Harus Kuat Iman

Setelah mengirimkan pesan pada ajudannya yang masih belum bertugas karena baru mereka pulang. Ilham memutuskan untuk pergi kedapur setelah dia menyelimuti Reina dengan baik.

Sebenarnya Ilham juga tidak mau membawa Naira kerumah dinasnya, namun karena ada hal yang harus diselidiki jadi dia mau tidak mau harus membawanya kesini.

Saat didaerah konflik sana Ilham merasa sudah agak aneh dengan perempuan itu. Dia mengaku kalau dia diculik paksa oleh para penjahat itu dan dijadikan budak na*f$u mereka.Orang tuanya pun dibunuh oleh ketua kelompok pemberontak itu.

Tapi satu hal yang menjadi pertanyaan untuk Ilham, kenapa hanya Naira gadis yang diculik dan dibawa. Sedangkan gadis yang lain malah banyak terbunuh, bukan dibawa oleh mereka.Siapakah Naira sebenarnya?ini yang sedang Ilham dan tim nya selidiki. Ilham membawa Naira kerumah ini tentu ada alasanmya, bukan hanya membawa saja lalu menimbulkan fitnah.

Dan yang paling penting, Ilham sudah tahu kalau Reina pasti akan datang kerumahnya setelah Zia mengabari kalau dia sudah sampai.

Perkiraan Ilham tidak pernah meleset, dan sekarang benarkan gadisnya sudah berada disini. Ilham sangat bersyukur memiliki Reina, saat dia memiliki tugas yang bersenggolan dengan wanita, ada Reina yang akan menemaninya.Kalau saja dia tidak memiliki Reina, paling Ziana yang akan Ilham seret untuk menginap dirumahnya.

Ilham melangkahkan kakinya menuju lemari pendingin untuk mengambil air mineral yang tersedia disana. Namun saat dia membukanya,Ilham sedikit terkejut saat melihat lemari pendinginnya yang kecil itu penuh dengan berbagai macam makanan dan bahan makanan juga.

"Ck,Reina,"

"Apa sayang,"

Ilham terjelengkit kaget saat tiba tiba ada seseorang yang memanggilnya sayang dari arah belakang tubuhnya. Bukan itu saja, Ilham juga menegang saat ada dua buah lengan mungil yang melingkar dipinggangnya. Ilham bisa merasakan hembusan nafas hangat diarea punggungnya, bahkan kini Ilham merasakan sebuah kecupan kecil di punggungnya, karena sudah tidak tahan lagi Ilham segera melepas tautan tangan itu dari pinggangnya.

Lalu memutar tubuhnya kebelakang, untuk melihat gadis nakalnya yang kini tengah tersenyum manis padanya dengan wajah tanpa dosa.

"Kakak manggil Rein hm,"

Ilham menghela nafasnya berkali kali saat meyadari kalau Reina kini hanya tengah memakai tangtop putih, Perasaan saat dia menggendong Reina dan menidurkannya tadi, gadis itu masih....,

Ilham mengusap wajahnya kasar saat menyadari kalau sedari tadi Reina memang hanya memakai tangtop. Ilham berdehem untuk menetralkan detak jantungnya saat ini. Padahal sedari dulu Ilham sudah sering melihat para wanita memakai baju kurang bahan itu. Tapi dia tidak pernah secanggung serta segugup ini, sialnya rasa penasarannya pada Reina tiba tiba muncul.

Entah kenapa, saat bersama Reina dia bisa salah fokus dan lebih parahnya lagi tidak fokus. Ilham tidak pernah merasakan hal semacam ini sebelumnya,bahkan Ilham pernah melihat Naira hampir telanjang saat dia dan timnya melakukan penyergapan serta penyelamatan sandera. Namun dia terlihat biasa saja, tidak ada hal hal yang membuat jiwa kelelakiannya bangkit.

Dan sekarang dengan hanya menatap leher serta bahu terbuka milik Rein,jiwa ba*ng*satnya meronta meminta dibebaskan.

"Rein, dimana baju kamu?"

Reina terlihat hanya menyedikan bahunya tidak tahu, lalu melenggang pergi meninggalkan Ilham menuju kamar mandi. Karena udara dingin Rein jadi maunya pipis terus menerus. Tapi sudah tahu dingin Reina masih saja betah memakai tangtopnya.

"Kak Rein laper, beli gas sana!"

Ilham hanya mengusap wajahnya kasar saat mendengar ucapan Reina, pagi pagi buta begini dia disuruh membeli gas. Benar benar devinisi tipe istri yang galak plus cerewet sudah ada didalam diri Rein.