Eps 9 - Tubuh Yang Ternodai

Tiga hari berlalu setelah kejadian itu mereka berdua sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing, dan hanya berhubungan dengan menggunakan ponsel. Lisin menggunakan Scoopy jenis injeksi dalam perjalanan mengantar seseorang.

"Di sini mas?... " Lisin yang menggunakan jaket dan helm hijau menghentikan penumpang di dekat jalan raya kuta.

"Terima kasih mas... "

"Sama-sama mas... " Tiga hari ini Lisin memiliki 5kali pesanan dan dia melakukannya dengan semangat.

"Baiklah ke pesanan selanjutnya... " Lisin menggunakan Scoopy melaju dengan cepat ke arah Nusa Dua.

Jalanan ByPass Ngurah Rai selalu penuh Kemacetan namun itu bukan halangan, Lisin dengan lincah mengendalikan motornya di antara selah-selah mobil yang dalam Kemacetan, setelah melewati jalan bundaran yang menuju kearah bandara Ngurah Rai Lisin mengambil jalur tengah yaitu terowongan yang baru saja selesai tahun lalu.

"Kamu... bukankah kamu Lisin?" Lisin yang baru saja berhenti di pinggiran jalan di kejutkan oleh seorang yang mengenali dirinya.

"Siapa ya... " Lisin memiliki banyak teman dan terkadang dia lupa setelah lulus sekolah, apa lagi tidak punya kontak dengan mereka.

"Ini aku Widodo... Kita satu kelas saat SMP" Laki-laki itu Tinggi dan berpenampilan cukup bagus, jika tidak ada tahi lalat besar di pipi kanannya mungkin akan sedikit lebih buruk dari Lisin.

"Ini pacarku cantik bukan... " Wanita dengan riasan tebal itu tersenyum menyapa.

"Sangat kebetulan... apa yang kamu lakukan" Widodo memiliki sedikit kebencian terhadap Lisin jadi dia ingin menjatuhkannya.

"Tidak banyak hanya GO-JEK" Lisin menjawab dengan jujur.

"Teman ini kartu namaku aku bekerja sebagai manajer Hotel Nusa Dua Jln. ByPass No 28 jika kamu mencari pekerjaan yang lebih baik kamu bisa menemui ku" Widodo merapikan dasinya seolah kepanasan, sebagai pacar tentunya wanita itu tidak tinggal diam dia membantu membenahi dasinya.

"Aku mengerti... " Lisin tidak tau harus berkata apa, bekerja di hotel? jika sistem tidak memberikan tugas GO-JEK dia tidak akan menyentuhnya. berapa gaji pegawai hotel mungkin hanya beberapa juta, saat ini sebagai bos di balik layar Lisin bisa mendapatkan beberapa milyar sebulan.

"Oh... Saya menunggu di depan" Lisin penerima panggilan dari pelanggan menggunakan ponsel murah.

Tentunya kesempatan ini tidak boleh di lewatkan, Widodo menggunakan Ponsel Oppo Reno 5 dengan harga hampir 5 juta kemudian mengambil foto Lisin yang mengenakan jaket hijau dan sedang mengangkat ponsel murahan.

"Lisin... Minggu depan kita akan mengadakan reuni dengan teman sekelas yang ada di Bali kamu akan datang kan?"

"jika ada waktu luang aku pasti akan datang... "

Jika ada waktu tentu saja kamu harus datang karena aku akan mempermalukan mu di depan teman sekelas lainya.

"Itu bertempat di KTV Diva, kau taukan itu tempat karaoke paling terkenal di Bali" Widodo terus memamerkan keunggulan miliknya bahkan sesekali memeluk wanita riasan tebal.

"Ok... " Melihat pasangan ini aku merasa ingin muntah.

"Sampai nanti... ayo sayang kita pergi dengan Avanza yang baru ku beli" Sebenarnya Avanza itu baru saja kredit dengan uang muka sepeda motor lamanya dan dia ingin tunjukan kepada teman-temannya jika dia telah sukses.

Dalam kehidupan SMP mereka Lisin merasa tidak memiliki perselisihan dengan temannya namun tidak bagi Widodo.

Saat itu Lisin yang sedikit tampan banyak di kejar oleh anak perempuan di kelas bahkan banyak keindahan kelas menembaknya kala itu, namun Lisin menolak mereka semua dengan alasan tidak ingin berpacaran hingga Mendapatkan pekerjaan, Maka dari itu dia memutuskan untuk melanjutkan ke sekolah kejujuran SMK yang di katakan sekolah khusus laki-laki.

Itu adalah pesan dari kedua orang tuanya yang di pegang teguh oleh Lisin hingga dia memutuskan pacaran setelah bekerja di bali, hal ini di katakan kolot terlalu kuno di antara temannya.

Selama SMP Lisin menolak mereka yang mengejar dirinya terus menerus jadi bagaimana temanya tidak iri dan cemburu, Widodo salah satunya dia yang kurang tampan sangat membenci Lisin dan menyalahkan kedua orang tuanya karena telah membuat Widodo kurang tampan.

Dan setelah terjun ke dunia orang dewasa kini dia menyadari jika tampan bukan yang dia inginkan melainkan kekayaan, Setelah menghasilkan uang Widodo dapat dengan mudah memilih wanita. dengan menjadi kaya orang lain akan melihatnya dengan tatapan iri dan cemburu.

Setelah melihat Lisin yang hanya seorang GO-JEK membangkitkan rasa kelam saat-saat SMP dan kebencian yang telah lama terpendam akan segerakan terbalaskan bagaimana dia tidak bahagia.

"Sayang... minggu depan kamu akan melihat pertunjukan" Di dalam Mobil Widodo mengirim Foto Lisin sebagai GO-JEK ke grup Whatsapp.

Grup Alumni SMP yang cukup lama menyepi telah ramai kembali...

"Akhirnya kita akan berkumpul lagi... "

"Benar jadi ingat masa-masa sekolah... "

"Widodo... Foto siapa ini? "

"Seperti nya sangat familiar... "

"Sial... bukannya ini Lisin yang sangat populer di kalangan murid perempuan"

"Ternyata dia GO-JEK... "

"Sayang sekali dia Tampan tapi tidak punya masa depan... "

"Untung saja aku tidak terus mengejarnya jika tidak aku pasti akan sangat menyesal"

"Wow... Primadona kelas Online... "

"Ponsel itu tidak lebih dari 500k..."

"Sial... Widodo sangat sukses sekarang... "

Di bagian bawah foto Lisin ada foto lainnya itu adalah Widodo dan pacarnya dengan mobil avanza di belakangnya.

"Sayang sekali dia sudah punya pacar... "

"Jangan lupa minggu depan kawan... aku juga mengundang Lisin... "

"Ok kami tidak boleh mengecewakan Widodo... "

Tentunya apa yang terjadi dalam Grup tidak ada hubungannya dengan Lisin saat ini dia menunggu penumpang turun dari apartemen.

"Maaf... menunggu lama, liftnya dalam perbaikan jadi aku harus lewat tangga" Melihat datangnya suara membuat Lisin sedikit terkejut.

"Tidak... tidak masalah" Jika yang di tunggu kecantikan Lisin tidak masalah jika menunggu satu tahun.

"Tujuannya kemana Mbak... " Gadis ini berbeda dengan keindahan yang selama ini Lisin temui, gadis ini memiliki kaki yang panjang dan tingginya hampir sama dengan lisin.

"Masnya... pasti orang penyabar karena mau menunggu ku" Gadis itu tersenyum.

"Ten... tentu saja haha... " Sial gadis ini pintar membuat orang salah tingkah.

"Hehe... kamu sangat lucu, Kamu bisa mengantarkan ku ke Benoa Square aku bekerja di sana... "

"Baiklah... " Benoa Square tentu saja, itu adalah sebuah pusat perbelanjaan, hiburan, bisnis, dan kuliner yang terletak di Jln. Bypass Ngurah Rai Kedonganan No. 21, Jimbaran. Benoa Square terletak di tengah-tengah jalur utama bisnis antara Denpasar dan Nusa Dua, jadi siapapun yang melewati jalur Bypass pasti akan melewatinya.

Setelah beberapa menit Lisin menyelesaikan pesanan ke 6 jadi kurang 4 lagi untuk menyelesaikan tugas sistem.

"Kebetulan sekali ini mengantarkan paket makanan" Pesanan itu adalah Burger King jadi Lisin membelinya dari Benoa Square.

"Permisi... Ada paket... " Rumah itu terletak tidak jauh dari Benoa Square kisaran satu kilometer.

"Ya... tunggu sebentar... " Dari suaranya itu adalah seorang gadis.

Setelah pintu terbuka itu adalah kecantikan seumuran Dengan Lisin dan dia nampaknya mengenali Lisin.

"Antar Paket Mbak... " Setelah bertukar dan mendapatkan uang Gadis itu menghentikan Lisin yang hendak pergi.

"Untung saja kita tidak berakhir bersama" Lisin sangat bingung merasa tidak ingat jika mereka saling mengenal.

"Oh... jadi kamu lupa tentang aku? Syukurlah" Santi primadona kelas yang sempat online dalam grup sebelumnya.

"Mungkinkah kamu Santi... Wow aku tidak menyangka kita bisa bertemu lagi seperti ini" Lisin menjawab dengan jujur.

Sedangkan Santi melihat Lisin yang ramah nampak jijik melihatnya, Memang benar Lisin cukup tampan apa lagi tubuhnya itu mungkin poin tambahan. akan tetapi apakah tampan saja cukup? dalam kehidupan yang kita butuhkan adalah uang jika tidak punya uang bukankah kita akan hidup dalam kesusahan.

"Jadi kamu seorang GO-JEK? " Awalnya Santi terlalu malas bergabung dengan Grup dan dia tidak terlalu aktif dalam Grup Alumni SMP dan jika bukan karena foto Lisin yang di kirim Widodo dia tidak akan pernah merespon.

"Ya... begitulah... "

"Maaf... ya aku tidak bisa menerima Tamu, kamu pasti sibuk jadi kamu bisa melanjutkan pekerjaan mu" Setelah itu Santi menutup pintu.

"Baiklah... " Santi memang cantik namun tidak dapat di bandingkan Ningsih.

Memikirkan Ningsih membuat bagian bawah Lisin Memanas, Sial... Kenapa aku memikirkan kejadian saat itu.

Hari berikutnya Lisin terus mengantar kan pelanggan dan ini adalah pesanan yang kesepuluh jadi dia sangat bersemangat, saat dia melihat pelanggan yang terakhir Perasaan Lisin sangat tidak nyaman.

"Sial... ini merusak mataku, apakah pesanan ini dapat di batalkan... " Lisin tersenyum kecut sambil berdoa semoga tidak ada yang terjadi.

Pelanggan itu memiliki rambut lurus dan panjang sedangkan bahunya sedikit bengkak dengan pakaian yang sangat seksi, memiliki riasan tebal, juga dapat di lihat jika ada bekas cukuran kumis dan janggut, alis mata yang tebal sedangkan suaranya yang besar terdengar aneh.

"Mas boy... kok lama si... " Kalian bisa menebaknya dia adalah seorang waria.

"Sial aku bisa melakukan apa saja asalkan jangan yang ini... " Namun itu sudah terlambat.

Lisin berhenti cukup jauh darinya dan berniat berbalik lalu membatalkan pesanan akan tetapi waria tersebut berlari sangat cepat, mungkin jika ikut lari Maraton dia akan membawa pulang juara pertama, waria itu melompat langsung duduk di belakang dan dengan erat memeluk Lisin.

"Tolong jangan me... memelukku... " Sial... aku ternodai, aku adalah lelaki normal jangan memelukku, Lisin bergidik.

"Maaf... Mas Boy, Gisel sedikit bersemangat" jika ini terus berlanjut Lisin bisa muntah darah di jalan.

"Jarang sekali ada Driver ojek yang sangat tampan kebanyakan dari mereka adalah bapak-bapak tua juga Gemuk" Sambil membonceng Waria Lisin mengemudikan Scoopy dengan kencang.

"Mas... eh bukan Mbak Gisel kita sebenarnya mau kemana? " Lisin dengannya terus berkendara sambil berpelukan perjalanan ini hanya berputar-putar saja dan telah tiga kali melakukan pengisian bahan bakar penuh.

"Terserah Mas Boy, Selama Gisel terus bersama Mas Boy" Sumpah ini pengalaman hidup paling mengerikan.

"Sistem adakah cara untuk keluar dari situasi ini... "

(Tuan rumah bisa menggunakan kekerasan Pukul dia hingga mati)

"Sial... jika aku ingin membunuhnya aku akan melakukannya dari awal aku melihatnya" Lisin berkata dengan jijik.

(Sebagai dukun kuno dan seni beladiri kuno Tuan rumah dapat menggunakan pemukul titik tertentu pada tubuh manusia dan membuatnya pingsan teknik ini juga dapat menghapus sebagian ingatan manusia)

"Sistem kenapa kamu tidak katakan dari awal?" Lisin curiga jika sistem dengan sengaja melakukannya sambil tertawa di belakang semua ini.

(Tuan rumah tidak bertanya)

"Mbak Gisel sebenarnya ada yang ingin aku lakukan dengan mu dan ini masalah pribadi" Lisin menghentikan motornya di tempat sepi.

"Tapi Mas Boy, Hati Gisel belum siap... " Lelaki tampan di depannya ingin melakukan itu dengannya bagaimana dia tidak bahagia, namun ini terlalu cepat kita bahkan belum kencan.

"Ya... kamu bisa mengikuti ku" Lisin berjalan ke semak-semak.

"Mas Boy, kenapa kita tidak mencari Hotel saja tempat ini gelap, Gisel jadi takut" mendengar ini Lisin hampir memuntahkan darah... Siapa yang ingin melakukan itu dengan mu? aku hanya akan membuat mu pingsan dan siapa juga yang mau ke Hotel dengan waria.

"Tempat gelap seperti ini memiliki sensasi berbeda kamu harus coba, Baiklah berbalik badan aku akan melakukannya sekarang" Lisin berfikir cukup berat cobaan yang Tuhan berikan padaku saat ini.

"Mas Boy, Bagaimana kamu tau Gisel sangat menyukai Posisi Dari Belakang"

Apanya yang tau dan apanya yang dari belakang Lisin sangat menyesal tidak mengikuti tawaran sistem untuk membunuh waria bejat ini.

Waria itu berbalik badan dengan semangat berniat melepaskan pakaian yang dikenakannya namun sebelum dia bisa, Lisin memukul beberapa titik akupuntur dan membuatnya pingsan.