Best Teacher And Me
Bertualang dalam pikirannya sendiri, Kila melamunkan masalah keluarganya, masalah yang ada di rumah. Kemudian dia menatap sejenak sekeliling kelasnya, tinggal dirinya yang belum meninggalkan kelas. Padahal sudah jamnya seluruh siswa pulang, selain siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. Namun, Kila tidak ikut ekskul manapun. Kila hanya membiasakan diri setelah sholat dzuhur di musholla kemudian kembali ke kelasnya untuk menikmati suasana kesendirian. Karena hanya disinilah dia bisa menikmati suasana kesendirian, aman tanpa beban.
Merasa tidak ingin memikirkan masalah di rumahnya lagi, kini Kila malah beralih memikirkan Irsyad, sosok guru yang ia kagumi. Kila ingat betul, di kelas ini, ditempat duduk yang ia duduki, di meja yang ia pandangi, bau khas ruang kelas yang berdebu ini Kila ingat dengan seseorang yang mengajaknya untuk berta'aruf. Tapi itu sebuah kesalahpahaman Kila belaka. Ya, Kila hanya salah paham dengan kalimat "ta'aruf" yang terucap dari mulut mungil sosok pria itu. Terlebih, yang mengucapkan kalimat itu adalah Irsyad, pria yang mampu menyihir Kila dengan suaranya dan jatuh hati saat pertama berjumpa dengannya.
Irsyad Maulana, beliau adalah sosok cinta pandangan pertama Afifah Syakila. Ada sebuah permasalahan lain, Kila tahu betul kalau mencintai gurunya sendiri merupakan salah satu hal yang tabu dipandang oleh masyarakat. Namun, Kila tidak mungkin menunjukkannya secara terang-terangan. Kila itu gadis yang apabila menginginkan sesuatu bukan dengan terang terangan menunjukkannya, tapi dengan diam seraya berusaha memintanya karena Allah. Irsyad Maulana, kau sedang diminta Kila melalui Allah lewat sepertiga malamnya.
"Rumah kamu di mana? Ada hal yang ingin saya bicarakan dengan orang tua kamu." Pria itu membuyarkan lamunan Kila dengan sebuah pertanyaan. Lalu dengan gagap ia melihat darimana asal suara itu lalu memalingkan muka dan menundukkan pandangannya seketika karena tahu yang ia lihat adalah sesosok pria. Kila kemudian mengerjapkan matanya berkali-kali, ia mulai sadar akan pertanyaan yang dilontarkan oleh pria itu. Apa yang dimaksud dengan pertanyaan yang ia lontarkan? Apa Kila sudah membuat kesalahan padanya sampai harus menanyakan alamat dan ingin bertemu dengan orang tua segala.
"Maaf, Pak. Jika saya ada salah saya mohon maaf. Bapak mending hukum saya aja daripada harus ketemu sama orang tua saya untuk menjelaskan sikap saya di sekolah. Saya takut kalau nanti Papa saya murka, Pak." Kila semakin menundukkan pandangannya. Namun, terdengar tawa masam yang jelas. Kemudian perlahan berubah menjadi tawa lepas. Sepertinya pria itu malah menertawakan Kila dengan puas. Kila harus menjaga citranya sebagai seorang perempuan. Ia tak mau ditertawakan, apalagi orang tersebut merupakan orang yang dikaguminya dan dicintainya dalam diam. Ya, orang itu adalah Irsyad.
"Saya cuma ingin mengunjungi beliau berdua karena agenda acara saya sebagai wali kelas kamu, Kila. Silaturahmi antar orang tua murid dan wali kelas. Reaksi yang berlebihan dari kamu sangat lucu. Saya nggak bisa berhenti ketawa jadinya. HAHAHA..." Irsyad menjawab lalu gelak tawanya makin menjadi.
Kila malah terdiam dan lupa memikirkan citranya sebagai perempuan dan malah terbenam dalam pikirannya, baru kali ini ia melihat Irsyad tertawa lepas dari dekat. Irsyad memang bukan sosok guru tampan dan dingin seperti guru idola pada umumnya, ia guru tampan yang sangat hangat dan mudah senyum tapi juga sulit ditebak. Tapi melihat tawa lepas dari Irsyad sedekat ini membuat jantungnya berdetak tak karuan, membuat dirinya makin menyadari bahwa kekagumannya pada Irsyad sudah melebihi batas normal. Buru-buru Kila menyingkirkan pikiran anehnya itu.
"Ya sudah kalau begitu, Pak. Silahkan datang. Alamat rumah saya tetap sama seperti yang saya buat di kertas perkenalan diri yang Bapak suruh buat satu kelas saat itu. Dan tidak cuma itu, semua informasi didalamnya juga lengkap, kok, Pak." Kila memutus gelak tawa sang guru.
"Emmm... kalau begitu, memang benar orang paling berharga kamu itu nenek, bukan ayah atau ibu, atau keduanya, atau keluarga? Soalnya satu kelas pada jawab gitu," tanya Irsyad lagi pada Kila.
"Saya jadi bingung, Pak. Kenapa semua orang menanyakan itu pada saya. Saya rasa dalam informasi yang Bapak minta waktu itu sudah sangat jelas. Saya tidak ingin membahas tentang nenek lagi, Pak." Nada bicara Kila berubah menjadi sendu perkara mengingat nenek kembali. Nenek adalah sosok paling berharga bagi Kila. Sejak kecil bahkan dari lahir Kila lebih dekat dengan nenek ketimbang papa dan mamanya karena kesibukan masing-masing. Kila sudah berusaha untuk ikhlas atas meninggalnya nenek, tapi kita semua tahu bahwa semua butuh proses.
"Saya turut berdukacita, Kila. Tapi jangan lama lama sedihnya. Kan juga udah 40 hari berlalu." Irsyad memberi semangat setelah beberapa saat hening.
"Um, saya usahakan sesegeranya, Pak. Terimakasih," dijawab Kila dengan anggukan.
"Terimakasih kembali."
"Untuk...?" Kila mengernyitkan dahi.
"Jawaban terimakasih mu. Haha, dasar aneh."
"Hmm, saya aneh, ya, Pak?"
"Iya, tapi saya suka."
"Suka...? Maksudnya gimana, Pak?"
"Saya suka kamu yang begitu."
deg
deg
deg
"Kenapa diam, Kila? Ada yang salah, kah?"
Sebenarnya yang Kila dan Irsyad lakukan adalah sebuah percakapan kecil antara guru dan murid, tapi mengapa ada kata ambigu yang membuat Kila semakin salah paham atas perkataan Irsyad. "Saya suka kamu kata Pak Irsyad ...? Ya Rabb, apa tidak salah dengar," batin Kila.
"Kila? Kil, Kila...? Kenapa diam? Hei, Saya berbicara dengan kamu di sini." Irsyad mencoba menyadarkan Kila saat ucapannya tak digubris Kila dan malah terlihat sedikit lamunan yang ditunjukkan oleh Kila pada Irsyad.
"Eh, iya, Pak? Kenapa?"
"Apa ada yang salah dengan ucapan saya? Kenapa diam? Kamu seperti melamun tadi."
"Emm, tidak. Tadi bapak bilang suka saya? Yang begini, yang aneh ini maksudnya?" tanya Kila ragu-ragu.
"Iya."
"Ooh, begitu, Pak."
"Iya."
Lagi, jika waktu itu Kila salah paham mengenai kalimat "saya ingin kita berta'aruf" dari Irsyad, kali ini ia salah paham dengan kalimat "saya suka kamu" dari orang yang dikaguminya itu. Terlebih, kalimat itu belum selesai, "saya suka kamu yang begitu" perlu digarisbawahi bahwa kalimat nya berlanjut menunjukkan yang disukai Irsyad itu bukan dirinya melainkan sifat anehnya.
Kila memang seorang gadis yang mudah terbawa perasaan tentang perkataan orang, terlepas dari baik atau tidaknya perkataan itu untuk dirinya. Lihat saja, dirinya menggarisbawahi kalimat penting yang berhubungan dengan keadaan dirinya terutama suasana hatinya, tanpa peduli makna sebenarnya dan ada kalimat lanjutannya. Mungkin inilah kelemahan fatal yang dimilikinya, dan tak bisa diubah.
Irsyad merasa sudah tidak adalagi yang ingin dibicarakan, iapun beranjak meninggalkan kelas.
"Kalau begitu, saya tinggal dulu. Sampaikan kepada orang tuamu bahwa saya akan datang. Sekalian mau izin ta'aruf juga. Oke? Assalamu'alaykum." Ucap Irsyad di ambang pintu seraya berjalan menuju kantor guru.
"Wa'alaykumussalam, Pak." Jawab Kila dengan nada yang semakin melemah, ada kata ambigu lagi dalam kalimat yang dilontarkan Irsyad pikirnya. Apakah kata itu sama seperti yang lalu, atau adakah keseriusan dibaliknya. Kila yakin kali ini ia tidak salah dengar dan kalimat lanjutannya juga tidak ada, jadi kali ini tidak mungkin ia salah paham. Argh... pikiran Kila sudah melayang entah kemana.
"Gimana kalau Pak Irsyad ke rumah bukan hanya silaturahim antar orang tua murid dan wali kelas untuk silaturahmi saja, tetapi juga meminta izin untuk berta'aruf denganku, hihi," batinnya.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 149 Episodes
Comments
Zul
hmm... menarik
2021-12-21
3
Anas Krc
dari prolog nih kayaknya seru ceritanya
2021-11-29
3
Muhammad Zulfikar
next thor!!!
2021-08-25
3