Setelah mimpi itu, aku kembali menidurkan Reyna di sampingku. Aku bergegas mencari kotak yang di kasih Alm. ayah dulu.
Aku masih ingat betul menyimpan kotak itu, aku membuka lemari dan membongkar isi lemari bagian bawah dan Allhamdulilah kotak yang aku cari memang ada di tempat itu.
"Untung kotaknya aku simpan." kataku pada diri sendiri.
Aku membuka kotak itu perlahan dan melihat isi dari kotak persegi empat tersebut.
"Apakah amplop ini yang di maksud ayah..?" ucapku memegang amplop putih bertuliskan 'Teruntuk Daddy dan Mommy Tersayang.'.
Tunggu-tunggu, foto siapa ini? Bukankah ini ayah waktu masih muda? Lalu yang di sampingnya ini siapa? Apakah mereka adalah orang tua dari ayah sekaligus kakek dan nenekku?
Di foto itu terdapat tiga orang yang sedang berfose formal, yang perempuannya duduk dan ke dua laki-lakinya tengah berdiri di belakang wanita cantik itu. Apakah ayah satu-satunya anak mereka? Pikirku bertanya-tanya.
Kalau benar mereka kakek dan nenekku, sungguh bahagianya diriku masih mempunyai mereka, berarti selama ini aku masih punya keluarga walaupun aku tidak mengetahui keberadaannya.
Dimana harus mencarinya???.
********
Pov Author
Dua minggu ini Andre selalu pulang malam bahkan ia juga jarang pulang, di karnakan pria itu membagi waktu dengan istri mudanya, Riska. Bukan untuk bekerja lembur seperti laki-laki itu bilang pada Riana.
Dua minggu dari sebelumnya, Andre dan Riska melewati malam panjang bersama di Apartemen Riska tempo lalu. Dari situ hubungan mereka lebih dekat dari sebelumnya, bahkan Riska terang-terangkan menggoda Andre supaya pria itu mau mendurinya lagi.
Andre yang awalnya biasa-biasa saja terhadap Riska, tapi setelah menggodanya waktu itu membuatnya gelap mata.
Karna sudah lewat dua minggu, Riska kembali menanyakan tentang syarat yang di ajukan Andre dulu untuk menikahinya.
"Mas ini udah 2 minggu loh, apa mas sudah bilang sama istri kamu tentang hubungan kita ini.." tanya Riska setelah memadu kasih.
"Belum.." jawab Andre memejamkan mata.
"Kenapa belum bilang sih mas, bukankah aku sudah memberimu waktu." ujar Riska kesal.
"2 Minggu bukan waktu yang lama Ris, kau kan tau sendiri kalau aku bilang sama orang tua ku tentang hubungan kita ini bapak bisa marah besar sama aku. Lagi pula aku tidak tega memberitahukan Riana soal ini.." Jawab Andre merasa bersalah karna sudah mengkhianati istrinya.
"Tapi mas..." Riska ingin protes tapi bibirnya langsung bungkam oleh bibir Andre.
"Riska, mas janji akan bertanggung jawab padamu. Tapi mas mohon beri mas waktu lebih lama lagi, ya.?" Ucap Andre memegang tangan Riska.
"1 Minggu.."katanya.
"Baiklah terima kasih sayang, sekarang kita tidur ya, mas lelah.." ucapnya membaringkan badan dan merengkuh tubuh Riska.
'Kenapa mas Andre belum bilang sih, huff sungguh menyebalkan. Baiklah Riska kau tinggal sabar sedikit lagi untuk mendapatkan pujaan hatimu ini.' batin Riska senang.
Mereka tidur dengan berpelukan di bawah selimut tebal.
4 minggu berlalu setelah kejadian di mana Riska menjebak Andre dengan obat pe*****ng itu. Pagi ini entah mengapa Riska mual dan kepalanya pusing sekali.
"Mas tolong aku.." ucap Riska menghubungi Andre sebelum pingsan.
"Riska kamu kenapa Ris.." tanya Andre cemas di sebrang sana.
Andre segera pergi dari rumah untuk mendatangi kediaman kekasih gelapnya itu.
"Mas mau kemana, kenapa buru-buru sekali.." tanya Riana saat berpapasan di ruang tamu.
"Mas ada urusan penting.."Jwabnya dengan langkah lebar.
'Urusan apa sampai mukanya cemas begitu.." bantin Riana bingung.
"Riana angkat,, jangan membuatku khawatir.." gerutu Andre di perjalanan.
Setengah jam kemudian Andre sampai ketempat tujuan dengan melajukan mobil dengan kecepatan tinggi. Sungguh Andre sangat mengkhawatirkan kekasih gelapnya itu.
"Riska.." teriak Andre terkejut melihat orang yang di panggil tergeletak di pantai dengan wajah pucatnya.
"Riska bangun sayang..." kata Andre menepuk pelan pipi Riska.
Andre buru-buru menggendong Riska dan membawanya ke rumah sakit.
"Sayang bangun, jangan membuat mas takut.." ucap Andre memegang tangan Riska.
"Suster, dokter..." teriak Andre di depan pintu rumah sakit.
"Suter tolong periksa dia.." kata Andre membaringkan tubuh lemah Riska di brankar.
"Baik pak kami akan memeriksanya, silahkan bapak tunggu sebentar di luar."ujar suster itu.
"Tapi.." ucap Andre terhenti saat suster menutup pintu ruangan UGD.
Andre menunggu suster itu memeriksa Riska, tak lama orang yang di tunggu ke luar juga.
"Dokter, bagaimana dengan keadaannya.." tanya Andre.
"Keadaannya baik-baik saja pak, tidak ada yang perlu di khawatirkan. Wajar kalau ibu hamil sering pingsan apa lagi di awal kehamilan seperti ini.." jawab dokter.
Deggg...
Hamil...
"Ap-a dok.." tanya Andre memastikan.
"Istri anda tengah hamil dua minggu, apa anda tidak tahu.." tanya dokter balik.
"Sa-ya tidak tahu, karna selama ini dia tidak menunjukan gejala-gejala seperti orang hamil.." jawab Andre.
"Oh begitu, di jaga ya pak kandungannya. Karena kondisi ibu sangat lemah jangan sampai membuatnya kecapean atau stres berlebihan maka akan berakibat pada janin yang di kandungnya. Kalau begitu saya permisi...." katanya.
"Baik dokter, silahkan.." ujar Andre.
'Hamill,,,, bagaimana dengan kedua orang tuaku setelah mengetahui bahwa anaknya menghamili perempuan lain. Riana maafkan mas.." batinya.
Andre masuk ke ruangan di mana wanita yang mengandung anaknya tengah terbaring dengan selang infus di tangannya.
'Bagaimana ini.." Andre frustasi.
"Mas.." panggil Riska pelan, membuka matanya perlahan dan melihat sekeliling terlihat asing di matanya.
"Mas kita di mana.." Lanjutnya. Sedangkan orang yang di tanyanya sedang melamun dengan tatapan kosong.
"Mas.." panggil Riska lagi menepuk pelan lengan Andre.
"Ya ada apa.." ucapnya datar.
"Dari tadi di panggil gak nyahut-nyahut.." ujarnya marah.
"Maaf, mas gak denger.."
"Emang mas lagi melamunin apa sih.." tanyanya.
" Tidak...
"kita di mana mas...'" tanya Riska.
"Kita di rumah sakit...?
"Ko bisa.." tanya Riska bingung.
"Saya membawamu kesini karna melihat kau pingsan di depan kamar mandi.." jawabnya dingin.
"Oh iya sekarang aku ingat, terus kata dokter aku kenapa.." Tanyanya lagi.
"Kau hamil.." jawab Andre tidak senang.
"Apa,, beneran aku hamil mas, kamu gak lagi becandakan.." tanya Riska tidak percaya.
"Tidak.."
"Mas kelihatannya tidak senang dengan kehamilan aku." ujar Riska sedih.
"Bukannya tidak senang Ris, mas hanya bingung bagaimana mas bicara pada bapak dan ibu tentang ke hamilan kamu.." jawab Andre.
"Tinggal bilang aja, gampang kan..", ujarnya santai.
"Kau tak tahu Ris gimana bapak sangat menyayangi menantunya itu. Kalau sampai bapak tahu kita berhubungan sampai kamu hamil begini bisa mati aku di tangan bapak.."ucap Andre.
"Tapi mas aku juga butuh pertanggung jawaban kamu, dan bayi yang aku kandung ini juga butuh figur seorang ayah.." teriak Riska merasa di permainkan.
"Kalau kau tidak mau menikahiku dalam waktu dekat ini, maka aku akan mengugurkan kandungan ini.." geramnya.
"Tidak, jangan lakukan itu.. Kau tidak boleh membunuh anakku.." bentak Andre.
"Baiklah, saya akan segera menikahimu setelah saya berbicara dengan orang tua saya.." ujarnya pasrah membuat Riska senang bukan main.
'Yess.. Akhirnya aku berhasil juga mendapatkan kamu mas Andre, hanya tinggal sedikit lagi.." batin Riska.
Bersambung..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments