Pukul 05 pagi aku terbangun, karna ada sesuatu yang memegang wajahku. Seperti sebuah tangan, tapi tangan siapa? Pikirku.
"Anak cantik bunda udah bangun ya, jadi tangan mungil ini yang menyentuh wajah bunda tadi." Tanyaku pada Reyha.
Reyna tersenyum menampakan gigi ompongnya dengan menganggukan kepala tandanya 'iya'..
"Eyna ngen mimi bun ( Reyna pengen minum bun)." ucap Reyna dengan suara khas anak kecil.
"Ohh rupanya putri cantik bunda ini laper ya, sini sayang bunda ne**nin.." ucapku membaringkan Reyna, lalu memberinya ASI langsung dari tempatnya.
Reyna Anastasya berumur 1.6 bulan, berwajah bulat, pipi chuby, mata indah seperti mataku, hidung mancung sepertiku juga. Banyak kemiripan di antara aku dan anakku, bahkan tidak ada satupun yang mirip dengan ayahnya.
Reyna sangat aktif dan cerdas, di usia menginjak 9 bulan dia sudah bisa berjalan dan berlari. Bahkan Reyna sudah bisa bicara walaupun belum jelas. Bahkan banyak orang-orang bangga pada anakku, Reyna selalu tersenyum saat berpapasan dengan tetangga, bahkan Reyna menyapa mereka dengan ucapan selamat pagi atau selamat siang.
Dengan tingkah lucu, para tetangga sangat menyukai kepintaran anakku. Para tetangga selalu mengajaknya bermain di rumah mereka saat aku tengah sibuk membereskan pekerjaan rumah.
Terkadang aku aneh sendiri, orang lain saja sangat menyayangi anakku seperti anak kandungnya sendiri. Tapi kenapa, ibu mertua dan mas Andre menelantarkan anakku, bahkan menggendongnya saja mereka tidak mau.
********
Setelah aku memberinya ASI, setelah kenyang Reyna kembali tidur dengan wajah damai.
Aku turun dari ranjang dengan gerakan hati-hati, takut mengganggu Reyna saat tertidur.
Aku ke kamar mandi untuk berwudhu, melaksanakan sholat subuh. Aku menghadap sang Khalik dengan mendo'akan suami serta meruaku untuk kesehatan mereka. Tak lupa juga aku mendo'akan kedua orang tuaku supaya Tuhan menempatkan mereka di sisi-Nya. Mereka meninggal saat aku berumur 17 tahun kelas 3 SMA.
Mereka mengalami kecelakan saat hendak menjemputku di sekolah. Keceleakaan itu sangat parah hingga mobil yang di tumpangi kedua orang tuaku hancur di bagian depan dan belakang.
Mereka pergi dengan meninggalkanku seorang diri, tidak ada saudara dari mereka di kota ini. Karna kedua orang tuaku bukan asli orang sini, entahlah aku juga tidak tahu tempat asal mereka. Bahkan aku tidak tahu tentang nenek kakek dari orang tua bapak.
Ibuku anak yatim piatu, sedangkan bapak aku tidak tahu. Entah masih punya orang tua atau tidak, yang jelas ada yang mereka tutupi dariku.
***********
Aku membuka kamar sebelah kamar baru mas Andre dengan pelan, ternyata mas Andre masih tidur dengan menggenggam ponselnya di tangan. Mungkin dia ketiduran saat sedang memainkan ponsel.
Menjalankan aktifitas pagiku seperti membereskan rumah, cuci baju dan masih banyak pekerjaan lainnya.
Rumahku tidak terlalu besar tidak terlalu kecil, cukup lelah saat aku membereskannya sendiri. Dulu waktu aku masih bekerja, aku memperkerjakan ART yang bisa pulang pergi. Masuk jam 07 pagi pulang setelah perkerjaannya selesai, karna mas Andre sangat risih saat ada orang asing di rumah.
Aku menggaji ART dengan uangku sendiri, meskipun mas Andre rutin memberi jatah bulanan sebesar 5 juta. Aku selalu menyimpan uang pemberian suamiku di tempat yang mas Andre tidak ketahui. sampai sekarang uang itu masih ada, aku mengambilnya sedikit-sedikit saat uang bulanan dari suamiku habis.
Entahlah, semenjak aku dengar cerita dari teman kantorku dulu tentang keburukan suaminya setelah ia keluar dari pekerjaan lamanya hanya untuk fokus mengurusi anak yang baru di lahirkan.
Kasusnya tidak jauh beda dariku, Dia selalu menadapatkan cacian dan hinaan dari mertuanya.. Serta suaminya yang selingkuh di belakangnya, hingga Dia menyerah untuk dan melanjutkan ke sidang perceraian.
Dari situ aku mulai hati-hati, tidak ada salahnya kan sedia payung sebelum hujan. Ternyata aku bernasib sama seperti teman kantorku yang di perlakukan tidak baik saat kita sudah jelek di mata para suami.
"Riana...." Teriak mas Andre menyadarkanku dari lamunan.
"Rianaa..." panggilnya, dengan suara menggelegar memenuhi rumah.
"Iya mas, ada apa.." tanyaku tergopoh-gopoh dari belakang.
" Kamu di mana sih, di panggilin dari tadi gak nyahut." tanyanya.
" Aku tadi di belakang lagi menjemur pakaian, makannya gak dengar waktu mas manggil." jawabku jujur.
"Alaaah alesan aja kamu. Saya mau mandi cepat siapkan air hangat untukku.", perintahnya.
"Aku lagi buru- buru jemur baju mas sebelum Reyna bangun dari tidurnya. Mas kan bisa sendiri." jawabku menolak perintahnya. Jujur kalau Reyna sudah bangun sedikit susah bekerja kalau sambil mengurus anak.
"Sudah berani kamu ya menolak perintahku.." Bentaknya padaku, mencengkram kuat daguku..
"Tapi mas....", Ucapku terputus, mas Andre melepaskan tangannya dari daguku dan melayangkan tangan itu pada pipiku.
Plaaakkkk.....
"Itu hukumam karna kau membantah ucapanku, sekali lagi aku mendengar penolakan dari mulutmu. Aku akan menghukummu lebih parah dari ini.." bentaknya padaku.
"Cepat siapkan air hangatnya...Lelet banget sihh.." lanjutnua.
"I-iya mas..", ucapku terbata.
Aku tak menyangka mas Andre menamparku cuma gara-gara masalah sepele. Hanya karna aku tidak mematuhi perintahnya mas Andre langsung menamparku dengan sangat kencang hingga bibirku berdarah.
Sakit sangat sakit, saat orang yang kita cintai dan kita hormati memperlakukan kita dengan kasar.
'Kenapa kau tega memperlakukan aku seperti ini mas? Mana mas Andre yang dulu penuh perhatian padaku, bahkan kau memperlakukan aku layaknya seorang ratu. Tapi kenapa mas sekarang memperlakukan aku seperti pembantu.' batinku, tanpa terasa bulir bening berjatuhan saat aku tengah mengisi bathup dengan air hangat.
"Sudah belum.." Tanya mas Andre tidak sabar.
"Sebentar lagi mas.." jawabku terbata menahan tangis.
"Airnya sudah siap mas.." ucapku.
"Lelet banget sih jadi orang, cuma ngisi air saja lama banget. Sana pergi, muak saya lihat penampilan kamu itu udah jelek, kumel, gendut lagi.." cibirnya padaku tanpa rasa bersalah.
Mas Andre mendorongku ke luar dari kamarnya dengan kasar, lalu menutup pintu cukup keras hingga Reyna menangis di kamar sebelahnya.
Braaakk..
"Astagfirallah.." ucapku terkejut mengusap dada.
"Unda... Undaaa...", panggil Reyna dengan tangisnya.
"Iya sayang bunda di sini." Ucapku, tangisanku pecah saat melihat wajah Reyna penuh dengan air mata.
Hatiku sakit di perlakukan seperti pembantu di rumahku sendiri. Rumah ini di bangun dengan hasil kerja kerasku sendiri, setelah menikah dengan mas Andre kami membeli perabotan baru, yang lama sudah aku berikan pada tetangga. Makannya mas Andre selalu menganggap rumah ini adalah miliknya juga, karna perabotan rumah yang kami beli dengan uang sedikit menggunakan lebih banyak dari pengeluaranku.
"Unda napa nanis,( Bunda kenapa menangis)?" tanya Reyna padaku, mengusap sisa air mataku.
"Bunda enggak nangis sayang, mata bunda hanya perih saat terkena sabun saat mencuci baju tadi.." jawabku berbohong.
"Unda lo Eyna udah besal, Eyna kan bantu unda beyesin yumah (Bunda kalau Reyna sudah besar, Reyna akan bantu bunda beresin rumah)" ucap Reyna tulus.
"Terima kasih sayang..," ucapku terharu mendengar penuturan putriku..Aku memeluknya erat mencium wajahnya bertubi-tubi.
"Reyna ikut bunda ke belakang sebentar yu, bunda belum selesai jemur baju sayang.." ajakku setelah cukup tenang.
"Yu..", jawabnya semangat.
"mat pagi yah (Selamat pagi ayah)..", sapa Reyna saat kami berpapasan di meja makan.
Mas Andre menacuhkan sapaan Reyna sibuk dengan ponsel di tangannya.
"Ayo sayang kita ke belakang.." ajakku, melihat wajah Reyna kecewa..
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
Inonk_ordinary
wooow fakta baru yg mencengangkan. rumah dia woiiiiiijj
2024-11-10
0
Nona
apa msh ada y istri yg naif & diperlakukan spt ini tetap msh bertahan dan tak peka utk menyadari bahwa dirinya tak dianggap..? malah hidup terus dlm tanya2 ada apa .. seharusnya ketika suami dah berualah apa lg main tangan tanpa sebab yg jelas dan masuk akal itu berarti dirimu tak dianggap paling klo msh di pertahankan hy utk jd babu..
2022-05-03
1
Riros
haduh..kok bisa masih bertahan dgn suami yg tdk menghargai istri begitu
2022-03-27
0