"Mas.." Ucapnya pelan.
"Kamu udah sadar Ris, apanya yang sakit? Kita ke rumah sakit ya" Tanya Andre sangat khawatir.
'Baguss, kau masuk perangkapku mas.."batinya tersenyum samar.
"Gak usah mas.."ujar Riska menggelengkan kepalanya lemah.
"Kenapa gak usah? Kamu kan sakit? Saya akan tanggung jawab semua pengobatanmu" ujar Andre yakin.
"Aku gak apa-apa mas, lagian aku gak ketabrak juga. Aku hanya syok saja tadi.." Ucapnya meyakinkan. Bisa gawat kalau ke rumah sakit,pikirnya.
"Baiklah kalau itu maumu, sekarang kau mau saya antar kemana?" tanya Andre.
"Ke Apartemen saja mas, aku merasa pusing.."Jawabnya pura-pura pusing.
"Baiklah." jawabnya pasrah.
'Yesss'.."batin Riska hatinya bersorak gembira.
"Apartemenmu di daerah mana Ris.." tanya Andre karna ia tidak mengetahuinya.
"Daerah B mas, Apartemen Kyara Indah.." jawabnya , Riska tidak sabar ingin memiliki Andre malam ini.
Mobil itu melaju dengan kecepatan sedang menuju Apartemen Kyara Indah kalangan menengah ke atas.
"Riska kita sudah sampai.." ucap Andre memberitahu.
"Apa kepalamu masih pusing Ris.." Lanjutnya.
"Sedikit mas.." jawabnya memijat kepala.
"Mau saya bantu berjalan.." setelah lama berpikir, karna Andre tidak tega dengan keadaan Riska.
"Emm,, tak usah mas, aku masih bisaa jalan sendiri.." Tolaknya.
Andre ke luar dari mobil, lalu membuka pintu penumpang, mempersilahkan Riska turun.
"Apartemenmu lantai berapa.."Tanya Andre Ia berniat akan mengantarkan Riska sampai depan pintu Apartemennya saja.
"Buat apa mas.."tanyanya balik, pura-pura tidak mengerti.
"Saya akan antarkan kamu sampai depan pintu Apartemenmu, saya takut terjadi sesuatu sama kamu saat di jalan nanti.." Jawabnya jujur.
"Ohh, Apartemenku lantai 30 mas.." ucapnya.
"Baiklah.." Andre menekan tombol lift, tak lama lift itu berjalan ke atas.
"Riska kau tak apa.." tanya Andre saat melihat Riska sempoyongan.
"Heemm.." jawabnya singkat, tak lama kemudian badan Riska ambruk di dalam lift, untung Andre langsung menangkap tubuhnya, kalau tidak pasti sakit nih, Pikir Riska.
"Ris Bangun Ris..?.." ujar Andre menepuk pelan pipi Riska..
Ting....
Lift terbuka, Andre langsung membopong tubuh lemah itu ke depan pintu Apartemen Riska.
"Riska bangun,,,,aduh gimana ini, mana gue tidak tahu lagi paswordnya.." gerutu Andre.
"Eehhh.." Lenguh Riska.
"Riska bangun, kita sudah sampe di depan pintu Apartemen kamu ini." ujar Andre bernafas lega.
"Udah nyampe ya mas, maaf ya ngerepotin.." ucap Riska merasa tak enak.
"Tidak apa-apa, saya tidak merasa di repotkan kok. Kan kamu begini juga karna saya, saya minta maaf." ucap Andre tulus.
"Ya sudah kita masuk yu mas, aku buatin kopi.." Tawar Riska penuh harap, menanpakan senyum termanisnya.
"Tapii.." Ucap Andre terhenti karna melihat wajah Riska berubah sedih.
"Baiklah.." ujarnya pasrah.
Riska sangat senang sekali karna Andre mau mampir ke Apartemennya, dengan begitu akan memudahkan rencananya memiliki Andre malam ini.
"Duduk dulu mas, Maaf ya Apartemennya berantakan karna aku belum sempat membersihkannya...." Ucapnya mempersilah Andre duduk.
"Apartemen kamu rapi kok, gak ada yang berantakan."ucapnya.
"Apa kamu tinggal sendirian di Apartemen segede ini.." lanjutnya.
"Iya mas.." Jawab Riska.
"Ternyata kamu rajin juga ya, padahal saya tidak nyangka loh bahwa wanita secantik kamu bisa rajin juga rupanya.." Ucap Andre melihat sekeliling Apartemen Riska bagian dalam terlihat rapi, Andre jadi teringat Riana saat membersihkan rumah dengan sangat rapi dan bersih.
"Terima kasih mas.." Ucap Riska tersenyum malu begitu mendengar pujian dari pujaan hatinya.. Padahal Riska mempunyai ART yang pulang pergi setiap harinya.
"Mas tunggu sebentar ya, Aku buatin kopi dulu untuk mas Andre.."Ucapnya lembut.
"Ok.." jawab Andre singkat.
Riska memasuki dapur memasukan kopi dan gula ke dalam gelas, lalu memberinya dengan air panas. Tak lupa Riska mengeluarkan sesuatu dari kantong celananya dan memasukan cairan sesuatu itu sampai habis ke dalam gelas..
"Kau akan jadi milikku malam ini mas Andre sayang..' batin Riska tersenyum manis.
Riska menatap Andre dari kejauhan saat pemuda pujaan hatinya itu tengah memainkan ponselnya dengan serius.
"Mas ini kopinya.."Ucap Riska meletakan kopi buatannya itu di meja.
"Terima kasih.." ujarnya tulus.
"Sama-sama.. Silahkan di cicipi kopinya mas, maaf ya cuma hanya ada ini aja.." ucapnya tak enak.
"Tak apa, saya minum ya kopinya.." ucap Andre tersenyum.
"Iya mas, silahkan.." ucap Riska, berharap Andre menghabiskan kopi buatannya.
"Emm, pintar juga kamu bikin kopi Ris, rasanya nikmat..." puji Andre menyesap kembali kopi itu karna sangat nikmat di lidahnya.
"Heemm,, silahkan abisin kopinya mas. Aku pamit dulu ya sebentar, pengen mandi gerah soalnya.." ujarnya pamit.
"Ya silahkan.."
'*Ti*nggal menunggu beberapa menit lagi, hahahaa..' batin Riska tersenyum saat melangkah ke kamarnya.
Andre meminum kopi itu dengan sering tinggal sedikit lagi sisanya.
'Nikmat bener kopi ini..'batin Andre menyesap kopi itu kembali.
Tak lama terjadi sesuatu dengan tubuh Andre, terasa panas dan h****nya naik secara tiba-tiba.
'Kenapa dengan tubuhku, terasa panas. Padahal ACnya menyala..",batin Andre kepanasan.
Andre terus mengeliat seperti cacing kepanasan, lalu membuka beberapa kancing kemejanya karna sangat gerah.
"Kenapa denganmu mas..." tanya Riska lembut dengan suara menggoda.
Andre menoleh pada pemilik suara itu terdengar sangat menggoda di telinganya.
Andre menatap Riska tengah berdiri di depannya tanpa berkedip. Riska dengan sengaja memakai baju tidur tipis transparan di atas lutut hanya untuk memancing Andre.
"Mass.." lanjutnya.
Karna Riska memasukan obat perangsang itu ke dalam gelas kopi dengan dosis yang sangat tinggi. Membuat Andre gelap mata di buatnya.
"Maaf..."ucap Andre.
Setelah itu terjadilah sesuatu yang sangat di inginkan Riska dari awal.
(Skip)
POV Riana.
'Cettaarrrr.....
"Astagfiraallah.." ucapku kaget saat mendengar sesuatu terjatuh di kamarku.
Aku segera berlari dari dapur menghampiri asal suara itu, mataku melebar saat foto pernikahanku dan mas Andre terjatuh. Pertanda apa ini, Kenapa hatiku gelisah sekali, apakan ada sesuatu yang terjadi pada suamiku, pikirku menerawang jauh.
"Kamu dimana mas, Kenapa jam segini belum pulang, kenapa susah sekali di hubunginya" Ucapku gelisah, melirik jam dingding menunjukan angka 11 malam.
Aku menghubungi ponsel suamiku tapi nomornya tidak aktif.
'Ya Allah tolong jaga suamiku dimanapun dia berada..'do'aku.
Aku membaringkan tubuhku di samping Reyna yang tengah tertidur pulas dengan memeluk boneka Pandanya, aku terus membolak balikan badan karna tidak bisa tidur memikirkan keadaan mas Andre.
Takut terjadi sesuatu yang menimpa suaminya, aku terus berdo'a untuk keselamatan suamiku yang jauh di sana.
Hingga pukul jam 04 dini hari aku sangat ngantuk, mataku perih dari semalam menahan kantuk saat menunggu kepulangan suamiku.
Padahal yang orang di tunggu-tunggu tidak pulang, entah kemana kamu mas sampai sepagi ini belum pulang. Sampai aku terlelap ke alam bawah sadar.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments