Sore ini pasangan muda mudi itu masih terlelap dalam mimpi dengan saling berpelukan setelah perdebatan panjang soal kamar. Dengan berbagai rayuan Andre akhirnya bisa meluluhkan hati istri mudanya itu supaya tinggal satu atap dengan istri tuanya.
Sedangkan di dapur sana, seorang ibu tengah berkutat di dapur dengan beberapa hidangan yang sudah selesai di atas meja. Riana sengaja masak banyak dan enak hari ini cuma untuk menyambut kedatangan gundik suaminya itu. Tapi setelah ini Riana perlahan akan memberi pelajaran untuk orang yang sudah mengusik hidupnya.
"Unda apadah dah lesai macak, Eyna ngen andi unda ( Bunda apakah sudah selesai masaknya, Reyna pengen mandi bunda)" tanya gadis kecil itu.
"Bentar lagi ya sayang, bunda lagi bikin pudding kesukaan Reyna.." jawab bundanya.
"Aciiik unda kin udding, Eyna ngen unda ( Asiik bunda bikin pudding, Reyna pengen bunda)" ucapnya.
"Iya sayang, tapi nunggu puddingnya dingin dulu ya sayang, abis itu Reyna bisa makan sepuasnya." kata bundanya.
"Oteh unda ( Okeh bunda)..
"Sekarang kita mandi yuk, bunda udah selesai masaknya.." ucap Riana.
"Yo unda ( Ayo bunda)" jawab si kecil.
Riana bergegas ke kamar ingin membersihkan badan bersama putri kecilnya itu.
Setelah Riana masuk, Riska ke luar dari kamarnya karna mencium masakan sedap dari dapur masuk ke kamar yang sudah di hidangkan kakak madunya itu.
"Wah kayanya enak nih.." ucap Riska menatap semua makanan di atas meja.
"Laper banget nih perut, mending gue makan duluan, kalau nunggu mereka pasti lama.." lanjungnya mengambil piring dan memasukan nasi serta lauk pauk dengan beberapa sayuran ke piringnya.
"Enak juga masakan si Riana ini." ucapnya melahap makanan.
Dengan buru-buru Riska menghabiskan makanannya dengan durasi yang singkat, karna ia takut ketahuan suaminya karna lebih dulu makan tanpa menunggu yang lain.
Kaya maling tuh si Riska🤭🤭🤭.
Setelah selesai wanita pemalas itu menaruh piring bekasnya di tempat cucian tanpa mau membersihkannya.
"Selesai,, perut kenyang hatipun senang.." ucap Riska mengusap perut buncitnya.
Dengan licik, Riska menaruh beberapa helai rambutnya di beberapa hidangan di atas meja, dia marah karna kakak madunya tidak mau mengalah soal kamar yang ingin dia tuker.
" Mending gue ke kamar lagi aja pura-pura tidur supaya mereka tidak curiga.." lanjutnya buru-buru masuk ke kamarnya lagi.
Tanpa dia sadari, seseorang melihat dari awal hingga aksi terakhirnya.
'Rupanya kau ingin main-main denganku, silahkan saja. Sayapun akan mengikuti permainanmu..'batin Riana.
Riana yang tadinya ingin ke dapur mengambil air minum, ia tak sengaja melihat gundik suaminya itu tengah menatap masakannya dengan mata berbinar.
Riana curiga saat melihat cara makan Riska yang terlihat buru-buru, singkat waktu Riana melihat sendiri bahwa gundik suaminya itu mencabut beberapa helai rambut di kepalanya.
'Ngapain dia cabutin rambut, aneh.'batin Riana bingung.
Dengan menajamkan mata Riana melihat betul dengan apa yang di lakukan Riska pada masakannya. Riana membulatkan mata dengan menggepalkan tangan melihat aksi Riska yang kurang ajar menaruh rambutnya itu di dalam beberapa masakannya, lalu kembali masuk ke kamarnya saat ia sudah merekam semua aksinya perempuan tidak tahu diri itu.
'Tunggu pembalasanku..'batin Riana marah, sudah capek masak malah di kotorin begitu aja sama wanita itu. Dasar kurang ajar, pikir Riana.
Setelahnya Riana kembali ke kamar mandi melihat putri kecilnya tengah main air di dalam batthup.
Adzan Magrib berkumandang, pasangan muda mudi itu terbangun saat mendengar Adzan.
"Jam berapa ini.."ucap Andre dengan suara khas bangun tidur.
"Sudah hampir malam rupanya.." lanjutnya.
Andre segera membangunkan istri mudanya itu untuk segera mandi.
"Ris bangun, ini sudah hampir malam. Gak baik ibu hamil tidur di tengah Magrib begini.." Ucap Andre.
"Eemmm.. Aku masih ngantuk mas.."jawab Riska tanpa membuka matanya.
"Mas bilang bangun ya bangun. Lagian orang hamil itu pamali kalau tidur di jam segini.."bentak Andre.
"Iya ini juga bangun, itu mah tahayul kali mas. Mana ada di jaman yang serba canggih ini.."ujar Riska kesal.
"Terserah kamu saja kalau tidak percaya, tapi jangan salahkan mas kalau terjadi sesuatu sama anak kita.."ucapnya menuruni ranjang.
"Mas mau kemana.." tanya Riska memegang tangan suaminya.
"Aku mau mandi.." jawabnya.
"Aku ikut .." dengan nada manja dan menggoda.
"Ya, terserah.." jawab Andre membuang muka karna malu.
'Gampang kalau meredakan emosi mas Andre mah, tinggal kasih aja 1 ronde pasti sembuh tuh marahnya..'batin Riska
Dan terjadilah sesuai yang di harapkan Riska.
( Skip )
"Unda yo makan, Eyna dah dak sabal ngen makan uding( Bunda ayo makan, Reyna udah gak sabar pengen makan puding)."ucap Reyna menarik-narik tangan bundanya.
"Iya sayang sebentar.." jawab Riana dengan mengutak-atik ponselnya. Riana memesan makanan secara online dari Restoran mahal untuk makan malamnya dengan Reyna.
'Jijik sekali aku makan-makanan yang sudah di campur dengan rambut wanita itu..'batin Riana menyimpin ponselnya ke ke dalam kantong baju tidurnya
"Yu sayang.." ajak Riana menggendong putri montoknya itu.
'Rupanya wanita itu tak sabar ingin melihatku di marahi sama mas Andre, kita lihat saja cantik siapa yang akan kena marah di sini, aku atau kau..'batin Riana tersenyum remeh menatap pasangan itu yang sudah menunggunya di meja makan.
"Udah lama nunggunya.." tanya Riana basa-basi.
"Heemm.."jawab Andre singkat karna masih marah sama istri pertamanya itu.
"Silahkan di makan, semoga suka ya sama masakan kakak madumu ini.."ucap Riana pada gundik suaminya.
"Iya mbak,." pura-pura ramah.
'Kau tunggulah beberapa detik lagi Riana, pertunjukan akan segera di mulai..'batin Riska menyeringgai.
Tanpa Riska sadari ia akan terperangkap dengan ulahnya sendiri.
"Apa-apaan ini Riana, kenapa masakanmu banyak rambutnya.." tanya Andre marah karna ia sudah lapar.
"Iya mas, di sini juga ada rambutnya. Mbak kok jorok sih.." sahut Riana dengan raut wajah jijik.
"Tadi sebelum aku menghidangkannya semuanya bersih kok tanpa ada rambut begini.."bela Riana jujur.
"Terus ini rambut siapa kalau bukan rambut kamu hah, dan kamu lihat kenapa makanannya berantakan di meja .."bentak Andre.
"Aku gak tahu mas. Sumpah saat aku menghidangkan masakannua semua baik-baik saja dan rapi. Tapi kenapa sekarang terlihat berantakan ..." jawab Riana menatap Riana.
Riska yang merasa di tatap jadi ketakutan dengan wajah pucat.
"Ke-napa mbak melihatku seperti itu, apa mbak menuduhku kalau aku yang berbuat semua ini.." tanya Riska pura-pura sedih.
"Mungkin.."jawab Riana santai.
"Dari tadi siang aku sama mas Andre tidur mbak sampe sore, kalau mbak gak percaya tanya saja sama mas Andre.." katanya meneteskan air mata buaya.
"Tega sekali kau Riana menuduh adik madumu sendiri dengan menimpakan masalah kamu ke wanita hamil ini. Kalau kau tidak suka dengan kehadiran Riska di sini, segera angkat kaki dari rumah ini.."ucap Andre penuh penegasan.
"Reyna main dulu ya di kamar nanti bunda nyusul sambil bawa pudding ke sukaan kamu.." ucap Riana karna ia tak mau melihat mempertontonkan masalah orang dewasa pada anak kecilnya.
"Ya unda ( Iya bunda)" jawabnya patuh, dan pergi dari meja makan.
"Apa kau lupa mas, kalau rumah yang kalian tinggali ini adalah rumahku.." ujar Riana tegas.
Bersambung..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments