PEWARIS YANG HILANG BAB 18

Bab 18

Saat ini Jerry William menyesalkan sesuatu didalam hatinya. Dia segera merapatkan wajahnya kearah batu nisan dan berkata sambil menangis,

"Ayah... Sebenarnya siapa aku ini? mengapa kau tidak mau mengatakan terus terang tentang asal usulku?" kata Jerry dengan terisak. Dia lalu melanjutkan keluh kesahnya,

"Ayah, mengapa kalian begitu cepat pergi meninggalkan aku?" Lalu kepada siapa aku harus bertanya tentang asal usulku? rintih Jerry disela-sela isak tangisnya.

Jerry tetap terduduk bersimpuh di samping pusara Ayah dan Ibu pengasuhnya sampai dia teringat bahwa dia juga harus mengunjungi Ayah angkatnya di Hill Street. Menyadari akan ini, Jerry segera bangkit dari duduk nya. Dia segera mengusap batu nisan dipusara Yosep dan Lina seraya berkata,

"Ayah, Ibu... Aku pamit dulu. Saat ini aku harus mengunjungi Ayah angkat di Hillstreet. Percayalah bahwa aku akan sering datang mengunjungi kalian disini. Kata Jerry.

Setelah mengucapkan salam, maka dia pun segera berlalu meninggalkan kawasan tanah perkuburan umum New Village itu.

Saat Jerry melewati rumah-rumah penduduk untuk menuju ke tempat perhentian bus, beberapa orang tua dan muda mudi mulai berbisik satu sama lain. Lalu seseorang berkata kepada temannya,

"Hey lihat! Bukankah itu Jerry anak pak Yosep? kata salah seorang diantara mereka.

Mendengar pertanyaan temannya, seseorang manjawab,

"Benar. Dia adalah Jerry yang dulu adalah gembel dikampung ini." Kata orang ke dua.

Kemudian yang lain berkata,

"Dari dulu penampilannya tidak berubah. Sekali gembel tetap aja gembel. Kata yang lain sambil mencibir.

Lalu orang yang pertama tadi kembali berkata,

"Bukankah dia adalah mahasiswa di Golden University? dan apakah kamu tahu bahwa Golden University adalah salah satu yang terbaik di negara ini." katanya meminta pendapat atas kata-katanya barusan.

Yang lain lalu menjawab,

"Memang Golden University adalah perguruan tinggi yang elite. Namun apakah itu menjadi jaminan untuk seekor kucing kurap seperti dia bisa berubah menjadi seekor singa?" lalu mereka tertawa terbahak-bahak.

Jerry yang memang sedang melewati jalan tepat di depan sekelompok orang ini hanya memekakkan telinga. Dia berpura-pura tidak mendengar dan malas untuk menanggapi. Saat ini dia harus buru-buru mengunjungi Ayahnya karena telah terlalu sore. Dia khawatir jika berlama-lama maka dia akan kembali larut malam ke asrama dan mungkin akan mendapat teguran dari kepala asrama. Oleh karena itu dia segera melangkah cepat dan tidak memperdulikan ejekan mereka.

*********

Di Restoran Bahagia, Restoran yang merangkap Hotel itu yang tepat terletak di pusat kota Starhill. Saat ini Anton, Zeck, John dan Herman sedang duduk di Salah satu meja besar di sudut ruangan tepat dekat jendela. Mereka sabtu sore telah sepakat untuk makan bersama dengan yang lainnya di Restoran ini.

Ini terutama Anton yang sejak sore kemarin telah berjanji kepada Lisa akan mentraktirnya makan di Restoran ini untuk memenangkan hati Lisa setelah sore sabtu itu dia telah menghina Jerry di depan Lisa dan yang tidak di duga olehnya adalah bahwa Lisa sangat membela Jerry. Dia sempat marah kepada Lisa dan Jerry. Namun dia segera sadar jika dia tetap bersikap Arogan didepan Lisa maka dia akan pasti kehilangan salah satu dari empat bidadari surga itu. Oleh karena itu maka Anton sangat bersemangat kali ini. Dan yang lainnya juga sangat bersemangat. Ini karena selain Lisa, disana juga ada tiga gadis lainnya yaitu Rina, Jenny dan Rindy. Tidak ada diantara mahasiswa di kampus yang tidak mengagumi kecantikan keempat gadis ini. Ambil contoh Lisa sebagai salah satu dari keempat bidadari Golden University ini. Dia cantik, memiliki tinggi semampai dan langsing. kulit putih dan memiliki level tersendiri. Pokoknya jika Lisa ingin menjadi seorang model, maka perusahaan modeling pasti akan berlomba-lomba untuk mendapatkan tanda tangannya. Begitu pula dengan Rindy, Jenny dan Rina. Diantara keempat gadis ini Rina yang paling lembut, sedikit lebih imut dan paling manja. ukuran tubuh juga sedikit lebih kecil dari yang lainnya. Ini membuat John menjulukinya sebagai peri kecil dari kahyangan.

Lisa, Jenny, Rindy dan Rina tidak pernah sombong kepada siapa saja. Mereka sangat mudah bergaul. Bahkan dengan Jerry, Daniel, Ryan dan Riko yang terkenal miskin pun mereka tidak sombong. Ini adalah poin tambahan bagi keempat gadis ini. Mereka tidak pernah memandang harta, status dan latar belakang. Intinya mereka tidak mengukur sebuah persahabatan itu dengan materi.

Saat ini Anton mulai membuka pembicaraan agar suasana tidak menjadi kaku, dan Anton pun berkata kepada mereka yang ada ditempat itu,

"Aku mendengar bahwa diantara kalian akan ada yang berulang tahun tidak lama lagi," kata Anton sambil tersenyum.

Mendengar Anton berkata seperti itu, Herman langsung berkata,

"Apakah itu benar?" kata Herman dengan bersemangat lalu melanjutkan,

"Siapa diantara kalian yang akan berulang tahun? lalu, apakah kami akan diundang? tanya Herman sedikit ragu.

Ketika mendengar kedua pemuda itu membahas tentang hari ulang tahun yang akan dirayakan oleh salah seorang dari mereka, maka keempat gadis itu saling pandang dan tersenyum. Saat itu Rindy menjawab,

"Iya, enam hari dari sekarang." Kata Rindy sembari mengacungkan keenam jari tangannya. Lalu dia melanjutkan,

"Dan aku akan mengundang semua teman sekampus untuk merayakannya." Kata Rindy dengan senyum yang sangat manis

Mendengar ini, John memperbaiki posisi duduknya dan mulai menghitung. "Eman hari dari sekarang. Ini hari minggu," kemudian John mulai menghitung hari, lalu dia berseru,

"Eh Rindy. kalau enam hari dari sekarang berarti hari Ulang tahun mu tepat dihari sabtu." kata John sambil memandang kearah Rindy dan Herman secara bergantian.

Rindy hanya Tersenyum saja melihat tingkah mereka.

Setelah itu Herman yang sejak tadi digoda oleh John dengan pandangan meledek nya mulai membuka suara,

"Rindy, jika benar hari ulang tahun mu di hari sabtu, maka kita harus merayakan hari jadi mu disalah satu tempat yang istimewa yang ada di Starhill ini." Kata Herman penuh semangat.

Mendengar tentang rencana Herman, maka Anton segera menyela pembicaraan mereka dan berkata,

"Herman, bagaimana jika kamu mengajak kami merayakan hari Ulang tahun Rindy di Lotus Mantion? Bukankah Ayahmu memiliki beberapa kenalan disana? ini akan memudahkan kita untuk mendapatkan kamar Vip disana." Kata Anton memberikan saran.

Herman berfikir sejenak dan berkata,

"Baiklah. Aku akan menelepon Ayahku sebentar ." Kata Herman lalu mengeluarkan ponselnya untuk menelepon Ayahnya.

Setelah panggilan terhubung, terdengar satu suara di seberang berkata,

"Anak ku, Ada apa kamu menelepon Ayah?" tanya satu suara di ujung telepon.

Mendengar Diseberang telepon ayahnya bertanya, maka tanpa basa-basi Herman langsung berkata kepada ayahnya.

"Ayah, apakah ayah memiliki kenalan di Lotus Mantion? Aku ingin menyewa kamar Vip disana untuk merayakan hari ulang tahun sahabat baikku ayah." Kata Herman dengan nada manja.

Setelah Herman berkata begitu maka suara di telepon menjawab,

"Oh Lotus Mantion, itu bukan masalah besar. Ayah akan mengatur nya untuk mu. Namun ayah ingin tau siapa temanmu yang sedang berulang tahun? Apakah dia laki-laki atau seorang gadis?"

Mendengar pertanyaan Ayahnya, Herman sedikit malu-malu menjawabnya.

"Ayah teman ku itu adalah seorang gadis." kata Herman dengan wajah merona merah.

Mendengar penjelasan Herman yang seperti malu-malu, terdengar suara gelak tawa penuh semangat dari ujung telepon dan berkata,

"Baiklah anak ku. Ayah akan menelepon Menejer disana dan Ayah pastikan teman mu itu akan mendapatkan pelayanan yang ekslusif di Lotus Mantion." Kata ayah Herman penuh percaya diri.

Herman juga sangat bersemangat kali ini. Dia lalu berkata,

"Ok ayah. Jika begitu maka aku sangat berterimakasih kepada mu Ayah." kata Herman sambil tersenyum puas. Lalu dia segera mematikan telepon untuk mengakhiri panggilan setelah berbasa basi terlebih dahulu dengan Ayahnya.

Herman memasukkan ponsel kedalam saku nya dan menatap Rindy dengan perasaan bangga. Didalam hatinya dia benar-benar merasa bangga karena bisa menunjukkan sesuatu upaya untuk menyemarakkan hari ulang tahun Rindy di Lotus Mantion.

Siapa yang tak kenal Lotus Mantion. Salah satu Tempat ternama di Starhill ini. Tidak sembarang orang bisa menyewa kamar Vip disana jika tidak memiliki kartu keanggotaan. Untuk kategori silver saja mereka seharusnya telah menjadi pelanggan reguler selama setahun.

Untuk kategori kartu Gold dan kristal, mereka harus dari golongan menengah keatas dan telah menjadi pelanggan selama 2 dua tahun dan lebih. untuk kategori platinum dan Diamond ini hanya ditujukan bagi senior dan para pengusaha kelas atas.

Untuk kelas Diamond sendiri, Hanya ada Sepuluh kartu ekslusif yang dikeluarkan pihak Mantion kepada orang luar dan memang sebagian adalah pemegang saham di Smith Company Group. Ini berarti hanya keluarga dari Tuan Smith yang bisa bebas keluar masuk kedalam kamar Diamond di Lotus Mantion.

Jadi, tidak mengherankan jika saat ini Herman merasa sangat bangga kepada dirinya sendiri.

Saat ini Zeck, Anton dan John melirik kearah Rindy.

Anton segera bertanya,

"Bagaimana Rindy, apakah kamu setuju jika kita merayakan hari ulang tahun mu disana? tanya Anton meminta kepastian.

Rindy segera menjawab sambil sedikit merendah,

"Aku biasanya hanya merayakan hari ulang tahun ku di rumah bersama keluarga. Jadi, aku merasa bahwa terlalu merepotkan kalian jika harus merayakan hari jadi ku secara berlebihan. Kata Rindy menolak dengan halus.

Mendengar ini Herman langsung menyela.

"Rindy, tidak ada yang merasa direpotkan. Asalkan kamu setuju maka kita akan merayakan hari ulang tahunmu di Lotus Mantion." Kata Herman dengan sedikit meyakinkan Rindy.

"Benar Rindy. kamu hanya perlu setuju dan jangan merasa telah membuat kami repot. Selain itu Ayah Herman juga telah menjamin akan mengatur sebuah kamar Vip untuk kita merayakan hari ulang tahun mu." Kali ini John mencoba meyakinkan Rindy.

Melihat teman dan sahabatnya telah berusaha melakukan yang terbaik untuknya, maka Rindy tidak memiliki alasan yang bagus untuk menolak semua ini. Jadi, dia hanya bisa mengangguk setuju.

Melihat Rindy menyetujui tawarannya, Orang yang paling bersemangat adalah Herman. Dia segera bersorak gembira diikuti tepuk tangan dari yang lainnya.

Sudah bukan rahasia lagi bagi mereka semua bahwa Herman sudah sangat lama mengejar cinta Rindy. Namun dia selalu tidak memiliki kesempatan untuk mengungkapkan isi hatinya. Baru hari ini dia melihat peluang itu terbuka dan dia tidak menyia-nyiakan kesempatan yang sangat langka ini.

Tepat disaat mereka sedang asyik ngobrol, tiba-tiba di depan hotel, telah berhenti lebih dari sepuluh kendaraan Rolls Royce. Ini membuat mereka berdecak kagum sekaligus merasa penasaran Tuan besar manakah yang datang ke Restoran Bahagia kali ini.

Saat itu beberapa orang berpakaian serba hitam keluar dari mobil dan berjalan terburu-buru menghampiri sebuah mobil yang berada tepat ditengah-tengah diantara mobil yang berjejer itu. Kemudian salah seorang dari mereka melangkah menghampiri dan berinisiatif untuk membukakan pintu mobil. Lalu tak lama kemudian keluar lah seorang pria separuh baya dengan stelan jas berwarna coklat tua. Dari postur tubuh yang tidak terlalu gemuk dan masih menyisakan ketampanan masa mudanya. Orang ini terlihat sangat tenang dengan temperamen yang tampak sangat tenang. orang ini bernama Ronald. Salah satu kepercayaan dari keluarga Smith yang bekerja dibawah Presiden Barry untuk Smith Group di Starhill.

Setelah orang pertama bernama Ronald turun dari mobil Rolls Royce, kini seorang lagi dengan usia yang sama dengan Ronald. Namun bedanya adalah orang ini memiliki postur tubuh yang kekar, dengan tinggi badan bagai seorang atlit. Namun orang ini memiliki mata tajam dan raut wajah yang sangat dingin. Siapa pun yang pertama kali bertemu dengan orang ini akan merasa terintimidasi olehnya. Orang ke dua ini bernama Syam. Syam adalah salah satu master dibidangnya yang bekerja untuk keluarga Smith. Tidak ada yang tau apa jabatan orang ini. Tapi siapa pun yang berada dibawah naungan Smith Group pasti akan sangat menghormatinya termasuk Tuan Barry sendiri.

Saat itu manajer Tom secara pribadi telah turun kepintu masuk Restoran untuk memberikan penyambutan secara khusus bagi Ronald dan Syam.

Dengan tergopoh-gopoh Manajer Tom sedikit berlari menghampiri rombongan itu dan berkata mempersilahkan.

"Tuan Ronald, dan Tuan Syam. Selamat datang di Hotel dan Restoran Bahagia. Saya selaku Manajer di sini merasa terhormat mendapat kunjungan kalian berdua." Kata Manajer Tom dengan nada suara bersemangat.

"Ah Tuan Manajer Tom. Terimakasih atas penyambutan anda. Anda tidak perlu terlalu sungkan. Kami datang kesini untuk membahas suatu masalah." kata Ronald sambil menepuk bahu Manajer Tom dengan akrab.

Mendapat perlakuan yang ramah dari Ronald, Manajer Tom tersipu sedikit dan berkata,

"Tuan berdua, silahkan lewat sini!" kata Manajer Tom memberi jalan.

Ronald dan Syam mengangguk. sebelum dia memasuki Lobi Restoran, dia berkata kepada bawahannya,

"Kalian masuk dan tunggu di ruangan itu, kami akan naik ke ruangan Platinum dan duduk lah dengan santai. jangan menimbulkan kecurigaan atau mengintimidasi orang lain. Apakah kalian mengerti?" Tanya Ronald dengan tegas.

Mereka dengan serentak berkata,

"Kami mengerti tuan"

Setelah itu Manajer Tom segera membawa Ronald dan Tuan Syam masuk kedalam melewati meja dimana Anton dan kawan-kawannya duduk.

Saat itu Anton memperhatikan mereka dengan Rasa heran. Tuan Ronald, Tuan Syam. Mereka ada disini fikir Anton dalam hati. Fikiran yang sama juga terlintas dibenak Herman. Selain Anton, dia juga mengenal Tuan Ronald dari Ayahnya. Berbeda dengan para gadis ini, Zeck dan juga John tidak terlalu mengetahui latar belakang Tuan Ronald dengan spesifik. apa lagi tentang Syam. mereka tidak memiliki pengetahuan seperti Anton dan Herman.