Rani duduk di kursi teras sambil sesekali dia melihat kearah pintu gerbang.Kadang dia berjalan mondar-mandir tapi matanya tetap tertuju ke pintu gerbang.
Sudah pukul delapan malam,tapi Rey belum ada muncul.Dari semalam Rey tidak datang ke rumah itu,hati Rani menjadi gelisah.
"Rani aku pergi kerja dulu ya,besok pagi aku baru pulang" pamit Ema.
Semenjak cafe tutup Ema sekarang bekerja di pabrik dan kebetulan hari ini dia masuk sift malam.
"Iya...hati-hati di jalan" ucap Rani.
Ema mengendarai motornya dan meninggalkan Rani sendiri di rumah itu.
Setelah Ema pergi sebuah mobil masuk ke pekarangan rumah,Rani tersenyum bahagia melihat mobil itu datang.Dia mengira Rey yang datang ternyata bukan,Andre dan Thomas yang datang ke rumah itu.
"Kamu lagi nunggu siapa Ran?" tanya Andre sambil menoleh ke arah gerbang.
"Aku baru saja mengantarkan Ema yang akan pergi bekerja" jawab Rani,dia cukup gengsi untuk mengatakan kalo dia sedang menunggu Rey.
"Oya tolong tunjukkan dimana ruang kerja Rey" pinta Thomas.
Rani membawa Thomas dan Andre ke sebuah ruangan.
"Ini ruangannya" kata Rani.
Thomas dan Andre mencari sesuatu disana,sambil mencari Thomas dan Andre pun ngobrol.
"Jangan lupa fotokopy kartu identitas milik Rey,kata Penghulunya itu sangat di perlukan" kata Andre dengan suara sedikit keras.
"Sudah selesai semua,kamu tenang saja Ndre,semua perlengkapan pernikahan Rey sudah selesai tinggal menunggu hari H saja" kata Thomas.
"Rey akan menikah,dengan siapa.Semudah itu dia melupakanku,tapi ku akui disini aku yang bersalah,aku yang sudah mengkhianatinya,aku lebih percaya Ardan daripada Rey" Rani bermonolog.
"Rani kami cabut dulu ya" kata Andre membuyarkan lamunan Rani.
Rani tak bergeming,dia tetap berdiri di pintu tanpa menoleh sedikit pun pada Andre.
"Rani apa kamu baik-baik saja?" tanya Thomas sambil menepuk bahu Rani.
"Eh Thomas,apa kalian sudah mau pulang?" tanya Rani.
"Iya,berkas yang kami butuhkan sudah kami dapatkan.Kami permisi dulu ya" pamit Thomas.
Rani mengikuti Andre dan Thomas sampai ke depan,setelah mobil Andre sudah tidak terlihat lagi Rani masuk ke rumahnya dan menutup pintunya.Rani berjalan dengan gontai menuju kamarnya,Rani duduk di tepi kasur lalu melihat jam dan dua gelang yang ada di tangannya.
Perlahan Rani melepaskan gelang itu lalu meletakkannya diatas meja.Airmatanya menetes mengingat hari-hari yang sudah dilaluinya bersama Rey,teringat perjuangannya menanti hari dimana mereka akhirnya bertemu dan sekarang mereka harus berpisah dan Rey lebih memilih wanita lain untuk menjadi pendamping hidupnya.
"Aku harus pergi dari hidup Rey,aku tidak mau nanti istri Rey salah paham" ucap Rani.
Rani merebahkan tubuhnya di kasur,dia tidak perlu berkemas karena saat masuk ke rumah ini dia tidak membawa apa-apa.Pakaiannya tertinggal di rumah dan juga di kontrakan.Selama tinggal di rumah ini Rani memakai pakaian yang sudah disiapkan oleh Rey.
Rani mulai memejamkan matanya agar besok pagi dia tidak telat bangun dan bisa secepatnya pergi dari sana.
Rey sedang duduk bersama Daddy,Mommy dan kedua adik kembarnya.Mereka sedang mengobrol di ruang keluarga.
"Bang apa gak sebaiknya Abang bilang ke Kak Rani kalo kalian akan menikah secepatnya,Andra takut Kak Rani salah paham dan pergi diam-diam meninggalkan Abang" kata Kiandra.
"Bener banget tu kata Bang Andra,soalnya selama Winara tinggal sama Kak Rani dia sering melamun gitu dan sering gak nyambung kalo di ajak ngomong.Setiap Winara tanya soal hubungan dia dengan Abang dia selalu menjawab dengan senyuman saja" sambung Winara.
"Kalian jangan khawatir,dia gak mungkin ninggalin abang gitu aja" kata Rey dengan pedenya.
"Kak Rani bukan cewek yang lemah Bang,Winara sudah kenal lama dengan Kak Rani.Apalagi sudah lama dia berjuang untuk hidup sendiri,dia juga sudah terbiasa hidup susah.Tidak pernah sekalipun Winara dengar dia mengeluh" kata Winara.
"Anak kecil tau apa sih" kata Rey sambil mengacak rambut adik perempuannya itu.
"Sudah sudah,kalo dia kabur nanti Daddy yang akan mencarinya" kata Daddy.
"Daddy selalu saja begitu,sampai-sampai Kak Demian ketakutan mau mendekati Winara" gumam Winara.
"Apa Dek?" tanya Daddy,Rey dan Andra bersamaan.
"Winara gak ada bilang apa-apa tuh" elak Winara.
"Jangan bohong,Abang dengar dek" kata Kiandra.
"Kenapa Demian takut untuk mendekatimu Dek?" tanya Mommy.
"Karena Kak Demian tau Daddy orang yang berkuasa dan bisa melakukan apa saja.Jangankan mendekat,Winara menyapanya saja dia sudah ketakutan" jawab Winara.
"Kasian amat nasibmu Dek" ejek Kiandra.
"Jangan suka mengejek nanti Abang ditinggalin sama Kak Hilda baru tau rasa.Lihat tu Bang Rey bermasalah sama Kak Rani gara-gara Kak Rani tau siapa orang tua Bang Rey" kara Winara.
"Hilda masih di sana ya Bang?" tanya Daddy pada Kiandra.
"Enggak Dad,dia sudah kembali ke kotanya" jawab Kiandra.
"Hilda calon Dokter juga?" tanya Mommy.
"Bukan Mom,tapi seorang guru" jawab Kiandra.
"Trus kalian ketemu dimana?" tanya Mommy.
"Di rumah sakit" jawab Kiandra.
"Kok bisa?" tanya Mommy yang masih penasaran.
"Karena jodoh Mom" jawab Kiandra.
"Hu...pede!! emang Abang tau rumah Kak Hilda dan emang Abang yakin Kak Hilda suka sama Abang" kata Winara.
"Abang sudah menemui kedua orang tuanya,tapi orang tuanya meminta Abang untuk menunggu sampai Kakaknya Hilda menikah baru kami boleh menikah" jawab Kiandra.
"Wih keren-keren anak laki-laki Daddy,semua gerak cepat.Siapa duluan nih yang mau menikah,Abang atau Kiandra?" tanya Daddy.
"Ya jelas Abang duluanlah,Kakaknya Hilda aja masih jomblo dan sekarang tugas di luar kota" jawab Kiandra.
"Emang kerja apa Kakaknya Hilda?" tanya Rey.
"Polisi Bang" jawab Kiandra.
Semua manggut-manggut mendengar jawaban Kiandra.
"Daddy Winara boleh ya kerja di luar,siapa tau aja Winara dapet jodoh diluaran sana" kata Winara.
"Mau kerja apa,dimana,sama siapa?" tanya Daddy.
"kerja apa aja,dimana aja,sama siapa aja" jawab Winara kesal,Daddynya selalu bertanya begitu.
Rey beranjak dari duduknya,entah mengapa tiba-tiba perasaannya tidak enak seperti akan terjadi sesuatu.
"Mau kemana Bang?" tanya Daddy.
"Abang sudah ngantuk Dad,Abang tidur duluan ya...Selamat malam!" ucap Rey lalu berjalan menuju kamarnya.
Setibanya di kamar Rey mengambil ponselnya yang ada di atas meja kemudian dia menelpon Andre untuk menanyakan keadaan Rani.Setelah selesai menelpon Andre,Rey merebahkan tubuhnya di kasur.Rasa gelisah yang menghantui hatinya tidak juga hilang,Rey mengecek keberadaan Rani melalui kamera cctv yang terpasang di rumahnya yang terhubung langsung dengan ponselnya,Rani sedang tidur nyenyak di kamarnya.
"Apa yang akan terjadi,kenapa hatiku begitu gelisah" gumam Rey.
Rey mencoba memejamkan matanya tapi tetap tidak bisa,Rey turun dari kasurnya lalu masuk ke kamar mandi untuk berwudhu setelah itu dia kembali ke kasurnya dan mulai memejamkan matanya,tetap tidak bisa.Rey pergi ke balkon lalu berdiri di sana,Rey mendongakkan kepalanya dan menatap langit yang terlihat gelap tanpa rembulan dan bintang-bintang.
Huft...
Rey menghela nafasnya.
"Apa aku ikuti saja saran Kiandra ya,mengatakan hal yang sebenarnya pada Rani" gumam Rey.
"Besok aku akan kesana dan mengatakan semuanya" kata Rey lagi.
Rey kembali lagi ke kasurnya dan mulai memejamkan matanya,tidak lama kemudian dia pun sudah tertidur.
\*\*\*
Pagi harinya,
Ema memarkirkan motornya di depan pintu setelah itu dia masuk ke dalam rumah.Tercium aroma masakan dari dapur,Ema langsung pergi ke dapur dan melihat Rani sedang memasak.
"Masak apa Ran?" tanya Ema.
"Nasi goreng,cuma ini yang tersisa dan stok makanan di kulkas juga sudah habis" jawab Rani.
"Gak apa-apa itu juga udah enak" kata Ema sambil menguap.
"Setelah selesai sarapan kamu tidurlah,aku akan pergi ke pasar untuk berbelanja" kata Rani sambil menghidangkan nasi goreng di atas meja.
Ema mengangguk dan langsung menyantap nasi gorengnya.
"Jangan lupa pakai maskermu" kata Ema mengingatkan.
"Hmmm" Rani mendehem saja.
Selesai sarapan Ema mencuci piring dan Rani pun pergi ke pasar,tapi yang sebenarnya adalah Rani pergi dari rumah itu entah kemana.Bukan ke pasar,itu hanya alasan Rani saja untuk mengelabui Ema.
Rani hanya memakai celana jeans pendek selutut dan kaos oblong berwarna maroon serta memakai sendal jepit saja.Dia sengaja tidak berpenampilan rapi agar Ema tidak mencurigainya.
Rani naik taksi yang tadi dipesannya secara online,setelah taksinya datang Rani menaruh ponselnya di pos satpam yang menjaga rumah itu.Rani menyuruh satpam untuk mengisi daya ponselnya,Rani tau ponselnya pasti sudah di pasang penyadap oleh Rey.Setelah itu Rani meminta supir untuk mengantarnya ke suatu tempat,tapi bukan ke pasar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 130 Episodes
Comments
Risyifatih Alhafiz
rani oh rani ada apa dengan mu
2021-10-03
1
Santai Dyah
lanjut
2021-09-08
2
Li~yan💗
up,,,,,,
2021-09-08
1