BAB 11

Claudia sampai di rumah ia menangis sejadi-jadinya melepas rasa sakit, bahkan Andrean tidak menyusul apalagi meminta maaf.

Setelah puas menangis, Claudia langsung memilih mandi membersihkan diri. Tidak ada gunanya terisak pun ia hanya bisa pasrah dengan apa yang telah terjadi pada rumah tangganya.

Cek-cok dengan Andrean juga hanya menguras tenaga apalagi mendengarkan ucapan Seera, Claudia dibuat frustasi memikirkan itu semua ia hanya akan bersikap layaknya seorang istri yang baik saja.

Rutinitas mandi selesai, Claudia menatap dirinya di depan cermin besar yang terpampang di kamar. Ia sengaja membiarkan tubuhnya polos tanpa handuk.

Claudia menatap setiap inci tubuh idealnya yang putih mulus, seperti tidak ada kekurangan semuanya tampak kencang juga sexy.

"Sepertinya aku harus nge-gym lagi bersama Rayny, ah apa kabar dia sekarang?..."

Claudia kembali teringat sosok sahabat dekatnya, ia benar-benar hilang kontak setelah menikah dengan Andrean.

Tangan jenjang Claudia menyentuh bagian atas dada kirinya yang terlihat ada 5 bekas merah hampir memudar namun masih tampak jelas, seketika kejadian panas malam itu terlintas kembali dipikirkannya.

"Ini belum hilang...."

Bekas tanda merah itu biasanya hilang selama dua minggu, sedangkan kejadian yang dialami Claudia kurang dari itu.

"Bagaimana kabarnya sekarang?..." Lirih Claudia kepada dirinya sendiri.

Namun tidak lama ia sontak menggelengkan kepalanya berkali-kali. "Lupakan! kenapa kau malah ingin tahu tentangnya Clau?..."

Claudia menyadari bahwa hanya Lorenzo lah yang sudah melihat tubuh indahnya itu, bahkan Andrean suaminya sendiri belum pernah.

"Merelakan kesucianku untuk orang lain demi percobaan, itu tidak membuatku merasa bersalah karena suamiku sendiri sempat tega menjual istrinya sendiri..."

Tetapi tetap saja Claudia merasa tidak nyaman ia menurutnya sosok istri yang buruk.

Saat Claudia mengenakan handuknya kembali, pintu kamarnya diketuk seseorang.

"Claudia ini aku suamimu buka pintunya..." Ujar Andrean dari luar.

Terdapat senyum kecut di wajah ayu Claudia, dengan segera ia mempersilakan suaminya itu untuk masuk.

Tangan Claudia menutupi bagian dada yang masih terdapat tanda. "Ada apa kamu kemari? bagaimana dengan istri pertamamu..."

"Dia sedang istirahat aku sengaja datang ke sini untuk menemuimu.." Jawab Andrean.

Andre benar-benar terpana dengan kemolekan tubuh juga kecantikan istri keduanya yang setiap hari semakin bersinar.

"Aku nanti akan pergi ke tempat Rayny, cepatlah katakan kau menemuiku untuk apa?." Singkat Claudia sambil mengambil pakaian di lemarinya.

Tidak ada jawaban dari Andrean. Ia memeluk Claudia dari belakang, tampak raut wajah Claudia begitu terkejut. "Aku merindukanmu Audi, apa kau ada waktu untukku saat ini?..."

Andrean bagai tersihir saat menghirup aroma tubuh Claudia, ia perlahan mengecup leher jenjang yang putih mulus itu dari belakang.

Claudia mematung atas perlakuan suaminya, wajah cantik itu tampak datar ketika hinaan Andrean terlintas kembali dipikirkannya begitu saja.

Dalam waktu bersamaan tiba-tiba handphone Andrean bunyi, rupanya itu dari Seera yang mencari keberadaannya. Andrean membuang nafas kasar terpaksa ia harus kembali menemani istri pertamanya yang tengah hamil.

"Jika nanti ada waktu aku akan kesini untuk bicara 4 mata denganmu Audi, maaf ucapanku tadi telah menyakiti perasaanmu." Ujar Andrean seraya mengecup kening istrinya setelah itu pergi berlalu.

"Haaaah, rupanya dia masih melirik keberadaan ku..." Lirih Claudia.

Dengan cepat ia memakai pakaian bersiap-siap untuk menemui sahabatnya yang sudah lama tidak berjumpa.

Claudia pergi menggunakan mobil yang sudah disediakan Andrean.. Tidak berapa lama sekitar 20 menit Claudia sampai di sebuah butik milik Rayny.

Ia masuk dengan pakaian tertutup, terlihat Rayny sedang sibuk dengan pekerjaannya. Claudia menghampirinya "Hai...."

"Iya mba kami siap membantu keinginan anda, duduklah.." Jawab Rayny ramah layaknya melayani pembeli.

Seketika Claudia membuka masker dan kaca mata hitamnya. "Ray ini aku.."

Mata Rayny membulat sempurna tangannya sontak menutupi mulutnya yang menganga. Dengan cepat ia membawa Claudia ke tempat lain yang jauh dari orang-orang.

"Claudia..."

Sontak saja keduanya berpelukan melepas rindu.

"Ada banyak sekali yang ingin ku tanyakan kepadamu, tunggu di sini!." Timpal Rayny pergi sebentar.

"Baiklah..."

Tidak lama ia datang kembali.

BRAAAKKK!!!

Betapa terkejutnya Claudia saat meja digebrak oleh Rayny dengan keras. "Apaan sih Ray bikin orang jantungan saja!."

"Ini!..." Timpal Rayny dengan nada tegas sambil menyerahkan majalah berita banyak sekali.

Sambil mengerutkan keningnya Claudia melihat itu semua dengan seksama. Akhirnya ia menyadari.

"Aaaahh... Ini.... Aku......"

"Claudia bagaimana bisa kamu memiliki dua orang suami sekaligus??, hah!!!..." Tanya Rayny penuh penekanan.

Bersambung...