Best Teacher And Me

Best Teacher And Me

Prolog

Bertualang dalam pikirannya sendiri, Kila melamunkan masalah keluarganya, masalah yang ada di rumah. Kemudian dia menatap sejenak sekeliling kelasnya, tinggal dirinya yang belum meninggalkan kelas. Padahal sudah jamnya seluruh siswa pulang, selain siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. Namun, Kila tidak ikut ekskul manapun. Kila hanya membiasakan diri setelah sholat dzuhur di musholla kemudian kembali ke kelasnya untuk menikmati suasana kesendirian. Karena hanya disinilah dia bisa menikmati suasana kesendirian, aman tanpa beban.

Merasa tidak ingin memikirkan masalah di rumahnya lagi, kini Kila malah beralih memikirkan Irsyad, sosok guru yang ia kagumi. Kila ingat betul, di kelas ini, ditempat duduk yang ia duduki, di meja yang ia pandangi, bau khas ruang kelas yang berdebu ini Kila ingat dengan seseorang yang mengajaknya untuk berta'aruf. Tapi itu sebuah kesalahpahaman Kila belaka. Ya, Kila hanya salah paham dengan kalimat "ta'aruf" yang terucap dari mulut mungil sosok pria itu. Terlebih, yang mengucapkan kalimat itu adalah Irsyad, pria yang mampu menyihir Kila dengan suaranya dan jatuh hati saat pertama berjumpa dengannya.

Irsyad Maulana, beliau adalah sosok cinta pandangan pertama Afifah Syakila. Ada sebuah permasalahan lain, Kila tahu betul kalau mencintai gurunya sendiri merupakan salah satu hal yang tabu dipandang oleh masyarakat. Namun, Kila tidak mungkin menunjukkannya secara terang-terangan. Kila itu gadis yang apabila menginginkan sesuatu bukan dengan terang terangan menunjukkannya, tapi dengan diam seraya berusaha memintanya karena Allah. Irsyad Maulana, kau sedang diminta Kila melalui Allah lewat sepertiga malamnya.

"Rumah kamu di mana? Ada hal yang ingin saya bicarakan dengan orang tua kamu." Pria itu membuyarkan lamunan Kila dengan sebuah pertanyaan. Lalu dengan gagap ia melihat darimana asal suara itu lalu memalingkan muka dan menundukkan pandangannya seketika karena tahu yang ia lihat adalah sesosok pria. Kila kemudian mengerjapkan matanya berkali-kali, ia mulai sadar akan pertanyaan yang dilontarkan oleh pria itu. Apa yang dimaksud dengan pertanyaan yang ia lontarkan? Apa Kila sudah membuat kesalahan padanya sampai harus menanyakan alamat dan ingin bertemu dengan orang tua segala.

"Maaf, Pak. Jika saya ada salah saya mohon maaf. Bapak mending hukum saya aja daripada harus ketemu sama orang tua saya untuk menjelaskan sikap saya di sekolah. Saya takut kalau nanti Papa saya murka, Pak." Kila semakin menundukkan pandangannya. Namun, terdengar tawa masam yang jelas. Kemudian perlahan berubah menjadi tawa lepas. Sepertinya pria itu malah menertawakan Kila dengan puas. Kila harus menjaga citranya sebagai seorang perempuan. Ia tak mau ditertawakan, apalagi orang tersebut merupakan orang yang dikaguminya dan dicintainya dalam diam. Ya, orang itu adalah Irsyad.

"Saya cuma ingin mengunjungi beliau berdua karena agenda acara saya sebagai wali kelas kamu, Kila. Silaturahmi antar orang tua murid dan wali kelas. Reaksi yang berlebihan dari kamu sangat lucu. Saya nggak bisa berhenti ketawa jadinya. HAHAHA..." Irsyad menjawab lalu gelak tawanya makin menjadi.

Kila malah terdiam dan lupa memikirkan citranya sebagai perempuan dan malah terbenam dalam pikirannya, baru kali ini ia melihat Irsyad tertawa lepas dari dekat. Irsyad memang bukan sosok guru tampan dan dingin seperti guru idola pada umumnya, ia guru tampan yang sangat hangat dan mudah senyum tapi juga sulit ditebak. Tapi melihat tawa lepas dari Irsyad sedekat ini membuat jantungnya berdetak tak karuan, membuat dirinya makin menyadari bahwa kekagumannya pada Irsyad sudah melebihi batas normal. Buru-buru Kila menyingkirkan pikiran anehnya itu.

"Ya sudah kalau begitu, Pak. Silahkan datang. Alamat rumah saya tetap sama seperti yang saya buat di kertas perkenalan diri yang Bapak suruh buat satu kelas saat itu. Dan tidak cuma itu, semua informasi didalamnya juga lengkap, kok, Pak." Kila memutus gelak tawa sang guru.

"Emmm... kalau begitu, memang benar orang paling berharga kamu itu nenek, bukan ayah atau ibu, atau keduanya, atau keluarga? Soalnya satu kelas pada jawab gitu," tanya Irsyad lagi pada Kila.

"Saya jadi bingung, Pak. Kenapa semua orang menanyakan itu pada saya. Saya rasa dalam informasi yang Bapak minta waktu itu sudah sangat jelas. Saya tidak ingin membahas tentang nenek lagi, Pak." Nada bicara Kila berubah menjadi sendu perkara mengingat nenek kembali. Nenek adalah sosok paling berharga bagi Kila. Sejak kecil bahkan dari lahir Kila lebih dekat dengan nenek ketimbang papa dan mamanya karena kesibukan masing-masing. Kila sudah berusaha untuk ikhlas atas meninggalnya nenek, tapi kita semua tahu bahwa semua butuh proses.

"Saya turut berdukacita, Kila. Tapi jangan lama lama sedihnya. Kan juga udah 40 hari berlalu." Irsyad memberi semangat setelah beberapa saat hening.

"Um, saya usahakan sesegeranya, Pak. Terimakasih," dijawab Kila dengan anggukan.

"Terimakasih kembali."

"Untuk...?" Kila mengernyitkan dahi.

"Jawaban terimakasih mu. Haha, dasar aneh."

"Hmm, saya aneh, ya, Pak?"

"Iya, tapi saya suka."

"Suka...? Maksudnya gimana, Pak?"

"Saya suka kamu yang begitu."

deg

deg

deg

"Kenapa diam, Kila? Ada yang salah, kah?"

Sebenarnya yang Kila dan Irsyad lakukan adalah sebuah percakapan kecil antara guru dan murid, tapi mengapa ada kata ambigu yang membuat Kila semakin salah paham atas perkataan Irsyad. "Saya suka kamu kata Pak Irsyad ...? Ya Rabb, apa tidak salah dengar," batin Kila.

"Kila? Kil, Kila...? Kenapa diam? Hei, Saya berbicara dengan kamu di sini." Irsyad mencoba menyadarkan Kila saat ucapannya tak digubris Kila dan malah terlihat sedikit lamunan yang ditunjukkan oleh Kila pada Irsyad.

"Eh, iya, Pak? Kenapa?"

"Apa ada yang salah dengan ucapan saya? Kenapa diam? Kamu seperti melamun tadi."

"Emm, tidak. Tadi bapak bilang suka saya? Yang begini, yang aneh ini maksudnya?" tanya Kila ragu-ragu.

"Iya."

"Ooh, begitu, Pak."

"Iya."

Lagi, jika waktu itu Kila salah paham mengenai kalimat "saya ingin kita berta'aruf" dari Irsyad, kali ini ia salah paham dengan kalimat "saya suka kamu" dari orang yang dikaguminya itu. Terlebih, kalimat itu belum selesai, "saya suka kamu yang begitu" perlu digarisbawahi bahwa kalimat nya berlanjut menunjukkan yang disukai Irsyad itu bukan dirinya melainkan sifat anehnya.

Kila memang seorang gadis yang mudah terbawa perasaan tentang perkataan orang, terlepas dari baik atau tidaknya perkataan itu untuk dirinya. Lihat saja, dirinya menggarisbawahi kalimat penting yang berhubungan dengan keadaan dirinya terutama suasana hatinya, tanpa peduli makna sebenarnya dan ada kalimat lanjutannya. Mungkin inilah kelemahan fatal yang dimilikinya, dan tak bisa diubah.

Irsyad merasa sudah tidak adalagi yang ingin dibicarakan, iapun beranjak meninggalkan kelas.

"Kalau begitu, saya tinggal dulu. Sampaikan kepada orang tuamu bahwa saya akan datang. Sekalian mau izin ta'aruf juga. Oke? Assalamu'alaykum." Ucap Irsyad di ambang pintu seraya berjalan menuju kantor guru.

"Wa'alaykumussalam, Pak." Jawab Kila dengan nada yang semakin melemah, ada kata ambigu lagi dalam kalimat yang dilontarkan Irsyad pikirnya. Apakah kata itu sama seperti yang lalu, atau adakah keseriusan dibaliknya. Kila yakin kali ini ia tidak salah dengar dan kalimat lanjutannya juga tidak ada, jadi kali ini tidak mungkin ia salah paham. Argh... pikiran Kila sudah melayang entah kemana.

"Gimana kalau Pak Irsyad ke rumah bukan hanya silaturahim antar orang tua murid dan wali kelas untuk silaturahmi saja, tetapi juga meminta izin untuk berta'aruf denganku, hihi," batinnya.

...****************...

Terpopuler

Comments

Zul

Zul

hmm... menarik

2021-12-21

3

Anas Krc

Anas Krc

dari prolog nih kayaknya seru ceritanya

2021-11-29

3

Muhammad Zulfikar

Muhammad Zulfikar

next thor!!!

2021-08-25

3

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Malu
3 Dibela
4 Nenek
5 Perseteruan
6 Orang Tua Egois
7 Wali Kelas Pengganti
8 Bertatap Kembali
9 Sahabat Usil
10 Berterimakasih yang Rumit
11 Keluarga Irsyad
12 Kelas Cinta
13 Mimpi Buruk
14 Perhatian yang Berlebihan
15 Ruang Klarifikasi
16 Agenda Ta'aruf
17 Kembali Menaruh Hati
18 Benar-benar Jatuh Hati
19 Keluarga Kila
20 Hujan Turun
21 Hujan Cinta
22 Terjauhi
23 Minggu Bersama Nenek
24 Bertemu Tanpa Sengaja
25 Makan Siang Bersama
26 Kembali
27 Terimakasih yang Berwujud?
28 Nenek, Ia Pergi?
29 Sendu
30 Orang yang Paling Berharga
31 Berbagai Kejadian
32 Si Ketua OSIS
33 Kejadian Mengejutkan
34 Tak Mampu Berkata
35 Awal Suasana Ujian
36 Ketetapan Hati
37 Pembagian Rapor
38 Tidak Restu?
39 Orangtua Egois dan Dua Sahabat
40 Berduka
41 Mulai Retak
42 Dua Pikiran yang Mendominasi
43 Menyita Pikiran
44 Menyampaikan
45 Ketua OSIS sekaligus Tetangga
46 Akrab dengan Ibu Kos
47 Momen Bersama Sahabat
48 Kedatangan dan Perdamaian
49 Guru yang Ternyata Anak Pemilik Kos
50 Sudah Seperti Keluarga
51 Sebuah Pengakuan
52 Rumit
53 Pembicaraan Serius?
54 Perasaan yang Terbalas
55 "Selamat Ulang Tahun, Kila."
56 Menjaga Hati
57 Harusnya....
58 Waktu yang Ditunggu Semakin Dekat
59 Berjuang untuk Kemenangan yang Sudah Pasti Tidak dapat Diraih.
60 Akad
61 Bermuka Dua?
62 "Kak Irsyad"
63 Kejadian Manis Saat Menyusuri Pantai
64 Mengetahui Perasaan Satu Sama Lain
65 Masalah
66 Nasehat Sahabat
67 Memperbaiki Masalah
68 Permulaan
69 Menjaga Komunikasi
70 Hal Ganjil
71 Kila Jatuh Sakit
72 Momen Bersama
73 Keanehan Kila
74 Keanehan yang Terungkap
75 Video Call Pertama
76 Menahan Rindu
77 Kila Berkegiatan
78 Tidak Ingin Bertemu?
79 Orang Balik Layar
80 Harus Mengurangi Komunikasi?
81 Lulus Lebih Cepat
82 Jadilah Diri Sendiri!
83 Kembali Pulang
84 Melepas Rindu
85 Si Polos
86 Menginap
87 Belajar Jadi Istri yang Baik
88 Kencan dengan Kekasih Halal
89 Kondisi Rumah
90 Tak Seperti Biasanya
91 Review Rumah
92 Sensasi yang Seperti Nyata
93 Beberes Sebelum Pindahan
94 Berbincang
95 Seperti Pengantin Baru
96 Mengetahui Lebih
97 Bertemu dan Bersapa
98 "Pak Irsyad!"
99 Terlalu Membebaskan
100 Suasana Dingin di Rumah
101 Pertengkaran Pertama
102 Berpisah Sementara
103 Teringat dengan yang Sudah Pernah Terjadi
104 Tamu Dadakan
105 Sikap Dingin
106 Kembali ke Kamar
107 Bukan Prioritas
108 Kembalikan Kehangatan Rumah!
109 Meluruskan Kesalahpahaman
110 Kebetulan?
111 Tersinggung
112 Di Rumah dengan Sahabat
113 Risa Berhadapan dengan Yuli
114 Wisuda
115 Foto Bersama
116 Bersikap Seperti Biasa
117 Obrolan Sebelum Tidur
118 Keikhlasan
119 Orang Baik
120 Fakta si "Kenalan"
121 Akrab dengan "Keluarga Irsyad"
122 Cincin Pernikahan
123 Hal yang Ingin Dibicarakan
124 Bukti
125 Keluarga Nabila
126 Penjelasan
127 Kian Mesra
128 Cemburu
129 Hampir Berpapasan
130 Berpapasan
131 Terbongkar?
132 Rumah
133 Menjaga Jarak
134 Perih
135 Maksud Diri
136 Kembali
137 Dialog Penyelesaian
138 Mengumpulkan Semua Pihak
139 Masalah Terselesaikan?
140 Melihat Nenek di dalam Irsyad
141 "Bahkan Mahkotaku Masih Terjaga"
142 Membahasnya Lagi
143 Berulah
144 Terlalu Baik
145 Siap Memberikan Hak?
146 Jangan Bunuh Diri
147 Janji
148 Menjadi Orang Tua
149 Epilog
Episodes

Updated 149 Episodes

1
Prolog
2
Malu
3
Dibela
4
Nenek
5
Perseteruan
6
Orang Tua Egois
7
Wali Kelas Pengganti
8
Bertatap Kembali
9
Sahabat Usil
10
Berterimakasih yang Rumit
11
Keluarga Irsyad
12
Kelas Cinta
13
Mimpi Buruk
14
Perhatian yang Berlebihan
15
Ruang Klarifikasi
16
Agenda Ta'aruf
17
Kembali Menaruh Hati
18
Benar-benar Jatuh Hati
19
Keluarga Kila
20
Hujan Turun
21
Hujan Cinta
22
Terjauhi
23
Minggu Bersama Nenek
24
Bertemu Tanpa Sengaja
25
Makan Siang Bersama
26
Kembali
27
Terimakasih yang Berwujud?
28
Nenek, Ia Pergi?
29
Sendu
30
Orang yang Paling Berharga
31
Berbagai Kejadian
32
Si Ketua OSIS
33
Kejadian Mengejutkan
34
Tak Mampu Berkata
35
Awal Suasana Ujian
36
Ketetapan Hati
37
Pembagian Rapor
38
Tidak Restu?
39
Orangtua Egois dan Dua Sahabat
40
Berduka
41
Mulai Retak
42
Dua Pikiran yang Mendominasi
43
Menyita Pikiran
44
Menyampaikan
45
Ketua OSIS sekaligus Tetangga
46
Akrab dengan Ibu Kos
47
Momen Bersama Sahabat
48
Kedatangan dan Perdamaian
49
Guru yang Ternyata Anak Pemilik Kos
50
Sudah Seperti Keluarga
51
Sebuah Pengakuan
52
Rumit
53
Pembicaraan Serius?
54
Perasaan yang Terbalas
55
"Selamat Ulang Tahun, Kila."
56
Menjaga Hati
57
Harusnya....
58
Waktu yang Ditunggu Semakin Dekat
59
Berjuang untuk Kemenangan yang Sudah Pasti Tidak dapat Diraih.
60
Akad
61
Bermuka Dua?
62
"Kak Irsyad"
63
Kejadian Manis Saat Menyusuri Pantai
64
Mengetahui Perasaan Satu Sama Lain
65
Masalah
66
Nasehat Sahabat
67
Memperbaiki Masalah
68
Permulaan
69
Menjaga Komunikasi
70
Hal Ganjil
71
Kila Jatuh Sakit
72
Momen Bersama
73
Keanehan Kila
74
Keanehan yang Terungkap
75
Video Call Pertama
76
Menahan Rindu
77
Kila Berkegiatan
78
Tidak Ingin Bertemu?
79
Orang Balik Layar
80
Harus Mengurangi Komunikasi?
81
Lulus Lebih Cepat
82
Jadilah Diri Sendiri!
83
Kembali Pulang
84
Melepas Rindu
85
Si Polos
86
Menginap
87
Belajar Jadi Istri yang Baik
88
Kencan dengan Kekasih Halal
89
Kondisi Rumah
90
Tak Seperti Biasanya
91
Review Rumah
92
Sensasi yang Seperti Nyata
93
Beberes Sebelum Pindahan
94
Berbincang
95
Seperti Pengantin Baru
96
Mengetahui Lebih
97
Bertemu dan Bersapa
98
"Pak Irsyad!"
99
Terlalu Membebaskan
100
Suasana Dingin di Rumah
101
Pertengkaran Pertama
102
Berpisah Sementara
103
Teringat dengan yang Sudah Pernah Terjadi
104
Tamu Dadakan
105
Sikap Dingin
106
Kembali ke Kamar
107
Bukan Prioritas
108
Kembalikan Kehangatan Rumah!
109
Meluruskan Kesalahpahaman
110
Kebetulan?
111
Tersinggung
112
Di Rumah dengan Sahabat
113
Risa Berhadapan dengan Yuli
114
Wisuda
115
Foto Bersama
116
Bersikap Seperti Biasa
117
Obrolan Sebelum Tidur
118
Keikhlasan
119
Orang Baik
120
Fakta si "Kenalan"
121
Akrab dengan "Keluarga Irsyad"
122
Cincin Pernikahan
123
Hal yang Ingin Dibicarakan
124
Bukti
125
Keluarga Nabila
126
Penjelasan
127
Kian Mesra
128
Cemburu
129
Hampir Berpapasan
130
Berpapasan
131
Terbongkar?
132
Rumah
133
Menjaga Jarak
134
Perih
135
Maksud Diri
136
Kembali
137
Dialog Penyelesaian
138
Mengumpulkan Semua Pihak
139
Masalah Terselesaikan?
140
Melihat Nenek di dalam Irsyad
141
"Bahkan Mahkotaku Masih Terjaga"
142
Membahasnya Lagi
143
Berulah
144
Terlalu Baik
145
Siap Memberikan Hak?
146
Jangan Bunuh Diri
147
Janji
148
Menjadi Orang Tua
149
Epilog

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!