3 bulan telah berlalu, 2 minggu belakangan ini sikap Andre berubah yang tadinya perhatian padaku dan Reyna sekarang dingin pada kami.
Andre berubah saat ia pulang kerja dua minggu yang lalu, pada hari itu hari yang dimana Riska mengontrol kandungannya.
Betapa bahagianya Andre saat Dokter kandungan bilang bahwa kelamin anak yang di kandung Riska istri mudanya itu adalah laki-laki.
Sudah lama sekali Andre menginginkan anak seorang laki-laki dari hasil benihnya sendiri.
Bahkan Riana bingung dengan perubahan Andre. Tapi Riana tak ambil pusing dengan semua itu, yang terpenting baginya ia bisa menguras habis isi dompet Andre dan menyimpannya di rekening pribadinya.
Seperti hari ini, Andre berniat membawa Riska pulang ke rumah istri pertamanya. Karna ibu Erin tak sanggup mengurusi ibu hamil itu. Mungkin kalau Riana yang mengurusnya akan membuat Andre lebih tenang, pikirnya. Tanpa memerdulikan perasaan Riana yang tersakiti.
"Kenapa mas bawa saudara bapak dari kampung ke rumah kita,? .."tanya Riana pura-pura tidak tahu dengan tujuan mereka. Membawa 2 koper besar di tangannya.
Riska yang merasa tersindirpun emosi mendengar kakak madunya bicara.
"Riana mari kita duduk dulu, ada yang mau mas omongin sama kamu.."ucap Andre hati-hati.
"Silahkan.."ujarnya mempersilahkan tamunya dengan santai.
"Apa yang mau kau bicarakan mas.." Tanya Riana setelah mendudukkan bokong di sofa.
"Mas aku haus.." ucap Riska manja.
"Riana bisa tolong ambilkan minum untuk tamu kita.." titah Andre.
"Kita.? Bukan kita mas, tapi kamu. Bukankah mas yang membawanya kesini, berarti mas harus tanggung jawab dong melayani tamu mas sendiri.."ujarnya santai.
"Huufff, baiklah kau tunggu sebentar, mas akan ambilkan minum untukmu.." ucapnya pada Riska.
"Oke mas,, "ucap Riska dengan nada lembut.
Setelah kepergian Andre, Riska menilai penampilan Riana dari atas sampai bawah dengan senyum remeh.
"Apa yang kau lihat nona.." Tanya Riana, pura-pura tidak tahu.
"Aku hanya melihat penampilanmu saja, dari dulu hingga sekarang tidak berubah ya." Jawabnya angkuh.
"Terserah kau saja..", ucap Riana malas.
"Ini minumannya..." kata Andre.
"Terima kasih mas.." ucap Riska tersenyum manis.
"Aku tidak punya waktu banyak, langsung ke intinya saja.." ucap Riana menatap tidak suka pada pasangan itu.
"Begini Riana, seben-nernya wanita yang di sampingku ini bukan keluarga bapak dari dari kampung.."-ucapnya menjeda.
"Terus..." kata Riana ingin mendengar langsung dari mulut suaminya.
"Riana sebenarnya dia ini.."ujar Andre terhenti saat Riska menyelanya.
"Aku Riska istrinya sahnya mas Andre sekaligus adik madumu mbak.."Sahut Riska
"Riska kamu apa-apaan sih,," ucap Andre kesal.
"Mas sih lama, akukan cape pengen cepat-cepat istirahat.." jawabnya.
Sedangkan Riana menatap mereka dengan tenang tanpa terkejut mendengar berita itu, karna Riana sudah mengetahuinya lebih dulu sebelum Andre memberitahunya.
"Apa sudah selesai bicaranya.? Kalau sudah saya permisi mau nemenin Reyna tidur, dan kalau mau pulang pintunya ada di sebelah sana.." ucap Riana menunjuk pintu depan.
Andre maupun Riska di buat terkejut dengan sikap tenang Riana, apakah Riana sudah mengetahuinya? Hingga membuatnya setenang ini.." pikir Andre.
"A-pa kau tak marah Riana.."Tanya Andre penasaran.
"Buat apa aku marah? Bukankah seorang suami berhak mempunyai istri lebih dari 2 atau tiga bahkan lebih. Aku tak masalah dengan semua itu, yang terpenting uang bulananku tidak di kurangi, Titik.." jawabnya santai.
"Baiklah,, Tapi aku punya satu permintaan dari kamu." tanyanya.
"Apa.." ujarnya balik.
"Apa boleh Riska tinggal di rumah kita, saat ini mas tidak sempat mencari tempat tinggal yang cocok dengannya. Lagi pula kalau mas tinggal Riska di rumah sendirian maka siapa yang akan menjaga dan memberinya makan. Dengan kondisi hamil seperti ini mas tidak tenang meninggalkannya, Kalau tinggal di sini kan kamu bisa bantu-bantu atau mengawasinya.." katanya. tanpa memperdulikan perasaan Riana.
"Apa boleh Riska tinggal di sini.."lanjutnya, karna Riana diam saya.
"Silahkan,, Tapi aku tak mau kalau harus membantu dia.." jawab Riana memalingkan wajahnya.
"Aku lagi hamil anaknya mas Andre mbak, anak dari suami mbak juga, masa mbak tega membiarkan aku bekerja sendiri dengan keadaan seperti ini.." sahut Riska.
"Itu kalian, bukan anakku. Kerja apa? Cuma mencuci bajumu serta memberekan kamar mu, lainnya saya kerjakan. Syukur-syukur saya masih mau menampung wanita sepertimu.." ucap Riska tenang.
"Maksudmu wanita seperti apa diriku.."Tanya Riska dengan wajah merah karna emosi.
"PE LA KOR,,.." jawab Riana menegaskan setiap kata-katanya.
"Diam..."Bentak Andre pusing melihat pertengkaran kedua istrinya.
"Riana yang di katakan Riska ada benarnya juga, lagian kata Dokter, Riska tidak boleh bekerja terlalu lelah dan asupan gizinya harus di jaga.." ujar Andre membuat Riska senang Andre perpihak padanya.
"Terserah.." katanya Riana ,meninggalkan pasangan muda itu.
"Istri kamu gak sopan banget deh mas, masa aku di bilang pelakor. Padahalkan gak begitu kejadiannya.."ucap Riska pura-pura sedih.
"Sudahlah biarkan saja, Mas akan memberi pelajaran nanti padanya. Sekarang kamu istirahat ya, kasian anak kita pasti capek...." ucap Andre menenangkan istrinya.
"Iya mas, tapi aku pengen di temenin istirahatnya.." ucap Riska manja, dia tak rela kalau suaminya itu pergi menemui kakak madunya.
"Ok sayang, mas akan temani kalian.." jawab Andre mengusap perut sedikit buncit itu.
"Uuhh, terima kasih mas. Mas memang the best deh pokonya.." Puji Riska menaikan suaranya, hanya untuk memanasi Riana.
"Sama-sama ...." jawb Andre menuntun Riska ke kamar barunya.
"Mas kok sempit sih kamarnya, bagusan juga kamar kamu yang di rumah ibu.." protes Riska setelah masuk.
"Hanya ini yang tersedia sayang, gak ada kamar lagi.." ucap Andre kesal.
"Aku mau tukeran kamar aja sama mbak Riana. Pasti kamar itu lebih besar dari kamar ini, aku tak akan mau istirahat sebelum kamarnya di tukar...", ucapnya ngambek.
"Ya gak bisalah, kamar itu emang dulunya kamar Riana sebelum kami nikah gak bisa di tukerin, lagian mana mau tinggal di kamar ini.." kata Andre.
"Terserah apa yang mas bilang, pokoknya aku pengen tinggal di kamar utama, kalau tidak aku gak mau tinggal di sini, titik.."ucap Riska kekeh.
"Kalau kau tidak mau tinggal di sini ya gak apa-apa tinggal pergi saja, gampang kan.? sahut Riana berdiri di depan pintu.
"Ngapain mbak di situ? Nguping pembicaaraan aku sama mas Andre ya.."kata Riska menuduh.
"Tidak, saya hanya lewat saja depan pintu dan mendengar keributan dari kamar ini karna pintunya terbuka lebar, ya tinggal masuk aja.." jawabnya menyilangkan tangan di dadanya.
"Riana ke luar lah,," Titah Andre.
"Tanpa kamu suruhpun saya akan ke luar dari kamar ini.." ucap Riana datar.
Riana ke luar setelah mengatakan itu, ia masuk ke kamarnya kembali memandang Reyna yang tengah tertidur pulas dengan wajah damai.
"Sayang, apa bunda akan kuat menghadapi ini semua.?Bunda sakit Rey melihat ayahmu bersanding dengan wanita lain di depan bunda.."ucap Riana menangis dalam diam.
Bersambung..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments