Jam menunjukkan pukul satu malam. Taman dan jalanan sangat sepi seperti tidak berpenghuni. Hanya ada sebuah toko kecil yang berada jauh di depan pintu gerbang taman. Toko kecil yang menjual makanan dan minuman ringan yang masih tetap buka dengan lampu yang sudah kerlap kerlip kekurangan listrik, membuat toko itu tidak terlihat.
Sebelum memasuki taman, Alyosha singgah di toko kecil itu untuk membeli susu coklat kemasan. Jika ia sedang bersedih, ia selalu minum susu coklat untuk menenangkan diri. Suasana sunyi saat ini sangat cocok dengan keadaannya yang memang ingin menyendiri.
Alyosha duduk di bangku panjang yang ada di taman. Ia meminum susu coklat yang ia beli dan menatap kosong ke segala arah. Beberapa ingatan berputar putar di dalam pikiran Alyosha.
Di taman yang sekarang ia berada, ada sebuah tempat khusus untuk bermain anak anak. Tempat yang dikunjungi oleh keluarga yang bahagia. Setiap sore hari, taman ini sangat ramai oleh tawa riang anak anak yang bermain dengan orang tua mereka.
Tempat yang dulu ia kunjungi bermain bersama dengan ayah dan ibunya juga.
“sayang jangan bermain jauh dari mami, ini susunya diminum dulu. Kamu haus kan” ujar ibu Alyosha berteriak dengan lembut mengejarnya.
“mami, ayah. Ayo kejar Alyosha. Ha..ha...ha...” ujar Alyosha berlari riang.
“Ocha kembali sayang, awas nanti kamu terjatuh. Berhati hatilah saat berlari.” lanjut ayah yang juga berlari kecil ikut mengejar Alyosha.
Alyosha tersadar kembali dari lamunannya setelah ia mendengar langkah kaki seseorang dari belakang. Saat ia ingin beranjak dari tempat duduk, tiba tiba bahunya digenggam erat oleh seseorang dengan tenaga yang sangat kuat. Sampai ia sendiri yang pandai seni bela diri tidak dapat melepaskan bahunya dari genggaman orang tersebut.
Ia bergidik ngeri dan gemetaran tidak berani menoleh kebelakang. Bahunya yang digenggam erat mulai berdenyut sakit.
“siapa kalian?” tanya Alyosha sedang ketakutan masih dengan membelakangi pria itu.
“lepaskan saya, sebelum saya berteriak memanggil orang orang. Tolong lebih baik kalian melepaskan saya saja” ujar Alyosha setelah tidak ada jawaban dari mereka.
Ia sangat ketakutan dan hanya bisa mengancam mereka, karena ia pun tahu tidak ada orang yang bisa membantunya di sekitar taman.
Ia terus berusaha menggerakkan bahunya dengan kuat agar terlepas dari genggaman pria itu.
Saat ingin menoleh ke belakang, tangan itu menutup mulut dan hidung Alyosha dengan kain yang memiliki aroma sangat menyengat. Aroma yang membuat ia sulit bernafas dan kepalanya menjadi pusing.
“Eric, maaf hanya ini yang bisa kulakukan untuk mengobatimu saat ini”ujar Nathan, pria yang sedang menutup wajah Alyosha dengan sapu tangan.
“kamu jangan kurang ajar, aku bukan pria yang mengambil kesempatan dalam kesempitan” ujar Eric, teman dari pria yang ada dibelakang Alyosha. Suaranya seperti orang yang sangat tersiksa oleh sesuatu.
“AKKHH... aku sudah tidak tahan lagi, badanku terasa semakin panas dan aku sungguh minta maaf padamu wanita yang sangat malang.Tapi aku jamin kau sangat beruntung menjadi wanita pertama yang ku sentuh di dunia ini” Lanjut pria yang tersiksa itu.
Sesuatu yang lembut bersentuhan dengan bibir Alyosha. Tangan kekar pria itu terus meraba raba tubuh Alyosha.
“ah... sakit.” Ujar Alyosha.
Pria itu dengan kasar merenggut keperawanannya. Alyosha berusaha sekuat mungkin untuk tetap membuat dirinya dalam keadaan sadar dengan memukul mukul tangannya sendiri.
Tetapi usaha itu sia sia karena ia sangat lemah saat ini. Matanya mulai berkunang kunang lantaran kepalanya yang sangat pusing. Sampai ia hilang kesadaran sepenuhnya dan tidak dapat mengingat apa yang sudah terjadi padanya setelah itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Siti Nurjanah
sungguh kasihan kamu alyosha
2022-01-09
0
Beci Luna
aduh ...kasihan diperkosa..disaat sang ayah memukulx dan mengusir..dr rumah..sedih..b
nasibmu nak...
2021-11-07
0
Ida Ismail
mirisnya nasibmu alyosha
2021-09-05
1