"Mbak kenapa.." Tanyaku bingung melihat wajah penjual boneka itu sedih
"Kalau anaku masih ada mungkin seumuran dengan Reyna." jawabnya meneteskan air mata.
" Emang anak mbak kemana" tanyaku penasaran.
"Anakku sudah lama meninggal setelah lahir ke dunia." ucapnya berlinang air mata.
" Maaf mbak, aku tak bermaksud menyinggung perasaan mbak" ucapku menyesal.
" Tidak apa mbak saya hanya mengingat Alm. anak saya, setelah melihat putri mbak cantik ini" ucapnya setelah tenang.
"Namaku Riana, mbak siapa?" ucapku berkenalan.
"Namaku Lina, senang bisa berkenalan dengan mbak Riana" ucapnya tersenyum manis.
"Sama-sama, saya juga senang bisa kenal sama mbak Lina. Maaf mbak saya tidak bisa lama-lama.." ucapku pamit.
"Tapi makasih loh mbak bonekanya." lanjutku.
"Baiklah, sama-sama.... Anak cantik kapan-kapan main lagi ya kesini" ucapnya pada anakku.
"Oteh ante tantik, Eyna ulang dulu ya. Maacih neka andanya (Oke tante cantik, Reyna pulang dulu ya. Terima kasih boneka Pandanya)" ucapnya tersenyum menanpakan gigi ompongnya.
" Katanya terima kasih bonekanya" sahutnya.
"Emmm,,, apa boleh saya peluk Reyna sebentar mbak Riana" Tanyanya ragu.
" Boleh mbak, boleh sekali" ucapku.
"Terima kasih, Reyna cantik tante boleh peluk kamu sebentar gak" Tanyanya penuh harap.
Sedangkan Reyna melihatku meminta persetujuan dariku, aku menganggukan kepala sambil tersenyum.
"Oleh ante antik (Boleh tante cantik)" jwabnya setelah mendapat persetujuan dariku.
Mbak Lina memeluk Reyna dengan sangat erat, aku melihatnya meneteskan air mata saat memeluk Reyna. Mungkin mbak Lina teringat Alm. anaknya.
Walaupun aku tidak pernah merasakan kehilangan, tapi aku bisa mengerti kesedihan seorang ibu yang di tinggalkan seorang anak. Sakit dan sedih bercampur jadi satu.
"Sabar ya mbak, iklaskan saja kepergian Alm. anak mbak. Dia sudah tenang di Alam sana, jangan tangisi orang yang sudah tiada lebih baik mbak do'akan saja semoga Alm. anak mbak tenang di Surga." kataku mengusap punggung mbak Lina yang sedang terisak di pelukan Reyna.
"Amin, terima kasih." ucapnya setelah melepaskan pelukan.
" Ante antik jangan nanis don, kata unda alo nanis tantiknya bisa hilang loh (Tante cantik jangan nangis dong, kata bunda kalau nangus cantiknya bisa hilang loh)." Ucap Reyna menghapus air mata mbak Lina. Aku tersenyum menanggapi ocehan anakku.
"Pintar sekali anak cantik ini, ya sudah sekarang Reyna pulang ya" ucapnya tersenyum.
" Oteh ante antik tatah (Oke tante cantik, dadahhh)." ucap Reyna melambaikan tangan mungilnya.
Setelah itu kami pulang menaiki angkutan umum kembali menuju rumah. Saat angkot berhenti di lampu merah, Aku melihat mobil mas Andre tepat di samping angkutan umum yang aku naiki.
Di dalam mobil itu, aku melihat mas Andre tengah berbincang dengan seorang wanita di sampingnya.
Deggg...
Jantungku berdetak sangat kencang, dadaku sakit. Pikiranku tertuju, apakah mas Andre mengkhianatiku. Tapi aku bernafas lega setelah melihat masih ada 2 orang di kursi penumpang, mungkin rekan kerjanya. pikirku.
Tak lama mobil mas Andre melaju dengan cepat saat lampu merah berganti.
Reyna tertidur dengan memeluk erat bonekanya di angkutan umum, karna sudah waktunya tidur siang.
Aku menggendong Reyna dengan menenteng boneka Panda milik Reyna.
"Ehh mbak Riana, dari mana.? Apa si cantik ketiduran mbak" tanya mbak lilis tetanggaku.
" Iya mbak lilis, kami dari pasar mbak beli boneka untuk Reyna. Mungkin karna kelelahan sampai Reyna tidur di angot tadi"jawabku tersenyum.
"Tidur toh rupanya, tadinya saya mau ngajak Reyna ke rumah saya, soalna si Dena nanyain terus" Ucapnya, Dena adalah anaknya mbak Lilis beda setahun dari anakku.
"Oh gitu ya mbak, tapi Reynanya tidur" ucapku.
"Tak apa, bisa lain kali kok mbak Riana"ucapnya.
"Baiklah, Kalau begitu saya permisi mbak lilis, mari..." ucapku pamit.
"Silahkan mbak Riana" katanya tersenyum.
Aku meletakan Reyna di ranjang kamarku, lalu membersihkan badanku yang terasa lengket.
Setelah selesai aku membaringkan badan di samping Reyna, tak lama aku terbawa alam mimpi.
POV Author.
Restoran Cempaka Indah.
Seorang pemuda mentraktir teman-teman kantornya di restoran mewah tersebut, mereka berjumlah 4 orang. 3 orang pria 1 orang wanita.
Pemuda itu adalah Andre suami dari Riana. Dia tengah mentraktir teman kantor untuk merayakan kenaikan jabatan Andre di perusahaan.
"Selamat ya bro, akhir loe jadi kepala staff juga di kantor." Ucap Dimas, teman kantor Andre.
"Ya bro, selamat ya atas kenaikan loe" ucap Rizal cuek, merasa risih dengan wanita yang di samping Andre.
"Terima kasih teman-temanku, sebagai ucapan terima kasih, silahkan kalian pesen makanan sepuasnya di sini aku yang traktir" Ucap Andre.
"Itu baru teman atasan gue..Mari kita pesan makanan anak-anak" sahut Dimas semangat kalau soal makanan.
"Selamat atas kenaikan jabatanmu mas Andre" ucap teman kantor Wanita yang terus di samping Andre.
"Sama-sama cantik" ujar Andre mengkerlingkan mata, membuat wanita itu tersenyum malu.
"Ehemm, gimana kabar anak istri lo Dre" Tanya Rizal menatap wanita itu tidak suka.
"Inikan acara kantor ngapain loe tanya anak istri gue" tanya Andre sewot.
"Ya enggak, gue cuma pengen tau aja. Loe kan naik jabatan seharusnya loe merayakannya sama mereka juga.." jawab Rizal santai.
"Jangan bahas yang di rumah, mending kita nikmati aja makanan lezat ini" sahut Dimas.
"Yoi bro, bersulam." sahut Andre mengangkat gelas berisi Wine.
"Silahkan di makan cantik"Ucap Andre pada wanita cantik di sampingnya.
"Terima kasih mas" ujarnya lembut.
Wanita itu bernama Riska teman kantor Andre dan teman-temannya, Riska sudah tau kalau pria di depannya ini sudah punya istri dan anak. Tapi Riska tidak mempermasalahkan status pria itu, yang penting dia bisa mendapatkan Andre. Kalau masalah anak istrinya itu masalah belakangan.
Riska menyukai Andre sejak pertama bertemu dengannya saat mengadakan meeting para staff, dari situ Riska mencari tahu tentang Andre dari keluarga sampai anak istrinya. Awalnya Riska kaget saat mengetahui pria pujaan hatinya sudah berkeluarga, dan memilih mundur dari Andre.
Tapi setelah mendengar istri Andre melahirkan anak perempuan, dari situ Riska mendekati Andre lagi. Karna ia tahu dari teman kantornya kalau Andre sangat menginginkan seorang putra tapi yang lahir adalah putri.
Riska bertekad mendekati Andre lagi dan mendapatkannya dengan cara apapun.
Setiap hari Riska mengantarkan makanan ke tempat Andre, karna gedung Riska terpisah 100 meter dari gedung Andre. Awalnya Andre cuek saat wanita itu perhatian padanya, tapi lama kelamaan Andre merasa nyaman dengan perhatian yang di berikan Riska padanya.
Riska Anindita seorang wanita cantik, bertubuh tinggi tapi tak setinggi Riana istri Andre. Riska mempunyai orang tua lengkap tapi tidak mempunyai kakak laki-laki atau perempuan. Riska anak tunggal dari keluarga tingkat tengah, tidak miskin tidak kaya juga.
***********
Mereka makan dengan santai, sesekali tertawa saat Dimas bertingkah konyol.
Riska terpesona melihat tawa Andre yang lepas, dia kagum dengan ketampanan serta kewibawaan Andre. Menurutnya.
Tatapan mereka bertemu saat Andre menoleh pada Riska, mereka terpaku beberapa saat sampai Rizal membuyarkan tatapan itu.
"Eheemmm,,, ingat yang di rumah Dre" ucap Rizal, menatap Riska sinis.
Sedangkan Andre menatap tidak suka karna Rizal menyangkutpautkan dengan anak istrinya.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments