KSS. 04. Persis Seperti Dia

Senja mulai meredup malu-malu, berusaha menyembunyikan kilau sinannya ke ufuk barat.

Suasana kantor mulai hening. Satu persatu penghuni nya mulai meninggalkan area kerja. Begitupun dengan Alfatih dan Reza.

"Sore Pak." Sapa Reza saat melihat bos mudanya keluar dari ruang kerja.

"Sore."

"Pak Al mau pulang ?"

"Iya, tapi saya masih mau mampir sebentar ke minimarket."

"Apa perlu saya antar ?"

"Tidak, terimakasih. Saya bawa mobil Ayah saja."

"Baik Pak, hati-hati dijalan."

Reza menyerahkan sebuah kontak mobil inova reborn yang biasa dipakai Almarhum Danu bekerja. Semenjak kepergian Danu untuk selamanya, mobil itu selalu terparkir di garasi kantornya.

Jalanan terlihat sangat ramai, karena bertepatan dengan banyaknya orang yang mengakhiri aktivitas kerja. Lalu lalang kendaraan membuat Al sedikit merasa pusing.

"Huufff."

Al menghembuskan nafas lega, saat inova reborn warna hitamnya bisa memasuki area parkir sebuah minimarket.

Tak berapa lama, apa yang dia cari sudah dia dapatkan. Sesuai pesan Bunda sebelum pulang kerja tadi, Beliau meminta untuk membelikan susu formula buat Nindya dan beberapa vitamin untuk menjaga daya tahan tubuh keluarga kecilnya.

"Totalnya tiga ratus tujuh puluh dua ribu rupiah." Kata kasir minimarket.

Alfatih menyerahkan beberapa lembar uang ratusan ribu.

"Kembaliannya."

"Terimakasih."

"Terimakasih, kami tunggu kedatangan anda kembali."

Kring...kring...

Diambilnya handphone yang sejak tadi menghuni kantong sakunya. Tertulis nama 'Bunda' pada layar utama.

"Assalamu'alaikum Bun."

"Wa'alaikumsalam Nak, Al tidak lupa pesanan Bunda."

"Tidak Bun, ini saya baru keluar dari minimarket, sebentar lagi sampai rumah." Jawab Al sembari berjalan tergesa-gesa menuju dimana dia parkir mobilnya.

"Aaaa.... !!!! Awas, minggir, tolong remnya blong." Teriak seorang wanita yang menjajakan dagangannya dengan mengendarai sebuah sepeda pancal.

Bukan teriakan menawarkan jajanannya yang terdengar, namun teriakan sebuah peringatan untuk menghindar.

Baru sempat Al menyadari suara lantang yang mengarah kepadanya, sudah terlambat.

Gedubrakkkk...!

Sebuah benturan cukup keras dia rasakan pada siku tangan kanannya.

Barang belanjaan yang dia tenteng, jatuh berantakan. Namun, apa yang dia rasakan tidak seberapa, dibandingkan dengan rintihan kesakitan seorang gadis yang baru saja menabraknya.

"Aduh, sakit."

Menyadari hal itu, Al langsung berlari. Tidak jauh dari tempat dimana dia jatuh, Al melihat seorang gadis membenturkan sepedanya agar berhenti.

"Kamu tidak apa-apa ?" Tanya Al sedikit khawatir.

Gadis itu masih tertunduk menahan rasa sakit tanpa menjawab pertanyaan Al.

"Hei, kamu tidak apa-apa ?" Tanya Al kembali.

"Maaf Tuan, maafkan saya. Saya tidak sengaja menabrak Anda. Maafkan saya tuan, rem saya tidak berfungsi dengan benar." Rengeknya memohon.

"Hhmmmm..."

Ternyata dia merunduk bukan hanya karena merasakan sakit, tapi juga menahan rasa takut.

Alfatih mengumpulkan kembali barang dagangannya yang berserakan dan membiarkan dia meratapi kesedihannya.

Gadis itu terperanjat kaget dan segera ikut membereskan dagangannya, setelah melihat orang yang dia tabrak tidak marah, tapi malah membantunya.

"Terimakasih Tuan, tidak apa-apa. Biar saya bereskan sendiri Tuan." Ucapnya gugup.

Entah apa yang ada dalam pikiran Al saat itu. Dia menghentikan aktivitas tangannya saat tanpa sengaja Al melihat raut wajah gadis yang menabraknya tadi.

"Masya Allah, wajahnya mirip sekali dengan dia." Gumamnya lirih. Bahkan hampir tak terdengar olehnya sendiri.

'Dia ? Siapa yang orang ini maksud dengan Dia ?' Tanya gadis itu dalam hati. Namun tetap melanjutkan membereskan barang dagangannya, seolah tidak mendengar apa-apa.

"Maaf tuan, apa tuan tidak apa-apa ?" Tanya gadis itu yang masih heran melihat tingkah Al.

"Oh... Tidak, kamu sendiri apa ada yang luka ?"

"Tidak Tuan, saya baik-baik saja."

"Sepeda kamu rusak, rumah kamu dimana ? Biar saya antar."

"Tidak apa-apa Tuan, terimakasih. Masih bisa saya bawa sendiri." Jawabnya sembari berlalu begitu saja.

"Hei, tunggu !"

Teriakan Al tidak dia pedulikan.

Kalau saja tidak ada telepon masuk di handphonenya, ingin rasanya Al mengejar dan mengetahui siapa pemilik wajah yang mirip dengan Almarhum adiknya itu.

Ya... 'Dia' yang Al maksud adalah Kinanti, satu-satunya perempuan yang pernah mengusik hatinya.

Wajah yang sempat pelan-pelan memudar dari benaknya itu, gini muncul kembali dengan sosok yang berbeda.

Allah maha tahu, seakan pertemuan ini sudah menjadi isyarat baginya. Masih ada sebuah kue puthu ayu tergeletak tepat di dekat kakinya.

-Putri Ayu-

Begitulah lebel yang tertulis pada kue tersebut.

Al segera melajukan kendaraannya kembali. Pandangan matanya berkeliling ke sekitar pinggiran jalan, namun dia kehilangan jejaknya.

Hari semakin gelap dan mengharuskan Al untuk segera kembali pulang. Meskipun di dalam hatinya masih mengingat - ingat kejadian sore tadi.

Sedangkan di tempat lain, seorang gadis sedang terisak, menangis tersedu meratapi nasibnya.

"Kamu pikir, Bulek bikin ini tidak pakai uang !"

"Maafkan saya Bulek." Rengeknya memelas.

"Enak saja minta maaf, memangnya dengan maaf, kamu bisa menggantikan semua dagangan Bulek yang sudah kamu hancurkan !"

Semakin gadis itu memelas minta maaf, semakin besar kemarahan Bulek kepadanya.

'Lebih baik aku diam, daripada Bulek semakin marah kepadaku.' Pikirnya dalam hati.

"Mulai hari ini, Bulek tidak peduli lagi ! Sebelum kamu ganti semua dagangan Bulek, jangan harap Bulek kasih makan !" Bentaknya.

"Tapi Bulek_"

Krompyanggggh .... !!!

Belum selesai gadis itu memohon, sebuah loyang alumunium sudah melayang menyambar pelipis dan jatuh ke lantai sehingga menimbulkan suara yang begitu nyaring.

"Ibu, ada apa ini ? Kenapa berantakan sekali ?" Tanya Paklek Arman, saat mengetahui dapurnya berantakan karena kemarahan istrinya.

"Tanya tu sama keponakan kesayangan kamu !" Bentaknya lebih keras, sambil berlalu meninggalkan suami dan anaknya, juga keponakannya yang sedang merintih kesakitan.

"Ada apa lagi Mbak ! Kamu bikin masalah lagi, sehingga ibu marah - marah begitu !" Tanya Astrid, anak Paklek Arman yang baru saja pulang dari sekolah bersama Paman.

Gadis itu hanya diam, merunduk menahan rasa sakit, sembari membereskan barang-barang yang berantakan.

"Kenapa diam ! Jawab Mbak !" Bentaknya lagi.

"Astrid ! sudah kamu masuk ke dalam." Pinta Paman.

"Terus Pak, terus saja dibelain. Dasar pembawa sial !" Umpat Astrid berlalu pergi.

"Tata, maafkan Paman ya. Paman tidak bisa menjagamu dengan baik."

Ucapan paman mengandung banyak penyesalan.

"Tidak apa-apa Paman, Tata bersyukur masih punya Paman Arman yang baik dengan Tata."

"Ya sudah, kamu mandi dan obati luka kamu. Ini biar Paman yang bereskan."

"Tapi nanti Bulek_"

"Sudah, jangan pikirkan Bulekmu. Selama masih ada Paman disini, Bulekmu tidak akam berani macam-macam lagi."

"Terimakasih Paman."

°Anita Astutiningtyas

Ya, gadis malang itu bernama Anita. Banyak orang memanggilnya Tata. Sebelum hidup bagai di dalam neraka dunia ini, Anita hidup bersama kedua orangtua yang sangat menyayanginya.

Sama seperti Nindya yang harus kehilangan kedua orangtuanya disaat masih butuh banyak perhatian, hanya nasib yang membedakan keduanya.

Sejak kepergian ayah dan bundanya untuk selamanya, Anita kecil diasuh oleh Pakleh Arman dan Bulek Rukmini. Namun bukan kasih sayang pengganti yang dia dapatkan, melainkan tekanan mental dan fisik yang dia terima.

Apalagi sikap Astrid yang selalu tidak adil terhadap dia.

°Astrid Maharani

Satu-satunya putri dari Paklek dan Bulek Arman. Usianya sama dengan Anita, namun sifat dan tingkah lakunya sama seperti Bulek Rukmini yang galak dan judes.

____________________

____________________

____________________

Episodes
1 KSS. 01. Kembali Pulang
2 KSS. 02. Sebuah Penyesalan
3 KSS. 03. Amanah Sang Ayah
4 KSS. 04. Persis Seperti Dia
5 KSS. 05. Derita Anita
6 KSS. 06. Ibu Yang Baik Hati
7 KSS. 07. Misteri 'Putri Ayu' 1
8 KSS. 08. Misteri 'Putri Ayu' 2
9 KSS. 09. Petaka di Pagi Hari
10 KSS. 10. Aku Pergi Dari Rumahku Sendiri
11 KSS. 11. Sinyal Kuat di Masjid Raya
12 KSS. 12. Keluarga Baru
13 KSS. 13. Sebuah Awal
14 KSS. 14. Rasa Yang Sama
15 KSS. 15. Rindu Masa Lalu
16 KSS. 16. Mama
17 KSS. 17. Pertemuan Pertama
18 KSS. 18. Jatuh Pingsan
19 KSS. 19. Diam-diam Perhatian
20 KSS. 20. Kabar Tak Sedap
21 KSS. 21. Keributan di Rumah Paklek
22 KSS. 22. Masih di Rumah Paklek
23 KSS. 23. Pahlawan Hati
24 KSS. 24. Gara-gara Hujan
25 KSS. 25. Minggu Yang Kelabu
26 KSS. 26. Melati Nomor Tiga
27 KSS. 27. Keras Kepala
28 KSS. 28. Menghilang
29 KSS. 29. Berusaha Menghindar
30 KSS. 30. Tragedi Di Malam Hari
31 KSS. 31. Pertemuan Tak Sengaja
32 KSS. 32. Tersedak
33 KSS. 33. Nindya Sakit
34 KSS. 34. Tawaran Dari Al
35 KSS. 35. Besuk Nindya
36 KSS. 36. Semalam Di Rumah Sakit
37 KSS. 37. Berkenalan Dengan Mama Kinan
38 KSS. 38. Keputusan Anita
39 KSS. 39. Kembar Bukan Sedarah
40 KSS. 40. Kedatangan Astrid
41 Pengumuman
42 KSS. 41. Iseng Berujung Seneng
43 KSS. 42. Bella
44 KSS. 43. Kecewa
45 KSS. 44. Kedatangan Bulek Rukmini
46 KSS. 45. Hutang Piutang
47 KSS. 46. Malaikat Penyelamat
48 KSS. 47. Makan Malam
49 KSS. 48. Saran Bunda
50 KSS. 49. Peran Utama Dalam Hidupku
51 KSS. 50. Pingsan
52 KSS. 51. Iya
53 KSS. 52. Restu Bunda
54 KSS. 53. Wali Pengganti
55 KSS. 54. Sebelum Akad
56 KSS. 55. Akad Nikah
57 KSS. 56. Kabar Tentang Pak Arman
58 KSS. 57. Dalang Dibalik Menghilangnya Pak Arman
59 KSS. 58. Rumah Sakit
60 KSS. 59. Pengakuan Astrid
61 KSS. 60. Malam Yang Tertunda
62 KSS. 61. Bulan Madu Part 1
63 KSS. 62. Bulan Madu Part 2
64 KSS. 63. Apa Ini Yang Namanya Cemburu ?
65 KSS. 64. Masih Dibakar Api Cemburu
66 KSS. 65. Pagi Yang Menggegerkan
67 KSS. 66. Positif
68 KSS. 67. Kangen
69 KSS. 68. Al Menghilang
70 KSS. 69. Sekolah Pertama Untuk Nindya
71 KSS. 70. Hanifa
72 KSS. 71. Kecelakaan Kecil
73 KSS. 72. Kesedihan Nindya
74 KSS. 73. Malam Yang Melelahkan
75 KSS. 74. Pertemuan Tak Terduga
76 KSS. 75. Rahasia Terpendam
77 KSS. 76. BaPer
78 KSS. 77. Brownies
79 KSS. 78. Lari Pagi
80 KSS. 79. Cemburu
81 KSS. 80. Kesibukan Baru Hanifa
82 KSS. 81. Masih Tentang Hanifa
83 KSS. 82. New Rival
84 Pengumuman
85 KSS. 83. Incident
86 KSS. 84. Baby A
87 KSS. 85. Welcome At Home
88 KSS. 86. Pesan Misterius
89 KSS. 87. Kesetiaan Yang Diragukan
90 KSS. 88. Hati Yang Luka
91 KSS. 89. Adegan Palsu
92 KSS. 90. Perangkap Bunda Arum
93 KSS. 91. Kemarahan Mama Ratri
94 KSS. 92. Rindu Dimanja
95 KSS. 93. Pulau Dewata
96 KSS. 94. Kejutan Terindah
97 KSS. 95. Miss U Forever
Episodes

Updated 97 Episodes

1
KSS. 01. Kembali Pulang
2
KSS. 02. Sebuah Penyesalan
3
KSS. 03. Amanah Sang Ayah
4
KSS. 04. Persis Seperti Dia
5
KSS. 05. Derita Anita
6
KSS. 06. Ibu Yang Baik Hati
7
KSS. 07. Misteri 'Putri Ayu' 1
8
KSS. 08. Misteri 'Putri Ayu' 2
9
KSS. 09. Petaka di Pagi Hari
10
KSS. 10. Aku Pergi Dari Rumahku Sendiri
11
KSS. 11. Sinyal Kuat di Masjid Raya
12
KSS. 12. Keluarga Baru
13
KSS. 13. Sebuah Awal
14
KSS. 14. Rasa Yang Sama
15
KSS. 15. Rindu Masa Lalu
16
KSS. 16. Mama
17
KSS. 17. Pertemuan Pertama
18
KSS. 18. Jatuh Pingsan
19
KSS. 19. Diam-diam Perhatian
20
KSS. 20. Kabar Tak Sedap
21
KSS. 21. Keributan di Rumah Paklek
22
KSS. 22. Masih di Rumah Paklek
23
KSS. 23. Pahlawan Hati
24
KSS. 24. Gara-gara Hujan
25
KSS. 25. Minggu Yang Kelabu
26
KSS. 26. Melati Nomor Tiga
27
KSS. 27. Keras Kepala
28
KSS. 28. Menghilang
29
KSS. 29. Berusaha Menghindar
30
KSS. 30. Tragedi Di Malam Hari
31
KSS. 31. Pertemuan Tak Sengaja
32
KSS. 32. Tersedak
33
KSS. 33. Nindya Sakit
34
KSS. 34. Tawaran Dari Al
35
KSS. 35. Besuk Nindya
36
KSS. 36. Semalam Di Rumah Sakit
37
KSS. 37. Berkenalan Dengan Mama Kinan
38
KSS. 38. Keputusan Anita
39
KSS. 39. Kembar Bukan Sedarah
40
KSS. 40. Kedatangan Astrid
41
Pengumuman
42
KSS. 41. Iseng Berujung Seneng
43
KSS. 42. Bella
44
KSS. 43. Kecewa
45
KSS. 44. Kedatangan Bulek Rukmini
46
KSS. 45. Hutang Piutang
47
KSS. 46. Malaikat Penyelamat
48
KSS. 47. Makan Malam
49
KSS. 48. Saran Bunda
50
KSS. 49. Peran Utama Dalam Hidupku
51
KSS. 50. Pingsan
52
KSS. 51. Iya
53
KSS. 52. Restu Bunda
54
KSS. 53. Wali Pengganti
55
KSS. 54. Sebelum Akad
56
KSS. 55. Akad Nikah
57
KSS. 56. Kabar Tentang Pak Arman
58
KSS. 57. Dalang Dibalik Menghilangnya Pak Arman
59
KSS. 58. Rumah Sakit
60
KSS. 59. Pengakuan Astrid
61
KSS. 60. Malam Yang Tertunda
62
KSS. 61. Bulan Madu Part 1
63
KSS. 62. Bulan Madu Part 2
64
KSS. 63. Apa Ini Yang Namanya Cemburu ?
65
KSS. 64. Masih Dibakar Api Cemburu
66
KSS. 65. Pagi Yang Menggegerkan
67
KSS. 66. Positif
68
KSS. 67. Kangen
69
KSS. 68. Al Menghilang
70
KSS. 69. Sekolah Pertama Untuk Nindya
71
KSS. 70. Hanifa
72
KSS. 71. Kecelakaan Kecil
73
KSS. 72. Kesedihan Nindya
74
KSS. 73. Malam Yang Melelahkan
75
KSS. 74. Pertemuan Tak Terduga
76
KSS. 75. Rahasia Terpendam
77
KSS. 76. BaPer
78
KSS. 77. Brownies
79
KSS. 78. Lari Pagi
80
KSS. 79. Cemburu
81
KSS. 80. Kesibukan Baru Hanifa
82
KSS. 81. Masih Tentang Hanifa
83
KSS. 82. New Rival
84
Pengumuman
85
KSS. 83. Incident
86
KSS. 84. Baby A
87
KSS. 85. Welcome At Home
88
KSS. 86. Pesan Misterius
89
KSS. 87. Kesetiaan Yang Diragukan
90
KSS. 88. Hati Yang Luka
91
KSS. 89. Adegan Palsu
92
KSS. 90. Perangkap Bunda Arum
93
KSS. 91. Kemarahan Mama Ratri
94
KSS. 92. Rindu Dimanja
95
KSS. 93. Pulau Dewata
96
KSS. 94. Kejutan Terindah
97
KSS. 95. Miss U Forever

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!