Aku memutuskan meninggalkan rumah mertua Karna aku tak sanggup mendengar kebenaran yang sudah mas Andre lakukan padaku dan Reyna.
"Ibu kenapa.." tanya supir taksi itu, karna melihatku menangis.
"Ant-arkan saya pu-lang pak..." kataku terbata.
"Baik bu." ujarnya tanpa bertanya lagi.
Aku memandang Reyna yang masih tertidur pulas dengan tatapan kosong. Hatiku sangat hancur di khianati oleh orang yang selama ini aku hormati dan aku cintai.
Aku masih mengingat betul semua perhatian yang ia berikan padaku dan Reyna, ia memperlakukan kami dengan sangat manis. Mungkin itu termasuk triknya hanya untuk mengelabuiku.
Mas Andre banyak berubah saat ia tidak pulang malam itu, dan pulang setelah paginya dengan tampilan berantakan serta bekas lipstik di kemejanya.
"Bu kita sudah sampai.." kata supir taksi.
" Baik pak, terima kasih sudah mengantar dan menjaga anak saya. Ini untuk bapak.." kataku memberikan uang pecahan 100rb 4 lembar pada bapak itu.
"Tapi ini terlalu banyak bu," ujarnya bingung.
"Gak apa-apa pak, untuk bapak karna sudah menjaga anak saya tadi." ucapku.
"Tapi bu..." ucapnya terhenti.
"Terima saja pak, gak baik nolak rezeki.." sahutku.
"Baiklah terima kasih banyak bu, Ya Allah terima kasih karna Engkau mengabulkan do'aku.." ucapnya dengan Puji syukur.
"Emang ada apa.?" tanyaku bingung.
"Istri saya sudah 3 hari ini sakit bu, tapi saya tidak punya uang mengajaknya untuk berobat. Sekali lagi terima kasih banyak bu." ucapnya tulus.
"Sama-sama pak, semoga istrinya cepat sembuh ya pak." kataku.
"Amin bu, amin.." katanya.
Aku ke luar dari taksi dengan perasaan campur aduk, ada sedih ada terharu juga. Sedih dengan penghianatan mas Andre dan terharu dengan perjuangan supir taksi mencari uang untuk pengobatan sang istri. Andaikan saja.....
Sudahlah.
"Bu.." panggil supir taksi itu menghentikan langkahku
"Ya pak, ada apa..?" kataku.
"Ingat bu, jangan pernah putus asa untuk melangkah ke depan. Jangan karna merasa di khianati membuat ibu tersakiti dan terpuruk setelahnya. Lihatlah bu gadis cantik yang di tangan ibu, masa depannya masih panjang dan ibu harus kuat berjuang dengan semua cobaan ini. Jangan pernah menyerah menghadapi semua masalah yang menimpa ibu. Bedo'a lah sama Allah dan minta petunjuknya." nasehat pak supir itu.
"Terima kasih pak atas nasehatnya, saya masuk dulu.." kataku.
'Benar yang di katakan pak supir itu, aku harus kuat menghadapi cobaan ini. Benar sayang, masa depanmu masih panjang dan Bunda akan berjuang mendapatkan semua hak kamu nak." batinku mentap Reyna yang masih tertidur.
Aku masuk ke kamarku dan membaringkan Reyna di ranjang kamarku.
'Baiklah mas, aku akan ikuti semua permainanmu."
Setelah itu , aku ke kamar mandi untuk merilekskan pikiranku dengan berendam di dalam bathup yang sudah terisi air hangat.
Di rasa sudah cukup, aku ke luar dari kamar mandi setelah berwudhu untuk menunaikan sholat magrib.
Setelah sholat, aku menyempatkan diri untuk membaca Al-Quran beberapa saat.
'Ya Allah, barikan hamba kesabaran dan ketabahan untuk menghadapi cobaan berat ini. Berikan pula hamba jalan untuk ke luar dari masalah ini. Sungguh hamba tak ikhlas membagi suami dengan wanita lain, walaupun seorang suami di perbolehkan mempunyai istri lebih dari 1, tapi hamba tak ridho kalau jalannya seperti ini. Ya Allah Lindungilah dimapun kami berada, amiiin...
Tak terasa air mataku jatuh, mengingat semua kelakuan mas Andre dari awal pacaran, menikah, hingga punya anak dan sekarang pengkhianatan yang di lakukan mas Andre di belakangku.
"Sudahlah Riana, kau tak perlu menangisi orang yang sudah melukai hatimu. Untuk apa kau nangis? Dengan menangis kau tidak bisa merubah semuanya, kau harus kuat dengan semua ini, ya kau pasti bisa Riana." ucapku berbicara pada diri sendiri.
Aku membaringkan badan di samping Reyna, menatap langit-langit kamar hingga aku terbawa alam mimpi.
Dalam mimpi, aku mendengar seseorang tengah memanggil namaku, tapi aku tidak melihat orang itu karena pencahayaan di tempat itu sangat terang melebihi terang saat di siang hari.
"Riana.." panggilnya, aku merasa tidak asing di telingaku, suara itu seperti...
"Riana sayang.."panggilnya lagi.
"Bu-unda, bunda di mana?Riana kangen sama bunda.." ucapku menangis, mencari keberadaan mereka.
"Kami di sini nak.." katanya. Aku mencari asal suara itu, dari kejauhan aku melihat sepasang kekasih atau apa aku tidak tahu, aku tidak bisa melihat wajah mereka dengan jelas. Tapi aku bisa mengenali mereka berdua dari postur tubunya.
"Ayah, Bunda.." aku berlari mendekati mereka.
"Ayah, bunda aku sangat merindukan kalian. Kenapa kalian tega meninggalkanku sendirian? Aku ingin tinggal sama bunda dan ayah lagi...Hiks hiks hiks.." kataku menangis di pelukan mereka.
"Bunda sama ayah juga kangen sama kamu sayang. Ini takdir Riana, takdir yang harus kau hadapi sayang.."kata bunda mengusap air mataku.
"Iya sayang, yang di katakan bundamu benar. Ayah yakin kau pasti kuat dengan cobaan semua ini dan kau tidak sendirian Riana. Lagi pula kau tidak sendirian Riana, apa kau melupakan cucuku yang cantik dan pintar itu sayang.." ujarnya lembut.
"Reyna.." ucapku.
"Iya sayang, kau benar. Gadis kecil itu sangat membutuhkan kasih sayang dan cinta seorang ibu padanya." kata ayah.
"Tapi mas Andre bermain di belakangku...Hiks hiks hiks.."
"Sabar sayang, semua cobaan pasti ada hikmahnya. Suatu saat laki-laki itu akan memohon maaf atas perlakuannya dulu padamu dan anakmu.",kata bunda memelukku dengan erat.
"Baiklah ayah, bunda kalian memang benar, aku pasti kuat dengan semua ini..", ucapku.
"Sayang apa kau masih menyimpan kotak yang pernah ayah kasih padamu 9 tahun yang lalu.." Tanyanya.
"Masih ayah, memangnya ada apa dengan kotak itu.." tanyaku balik.
"Bukankah kau selalu menanyakan keberadaan keluarga ayah nak? Di situ kau akan mendapat petunjuk untuk menemukan keberadaan mereka. Setelah kau menemukan mereka tolong berikan amplop putih yang bertuliskan 'teruntuk daddy dan mommy'. Tolong berikanlah pada mereka.."katanya.
"Ja-adi selama ini aku punya kakek dan nenek dari ayah..", tanyaku terkejut.
"Iya sayang, maafkan Ayah dan bunda selama ini menutupi keberadaan kedua orang tua ayah. Kami hanya takut terjadi sesuatu padamu setelah mereka tahu keberadaanmu. Dan ayah mempunyai alasan kuat untuk meninggalkan mereka.."ucap bunda, ku tatap mata ayah dalam-dalam, dan terdapat penyesalan yang amat berat di mata itu.
"Baiklah,,aku janji akan berusaha menemukan keberadaan mereka demi ayah dan bunda." ucapku serius.
"Terima kasih sayang kau memang anak kebangaan bunda sama ayah. Tapi maaf kami harus pergi sekarang.." katanya.
"Bunda sama ayah mau kemana..?" tanyaku.
"Kami harus pergi sayang, ini bukan tempat bunda saya ayah.."katanya, berjalan menjauh dariku.
"Bunda, ayah jangan tinggalkan aku.." teriakku, ku lihat mereka tersenyum melambaikan tangan padaku.
"Bunda, ayah...
"Bunda... Jangan tinggalkan aku lagi..
"Unda ngun (bunda bangun)... Aku membuka mata begitu Reyna membangunkan aku.
"Sayang kenapa nangis." tanyaku melihat Reyna menangis.
"Unda napa, napa unda teyiak-teyiak anggil ayah unda, Eyna akut unda ( Bunda kenapa, kenapa bunda teriak-teriak panggil ayah bunsa, Reyna takut bunda.)" katanya menangis.
"Maafin bunda ya sayang, karena sudah membuatmu takut.." ucapku menarik tubuh mungil itu ke dalam dekapanku.
'Ayah, bunda. Aku akan menepati janjiku pada kalian untuk menemukan keberadaan kakek dan nenekku.' batinku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments