya Bik Ijah dengan raut wajah khawatir.
"Sudah tidak lagi Bik,semenjak operasi dulu Rani sudah gak pernah sakit lagi,paling cuma ngenyut sedikit saja kalo lagi kecapekan" jawab Rani. berbohong.
Bik Ijah adalah orang yang dulu bekerja di rumah Rani dan Dokter Kemal adalah Dokter yang menangani Rani semenjak Rani di vonis kanker rahim sejak lulus sekolah dulu.
Bik Ijah pamit pulang ke rumahnya,sepulangnya Bik Ijah Rani naik ke lantai dua dan masuk ke kamarnya.
Rani membuka jendela kamarnya lalu berdiri sambil melihat pemandangan di luar.
"Maafkan keegoisanku Rey,aku terpaksa pergi darimu.Aku tidak mau membuatmu kecewa,aku juga tidak mau mengecewakan keluargamu" gumam Rani lirih.
Rani berjalan menuju lemarinya lalu mengeluarkan beberapa helai baju lalu memasukkannya kedalam tas berukuran sedang,setelah itu Rani keluar dari rumahnya.
Rani berjalan ke tepi jalan raya yang tidak jauh dari rumahnya,Rani menyetop taksi dan meminta supir untuk mengantarkannya ke rumah sakit.
Sesampainya di rumah sakit Rani langsung menuju ruang kerja Dokter Kemal.
Tok tok tok
Rani mengetuk pintu ruang kerja Dokter Kemal.
Ceklek
Pintu ruangan terbuka dan Dokter Kemal berdiri disana.
"Rani,ayo masuk" ajak Dokter Kemal.
Rani masuk ke ruangan itu lalu duduk setelah Dokter Kemal menyuruhnya duduk.
"Kamu kemana saja Rani,Om mencarimu ke rumah tapi Bik Jah bilang kamu kembali ke jakarta" kata Dokter Kemal.
"Rani ada sedikit urusan disana Om...oya Om apa tawaran Om tempo hari masih berlaku?" tanya Rani.
Dokter Kemal memandang wajah Rani,kemudian dia menghembuskan nafasnya dengan berat.
"Apa kamu sudah memikirkannya dengan matang Rani?" tanya Dokter Kemal.
"Sudah Om,Rani sudah siap.Rani siap menerima apapun itu resikonya walaupun nanti mungkin seumur hidup Rani tidak akan menikah" jawab Rani.
"Apa kekasihmu tau soal penyakitmu?" tanya Dokter Kemal.
Rani menggeleng" Tidak Om,Rani menutupinya" jawab Rani.
"Sungguh luar biasa,kamu bisa menahan sakit tanpa memperlihatkannya pada semua orang" puji Dokter Kemal.
"Kalo kamu sudah siap,malam ini Om akan memesan kamar untukmu.Besok pagi baru kita cek semuanya dan jika hasilnya bagus kita akan melakukan operasi secepatnya" tutur Dokter Kemal
Rani mengangguk.
Dokter menghubungi seseorang melalui telpon yang ada di mejanya setelah itu dia mengajak Rani untuk keluar dan menuju kamar yang nantinya akan menjadi ruang rawat Rani.
"Untuk malam ini kamu istirahat saja dulu di kamar ini dan ini obatmu,jangan lupa di minum" kata Dokter Kemal sambil memberikan obat pada Rani.
"Terima kasih Om" ucap Rani.
"Istirahatlah...jangan banyak pikiran.Besok Om akan mengajak Tante kemari" kata Dokter Kemal sambil menepuk bahu Rani dengan lembut.
Dokter Kemal sudah menganggap Rani seperti anaknya sendiri,apalagi Dokter Kemal dan Istrinya tidak mempunyai anak.Istri Dokter Kemal sama seperti Rani,pernah menderita Kanker rahim dan harus mengangkat rahimnya demi keselamatan hidupnya.
***
Rey turun dari mobilnya lalu masuk ke dalam rumahnya,Rey memanggil Rani tapi tidak ada jawaban.Rey menelpon Rani tapi Rani ponsel Rani tidak aktif.
Rey berjalan menuju kamar Rani lalu mengetuknya.
Tok tok tok
"Rani...apa kamu di dalam.Ini aku Rey,buka pintunya" kata Rey sambil terus mengetuk pintu itu.
"Rani"
Ceklek
Rey membuka pintu yang ternyata tidak di kunci.
Rey masuk ke dalam kamar itu,kamar terlihat rapi dan udara di kamar pun terasa hangat.Sebelum pergi Rani mematikan pendingin ruangan di kamarnya.
Rey melihat jam dan gelang tergeletak di atas meja.Rey melihat laci meja itu sedikit terbuka dan Rey melihat beberapa macam obat ada di dalamnya.
"****!!!" umpat Rey yang langsung pergi dari kamar itu.
Rey berlari menuju pos satpam.
"Pak apa Bapak melihat Rani atau mungkin Bapak tau kemana Rani pergi?" tanya Rey.
"Nah itu dia Mas yang saya bingung,tadi pagi Mbak Rani pamit pergi ke pasar dan dia meninggalkan ponselnya disini,katanya ponselnya mati karena batreinya habis.Tapi sampai malam begini kok Mbak Rani belum juga kembali" jawab Satpam sambil menyerahkan ponsel Rani pada Rey.
"Ema mana?" tanya Rey.
"Mbak Ema keluar untuk mencari Mbak Rani Mas" jawab pak satpam.
"Terima kasih Pak" ucap Rey.
Rey masuk ke dalam mobilnya lalu mengemudikan mobilnya kembali ke rumah orang tuanya.Sesampainya di rumah Rey langsung turun dan mencari Daddynya.
Bruk!!
Karena terburu-buru Rey tidak sengaja menabrak Winara.
"Awh...Abang kalo jalan hati-hati dong.Sakit nih" kata Winara.
"Maaf Dek Abang gak sengaja" kata Rey yang terus berjalan menuju kamar orang tuanya.
"Kenapa Bang Rey kayak yang lagi panik gitu?" gumam Winara.
Tok tok tok
"Daddy buka pintunya" pinta Rey.
Ceklek
Pintu kamar terbuka.
"Daddy lagi shalat isya,ada apa Bang?" tanya Mommy.
"Rani Mom,Rani pergi dari rumah" jawab Rey lirih.
"Rani pergi atau ada yang membawanya pergi?" tanya Mommy lagi.
Rey menggelengkan kepalanya.
Mommy mengelus tangan anak tertuanya itu.
"Ayo masuk" ajak Mommy.
Rey mengikuti Mommynya masuk ke kamar lalu duduk bersandar di sofa yang ada di kamar itu.Mommy mengusap rambut Rey dengan penuh kasih sayang.Rey memegang tangan Mommynya lalu menempelkan tangan Mommy ke pipinya.
"Anak laki-laki kok manja" kata Daddy yang baru selesai shalat lalu duduk di samping Rey.
"Ada apa?" tanya Daddy.
"Rani pergi dari rumah Dad" jawab Rey.
"Berarti dia tidak mencintaimu Rey,berulang kali dia selalu mengambil keputusan sendiri tanpa memikirkan perasaanmu" kata Daddy.
"Kalo dia benar-benar mencintaimu dia akan selalu menunggumu,mendengar kata-katamu dan tidak akan pergi meninggalkanmu" kata Daddy lagi.
"Rani pasti punya alasan sendiri kenapa dia meninggalkan Rey Dad,dan ini Rey menemukan obat di laci kamar Rani" kata Rey sambil memberikan obat yang tadi dia temukan di kamar tidur Rani.
"Rani sakit apa hingga harus meminum obat sebanyak ini?" tanya Mommy.
Rey menggeleng.
Daddy mengambil obat itu dari tangan Rey lalu melihat obat itu dengan seksama.
"Ini obat penghilang rasa sakit dan dosisnya sangat tinggi.Kenapa Rani meminum obat-obatan seperti ini?" tanya Daddy.
"Rey bawa obat ini ke adikmu,mungkin dia tau obat ini obat apa" kata Daddy.
"Biar Mommy yang panggil Kiandra,kamu di sini saja?" kata Mommy.
Mommy keluar dari kamarnya,tidak lama kemudian Mommy masuk lagi bersama Kiandra.
"Ada apa Dad?" tanya Kiandra.
Daddy tidak menjawab pertanyaan Kiandra,dia memberikan obat milik Rani ke Kiandra.
"Obat apa ini dan untuk penyakit apa?" tanya Daddy.
"Mommy sakit?" tanya Kiandra sambil melihat ke arah Mommynya.
"Kok kamu tanya seperti itu ke Mommy,emang itu obat apa?" tanya Daddy.
"Ini obat kanker Dad,dan setau Kiandra obat ini untuk pasien penderita kanker stadium lanjut" jawab Kiandra.
Daddy,Mommy dan Rey saling bertukar pandang.
"Kanker apa?" tanya Rey.
"Kanker rahim Bang" jawab Kiandra.
"Apa karena itu Rani pergi meninggalkanmu Rey?" tanya Daddy.
"Apa kamu bisa mencari data Rani di setiap rumah sakit Kiandra?" tanya Rey.
Kiandra mengangguk" bisa Bang kalo Abang bisa membobol keamanan data di rumah sakit yang ada di negara ini" jawab Kiandra.
Daddy mengajak kedua anak laki-lakinya ke ruang tamu,dari sana Rey bisa dengan mudah mengerjakan tugasnya.
Kiandra dengan seksama melihat ke layar laptopnya dan mencari data Rani,tapi tidak ada.
"Sepertinya ada yang melindungi Rani dan tidak mencatat data Rani di file" kata Kiandra.
Rey kembali berkutat dengan laptopnya,kali ini dia mencari Rani melalui cctv yang ada di rumahnya hingga Rani berada di bandara.
Rey mengetik sesuatu di laptopnya lalu di layar menunjukan rekaman cctv.
"Bukankah itu Rani?" kata Mommy sambil menunjuk ke layar monitor di depannya.
"Iya Mommy benar,orang itu mirip dengan Rani jika di lihat dari postur tubuhnya dan sepertinya baju yang dia pake bajumu Rey" kata Daddy.
Rey,Daddy,Mommy dan Kiandra melihat ke arah monitor.
"Tapi itu dimana?" tanya Kiandra.
"Aku tau itu dimana.Dad...Mom...Rey pergi dulu.Rey harus menemui Rani" pamit Rey.
"Hati-hati nak" pesan Daddy.
Rey meminta supir untuk mengantarkannya ke bandara,malam ini juga Rey harus pergi ke tempat Rani.Dia tidak mau Rani menjalani hari-harinya sendiri,Rey akan menemaninya dan akan memberi dukungan untuk Rani.Rey berharap semuanya belum terlambat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 130 Episodes
Comments
Risyifatih Alhafiz
good job bang Rey
2021-10-03
1
Indri Syahdhan
semangat rey kejar Rani sampe dapat 💪💪
2021-09-21
1
Any any
semngat thor....cpat upnya ya...😍😍😍
2021-09-09
1