Apakah mas Andre.??
Tidak mungkin mas Andre berbuat yang tidak-tidak di belakangku, tapi kalau ternyata dugaanku benar gimana? Bagaimana dengan Reyna?.
Tidak kau tidak boleh berpikir begitu Riana.
"Mas airnya udah siap." ucapku.
"Heemm..", jawabnya singkat.
Mas Andre ku lihat dia membuka baju dan melemparnya ke sembarangan arah, aku memungut baju kotor itu dan meleparkannya kembali ke keranjang kotor.
Degg....
Tunggu, apa ini?
Hatiku berdetak kencang begitu melihat ada bekas lipstik bergambar bibir di kerah baju kemeja mas Andre. Ya Allah apakan mas Andre benar-benar bermain di belakangku.?
"Ngapain kamu masih disini, sana ke luar." perintahnya.
" Ini bekas lipstik siapa mas.." Tanyaku tercekat, mataku berkaca-kaca menunjukan kemejanya.
"I-tu...Ma-na aku tahu.." Jawabnya terbata.
Aku bisa melihat kalau mas Andre tengah menyembunyikan sesuatu di belakangku terlihat saat aku mencari kebenaran lewat matanya ia segera memalingkan wajah karna aku menatap intens mata indah itu., Wajah putihnya pucat pasi, keringat bercucuran di kening mas Andre.
Aku yakin kau menyembunyikan sesuatu dariku mas, pikirku.
"Tidak tahu kamu bilang, aku tanya sekali lagi. Semalam mas kemana, aku hubungi nomormu tidak aktif, apa mas menyembunyikan sesuatu dariku.."Tanyaku geram.
Sedangkan mas Andre ku lihat dia tengah bingung, memikirkan sesuatu entah apalah itu aku tidak tahu.
"JAWAAAB..."Teriakku.
Mas Andre terkejut mendengar teriakanku, karna ini baru pertama kalinya aku berteriak padanya, mungkin mas Andre tidak menyangka istrinya yang sangat lembut dan sangat menghormatinya bisa berubah saat wanita itu merasa terusik.
"Saya..Sudahlah saya mau mandi, cape saya ngomong sama kamu, percuma juga saya jelasin kau tidak akan mengerti posisiku.."Ucapnya, membuat aku tidak mengerti.
Mas Andre masuk ke kamar mandi dengan menutup pintunya dengan kencang.
'Kayanya aku harus mencari tahu sendiri kelakuanmu di belakangku mas..'batinku.
"Unda (Bunda).." panggil Reyna.
Aku melemparkan kembali kemeja kotor itu ke keranjang baju kotor, dan melangkah keluar dari kamar yang di tempati mas Andre.
"Iya sayang ada apa." tanyaku balik.
"Unda temenin Eyna main yu (Bunda temenin Reyna main yuk)"Ajaknya menarik tanganku.
"Tapi sayang.." tolakku terhenti melihat mata Reyna berkaca-kaca akan menangis.
"Ya sudah, mari bunda temani." ujarku pasrah.
"Hoyee (Hore)." ucapnya semangat.
Sedikit hilang beban pikiranku saat melihat tawa Reyna yang lepas, Ya Allah semoga yang aku pikirkan tentang mas Andre tidak terjadi. batinku.
*******
Hari telah berganti minggu, minggu berganti bulan. Begitu juga denganku setiap hari sibuk mengurusi rumah serta kebutuhan anakku Reyna.
Begitu juga dengan mas Andre yang selalu pulang malam dalam seminggu ini. Sebulan itu juga aku menyelidiki tentang mas Andre, dari masuk kerja sampai waktunya pulang kantor, pria itu tidak menunjukan hal yang aneh-aneh di mataku, karna lelah sampai aku menyerah dan percaya dengan perkataannya dulu.
Tapi entah mengapa masih terasa ada yang mengganjal di hati, tapi aku menyampingkan perasaan itu.
Kalaupun libur, mas Andre selalu menghabiskan waktu berdiam diri di rumah, menyibukannya dengan ponsel atau menonton tv, sesekali laki-laki itu mengajak Reyna bermain hanya untuk menghilangkan kesuntukannya.
Aku senang karna mas Andre masih perduli dengan anaknya, tak tanggung-tanggung mas Andre membelikan baju serta mainan untuk Reyna saat ia pulang kerja.
Tapi sudah satu minggu ini mas Andre selalu pulang larut malam kadang tidak pulang juga. Setiap aku tanya kenapa tidak pulang, dia akan menjawab kalau pekerjaannya di kantor sangat banyak di haruskan untuk segera selesai hari itu juga.
Kadang lembur lah, apa lah, masih banyak lagi alesan yang terlontar dari mulut manisnya itu.
Tapi aku tak mempermasalahkan itu semua selagi ia berkata benar.
Pov Author.
2 minggu penuh Andre tidak bisa keluyuran seperti biasanya, bahkan laki-laki itu tidak bisa berkutik saat mengetahui bahwa istrinya tengah menyelidiki dirinya dari pagi sampai pulang kerja.
Andre mengetahui bahwa Riana menyelidikinya pada saat pagi itu setelah kejadian di malam terjadinya Riska dan Andre. Ia bingung kenapa sepagi ini istrinya sudah rapi, biasanya wanita itu masih sibuk dengan pekerjaan rumahnya, bahkan Reyna dengan sengaja di titipkan di rumah tetangga hanya untuk bisa pergi hari itu.
Saat Andre bertanya kemana wanita itu akan pergi, Riana selalu menjawab ada urusan penting yang harus di urusnya, tapi urusan apa, setahu Andre wanita itu tidak punya kesibukan apa-apa.
Andre hendak berangkat kerja saat memasuki mobilnya dia berpapasan dengan ojek online yang di pesan seseorang, entah Andre juga tidak tahu. Ojol itu berhenti tepat di sebelah Andre, mungkin ojolnya tetangga kali, pikir Andre.
Tak lama mobil melesat dari pekarangan rumah, Riana merasa suaminya sudah pergi dia buru-buru ke luar dari rumah dan menaiki ojol yang sudah di pesannya terlebih dahulu. Riana sengaja menyuruh ojol itu berhenti di samping rumahnya supaya Andre tidak curiga.
"Mas, ikutin mobil putih itu ya, tapi jangan sampai ketahuan.." perintah Riana menunjuk mobil yang di gunakan suaminya.
"Siap mbak." ujar ojol.
Andre tak sengaja melihat kebelakang lewat kaca spion mobil, ia melihat ojol yang berhenti di samping rumahnya tengah berkendara kembali dengan penumpang yang tidak di kenali Andre.
Andre mengenali ojol itu karna ia hafal dengan platnomor motornya.
'Siapa penumpang itu, kenapa pakaiannya mencurigakan segala, serba hitam..'batin Andre.
Serba hitam, Andre teringat bahwa penampilan istrinya pagi ini serba hitam, katanya mau ada urusan penting, jangan-jangan yang di maksud urusan penting itu..'batinnya membulatkan mata.
'Mengikutiku..'lanjutnya.
'Pasti gara-gara bekas lipstik itu sampai Riana ngikutin gue seperti ini, sialan si Riska semua gara-gara dia hidup gue jadi begini,, sekarang gue harus gimana, mending gue biasa-biasa saja supaya Riana enggak tambah curiga sama gue,, ya kau benar Dre...'Batinya.
Sepulang kerjapun begitu juga, Riana dengan setia menunggu Andre dari pagi sampai sore hanya untuk memastikan dugaannya saja.
Dua minggu kemudian akhirnya Riana lelah dengan semua ini, dan mengakhiri penyelidikan, bahkan Riana dengan tega menitipkan Reyna pada tetangganya hanya untuk menyelidiki tentang suaminya itu.
Tapi hasilnya nihil, Lelah itu yang Riana rasakan saat menunggu Andre dari pagi hingga sore selama dua minggu penuh kemaren.
*******
POV Riana.
Pagi ini aku membuat sarapan kesukaan mas Andre, yaitu nasi goreng omlet dengan berbagai sayuran lainnya.
Semenjak mas Andre tidak pulang malam itu, ia memberikan jatah bulan dengan nomonal yang lebih tinggi dari sebelumnya. Entah apa tujuannya kali ini aku hanya menurut saja, lumayan juga untuk menambahkan tabunganku.
"Mas sarapan yu, aku udah buatin nasi goreng kesukaan kamu." ucapku, melihat mas Andre sedang memasukan berkas-berkas ke dalam tas kerjanya.
"Kamu duluan saja, bentar lagi mas selesai.." ujarnya, aku senang karna mas Andre sudah berubah lembut seperti dulu.
"Ya sudah jangan lama-lama ya, kasian Reyna sudah nunggu dari tadi.." ucapku.
"Kalau Reyna sudah lapar suruh makan duluan saja, takut perutnya sakit nanti." ujarnya perhatian.
"Aku udah suruh sih, tapi Reynanya enggak mau, katanya mau sarapan bareng sama ayahnya" kataku.
"Ya sudah yuk kita sarapan sekarang."
"Tapi berkasmu.." ucapku.
"Bisa mas kerjakan setelah sarapan nanti, kita makan dulu saja kasian sama Reyna.."ucapnya lembut, termasuk trik tipuannya.
Aku tersenyum senang karna Mas Andre mau mendahulukan keluarganya di bandingkan dengan pekerjaannya.
Bersambung..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments