POV Riana.
Aku terbangun begitu mendengar suara Adzan berkumandang, aku melirik jam dinding ternyata sudah hampir jam 4 sore.
Reyna masih tertidur lelap di sampingku, tak lupa dengan memeluk boneka Panda dengan erat.
Aku ke luar dari kamar menuju dapur untuk masak buat makan malam nanti.
Sore ini aku masak hidangan sederhana yang bahannya tersedia di lemari pendingin. Setelah selesai, aku kembali ke kamar untuk membersihkan badanku, dan tak lupa dengan 5 waktuku.
"Sayang bangun yuk, kita mandi" ucapku membangunkan Reyna.
"Emm,, Eyna macih tantuk unda (Emm,, Reyna masih ngantuk bunda)" sahutnya menutup mata kembali.
" Tapi ini sudah sore sayang, bentar lagi ayah pasti pulang"kataku.
" Ya unda, ini Eyna ngun (Iya bunda, ini Reyna bangun)" katanya membuka mata lebar-lebar.
"Ya sudah kita mandi yuk" ajakku.
Reyna memang anak yang pintar, tak pernah sekalipun dia membantah perintahku. Tapi kenapa mas Andre dan ibunya tidak memuji kepintaran dan kecerdasan cucu serta anak mereka. Mereka selalu mengacuhkan Reyna saat ia minta di gendong oleh mereka.
"Riana.." teriak mas Andre.
"Iya mas, sebentar." ucapku dari kamar mandi, entah dengar atau tidak.
"Udah yuk sayang mandinya, ayah udah pulang" ajakku.
"Hoyeeee, ayah puyang (Hore ayah pulang)" ucanya kegirangan.
"Riana.." teriaknya lagi.
"Iya mas kenapa," tanyaku saat mendekatinya dengan menggendong Reyna.
"Kamu dari mana sih, di panggilin dari tadi enggak nyahut-nyahut. Apa telingamu tuli hah.." bentaknya kasar.
"Ta-adi aku lagi mandiin Reyna di kamar mandi mas, makannya gk denger saat kamu manggil." jawabku jujur.
"Alesan,, buatkan aku kopi." perintahnya mendudukan bokong di sofa ruang tamu.
"Ya sudah aku buatkan kopi, tapi tolong mas jagain Reyna sebentar ya. Kalau Reyna aku gendong terus takut kena air panas nanti.."usulku.
"Taro aja di situ gampang kan" ucapnya enteng.
"Tapi mas liatin" titahku.
"Udah berani nyuruh kamu ya, Cepat sana" bentaknya.
" Reyna di sini dulu ya, bunda mau buatin kopi untuk ayah dulu" kataku, menurunkan Reyna.
"Ya unda (Ya bunda)."
Aku meninggalkan Reyna di sofa masih terbalut dengan handuk, dari dapur terdengar coletehan Reyna pada ayahnya.
" Yah hali ni Eyna li neka anda loh ma unda (Ayah hari ini Reyna beli boneka loh sama bunda) "ucapnya memberitahu.
"Hemm.." dehem mas Andre singkat memainkan ponselnya.
"nekanya wana pink yah kecukaan Eyna ( Bonekanya warna pink yah kesukaan Reyna).
"Heemmmm.." dehemnya lagi tanpa menatap Reyna.
"adi Eyha...(Tadi Reyna..)" ucapnya terhenti saat mendengar bentakan mas Andre.
"Kamu bisa diam gak sih, ngomong mulu dari tadi, udah ngomongnya cadel bikin kuping saya panas" bentaknya kasar.
Aku berlari dari dapur saat mendengar bentakan keras mas Andre pada anaknya.
"Kenapa sayang" tanyaku memeluk Reyna yang bergetar.
" Ibu sama anak sama saja, sama sama nyusahin" sahut mas Andre.
"Mas boleh marah padaku, mas boleh nampar wajahku, mas boleh memperlakukan aku sesuka hatimu selagi aku masih kuat. Tapi tolong mas jangan pernah kau sekalipun bentak Reyna, dia anakku, anak kamu juga. Kenapa kau memperlakukan dia dengan kasar, apa salahnya? Bahkan ketika Reyna ingin kau menggendongnya tapi apa balasanmu? Kau mengacuhkannya dengan bermain ponselmu itu. Atau jangan kau sedang bermain ya di belakangku.." Ucapku emosi.
Aku lihat mas Andre membulatkan mata saat aku bicara soal 'bermain di belakangku', keringat dingin bercucuran di kening.
"A-pa maksudmu, jang-an nuduh yang enggak-enggak kamu ya.." bantahnya terbata, aku bisa melihat sendiri ada kebohongan di matanya, serta tingkahnya seperti sedang ketakutan.
"Sana pergi, muak saya lihat wajah kalian" lanjutnya mengalihkan pembicaraan. Lalu menyimpan ponselnya ke dalam tas kerja.
"Maaf sayang, kau seharusnya tidak melihat kami bertengkar..Kita ke kamar yuk" ajakku pada Reyna yang menatap nanar pada ayahnya.
"ayah jahat kali unda ( Ayah jahat sekali bunda)" ucapnya menunduk.
"Ayah tidak jahat kok sayang, ayah mungkin lagi banyak masalah di kantornya" ucapku menenangkan Reyna..
"Api adi ayah entak Eyna unda ( Tapi tadi ayah bentak Reyna bunda), " ucapnya mendongakan kepala, aku bisa melihat sendiri ada kesedihan di matanya. Anak sekecil ini sudah tau segalanya, dia merasa sedih di perlakukan tidak baik oleh ayahnya sendiri.
"Reyna maafin ayah ya, mungkin ayah sedang banyak pikiran. Sekarang Reyna pake baju ya, takut masuk angin." kataku.
"Ya unda (Iya bunda)" jawabnya pelan.
Aku menghela nafas panjang, pikiranku terbang melayang entah kemana.
Pov Author.
Sedangkan di kediaman Wiguna, seorang lelaki paruh baya baru datang dari kampung setelah mengunjungi adiknya yang kecelakaan saat akan menghadiri pesta hajatan keluarganya di kota.
"Asallamualaikum.." salamnya memasuki kediaman Wibowo
"Bapak udah pulang, mana oleh-olehnya" sambut wanita paruh baya.
"Assallamualaikum.." salamnya ulang.
"Waalaikum salam" balas wanita baya itu kesal.
"Mana oleh-olehnya.." Tanyanya lagi, mencari-cari bawaan suaminya tersebut.
"Ibu pikir bapak ini abis jalan-jalan apa di tanyain oleh-oleh segala. Bapak kan habis jengukin orang sakit" ucap pak Ridwan Wibowo, bapak kandung dari Andre Wibowo suami dari Riana.
"Tolong bikinin bapak kopi" lanjutnya.
"Ya." jawabnya malas.
"Nih kopinya.." ucapnya meletakan kopi dengan kesal.
"Terima kasih"..
"Hemm,.." dehemnya singkat.
"Malam ini bapak mau nengokin Reyna, apa ibu mau ikut.." ajak pak Ridwan menyeruput kopi pelan-pelan.
"Ngapain jengukin segala, kaya orang sakit aja di jenguk" ucap istrinya ketus.
"Kalau ibu gak mau ya gak apa-apa", ujar pak Ridwan.
Pak Ridwan menghela nafas panjang melihat kelakuan istrinya yang tak suka pada cucu perempuannya itu, entah sampai kapan kamu bisa nerima cucu kita Reyna bu'pikir pak Ridwan.
"Reyna sayang, kita makan malam yuk" Ajakku tengah memperhatikan kesibukan Reyna dengan boneka pandanya.
"Oteh unda (Okeh bunda)" jawabnya.
"Makanan apa ini,, menjijikan sekali." Ucap mas Andre terdengar dari meja makan.
"Kenapa mas..? "tanyaku bingung.
"Setiap hari yang kamu masak itu-itu mulu, bosen saya makannya. Sekali kali kek masak makanan enak."jawabnya.
"Maaf mas, uang yang mas kasih enggak cukup buat makan sehari-hari kalau aku masak enak" kataku jujur.
"Alesan,, selalu itu yang kau bilang. Bilang saja kalau kau minta tambahan uang bulanan kan" ucapnya.
"Ya kalau mas kasih sih aku terima" sahutku santai.
" Gak ada yang namanya uang tambahan, uangkku habis di pake sama ibu tadi beli baju, katanya ibu kesini minta uang sama kamu terus gak di kasih, Apa benar itu Riana.?" tanyanya.
"Ya.." jawabku singkat meremas baju lusuhku.
" Kenapa kau tidak beri ibu uang" titahnya.
"Aku gak punya uang" jawabku singkat.
"Kata ibu kau beli boneka Panda untuk Reyna, dapat uang dari mana kamu, setahuku boneka itu mahal..."tanyanya
"Di kasih.." jawabku singkat.
"Dasar istri kurang ajar, berani kau ya sekarang padaku.." ucapnya geram.
"Maaf.." ucapku.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
Nona
sebenarnya suaminya ini sih nggak salah yah mgkn karna nggak cinta lg sama istrinya makanya diperlakukan nya spt itu apa lg mertuanya nggak suka sama dia dan anaknya nah yg bodoh tuh istrinya nih kok malah msh aja bertahan mjd istri sok baik dan nurut sementara diperlakukan tak layak malah anaknya pun tak di sayangi lalu bertahan utk apa..? jangan pula hy Krn mempertahankan status atau demi anak mau bertahan padahal bhatin dan jiwa tersiksa bahkan fisik pun jd pelampiasan amarah sungguh pemikiran kuno
2022-05-03
0
agasaka
oh suami yg wajib d ksh racun so mau mkn enk tpi ngsh duit plitnya mnta ampun mkn tuh rebusan daun kangkung
2022-04-05
0