Pov Author.
'Rasain loh mas, emang enak di cuekin." batin Riana tersenyum puas menatap wajah malu suaminya.
Pria yang di depannya itu tak sengaja melihat senyum Riana yang tersembunyi membuat ia terpesona.
"Baiklah tuan Raymond, sekertaris Han saya permisi dulu.." pamit Andre membungkukkan badan tanda hormat.
"Hemm.."jawab sekertaris Han.
"Ayo sayang kita pulang." Ajak Andre merangkul bahu istrinya, Andre merasa cemburu begitu tuan Raymond menatap Riana.
"Ya.." jawab Riana cuek.
'Ternyata sudah punya suami.' batin Raymond memandang kepergian karyawannya itu.
"Tuan sepertinya anda tertarik dengan wanita itu..", tanya Han.
"Apa perlu saya menyelidikinya." lanjut Han, karna Raymond diam saja.
"Apa bulan ini mau aku potong gajimu Han.." Raymond mengeluarkan ancamannya.
"Tidak tuan, terima kasih.." ucap Han.
Sedangkan di sebuah mobil.
"Mas tadi siapa..?" tanya Riana penasaran.
"Dia tuan muda Raymond, presdir di perusahaanku. Dan yang di belakangnya adalah sekertaris Han, sekaligus tangan kanannya.." Jawab Andre.
"Oh.." sedangkan Riana hany berohria.
"Kenapa, apa kau menyukai salah satu dari pria itu.?"tanya Andre meradang.
"Tidak, aku hanya ingin tahu saja..", jawab Riana santai.
"Kalau kamu sudah tahu, kamu mau apa.." Tanyanya penuh selidik.
"Aku akan mendekatinya.." jawab Riana asal.
Andre mengerem mobil itu dengan mendadak setelah mendengar ucapan Riana yang membuatnya meradang tidak karuan.
"Mass.." bentak Riana karena terkejut.
"Maaf Rian, mas tidak sengaja..", ucap Andre merasa takut dengan tatapan tajam istrinya.
"Kenapa kamu ngerem mendadak sih? Apa kamu sengaja mau bikin aku dan Reyna celaka..", ujarnya marah besar.
"Bu-ukan sepeti itu sayang. Mas hanya terkejut mendengar ucapanmu barusan..", katanya jujur.
"Ucapanku yang mana.."kata Riana kesal.
"Soal kamu akan mendekati tuan Raymond atau sekertarisnya..." jawab Andre malu.
"Ya ampun mas, aku hanya becanda kali. Mana mungkin aku menyukai mereka di saat aku masih bersuami. Aku itu orangnya setia ya mas, jangan samakan aku dengan wanita di luaran sana yang berkhianat pada pasangannya.." sindir Riana.
Deggg...
Dada Andre terhenti mendengar penuturan Riana soal berkhianat.
'Bagaimana reaksi Riana kalau mengetahui suaminya berkhianat.,"batin Andre.
"Jalan mas, kenapa melamun. Di belakang pada marah tuh gara-gara mas berhenti sembarangan di tengah jalan gini..." ucap Riana menyadarkan Andre dari lamunnya.
"Iy-a.." jawabnya terbata.
'Rasain kamu mas, aku tidak akan tinggal diam melihat harga diriku dan Reyna di injak-injak dengan gampang' batin Riana mengusap kepala Reyna yang tertidur di tangannya.
Di kediaman Wijaya.
"Bu..." panggil Riska pada mertuanya.
"Ya Ris, ada apa..", tanya ibu Erin setelah menghampirinya.
"Aku lapar.." jawbnya menunduk.
"Kalau lapar tinggal makan aja, semua makanan sudah ibu siapin di atas meja.." kata ibu Erin.
"Apa kamu mau menyuruh ibu mengambilkan makanan untukmu gitu.."lanjutnya kesal.
"Bu-ukan bu, aku pengen makan nasi goreng buatan ibu.."ucap Riska.
"Beli ajalah, males ibu bikinya.." tolaknya mentah-mentah.
'Sialan, wanita tua ini tidak mau menurutiku. Kalau bukan karna mas Andre males sekali aku menghormatinya." batin Riska.
"Ya sudah kalau ibu gak mau gak apa-apa, tapi jangan salahkan aku kalau cucu ibu ini setelah lahir akan ileran karna permintaanya tidak di turutin."ucapnya menakut-nakuti ibu Erin.
Ibu Erin bergidik ngeri membayangkan cucunya ileran.
"Iya, ini ibu bikinin..." ucapnya dengan kesal.
"Terima kasih ibu mertuaku tersayang.." ucap Riska tersenyum manis.
"Ya.." jawab ibu Erin singkat.
"Akhirnya aku punya senjata kuat untuk melumpuhkan lawanku..hahhaha.." Tawanya pelan, memandang kepergian ibu mertuanya.
"Kenapa sih si Riska pengen di buatkan nasi goreng segala, mending beli saja biar praktis dan gak nyusahin orang lain. Dulu waktu Riana hamil sampai melahirkan dia gak pernah tuh suruh ini itu sama aku. Tapi ini apa? Baru hamil 3 minggu aja banyak maunya, apa lagi kedepannya nanti, sangat merepotkan.." gerutu ibu Erin.
"Ibu kenapa marah-marah gitu masaknya.? Lagian ibu mau masak apa?, Bukannya ibu udah masak tadi siang?." tanya suaminya bingung.
"Oh ini, menantu kita katanya pengen di buatkan nasi goreng sama ibu, makannya ibu bikinin pak." jawabnya tersenyum paksa, ibu Erin tahu kalau suaminya itu tidak suka pada Riska menantu barunya.
"Sepertinya ibu tidak iklas membuat nasi goreng itu, lagi pula kenapa tadi marah-marah sampai bawa nama Riana juga.." tanya pak Ridwan.
"Ikhlas kok pak, beneran deh ibu ikhlas. Oh itu tadi cuma lagi inget aja sama Riana..", jawab ibu Erin asal.
"Oh.." ucap pak Ridwan cuek meninggalkan ibu Erin yang tengah masak untuk menantu kesayangannya.
Tak lama kemudian, nasi goreng yang di tunggu-tunggu ibu hamil akhirnya selesai juga. Ibu Erin hendak membawa nasi goreng itu ke kamar Riska, belum sempat kakinya melangkah pak Ridwan bertanya.
"Nasi gorengnya mau di bawa kemana.." tanya pak Ridwan dingin.
"Mau ibu bawa ke kamar Riska pak." jawab ibu Erin.
"Letakan piring itu.." ucap pak Ridwan menunjuk piring yang berisi nasi goreng.
"Tapi pak men....
"Bapak bilang letakan, ya letakan.." bentaknya membuat ibu Erin takut.
"I-iya pak.." ibu Erin meletakan nasi goreng itu dengan tangan bergetar.
"Saya mau tanya sama kamu. Siapa Ibu mertua di rumah ini.." tanyanya.
"I-bu pak.." jawabnya Terbata.
"Siapa menantu baru di rumah ini.." tanya pak Ridwan lagi.
"Ri-iska...."
"Ibu sudah tahu jawabannya, kenapa ibu dengan suka rela menjadi pembantu di rumah ibu sendiri hahh. Seharusnya wanita itu menghormati kita sebagai mertuanya bukan malah sebaliknya bu.." ucap pak Ridwan kesal dengan tingkah laku menantu barunya dengan semena-mena menyuruh istrinya atau mertuanya sendiri.
"Biar bapak panggil wanita itu.." lanjutnya, sedangkan ibu Erin takut dengan kemarahan pak Ridwan.
"Riska..." Teriak bapak dari lantai bawah.
"Sudah pak, biar ibu saja yang panggil Riska.."
"Riskaaaa...."suara pak Ridwan menggelegar di seluruh ruangan rumahnya, termasuk kamar yang di tempati ibu hamil itu.
"Kenapa sih pak tua itu teriak-teriak segala, bikin kuping gue sakit aja.." gerutu Riska merasa terganggu saat memainkan ponselnya.
"Iya pak, ada apa..?" tanya Riska dari lantai dua tanpa berniat turun.
"Turun kamu, dasar tidak sopan.." bentak pak Ridwan.
"Ya.."jawab Riska malas dengan pelan menuruni anak tangga.
"Kenapa pak.." tanya Riska pura-pura ramah.
"Kau tahukan kalau ibu mertuamu ini sudah tua dan gampang lelah. Seharusnya kamu mengerti Ris, kalau ibu naik turun tangga terus, bisa jatuh sakit dia. Belum lagi pekerjaan rumah menambah setelah ada kamu di sini, apa kamu pernah membantu pekerjaan ibu walaupun dengan mencuci piring bekas makanmu, apa kamu pernah membantu ibu membersihkan rumah ini walaupun dengan menyapu. Boro-boro membantu pekerjaan ibu mertua membersihkan baju serta kamarmu saja selalu ibu dengan alasan yang tak masuk akal itu. Ngidam sih ngidam, mana ada ngidamnya seperti itu.
Dulu saat Riana hamil muda sampai melahirkan, dia membantu pekerjaan ibu semuanya 3 hari sekali dengan sebisanya. Lah kamu apa.?" ucap pak Ridwan emosi.
"Ada apa ini ribut-ribut.." tanya Andre setelah mengantarkan anak istrinya pulang, ia berpamitan pada Riana akan bertemu dengan temannya di luar.
"Riska kenapa kamu menangis.." Tanya Andre khawatir.
"Kau uruslah istrimu sendiri. Bila bapak mendengar istrimu menyuruh-nyuruh ibumu, bapak tak akan segan-segan mengusir kalian dari rumah ini, ingat itu ." ucap pak Ridwan tegas menarik tangan istrinya. Ia ingat betul istrinya saat tengah malam sering memakai koyo dan mengaduh di pergelangan tangan, mungkin karna terlalu banyak bekerja dan membuatnya lelah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
Ar Syaina Syaina
rasainn tuhh ibu nertua
2022-01-23
0