Sebulan setelah mereka bertemu,Rey dan Rani terlihat semakin mesra.Rey sering mengantar Rani ke cafe dan menjemputnya saat jam pulang kerja sudah selesai.
Ardan yang sejak dulu suka pada Rani pun sangat cemburu melihat kedekatan mereka.Ardan menghasut Rani agar Rani membenci dan putus dengan Rey.Dan dengan bodohnya Rani percaya semua perkataan Ardan.
Rey menepikan mobilnya di depan cafe,seperti biasa setiap jam sepuluh malam Rey menjemput Rani dan Ema lalu mengantarkan mereka berdua ke rumahnya.Rey berniat akan menembak Rani malam ini dan meresmikan hubungan mereka.Karena minggu depan Rey harus kembali ke luar negri ada yang harus dia selesaikan di sana.
Setelah Ema turun dari mobil dan masuk ke dalam rumah Rani mengajak Rey pergi ke suatu tempat.Ada hal penting yang ingin dia bicarakan dengan Rey.?
Rey membawa Rani ke taman yang tidak jauh dari rumah Rani.Rey menepikan mobilnya dan mereka ngobrol di dalam mobil.
"Mau ngomong apa sih,kenapa harus jauh dari rumah ngomongnya.Emang ada yang penting?" tanya Rey dengan lembut.
"Rey apa benar kamu putra Alberto?" tanya Rani.
"Emangnya kenapa kalo aku putra Alberto,emang ada yang salah?" Rey balik bertanya.
"Rey,kamu tau aku seorang yatim piatu dan aku sendiri tidak tau dimana keluargaku.Rey sepertinya aku sadar aku siapa dan aku merasa kalo aku tidak pantas untukmu" tutur Rani.
"Apa maksud dari perkataanmu Restu?" tanya Rey,dia tetap memanggil Rani dengan nama kecilnya.
"Maafkan aku Rey,aku tidak bisa melanjutkan hubungan kita" ucap Rani.
Sebenarnya Rey sudah tau jika Ardan yang menghasut Rani dan mengatakan kalo Rey putra Alberto,entah apa yang di ceritakan Ardan pada Rani,sehingga Rani lebih percaya pada Ardan daripada Rey.
"Kamu mengajakku keluar hanya untuk membahas soal ini?" tanya Rey.
Rani menganggukkan kepalanya.
Rey mengemudikan mobilnya dan mengantarkan Rani pulang ke rumahnya.
"Rey maafkan aku" ucap Rani lirih.
"Turunlah,ini sudah malam.Tidak enak kalo dilihat orang" kata Rey tanpa menoleh pada Rani sedikit pun.
"Rey" ucap Rani.
"Terima kasih Rani kamu sudah setia menunggu selama dua puluh tahun,terima kasih atas semua rindu yang telah kau ukir di hatiku.Maaf jika mungkin aku tidak seperti yang kamu harapkan,aku sadar aku bukan Ardan yang pintar membujuk rayu dan berkata manis" tutur Rey.Rey tidak menyebut nama kecil Rani lagi,hatinya sangat kecewa.
Rey membuka gelang yang ada di tangannya lalu membuangnya begitu saja.
"Rey" seru Rani terkejut saat melihat Rey membuang gelangnya.
"Untuk apa tetap dipakai jika sudah tidak ada artinya lagi.Semua sia-sia" kata Rey.
"Tapi Rey" kata-kata Rani terputus karena Rey memotongnya.
"Aku memang mencintaimu Rani,tapi pantang bagiku untuk mengemis cinta.Kalo itu memang sudah keputusanmu,aku mau ngomong apa. Semoga kamu bahagia Rani sekarang turunlah dari mobilku,sepertinya sudah tidak ada lagi yang harus kita bicarakan" kata Rey.
Rani turun dari mobil Rey,dan tanpa berpamitan Rey langsung mengemudikan mobilnya dengan kencang.
SAKIT!!!
Itu yang Rey rasakan.
Rey mengeluarkan ponselnya lalu menghubungi seseorang.
"Tarik semua saham kita dari AA group,tarik semua jangan sisakan sedikit pun.Tarik yang di perusahan induk atau pun yang cabang" perintah Rey pada seseorang yang di telponnya.
Rey sampai di rumahnya,setelah memarkirkan mobilnya Rey langsung masuk ke dalam rumah.
"Rey" Daddy memanggil Rey yang hendak menaiki tangga.
"Kalo Daddy memanggil Rey hanya karena ingin membahas soal AA group,besok saja Dad.Rey ngantuk" kata Rey.
"Jangan pernah mencampurkan antara urusan pribadi dan urusan pekerjaan Rey" kata Daddy.
Rey memutar tubuhnya menghadap ke Daddy.
"Dia yang memulai,bukan Rey" kata Rey yang langsung berjalan menuju kamarnya.
Huft...
Daddy menarik nafas yang dalam kemudian menghembuskannya dengan kasar.
Daddy beranjak dari duduknya lalu berjalan masuk ke kamarnya.
"Rey sudah pulang Dad?" tanya Mommy.
"Hemmmm" jawab Daddy yang langsung naik ke kasurnya dan duduk bersandar di sandaran kasur.
"Ada apa?" tanya Mommy.
"Anak-anak sudah besar,sudah bisa melakukan apa yang mereka mau tanpa persetujuan kita" jawab Daddy.
"Apa Rey melakukan sesuatu yang salah?" tanya Mommy lagi.
"Restu memutuskan hubungannya dengan Revan,anak dari pemilik AA group menghasut Restu agar menjauhi Revan.Revan marah dan menyuruh Akmal untuk menarik semua saham dari AA group" tutur Daddy.
"Ardan maksud Daddy yang menghasut Restu?"tanya Mommy.
"Ardan menyukai Restu jauh sebelum Revan bertemu kembali dengan Restu,mungkin kedekatan Rey membutakan hati dan matanya sehingga dia menghasut Restu" jawab Daddy.
"Dari mana Daddy bisa tau semua itu?" tanya Mommy lagi.
"Anakku memang sudah besar dan dewasa tapi aku tidak bisa melepaskan mereka begitu saja Mom,aku tetap memantaunya" jawab Daddy.
"Benarkah" Mommy tidak percaya.
"Bahkan aku tahu mengapa Kiandra meminta kita agar menugaskan dia di rumah sakit yang ada di luar kota dan aku juga tau kalo anak gadisku sudah mulai jatuh cinta" tutur Daddy sambil tersenyum.
"Apakah kita sudah setua itu Daddy,sebentar lagi mereka akan menikah dan kita akan menimang cucu" kata Mommy.
"Ya begitulah dan pada akhirnya kita kembali seperti dulu saat Twins belum lahir,kita hanya berdua" kata Daddy.
"Apa Daddy tau seperti apa wajah Restu sekarang?" tanya Mommy.
Daddy menggeleng.
Daddy merebahkan tubuhnya di samping Mommy,Daddy memiringkan tubuhnya menghadap ke Mommy lalu mereka berdua pun tertidur.
Tiga hari sejak putusnya Rey dengan Rani,semua tetap berjalan seperti biasa.Masalah dengan AA group sudah selesai dan Rey tetap tidak mengubah keputusannya.
Siang itu Rey dan Daddy sedang duduk di ruang keluarga.Mommy sedang di dapur membuatkan bubur untuk Winara yang sedang demam.
Winara keluar dari kamarnya lalu berjalan menghampiri Daddy dan Kakak tertuanya di ruang keluarga.
"Daddy" kata Winara lalu merebahkan tubuhnya di pangkuan Daddynya.
"Ada apa hemmm,apa demammu ini karena cintamu di tolak oleh Demian" goda Daddy.
"Winara sudah punya pacar" seru Rey.
"Daddy asal bicara saja,lagian siapa yang sudah punya pacar sih" elak Winara.
"Permisi" tiba-tiba ada yang datang.
"Siapa yang datang,coba lihat Bang" pinta Daddy
"Abang sibuk" kata Rey.
Rey tau itu suara Rani,Rey hafal betul dengan suara itu.
"Mbak Romlah tolong lihat siapa yang datang" teriak Daddy.
Mbak Romlah berjalan tergopoh-gopoh ke pintu depan.Tidak lama kemudian dia masuk lagi dan menemui Winara.
"Siapa yang datang Mbak Romlah?" tanya Daddy.
"Kurir yang mengantar pesanan Winara Tuan" jawab Mbak Romlah.
"Suruh masuk aja Mbak" kata Daddy.
Mbak Romlah kembali ke depan dan menyuruh kurir itu masuk.
"Winara,ini kurirnya" kata Mbak Romlah.
"Abang bayarin dong makanan Queen" rengek Winara.
"Ogah" jawab Rey ketus.
"Duduklah Nak" kata Daddy.
"Saya disini saja Om,terima kasih" ucap Rani.
"Kalo kamu berdiri terus disitu nanti betis kamu bisa berbuah kentang.Kalo nunggu Abang dan Adeknya selesai berdebat,pasti lama selesainya" kata Daddy.Daddy belum tau kalo kurir itu adalah Restu atau Rani,teman kecil Anak tertuanya.
"Loh kok berdiri aja,ayo duduk.Dua kucing pasti lama kalo berdebat" kata Mommy yang langsung menarik Rani ke sofa.
Winara masih sibuk merayu Rey untuk membayar makanannya.Winara sengaja melakukan itu agar Rani bisa berlama-lama di rumahnya.Winara tau kalo Rey dan Rani sedang berada dalam masalah.
"Abang buruan,kasian kakak kurirnya nanti di pecat bosnya kalo lama" kata Winara sambil mencium pipi Rey.
"Kenapa harus pake jurus itu sih,kan Abang jadi meleleh" kata Rey sambil mencubit pipi Winara.
"Ikut Abang" ajak Rey sambil berjalan meninggalkan ruang keluarga.
"Abang mau kemana?" tanya Winara.
"Mau ambil dompet Abang di kamar Dek" jawab Rey.
"Gak perlu Tuan Muda,Winara sudah punya uang sendiri" kata Winara sambil tertawa riang.
Rey berjalan menghampiri Winara lalu menggelitik perut adik perempuannya itu.
"Hahaha...ampun Bang,udah Bang.Geli..." kata Winara sambil tertawa.
Rani terpaku melihat kehangatan di keluarga ini.
"Tunggu pembalasan Abang" kata Rey yang langsung pergi ke kamarnya tanpa melihat ke arah Rani sedikit pun.
"Akan adek tunggu sampai kapan pun Abang,dua puluh tahun pun Adek rela" sindir Winara.
Setelah Winara membayar pesanannya Rani pun langsung pamit.
Rey berdiri di balkon dan melihat Rani keluar dari rumahnya.Rani keluar sambil beruraian air mata.Rani buru-buru menghidupkan motor maticnya lalu pergi dari rumah Putra Alberto.
"Maafkan aku Restu,aku terpaksa bersikap cuek di depanmu.Aku berjanji sampai kapan pun aku gak akan pernah melepaskanmu untuk Ardan.Sampai kapan pun kamu tetap milikku dan aku akan berjuang untuk itu" gumam Rey.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 130 Episodes
Comments
Zidna Husna
Revan copyan Elang...gk gampang nyerah...
2021-11-16
1
Sweet chicie💞
up jejak baru baca sampai sini, 🥰
2021-10-17
1
Megandaru
lanjuuut
2021-09-20
1