Sudah sebulan Rani bekerja,sebulan juga Leo terus mengganggunya.Pria misterius sudah tiga minggu tidak datang,entah kenapa ada rasa rindu di hati Rani pada pria itu.Winara juga sudah seminggu berhenti bekerja,alasannya karena capek.
Rani duduk di kursi plastik yang ada di antara rak barang yang ada di toko.Dia duduk sambil melamun,Aldi datang untuk menggodanya.
"Hei,jangan melamun! Nanti semua yang ada disini bisa tiba-tiba kadaluarsa lho" kata Aldi sambil menepuk bahu Rani.
"Eh iya Revan,ada apa?" kata Rani kaget.
"Ah maaf Aldi,ada apa" tanya Rani yang baru tersadar dari lamunannya.
"Cieee...yang lagi mikirin pacar.Siapa tu Revan? ganteng gak,gantengan mana sama aku?" cerocos Aldi.
"Apaan sih Al,udah ah aku mau kerja" kata Rani sambil beranjak dari kursinya.
"Woy mau kerja apaan,ini udah jam pulang kerja" seru Aldi.
Rani menghentikan langkahnya lalu melihat jam pemberian dari Rey yang selalu dipakainya,sudah pukul sembilan malam.
"Rani...Winara kenapa berhenti bekerja,dia gak betah kerja di sini ya.Padahal di sini bosnya baik lho?" tanya Aldi.
"Aku juga gak tau dia kemana,dia tidak bicara apa-apa padaku" jawab Rani sambil mengemasi tasnya.
"Apa kalian tidak mau pulang?" tanya Leo yang tiba-tiba datang menghampiri Rani dan Aldi.
Rani dan Aldi bergegas keluar dari toko karena Leo akan menutup toko itu.
"Rani aku antar pulang ya?" kata Leo.
Aldi sudah pergi memakai motornya.
"Gak usah Kak,Rani bisa jalan kaki.Rumah kontrakan Rani deket kok" tolak Rani secara halus.
"Kenapa kamu selalu menolakku Rani,apa kamu sudah punya kekasih?" tanya Leo.
"Maaf Leo kamu tidak berhak tau urusan pribadiku" kata Rani.
Leo menghidupkan motornya lalu pergi meninggalkan Rani sendiri di depan toko.
Huft
Rani menghela nafasnya lalu duduk di depan toko,Rani tertunduk dan kepala bertumpu pada kedua lutut yang di tekuknya.
"Ayo bangun,perempuan gak baik malam-malam duduk sendirian di sini" kata seseorang pada Rani sambil mengulurkan tangannya.
Rani mendongakkan kepalanya,lalu tersenyum pada pria bermasker yang sedang berdiri dihadapannya.
"Pergilah,jangan menggangguku" ucap Rani lalu berdiri dan mengabaikan uluran tangan pria tersebut.
Rani berjalan dengan lesu menyusuri jalanan yang menuju ke rumahnya.Pria bermasker itu mengikuti Rani dari belakang.Rani tidak memperdulikan pria itu,dia terus berjalan hingga saat dia sudah sampai ke rumahnya Rani memutar tubuhnya dan kini dia berhadapan dengan pria itu.
"Apa kamu tidak punya telinga hah...? Apa kamu tuli? Apa telingamu sudah tidak berfungsi dengan baik? Pergi kataku,jangan ganggu aku...hu...hu...huuuu" teriak Rani sambil menangis.
Pria bermasker itu mendekati Rani lalu memberanikan diri untuk memeluk Rani.Rani tenggelam dalam pelukan itu sambil terus menangis.
"Aku rindu...hiks...aku merindukannya..." ucap Rani lirih.
Pria itu terdiam mendengar ucapan Rani,perlahan air matanya menetes dan mengalir di pipinya,tapi dia cepat-cepat menghapusnya.
Rani tersadar lalu mendorong tubuh pria itu.
"Pergi kataku...pergilah" pinta Rani dengan lirih.
Rani berbalik lalu membuka pintu rumahnya,setelah itu dia pun masuk ke dalam rumah kemudian menutup pintunya dan langsung menguncinya.
Rani bersandar di pintu dan tangisnya pun kembali pecah.
Sama seperti Rani,pria itu juga bersandar di pintu sambil menetes kan air matanya.
"Revaaaaaaaaann...." teriak Rani dari dalam rumah.
Bruk!!!
Tiba-tiba Rani jatuh terkulai ke lantai,tubuhnya sangat lemah.
Pria yang mendengar suara itu pun menggedor pintu sambil memanggil Rani.
"Rani...buka pintunya,Rani"
Tidak ada jawaban,
"Rani,aku mohon buka pintunya.Rani..." teriak pria itu lagi.
Brak!!!
Pria itu mendobrak pintu dan terkejut saat melihat Rani sudah tergeletak di lantai sambil menangis.
"Rani..." kata Pria itu lalu mendekati Rani.
"Siapa kamu,kenapa selalu mengikutiku? kenapa peduli padaku.Jika kamu adalah orang suruhan Tuan Elang,kenapa kamu masih datang? Seharusnya kamu sudah tahu jika Winara tidak ada lagi disini" kata Rani dengan suara yang lemah.
Pria itu bingung harus menjawab apa.
Pria itu menggendong tubuh Rani dan membawanya ke kamar Rani.Pria itu merebahkan tubuh Rani di kasurnya lalu menyelimuti tubuh Rani.
"Belum saatnya kamu tau siapa aku Rani" bathin pria itu.
"Pergilah,jangan ganggu aku...hiks" pinta Rani sambil menangis.
Pria itu keluar dari kamar Rani lalu turun ke lantai bawah lalu pergi dari rumah itu.
"Sampai kapan aku harus terus menyamar seperti ini" ucap pria itu.
"Rey" seseorang memanggil pria itu.
"Daddy,kenapa Daddy bisa ada di sini?" tanya Rey pada Daddynya.
"Anak buah Daddy ada yang melihat anak buah Jatmiko berkeliaran disini,tempat ini sudah tidak aman untuk Rani.Rey bawa Rani pergi dari sini,Jatmiko biar Daddy yang menghadapinya" kata Daddy.
"Tapi kenapa Jatmiko mengincar Rani Dad?" tanya Rey.
"Jatmiko menyalahkan Rani dan menuduh Rani sebagai penyebab bangkrutnya perusahaan keluarganya.Maka dari itu Jatmiko terus memburu Rani" jawab Daddy.
"Sungguh licik otak Jatmiko,bukankah bangkrutnya perusahaan mereka akibat dari ulah Ardan" kata Rey sambil mengepalkan tangannya.
"Sudah biarkan saja dia yang terpenting sekarang bawa Rani pergi dari sini,Daddy gak mau Rani melihat sisi gelap keluarga kita" kata Daddy sambil memberi sesuatu pada Re
Rey mengambilnya lalu kembali ke rumah Rani.
"Mau apalagi kamu?" tanya Rani saat melihat pria bermasker kembali datang ke kamarnya.Rani belum tau kalo pria itu adalah Rey.
Rey berjalan mendekati Rani lalu membekap mulut Rani menggunakan sapu tangan yang tadi Daddy berikan padanya.Rani pun langsung pingsan karena pengaruh obat bius.
Rey langsung mengangkat tubuh Rani dan membawa Rani ke mobil yang sudah di sediakan oleh Daddynya.Setelah Rey dan Rani masuk Supir langsung mengemudikan mobilnya dengan kecepatan penuh menuju ke tempat yang sudah di siapkan oleh Daddy.
Tidak lama kemudian mereka sudah sampai ke sebuah rumah yang cukup besar,dengan halaman yang luas.
Rey menggendong Rani yang masih pingsan dan membawanya ke dalam kamar.Setelah itu Rey kembali keluar dan menemui supirnya.
"Pergilah,terima kasih sudah mengantar kami" ucap Rey.
Supir itu mengangguk lalu pergi dari rumah itu.
Rey masuk ke dalam rumah kemudian mengkunci pintunya.Setelah itu Rey masuk ke kamar yang berbeda dengan Rani.Jam sudah menunjukkan pukul satu dini hari,Rey merebahkan tubuhnya di kasur lalu memejamkan matanya dan mulai tertidur.
Rani perlahan membuka matanya,lalu turun dari kasurnya.Rani mengedarkan pandangannya ke setiap sudut kamar dan betapa terkejutnya Rani saat mengetahui kalo dia sedang berada di kamar yang berbeda dengan kamarnya.
"Apa yang terjadi padaku dan dimana aku sekarang?" Rani bertanya-tanya.
Rani mengingat kejadian semalam disaat pria bermasker masuk ke kamarnya dan setelah itu dia tidak ingat apa-apa lagi.
"Apa dia menculikku" gumam Rani.
Rani keluar dari kamarnya dan melihat kesekeliling tapi tidak ada orang.
"Besar sekali rumah ini,rumah siapa ini dan siapa yang membawaku kasini?" Rani bermonolog.
Rani menuruni tangga dan melangkah menuju lantai bawah.Rani takjub melihat rumah yang besar dan megah serta barang-barang yang mewah tersusun dengan rapi.
"Sudah bangun?" tanya seseorang pada Rani.
Rani menoleh ke arah suara.
Seorang pria sedang duduk di sofa dengan posisi membelakanginya.Sepertinya dia sedang sibuk dengan laptop yang ada di hadapannya.
Rani masih berdiri di atas tangga,dia tidak berani untuk turun.Dia takut tiba-tiba pria itu berbuat macam-macam padanya.
Pria itu menghentikan aktivitasnya lalu beranjak dari duduknya dan memutar tubuhnya menghadap Rani.
Rani yang melihat wajah pria itu pun terkejut dan membulatkan matanya serta membuka mulutnya,air matanya langsung mengalir membasahi pipi putihnya.
"Revan" ucap Rani lirih.
Rey tersenyum sambil berjalan ke arah Rani.
Rani berlari menuruni tangga lalu menghambur ke dalam pelukan Rey.
"Apa kamu merindukanku Restu" goda Rey.
"Kamu menyiksaku Revan" balas Rani.
Rey tersenyum mendengar perkataan Rani,Rey menyibakkan rambut Rani yang terurai lalu menyelipkannya ke belakang telinga.
"Setiap hari aku bersamamu,apa kamu tidak menyadarinya?" tanya Rey.
"Benarkah,tapi aku tidak melihatmu" kata Rani.
Rey menarik tangan Rani dan membawanya ke sofa,lalu Rey memakai topi dan maskernya yang ada di atas meja.
"Pria misterius itu ternyata kamu Revan" kata Rani.
"Aku tidak mungkin bisa hidup berjauhan darimu Restu" kata Rey.
Cup
Rey mencium kening Rani.
"Kenapa kamu membawaku kemari Rey dan tidak seharusnya kita tinggal berdua dalam satu rumah" kata Rani lalu duduk di sofa.
Rey menjongkokkan tubuhnya di depan Rani,dan meletakkan kedua tangannya disisi kanan dan kiri Rani.
"Apa ada yang salah? kita memang tinggal satu rumah tapi kita tidak berbuat macam-macam.Kita hanya berpelukan dan itupun kamu yang memulainya,apa aku salah" kata Rey.
Blush
Pipi Rani merah merona mendengar perkataan Rey,memang benar tadi dia yang lebih dulu memeluk Rey.
"Tapi Re..." perkataan Rani terputus karena Rey memotongnya.
"Aku akan segera menghalalkanmu,jika kamu mau.Setelah menikah tidak ada alasan lagi bukan" kata Rey sambil memandang wajah Rani.
Rani membalas tatapan mata Rey dan dia tidak tahu harus berkata apa.
"Apa aku cukup tampan,sehingga kamu terus memandang wajahku seperti itu" kata Rey membuyarkan lamunan Rani.
Rani tersentak dari lamunannya dan mengalihkan pandangannya ke arah lain.Rey tersenyum melihat tingkah kekasih dari masa kecilnya itu.Rey duduk di samping Rani lalu memeluk tubuh Rani.
"Jangan risaukan kedua orang tuaku,mereka sudah tau siapa kamu" tutur Rey.
"Daddy dan Mommy maksudmu?" tanya Rani.
"Ehemm" jawab Rey.
"Dan Daddy juga yang menyuruhku membawamu kemari karena di rumah itu sudah tidak aman bagimu.Jatmiko marah atas bangkrutnya perusahaan milik keluarganya dan dia menyalahkanmu atas semua itu" tutur Rey.
"Tapi kamu tidak usah khawatir,Daddy sudah mengurusnya.Jadi kamu aman disini" lanjut Rey.
Rani menganggukkan kepalanya lalu bertanya dimana letak dapur,karena Rani harus membuat sarapan untuknya juga untuk Rey.Rey menggenggam tangan Rani dan membawanya ke dapur,kebetulan Daddy sudah menyediakan semua kebutuhan untuk mereka berdua.
Rani membuka kulkas yang ada di dapur,kulkas yang penuh dengan stok makanan.Dengan cekatan Rani mengolah bahan-bahan yang ada.Rey membantunya dan mereka pun masak sambil bercanda.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 130 Episodes
Comments
Zidna Husna
aq suka karakter Revan... mengingatkan aq pada Elang
2021-11-16
1
Norma Yunita
kak othor aku mampirrr😍😍😍
bawa 10 like and favorit juga.
salam kenal dari menyusur jejak takdir😊😊😊
2021-10-09
1
Indri Syahdhan
Rani sm rey romantis bgt 😍😍😍😍🥰
2021-09-21
1