#7

Keesokan paginya, Seren sudah siap untuk pergi ke rumah majikannya yang baru. Entah mengapa, Seren merasa sangat bersemangat hari ini.

Seren hanya membawa barang-barang penting saja, dan dia tidak peduli apakah barang-barang yang dia tinggalkan di rumah sewanya akan dibuang oleh pemilik rumah ini atau tidak.

Seren hanya membawa satu koper besar, dan baginya itu sudah cukup.

Seren tiba di mansion Nyonya Agatha jam 6 pagi, disaat sang Tuan rumah belum bangun dari tidurnya.

Raul mengantar Seren ke paviliunnya, paviliun yang cukup mewah baginya. Maklum, selama ini dia hanya tinggal di rumah sewa petak yang hanya berukuran 2x2 meter saja.

"Terima kasih, Tuan," ucap Seren menunduk hormat pada Raul.

"Semoga kau senang bekerja di sini, Seren. Di lemari itu sudah disiapkan baju oleh Nyonya Agatha. Pakailah baju itu. Tugasmu hanya mengurus taman bersama Nyonya Agatha," Raul tersenyum ramah.

Lalu Seren membereskan semua barang-barangnya dan menaruhnya di meja dan lemari yang sudah disediakan. Seren hanya membawa 5 baju dari rumah sewanya, dan sepertinya Seren tidak perlu memakainya lagi karena baju yang disiapkan Nyonya Agatha di dalam lemari itu sudah penuh.

Seren sama sekali tidak menyangka dia akan mendapatkan baju baru sebanyak itu dari majikannya.

"Apakah semua pelayan di sini juga mendapat baju sebanyak ini?" gumam Seren.

Seren melihat baju-baju yang semuanya adalah dress pendek berwarna pastel. Tetapi ini bukan baju seragam yang biasa dipakai pelayan dirumah ini.

"Apakah memang pekerjaanku tidak perlu memakai seragam karena bekerja di luar rumah?" gumam Seren lagi.

TOK TOK TOK.....

Seren segera membuka pintunya dan melihat pelayan lain yang belum dikenalnya.

"Nona Seren... Nyonya Agatha memanggilmu di ruang keluarga dan pakai baju yang sudah disiapkan oleh Nyonya," kata Pelayan perempuan itu.

"Panggil saja aku Seren... jangan memanggilku nona... aku sama seperti kamu," jawab Seren.

Lalu pelayan itu tersenyum dan pamit pergi. Sedangkan Seren tersenyum canggung. Seren sangat jarang berinteraksi dengan orang lain karena dia memang membatasi hubungan dengan orang luar.

Seren mengambil baju di dalam lemari dan memakainya. Baju itu berwarna peach pastel dengan panjang 10 cm di atas lutut, dan itu yang membuat kulit Seren tampak lebih bersinar.

Seren sebenarnya tidak terlalu suka baju seperti ini, tetapi ini tuntutan pekerjaannya dan ini adalah sesuatu yang sangat mudah dilakukan bukan.

Seren mengikat rambut coklatnya yang panjang membentuk ekor kuda.

Seren berjalan melewati taman yang agak luas untuk menuju ke dalam mansion utama.

Raul yang melihat Seren dari kejauhan tampak mengernyitkan keningnya.

"Apa itu, Seren? Dia tampak berbeda sekali dengan baju itu," gumamnya.

"Tuan... apakah Nyonya memanggilku?" tanya Seren .

"Panggil aku paman, nak... jangan memanggilku Tuan... aku bukan pemilik rumah ini," senyum Raul.

Seren mengangguk dan mengikuti Raul masuk ke dalam rumah.

"Permisi, Nyonya," kata Raul memanggil sang nyonya yang sedang fokus dengan ponselnya.

Agatha melihat ke arah Seren. Dia sedikit terkejut dengan perubahan penampilan Seren.

"Kau kelihatan cantik sekali, sayang," Agatha menghampiri Seren dan menyentuh pipinya yang putih.

Seren hanya menunduk tak menjawab. Dia tidak tahu harus menjawab apa.