POV Author.
Pukul 08 pagi, Riska mengerjapkan mata perlahan, ia menoleh kesampingnya terdapat pujaan hati wanita itu masih tertidur lelap.
Riska tersenyum senang mengingat kejadian saat Andre menyerangnya secara tiba-tiba dengan buas.
'Akhirnya aku bisa mendapatkan kamu juga mas, walaupun harus dengan cara ini yang penting kau sudah menjadi miliku. Tinggal langkah berikutnya, aku harus menyuruh Andre untuk segera menikahiku dengan begitu aku akan membuat istri pertamanya mundur dari pernikahan ini, ya kau benar Riska..',Batin Riska senang, menatap pujaan hatinya terlelap.
Langkah berikutnya, Riska pura-pura menangis supaya Andre merasa bersalah padanya.
Andre terbangun saat mendengar seseorang menangis di sampingnya. Ia membulatkan mata melihat wanita yang menangis itu terbalut dengan selimut menutupi tubuhnya.
"Riskaa..", ucap Andre terkejut.
"Hiikks hiks hiks..."tangis Riska sesegukan.
"Apa yang kau lakukan di kamarku.." Bentak Andre tidak mengingat kejadian semalam.
"Hiks hiks...Ini kamarku mas, justru aku yang nanya. Apa yang kamu lakukan padaku tadi malam, kenapa kau tega menghancurkan masa depanku mas...Hu hu hu.."teriak Riska, menangis pilu.
Kepala Andre sangat pusing saat ia memaksa untuk mengingat kejadian tadi malam yang menimpanya. Andre membulatkan mata hampir keluar saat memory tentang tadi malam telah kumpul di kepala dari awal sampe akhir.
"A-pa ki-ita melakukan itu.."Tanya Andre terbata, tenggorokannya terasa sangat kering. Andre berharap semoga Riska menjawab 'tidak'.
Tapi itu hanya harapannya saja, bahwa Riska menjawabnya 'iya'.
"Iya, kau jahat sekali mas, kau pria breng***sek yang pernah aku kenal.." Teriaknya.
'Deeg...
Seperti beton menimpa tubuhnya dari atas lalu meluruhkannya ke dasar paling bawah, Seperti 1000 panah menancap di bagian jantungnya, sesak itu yang pria itu rasakan, dunia yang berputar seakan berhenti begitu mendengar jawaban dari Riska.
Tidak mungkin, bagaimana mungkin aku melakukannya, bagaimana dengan Riana kelau ia mengetahui masalah ini..pikirnya menggelengkan kepala.
"Kau ja-ngan becanda Riska.." Teriak Andre frustasi.
"Apa kau tidak percaya dengan semua yang sudah kau lakukan padaku mas? Apa kau melihat bercak darah ini? Kau sudah merebut mahkota yang selalu aku jaga dengan aman mas, dan kau dengan mudahnya mengambil mahkota itu dariku, apa kau sudah puas menghancurkan hidupku haah..", Teriak Riska.
Memang benar di sprei itu ada bercak darah yang sudah mengering, Andre menundukan kepala, meremas rambutnya kuat-kuat.
'Untung aku menuangkan cairan merah itu di sprei, kalau tidak bakal ketahuan kalau aku sudah tidak perawan lagi.' Batin Riska puas menatap wajah Andre yang kebingungan.
"Bagaiman kalau aku hamil mas..," Tanya Riska setelah sedikit tenang.
"Baiklah, kalau kau hamil saya akan bertanggung jawab.."Jawab Andre pasrah, walau bagaimanapun Andre menyangkalnya, tadi kejadian semalam sudah berputar-putar di benaknya.
"Tapi kau sudah menghancurkan masa depanku, kau harus bertanggung jawab" ucapnya teriak.
"Saya sudah punya Istri dan anak Riska." tawarnya, karna ia tidak mau menghianati Riana.
Tanpa Andre tidak sadari bahwa ia telah mengkhianati perempuan yang sudah melahirkan anaknya itu.
"Aku tidak mau tahu, yang jelas mas harus menikahiku secepatnya. Kalau tidak aku akan memberi tahu istri mas soal hubungan kita ini.." Ancamnya membuat Andre terkejut, dia tak menyangka wanita yang sangat lembut padanya ternyata aslinya sangat bar-bar.
"Ja-angan.." cegah Andre, bisa gawat kalau Riana tau soal hubungan gelap ini.
"Huufff.. Baiklah saya akan menikahimu, tapi tolong beri saya waktu untuk membicarakan masalah ini dengan istri dan kedua orang tua saya..",tawar Andre harap cemas.
"Ok, aku akan memberi mas waktu 2 minggu untuk membicarakan hubungan kita.." ucap Riska setelah berfikir.
"Mana cukup segitu Ris.."Protes Andre.
"Kalau mas tidak mau ya sudah, tinggal aku kasih tau aja istri sama orang tua kamu kalau mas sudah memp*****ku.."ancamnya lagi.
"Jangan... Baiklah 2 minggu.."ujarnya pasrah.
"Sekarang saya mau pulang dulu, pasti istriku sudah mengkhawatirkan keberadaanku.." lanjutnya memunguti pakaian yang berserakan di lantai.
"Mas..." Panggil Riska.
"Hemm.." jawabnya singkat.
"Apa aku bisa minta tolong."ujarnya hati-hati.
"Minta tolong apa.."Tanya Andre bingung sambil memakai pakaiannya kembali.
"Bisa bawa aku ke kamar mandi, aku ingin mandi tapi ituku sakit sekali.." ucapnya menunduk.
Andre menghela nafas panjang, pria itu sangat mengerti apa yang di ucapkan Riska. Rianapun begitu saat-saat awal.
Dengan sabar, Andre menggendong Riska lalu meletakannya di bathup.
"Terima kasih mas, kau sangat mengerti sekali.." Ucapnya dengan nada menggoda supaya Andre melakukannya lagi.
"Hemm.." jawabnya singkat langsung ke luar dari kamar mandi.
'Sialan itu si Andre, berani-beraninya dia nyuekin gue. Kau lihat saja mas, aku akan membuatmu berlutut di bawah kakiku memohon jangan di tinggalkan." batin Riska.
'Tapi tak apa Riska, kau sudah berhasil memiliki Andre walaupun tidak utuh. Kau harus membuat pernikahan Andre dengan wanita sialan itu berantakan, dan setelah itu kau akan memiliki Andre dengan seutuhnya.." lanjutnya tersenyum puas, merilekskan tubuhnya di dalam air hangat dengan di iringi nyanyian.
POV Riana.
Dari semalam mas Andre tidak pulang-pulang, bahkan Reyna nanyain keberadaan ayahnya karna tidak melihatnya pagi ini.
Hatiku gelisah tak karuan, memikirkan keadaan serta keberadaan suamiku.
"Ya Allah mas, kamu di mana.?" Ucapku gelisah menunggu kedatangannya di depan pintu.
"Unda, apa ayah lum puyang ( Bunda, apa ayah belum pulang)" tanya Reyna saat aku berdiri di depan pintu.
"Belum sayang.." jawabku.
"Unda yang nang ya angan gelisah itu, Ayah ungkin ental lagi puyang kok (Bunda yang tenang ya jangan gelisah gitu, Ayah mungkin bentar lagi pulang kok) " Ucapnya menenangkan aku.
"Iya sayang.." kataku.
Tak lama kemudian suara mobil terdengar dari gerbang, Aku menoleh ke mobil itu dan ternyata dugaan Reyna benar kalau ayah pulang sebentar lagi, ucap anak pintar itu.
"Tuh kan ener unda, ayah ati ulang (Tuh kan bener bunda, Ayah pasti pulang).,"ujarnya.
Mas Andre ke luar dari mobil dengan wajah lelah, penampilan kacau, rambut acak-acakan serta kemeja yang di pakainya terlihat sangat lecih, padahal waktu berangkat kemeja itu sangat rapi dan bersih. Tapi ini kenapa?.
"Mas semalam dari mana saja? Tidur di manna? Aku tungguin tidak pulang juga sampe pagi? Aku khswatir, apa mas baik-baik saja.." ucapku mencecarnya dengan beberapa pertanyaan.
"Udah ngomongnya.." Tanyanya balik.
Sedangkan aku menatapnya bingung.
"Kalau udah, sana minggir saya mau masuk mau mandi.." lanjutnya.
"Tapi mas belum mejawab pertanyaan aku." protesku memberhentikan langkahnya.
"Kau bisa diam tidak, saya pusing dengar ocehan kamu yang tidak penting itu. Mau saya pulang atau tidak, itu bukan urusanmu, urus saja urusanmu sebdiri, jangan mencampuri urusanku.." Bentaknya.
"Astagfiraallah mas, aku hanya mengkhawarirkan keadaanmu saja, apa aku salah mengkhawatirkan suamiku sendiri, apa lagi mas dari semalam gak pulang..." ucapku sedih.
"Aku tak butuh ke khawatiran darimu Riana, siapkan saya air hangat, saya akan mandi.." perintahnys mutlak.
Tanpa banyak bicara, aku langsung mematuhi perintah mas Andre, dalam kamar mandi pikiranku menerawang jauh memikirkan mas Andre pulang dengan penampilan sangat kacau..apakah..."
Berasambung..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments