Jangan Sok Tahu!

Naina duduk kaku di tepi ranjang, sedangkan Reygan mengambil laptop dan beberapa dokumen, lalu bergegas menuju balkon. Naina bingung melakukan apa di dalam kamar yang luas ini, sementara Reygan sama sekali tidak menghiraukannya.

Naina masih betah di sana, enggan keluar kamar, sesekali melirik ke arah balkon yang terbuka, pria itu tengah sibuk dengan laptop dan dokumennya.

Reygan tampak sibuk, sampai tidak menyadari tatapannya. Jujur saja, Naina terkesima akan ketampanan pria itu. Wajah kebule-bulean bercampur darah Asia, menghasilkan perpaduan sempurna untuk pria setampan itu.

Darah Amerika lebih mendominasi, dengan hidung mancung, mata hazel, serta rahang tegasnya. Tidak lupa mata tajam itu, memancarkan aura intimidasi yang pekat, membuat setiap orang takut membalas menatapnya.

Naina menggelengkan kepalanya, menyadarkan dirinya. Tetapi Naina ingin tahu, apakah Reygan mengingat dirinya? Karyawan baru yang dipecat secara tidak terhormat olehnya. Naina belum sepenuhnya melupakan kejadian itu.

Sampai menjelang malam, Reygan masih betah berada di balkon. Pria itu bangkit setelah menyelesaikan pekerjaannya. Melihat Naina yang tengah tertidur di paling ujung ranjang, mungkin bergeser sedikit saja, gadis itu pasti terjatuh.

Beberapa detik Reygan memperhatikan Naina, "Kamu pintar juga rupanya. Setelah keluar dari perusahaanku, kamu membalas dendam dengan masuk ke dalam keluargaku?" lirihnya seraya tersenyum sinis. Reygan seolah begitu jijik melihat Naina. Tidak ingin berlama-lama di sana, Reygan segera pergi. Benar-benar pergi dari rumah itu.

Keesokan harinya, dari balkon kamarnya, Naina bisa melihat Sesil, Rudi dan Steve di halaman rumah yang luas itu. Sesil memeluk mereka bergantian, bersamaan dengan pelayan pria mengangguk dua koper ke dalam bagasi. Lalu Sesil masuk ke dalam mobil.

Sesil pergi?

"Elisa! Ya ampun!" Naina terkejut, karena Elisa tiba-tiba berada di belakangnya.

"Anda baik-baik saja Nyonya?"

Naina mengangguk, "Kemana Sesil akan pergi?"

"Nona Sesil kembali ke Amerika. Nona Sesil kuliah di sana, dan akan masuk pekan depan." jelas Elisa.

"Jadi Sesil di sini karena libur?"

"Iya Nyonya."

"Nyonya saya harus menjelaskan sesuatu." ucap Elisa.

"Ya? Apa itu Elisa?" sedikit meregangkan kakinya karena memakai hills ini sepanjang hari. Ya, kata Elisa dia harus berpenampilan elegan selama masih menyandang status Nyonya di rumah ini. Harus mengenakan gaun indah dan mahal setiap hari, juga sepatu berhak.

Kehidupannya berubah sepenuhnya. Di rumah ini Naina tidak perlu melakukan pekerjaan rumah tangga seperti memasak, menyapu, membersihkan rumah dan segala pekerjaan rumah lainnya. Elisa melarang, atas perintah Rudi.

Peraturan dari mana itu? Naina berdecih. Dia sungguh tidak terbiasa dengan semua perubahan dalam hidupnya ini.

"Tuan Rudi meminta saya memberitahu Anda."

"Katakan saja."

"Karena Nyonya besar Emma sudah pergi, dan Nona Sesil juga sudah pergi. Secara otomatis, tugas-tugas mereka akan dilanjutkan oleh Anda Nyonya." ucap Elisa.

"Tugas?"

"Benar. Anda yang akan melakukan semuanya."

Naina penasaran tugas apa itu.

"Tugas utama Nyonya adalah mengurus Tuan Reygan dan Tuan Muda Steven." Elisa berhenti sejenak, "Mengurus Tuan Reygan tentu Anda tahu bagaimana. Saya tidak akan menjelaskan lagi."

Naina mengangguk samar, tidak menolak disuruh mengurus Reygan. Naina sadar itu adalah tugasnya sebagai istri. Namun Naina bingung bagaimana memulai, sebab Reygan saja tidak sudi bicara dengannya.

"Setidaknya beritahu aku apa yang tidak dan dia suka Elisa. Kamu tahu sendiri aku belum mengenalnya secara menyeluruh." ucap Naina akhirnya.

Elisa mengangguk, "Saya akan menuliskan poin-poin pentingnya dan memberikannya pada Nyonya."

"Terima kasih."

"Tuan Muda Steve, Anda harus mengantar dan menjemputnya setiap hari. Tuan Muda kecil tidak mau hanya diantar oleh supir atau pelayan lain." Naina mengangguk paham, "Setiap malam Anda harus menemani Tuan Muda kecil dan membacakan dongeng sebelum tidur. Sebelumnya Nona Sesil yang melakukannya." Naina mengangguk lagi.

Hanya itu saja, dan ada beberapa tugas lain seperti mengatur tata letak rumah. Naina tidak mengerti itu, tapi Elisa berjanji akan mengajarinya.

Sepanjang pagi menjelang siang, Naina memanfaatkan waktunya dengan belajar merangkai bunga. Kata Elisa kemampuan itu harus dimiliki oleh seorang Nyonya di rumah ini. Semuanya berjalan lancar, sebab di rumah ini tidak ada lagi yang mengganggunya.

Dua jam sebelum menjemput Steve dari sekolah, Naina menyempatkan diri membaca beberapa buku yang Elisa berikan. Buku tentang bisnis. Katanya lagi, Naina harus menguasai hal itu.

Naina tersenyum sinis, sepertinya Elisa tidak tahu dirinya adalah lulusan terbaik jurusan Manajemen bisnis. Tetapi sialnya, dia harus dipecat bahkan belum genap satu bulan masa percobaan.

Naina menurut, membaca buku tersebut. Hitung-hitung juga memperkuat kemampuannya dalam bidang ini.

Saat waktunya tepat, Naina pergi ke sekolah Steve. Jaraknya lumayan jauh dari rumah, sebuah sekolah elit yang terkenal di kota Jakarta. Hanya orang-orang beruang yang mampu sekolah di sana.

Naina diantar oleh supir pribadi Steve, keduanya menunggu di dalam mobil sambil melihat ke arah gerbang yang dijaga oleh satpam.

"Steve kok lama keluar ya Pak?" tanya Naina pada supir, karena sudah lima belas menit sejak bel pulang berbunyi, Steve belum keluar juga.

Naina turun tangan, turun dari mobil. Di luar gerbang sekolah sudah mulai sepi, dan tepat saat itu juga, sosok kecil yang dia cari muncul, diikuti oleh beberapa anak kecil yang berseragam sama dengan Steve.

"Steve." panggil Naina. Seketika Steve berhenti, terkejut saat melihat Naina di sana.

Steve melihat ke belakang, empat bocah itu menatapnya sejenak, lalu lari menuju mobil jemputannya masing-masing.

Naina mendekat, "Steve, kenapa keluarnya lama sekali?"

Seperti biasa, Steve menatap angkuh. "Kenapa kamu yang menjemputku?!"

"Tante Sesil kan udah nggak di sini lagi. Terus kata Elisa kami nggak suka cuma dijemput pelayan atau supir saja. Jadi aku saja yang menjemputmu." terang Naina, mencoba bersabar menghadapi keangkuhan Steve.

"Tapi kamu itu juga pelayan!" ucap Steve sarkas membuat Naina termangu.

Dengan kesal Steve berjalan menuju mobil, meninggalkan Naina yang speechless akan kata-katanya.

Naina mengabaikannya, tidak memasukkan ke hati, berdalih Steven hanyalah anak kecil. Mengikuti Steve ke dalam mobil, mereka duduk sebelahan.

Mobil melaju, keduanya masih diam. Steve menatap lurus ke depan, sedangkan Naina memperhatikan Steve. Bocah angkuh ini cukup besar untuk anak kelas satu SD. Naina tidak heran, mengingat bagaimana keluarga Dos Santos merawatnya.

Benar-benar jiplakan Papanya. Naina mendengus. Steve dan Reygan bagai pinang dibelah dua. Mata, hidung, bibir mereka sangat sama, bahkan kelakuannya juga sama. Angkuh dan dingin!

Pandangan Naina terhenti pada leher Steve, terdapat bercak kemerahan yang hampir membiru di sana. Tidak hanya itu, di pergelangannya juga.

Naina menyentuh leher itu, membuat Steve mendesis, lalu menatapnya sengit.

"Lehermu kenapa Steve?" tanya Naina, ikut bergidik merasakan kesakitan Steve.

"Jangan sentuh aku!" Steve segera menjauh. "Berani sekali pelayan sepertimu menyentuhku!" sentak Steve.

"Tapi Steve, leher dan tanganmu..." menunjuk tangan mungil itu.

Steve mengikuti pandangan itu, lalu menyembunyikannya dari jangkauan Naina. "Bukan urusanmu pelayan!"

Bertepatan saat itu, mobil sampai di rumah. Steve langsung turun, berjalan cepat masuk ke rumah.

Naina menatap Steve yang masuk ke dalam rumah. Sesuatu yang buruk diterka oleh pikirannya. Meski Steve selalu kasar padanya, Naina tetap saja khawatir. Steve masih anak kecil, dan masih butuh perlindungan.

Malam menjelang, Naina duduk di atas ranjang. Matanya enggan terpejam karena menunggu Reygan. Ada sesuatu yang harus dia katakan.

Naina tidak yakin Reygan akan pulang, mengingat semalam saja, pria itu menghilang saat dirinya terbangun. Naina sudah bertanya pada Elisa, tapi Elisa juga berpikiran sama.

Namun sepertinya, harapan Naina terkabul. Pukul sebelas malam, Reygan pulang. Naina langsung berdiri, mendekat pada pria itu.

"Pak..." panggil Naina yang bingung mau memanggil apa.

Reygan diam, menatap lekat Naina. Mata tajam itu tetap menyorot, tetapi tak sedikit pun membuat Naina takut.

"Saya ingin bicara." ucap Naina, karena Reygan enggan membalasnya.

Reygan tidak peduli, "Jangan bicara padaku. Kamu tidak pantas!" ucap Reygan ketus, lalu berjalan melewati Naina.

Naina diam, anak dan bapak sama saja. Selalu menyakiti hatinya.

"Ini soal Steve Pak." ucap Naina akhirnya membuat langkah Reygan berhenti.

Naina ikut berbalik, seolah mengerti maksud Reygan, "Sepertinya Steve mendapat buli dari teman-temannya di sekolah Pak." ucapnya.

Cukup lama hening, sampai Reygan berbalik, memberikan tatapan sengit.

"Tidak usah sok tahu! Putraku tidak selemah itu untuk dibuli! Kamu tidak tahu apa-apa tentang keluarga ini! Lebih baik simpan omong kosongmu, dan jangan mengurusi kami!"

Benar-benar menyakitkan saat pria ini yang menghinanya dan merendahkannya. Berbeda dari Emma, Sesil dan Steve yang bahkan lebih tajam menohok hatinya.

Tapi pria ini, hati Naina langsung menciut seketika.

TBC

Terpopuler

Comments

Meili Mekel

Meili Mekel

visualx ko kayak gambar komik

2022-08-20

1

siccasiccasic

siccasiccasic

Heels thor.. Kalo hills artinya bukit

2022-04-05

0

Naomi

Naomi

sombong amat 😒

2022-02-20

0

lihat semua
Episodes
1 Pertemuan pertama
2 Dipecat
3 TERPAKSA
4 Ternyata Duda
5 Pernikahan
6 Tidak baik-baik Saja
7 Melawan
8 Jangan Sok Tahu!
9 Penolakan
10 Bertemu Kembali
11 Tuduhan tak berdasar
12 Kobaran api
13 Pertahanan Diri
14 Lari Pagi
15 Marah
16 Dipojokkan
17 Penghinaan
18 Menghilang
19 Perubahan
20 Kejutan
21 Menginap
22 Permintaan Alena
23 Perayaan
24 Trauma
25 Merendah diri
26 Mulai
27 Merasa risih
28 Aku Suamimu!
29 Terselamatkan
30 Merawat Naina.
31 Lebih memilih wanita lain
32 Chris tahu semuanya
33 Kesepakatan
34 Kejutan
35 Lelaki Mesum
36 Permintaan Naina.
37 Penolakan!!
38 Menaklukkan
39 Steve Berpaling
40 Steve mau Adik
41 Pagi yang Kacau
42 Permintaan Chris
43 Perdebatan
44 Untuk pertama kali
45 Ingin bekerja lagi
46 Episode 46
47 Terima Kasih sudah Menghibur
48 Panggil Aku Hubby!!
49 Mencurigakan
50 Dipecat
51 For The First
52 Wanita Suci
53 Masih Gundah
54 Membuat Adik Bayi
55 Lingerie
56 Kenyataan Pahit
57 Natasya
58 Again
59 Kehadirannya tak berpengaruh
60 Ancaman Emma
61 Permulaan
62 The Last Chance
63 Tujuan Sebenarnya
64 Bawa Aku Pergi....
65 Tidak akan lagi
66 Keputusan
67 Kisah kita hanya sampai di sini
68 Penyesalan
69 Tidak akan pernah kembali lagi
70 Kabar buruk
71 After a long time
72 Tidak akan pernah
73 Tidak ada cara lain
74 Papa..
75 Part 75
76 Kamu tetap istriku
77 Jangan Takut
78 Calon Suami
79 Episode 79
80 Episode 80
81 Menghilang
82 Kerinduan seorang Anak
83 Keputusan Akhir
84 Kejutan
85 Kejutan (Part 2)
86 Halusinasi
87 Perasaan Canggung
88 Tidak ada Perpisahan Lagi
89 Kabar Sesil
90 Menjemput Putri Yang Hilang
91 Bersatu Kembali
92 Permintaan Reygan
93 Stella Clarissa Dos Santos
94 Episode 94
95 Menghilang
96 Pengakuan
97 Keputusan
98 Rahasia Reygan
99 pengumuman
100 Episode 100
101 Kembali
102 Penolakan Sesil
103 Kenapa Tidak Mengundang Giselle ?
104 Mencoba Menenangkan
105 Be Gentle
106 Ready For Love
107 Rumor
108 Keinginan Naina
109 Episode 109
110 Perdebatan Dua Kubu
111 Surprise
112 Episode 112
113 Berdamai Dengan Keadaan
114 Holiday
115 Episode 115
116 THE END
117 Pengumuman
118 Pengumuman
Episodes

Updated 118 Episodes

1
Pertemuan pertama
2
Dipecat
3
TERPAKSA
4
Ternyata Duda
5
Pernikahan
6
Tidak baik-baik Saja
7
Melawan
8
Jangan Sok Tahu!
9
Penolakan
10
Bertemu Kembali
11
Tuduhan tak berdasar
12
Kobaran api
13
Pertahanan Diri
14
Lari Pagi
15
Marah
16
Dipojokkan
17
Penghinaan
18
Menghilang
19
Perubahan
20
Kejutan
21
Menginap
22
Permintaan Alena
23
Perayaan
24
Trauma
25
Merendah diri
26
Mulai
27
Merasa risih
28
Aku Suamimu!
29
Terselamatkan
30
Merawat Naina.
31
Lebih memilih wanita lain
32
Chris tahu semuanya
33
Kesepakatan
34
Kejutan
35
Lelaki Mesum
36
Permintaan Naina.
37
Penolakan!!
38
Menaklukkan
39
Steve Berpaling
40
Steve mau Adik
41
Pagi yang Kacau
42
Permintaan Chris
43
Perdebatan
44
Untuk pertama kali
45
Ingin bekerja lagi
46
Episode 46
47
Terima Kasih sudah Menghibur
48
Panggil Aku Hubby!!
49
Mencurigakan
50
Dipecat
51
For The First
52
Wanita Suci
53
Masih Gundah
54
Membuat Adik Bayi
55
Lingerie
56
Kenyataan Pahit
57
Natasya
58
Again
59
Kehadirannya tak berpengaruh
60
Ancaman Emma
61
Permulaan
62
The Last Chance
63
Tujuan Sebenarnya
64
Bawa Aku Pergi....
65
Tidak akan lagi
66
Keputusan
67
Kisah kita hanya sampai di sini
68
Penyesalan
69
Tidak akan pernah kembali lagi
70
Kabar buruk
71
After a long time
72
Tidak akan pernah
73
Tidak ada cara lain
74
Papa..
75
Part 75
76
Kamu tetap istriku
77
Jangan Takut
78
Calon Suami
79
Episode 79
80
Episode 80
81
Menghilang
82
Kerinduan seorang Anak
83
Keputusan Akhir
84
Kejutan
85
Kejutan (Part 2)
86
Halusinasi
87
Perasaan Canggung
88
Tidak ada Perpisahan Lagi
89
Kabar Sesil
90
Menjemput Putri Yang Hilang
91
Bersatu Kembali
92
Permintaan Reygan
93
Stella Clarissa Dos Santos
94
Episode 94
95
Menghilang
96
Pengakuan
97
Keputusan
98
Rahasia Reygan
99
pengumuman
100
Episode 100
101
Kembali
102
Penolakan Sesil
103
Kenapa Tidak Mengundang Giselle ?
104
Mencoba Menenangkan
105
Be Gentle
106
Ready For Love
107
Rumor
108
Keinginan Naina
109
Episode 109
110
Perdebatan Dua Kubu
111
Surprise
112
Episode 112
113
Berdamai Dengan Keadaan
114
Holiday
115
Episode 115
116
THE END
117
Pengumuman
118
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!