KSS. 05. Derita Anita

Semilirnya angin malam menyusup melalui sela-sela dinding anyaman bambu yang tidak tertutup sempurna.

Hawa dingin menusuk membuat ngilu persendian. Anita meringkuk di atas dipan bambu memeluk foto Ayah dan Ibunya.

Tubuhnya terasa dingin, diam tak bergerak. Entah karena hawa dingin yang dia rasakan, atau karena tidak mau mendengar decitan dipan bambu yang dia tiduri meronta.

'Ayah, Ibu, Tata kangen. Tata tidak sanggup hidup seperti ini terus.' Rengeknya dalam hati.

Isak tangisnya masih terdengar berat bersuara. Sesekali dia menghela nafas panjang, seakan ingin mengurangi beban yang ada.

Anita bukanlah seorang yang pemalas. Dia juga anak yang cerdas. Namun sayang, keterbatasan ekonomi membuat dia harus belajar tanpa mengenal bangku sekolah.

Belajar bersama, bertemu banyak teman di sekolah, tidak lagi dia rasakan sejak lulus Sekolah Dasar.

"Tidak Pak ! Hidup kita sudah susah, jangan ditambah susah ! Pokoknya Ibu tidak setuju kalau anak itu meneruskan sekolah SMP !" Maki Bulek kepada Paklek waktu itu.

"Tapi Buk, ini amanah dari Almarhum Ayah dan Ibunya. Lagipula Ibu juga sudah menikmati sisa peninggalan kedua orangtuanya." Bujuk Paklek kekeh.

"Ibu tidak peduli, memangnya dia tinggal bersama kita, tidak butuh makan apa. Yang jelas Ibu tidak setuju kalau anak itu menjadi beban dalam hidup kita. Titik !" Bentaknya lagi.

Hanya tetesan air mata yang bisa mewakili protesnya waktu itu. Anita hanya bisa pasrah dan menerima keadaan dengan ikhlas.

Anita segera mendekati Paklek Arman setelah kepergian Buleknya. Di ruang tengah itu, dia melihat Pakleknya duduk diam bersandar di sebuah sandaran kursi rotan

"Tata gakpapa Paklek, Tata akan bantu Bulek berjualan saja." Ucapnya seakan mengerti apa yang sedang Pakleknya pikirkan.

"Maafkan Paklek Nduk, Paklek tidak bisa berbuat apa-apa untukmu." Kata Paklek sembari memeluk tubuh mungil Anita kecil.

Sekarang, dia bukan lagi Anita kecil yang cengeng. Usianya sudah menginjak masa remaja. Namun terkadang rasa sakit di dalam hati membuat dia harus menumpahkan air mata.

Seperti malam ini, dia berbaring meringkuk di atas dipan tanpa alas. Sesalpun tak ada gunanya, hanya derai air mata yang mewakili kesal di dalam hatinya.

Lelah yang dia rasakan tidak menyulutkan semangatnya untuk tetap berkarya.

'Uhh... kenapa aku tidak bisa tidur, padahal aku harus bangun pagi-pagi betul. Kalau tidak, Bulek akan marah lagi kepadaku.' rintihnya saat matanya tak mampu lagi terpejam dengan nyenyak.

Ya, sudah menjadi aktivitas rutinnya. Setiap jam tiga dini hari, Tata harus bangun, membuat adonan kue puthu dan menyiapkan sarapan untuk keluarga Paklek Arman.

Rutinitasnya setiap hari, lebih dari seorang pembantu. Belum lagi tugas bersih-bersih, mencuci dan merapikan pakaian, setelah itu dia juga masih harus berjualan.

'Sampai kapan aku hidup seperti ini.' Keluhnya lagi.

Membayangkan hari-harinya yang begitu rumit, membuatnya perlahan memejamkan mata.

Mencoba meraih mimpi dalam tidur singkatnya. Meskipun terkadang di dalam mimpipun dia rasakan sakitnya penderitaan. Namun dia tetap tegar menghadapi kenyataan.

***

Kriinggggg.....!

Alarm yang sejak hari - hari lalu sudah dia atur, telah membangunkan dia tepat pada waktunya.

Telinganya mendengar, namun matanya masih enggan untuk tersadar. Digantikan oleh gerakan tangannya yang mematikan sumber bunyi yang selalu setia membangunkannya.

"Tata !"

"Berisik !"

"Bisa dimatikan gak !"

"Gak lihat apa, kalau masih larut malam !"

Teriak Bulek dan Astrid bergantian.

Glodiaakkkk ... !

"Astagfirullah." Ucap Tata kaget, saat mendengar suara benda tumpul dilempar ke arah pintu kamar. Entah itu Astrid atau Bulek yang melakukannya.

"Ya Allah, aku telat bangun." Ucapnya lirih.

Dengan tergesa-gesa, dia ambil air wudhu. Sudah menjadi kebiasaan, sebelum melakukan aktivitasnya, dia bersujud di sepertiga malam, untuk memohon belas kasihan. Karena hanya kepada - Nya, dia minta pertolongan.

Semua sudah beres, saat mentari mulai memamerkan sinarnya. Rumah yang tadinya hening, gini mendadak ribut, karena kebiasaan penghuninya.

Entah apa yang mereka ributkan. Terkadang terdengar teriakan Astrid yang mencari sesuatu, atau mungkin umpatan Bulek yang menjadi kebiasaan buruknya.

Kalau sudah begitu, Tata memilih untuk kembali ke kamarnya. Menunggu kepergian mereka masing-masing. Hanya Paklek yang duduk, diam menikmati secangkir kopi dan sarapan pagi sebelum bekerja.

"Nduk, Paklek pergi dulu ya. Jaga dirimu baik-baik." Pamit Paklek pagi itu.

"Paklek mau kemana ?"

"Paklek ada pekerjaan di luar kota. Mungkin sebulan sekali Paklek pulang." Jawabnya.

Paklek Arman seorang tukang bangunan. Perusahaan properti tempat dia bekerja selalu memintanya untuk berpindah-pindah tempat, sesuai proyek yang ada.

"Inggih Paklek, Paklek juga hati-hati disana. Selalu jaga kesehatan." Pinta Anita.

"Halah, gak usah banyak basa-basi. Itu Astrid sudah menunggu. Jangan sampai terlambat sekolahnya nanti !" Teriak Bulek dari luar.

"Sudah ya, Paklek tinggal. Ini ada sedikit rezeki gunakan sebaik-baiknya, untuk keperluanmu sendiri."

"Tapi Paklek."

"Sudah, jangan kebanyakan tapi. Keburu ketahuan Bulekmu."

Anita segera melipat dan menaruh uang saku pemberian Pakleknya itu di bawah tumpukan bajunya.

Namun, memang nasib malang selalu berpihak padanya.

"Buk, ibuk." Panggil Astrid antusias.

"Apa kamu ini, bukannya lekas berangkat sana."

"Ssstttt...jangan keras-keras, tadi Astrid lihat, Bapak kasih uang ke anak parasit itu." Info Astrid kepada Ibunya.

"Apa !"

"Ssstttt...nanti saja Ibu tanya kalau aku sama Bapak sudah berangkat."

Dengan wajah geram, Bulek tak sabar ingin menegur keponakannya.

"Astrid, ayo berangkat, nanti keburu telat."

"Iya Pak !" Teriaknya.

"Astrid berangkat dulu ya Buk, jangan lupa bagi-bagi. Uang tutup mulut, hehehe..." Ucapnya sambil berlalu. Tanpa salam tanpa permisi kepada ibunya.

"Dasar anak mata duitan." Umpat ibunya.

Setelah memastikan suami dan anaknya pergi jauh dari rumah, Bulek segera menghampiri Anita di kamarnya.

"Hei, anak pembawa sial ! Mana tadi uang yang dikasih Paklekmu !" Tanya Bulek to the poin.

"Uang apa_"

"Halah, tidak usan bohong. Sini kasih ke Bulek." Ucapnya memotong.

"Tapi Bulek_"

Belum sempat Anita memberikan penjelasan, Bulek sudah mengacak-acak isi kamarnya. Isi lemari jadi sasarannya. Baju yang sejak tadi susah payah dia lipat, gini berantakan tidak karuan.

"Coba dari tadi kamu tidak membantah, pasti tidak begini jadinya." Ucapnya setelah menemukan apa yang dia cari.

Tata hanya bisa diam dan pasrah dengan apa yang Buleknya lakukan. Seperti biasa, dia kembali ke dapur. Menengok kukusan yang tadi sempat dia tinggal.

Sesudah dirasa matang, dia angkat dan dia kemas ke dalam sebuah wadah. Tidak lupa dia cantumkan lebel 'Putri Ayu' di atasnya.

"Mau kemana kamu !" Tegur Bulek saat melihat keponakannya keluar membawa sebuah keranjang.

"Tata mau jualan Bulek."

"Bagus, jangan pulang sebelum membawa uang."

Kata-kata itu seolah sudah terpatri di pendengarannya. Dia berlalu meninggalkan rumah yang penuh penderitaan itu untuk mencari suasana yang lebih tenang.

__________________

__________________

__________________

Episodes
1 KSS. 01. Kembali Pulang
2 KSS. 02. Sebuah Penyesalan
3 KSS. 03. Amanah Sang Ayah
4 KSS. 04. Persis Seperti Dia
5 KSS. 05. Derita Anita
6 KSS. 06. Ibu Yang Baik Hati
7 KSS. 07. Misteri 'Putri Ayu' 1
8 KSS. 08. Misteri 'Putri Ayu' 2
9 KSS. 09. Petaka di Pagi Hari
10 KSS. 10. Aku Pergi Dari Rumahku Sendiri
11 KSS. 11. Sinyal Kuat di Masjid Raya
12 KSS. 12. Keluarga Baru
13 KSS. 13. Sebuah Awal
14 KSS. 14. Rasa Yang Sama
15 KSS. 15. Rindu Masa Lalu
16 KSS. 16. Mama
17 KSS. 17. Pertemuan Pertama
18 KSS. 18. Jatuh Pingsan
19 KSS. 19. Diam-diam Perhatian
20 KSS. 20. Kabar Tak Sedap
21 KSS. 21. Keributan di Rumah Paklek
22 KSS. 22. Masih di Rumah Paklek
23 KSS. 23. Pahlawan Hati
24 KSS. 24. Gara-gara Hujan
25 KSS. 25. Minggu Yang Kelabu
26 KSS. 26. Melati Nomor Tiga
27 KSS. 27. Keras Kepala
28 KSS. 28. Menghilang
29 KSS. 29. Berusaha Menghindar
30 KSS. 30. Tragedi Di Malam Hari
31 KSS. 31. Pertemuan Tak Sengaja
32 KSS. 32. Tersedak
33 KSS. 33. Nindya Sakit
34 KSS. 34. Tawaran Dari Al
35 KSS. 35. Besuk Nindya
36 KSS. 36. Semalam Di Rumah Sakit
37 KSS. 37. Berkenalan Dengan Mama Kinan
38 KSS. 38. Keputusan Anita
39 KSS. 39. Kembar Bukan Sedarah
40 KSS. 40. Kedatangan Astrid
41 Pengumuman
42 KSS. 41. Iseng Berujung Seneng
43 KSS. 42. Bella
44 KSS. 43. Kecewa
45 KSS. 44. Kedatangan Bulek Rukmini
46 KSS. 45. Hutang Piutang
47 KSS. 46. Malaikat Penyelamat
48 KSS. 47. Makan Malam
49 KSS. 48. Saran Bunda
50 KSS. 49. Peran Utama Dalam Hidupku
51 KSS. 50. Pingsan
52 KSS. 51. Iya
53 KSS. 52. Restu Bunda
54 KSS. 53. Wali Pengganti
55 KSS. 54. Sebelum Akad
56 KSS. 55. Akad Nikah
57 KSS. 56. Kabar Tentang Pak Arman
58 KSS. 57. Dalang Dibalik Menghilangnya Pak Arman
59 KSS. 58. Rumah Sakit
60 KSS. 59. Pengakuan Astrid
61 KSS. 60. Malam Yang Tertunda
62 KSS. 61. Bulan Madu Part 1
63 KSS. 62. Bulan Madu Part 2
64 KSS. 63. Apa Ini Yang Namanya Cemburu ?
65 KSS. 64. Masih Dibakar Api Cemburu
66 KSS. 65. Pagi Yang Menggegerkan
67 KSS. 66. Positif
68 KSS. 67. Kangen
69 KSS. 68. Al Menghilang
70 KSS. 69. Sekolah Pertama Untuk Nindya
71 KSS. 70. Hanifa
72 KSS. 71. Kecelakaan Kecil
73 KSS. 72. Kesedihan Nindya
74 KSS. 73. Malam Yang Melelahkan
75 KSS. 74. Pertemuan Tak Terduga
76 KSS. 75. Rahasia Terpendam
77 KSS. 76. BaPer
78 KSS. 77. Brownies
79 KSS. 78. Lari Pagi
80 KSS. 79. Cemburu
81 KSS. 80. Kesibukan Baru Hanifa
82 KSS. 81. Masih Tentang Hanifa
83 KSS. 82. New Rival
84 Pengumuman
85 KSS. 83. Incident
86 KSS. 84. Baby A
87 KSS. 85. Welcome At Home
88 KSS. 86. Pesan Misterius
89 KSS. 87. Kesetiaan Yang Diragukan
90 KSS. 88. Hati Yang Luka
91 KSS. 89. Adegan Palsu
92 KSS. 90. Perangkap Bunda Arum
93 KSS. 91. Kemarahan Mama Ratri
94 KSS. 92. Rindu Dimanja
95 KSS. 93. Pulau Dewata
96 KSS. 94. Kejutan Terindah
97 KSS. 95. Miss U Forever
Episodes

Updated 97 Episodes

1
KSS. 01. Kembali Pulang
2
KSS. 02. Sebuah Penyesalan
3
KSS. 03. Amanah Sang Ayah
4
KSS. 04. Persis Seperti Dia
5
KSS. 05. Derita Anita
6
KSS. 06. Ibu Yang Baik Hati
7
KSS. 07. Misteri 'Putri Ayu' 1
8
KSS. 08. Misteri 'Putri Ayu' 2
9
KSS. 09. Petaka di Pagi Hari
10
KSS. 10. Aku Pergi Dari Rumahku Sendiri
11
KSS. 11. Sinyal Kuat di Masjid Raya
12
KSS. 12. Keluarga Baru
13
KSS. 13. Sebuah Awal
14
KSS. 14. Rasa Yang Sama
15
KSS. 15. Rindu Masa Lalu
16
KSS. 16. Mama
17
KSS. 17. Pertemuan Pertama
18
KSS. 18. Jatuh Pingsan
19
KSS. 19. Diam-diam Perhatian
20
KSS. 20. Kabar Tak Sedap
21
KSS. 21. Keributan di Rumah Paklek
22
KSS. 22. Masih di Rumah Paklek
23
KSS. 23. Pahlawan Hati
24
KSS. 24. Gara-gara Hujan
25
KSS. 25. Minggu Yang Kelabu
26
KSS. 26. Melati Nomor Tiga
27
KSS. 27. Keras Kepala
28
KSS. 28. Menghilang
29
KSS. 29. Berusaha Menghindar
30
KSS. 30. Tragedi Di Malam Hari
31
KSS. 31. Pertemuan Tak Sengaja
32
KSS. 32. Tersedak
33
KSS. 33. Nindya Sakit
34
KSS. 34. Tawaran Dari Al
35
KSS. 35. Besuk Nindya
36
KSS. 36. Semalam Di Rumah Sakit
37
KSS. 37. Berkenalan Dengan Mama Kinan
38
KSS. 38. Keputusan Anita
39
KSS. 39. Kembar Bukan Sedarah
40
KSS. 40. Kedatangan Astrid
41
Pengumuman
42
KSS. 41. Iseng Berujung Seneng
43
KSS. 42. Bella
44
KSS. 43. Kecewa
45
KSS. 44. Kedatangan Bulek Rukmini
46
KSS. 45. Hutang Piutang
47
KSS. 46. Malaikat Penyelamat
48
KSS. 47. Makan Malam
49
KSS. 48. Saran Bunda
50
KSS. 49. Peran Utama Dalam Hidupku
51
KSS. 50. Pingsan
52
KSS. 51. Iya
53
KSS. 52. Restu Bunda
54
KSS. 53. Wali Pengganti
55
KSS. 54. Sebelum Akad
56
KSS. 55. Akad Nikah
57
KSS. 56. Kabar Tentang Pak Arman
58
KSS. 57. Dalang Dibalik Menghilangnya Pak Arman
59
KSS. 58. Rumah Sakit
60
KSS. 59. Pengakuan Astrid
61
KSS. 60. Malam Yang Tertunda
62
KSS. 61. Bulan Madu Part 1
63
KSS. 62. Bulan Madu Part 2
64
KSS. 63. Apa Ini Yang Namanya Cemburu ?
65
KSS. 64. Masih Dibakar Api Cemburu
66
KSS. 65. Pagi Yang Menggegerkan
67
KSS. 66. Positif
68
KSS. 67. Kangen
69
KSS. 68. Al Menghilang
70
KSS. 69. Sekolah Pertama Untuk Nindya
71
KSS. 70. Hanifa
72
KSS. 71. Kecelakaan Kecil
73
KSS. 72. Kesedihan Nindya
74
KSS. 73. Malam Yang Melelahkan
75
KSS. 74. Pertemuan Tak Terduga
76
KSS. 75. Rahasia Terpendam
77
KSS. 76. BaPer
78
KSS. 77. Brownies
79
KSS. 78. Lari Pagi
80
KSS. 79. Cemburu
81
KSS. 80. Kesibukan Baru Hanifa
82
KSS. 81. Masih Tentang Hanifa
83
KSS. 82. New Rival
84
Pengumuman
85
KSS. 83. Incident
86
KSS. 84. Baby A
87
KSS. 85. Welcome At Home
88
KSS. 86. Pesan Misterius
89
KSS. 87. Kesetiaan Yang Diragukan
90
KSS. 88. Hati Yang Luka
91
KSS. 89. Adegan Palsu
92
KSS. 90. Perangkap Bunda Arum
93
KSS. 91. Kemarahan Mama Ratri
94
KSS. 92. Rindu Dimanja
95
KSS. 93. Pulau Dewata
96
KSS. 94. Kejutan Terindah
97
KSS. 95. Miss U Forever

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!