RAVORS [S1] PROLOG

PROLOG

mengusap kening dengan punggung tangannya, laki-laki remaja berumur belasan tahun itu baru saja di dorong oleh papa kandungnya sangat keras hingga membuat keningnya harus mengeluarkan darah segar

dirinya hanya meringis menahan sakit kepalanya lalu beralih menatap punggung papa nya yang pergi menjauh bersama keluarga barunya, padahal belum ada 1 bln kepergian mama nya

kecewa? ya itu pasti

teringat akan seseorang laki-laki remaja itu langsung bangun dari duduk dan berlari menuju rumahnya

sesampai di rumah benar saja firasatnya, rumah itu di jual oleh papa nya tanpa memikirkan dirinya akan tinggal dimana

sekarang dia bingung harus kemana, dia sdh tdk ada tujuan untuk hidup lagi

berjalan meninggalkan halaman rumah, kini dia jalan tanpa arah

- di sisi lain -

PLAKKKKKKKK

suara tamparan bergema keras di dalam mansion yang megah dan mewah tepatnya di ruang tamu

pipi yang mulus nan putih kini berubah menjadi merah lebam, gadis itu sempat meringis karna rasa perihnya

dia menyesal karena memilih ikut dengan ayahnya setelah perpisahan orangtuanya

karna dia berfikir ayahnya lebih banyak uang di banding ibu nya, yang sekarang mungkin sdh memiliki keluarga yang berkecukupan

tanpa mau mendengarkan omongan dari sang ayah, gadis cantik itu langsung meninggalkan mansion yang megah dan mewah dengan berlari sekencang-kencangnya

berjalan tanpa arah kini dia berada di jembatan yang cukup sepi karna hari yang mulai larut

cuaca sangat tdk mendukung hujan turun membasahi tubuhnya, gadis itu memegang pipinya yang sejak tadi terasa perih sekarang malah di tambah dengan air hujan

gadis cantik itu menghentikan langkahnya ketika melihat seorang laki-laki remaja yang hendak melompat dari jembatan

sontak dirinya kaget dan berlari menghampiri laki-laki itu sambil berkata "TUNGGU!!!"

laki-laki remaja yang hendak terjun langsung menoleh ke arah gadis cantik itu dengan wajah bertanya-tanya

"kamu... mau ngapain?" tanyanya dengan gemetar, cuaca sekarang semakin bertambah dingin dirinya sdh basah kuyup karena hujan yang begitu lebat

karna meresa tdk perduli laki-laki itu kembali berniat menerjunkan dirinya dan lagi-lagi gadis itu menghentikannya

"jangan!!!, apa kamu tdk memikirkan orangtuamu?" tanya lagi sedikit teriak

laki-laki remaja itu hanya terkekeh kecil saat gadis cantik didekatnya menyebut kalimat orangtua

"ayahmu?... atau ibumu??"

laki-laki gentar mendengar kalimat ibu saat gadis itu mengucapkannya, dirinya sama sekali tdk memikirkan hal itu bagaimana perasaan ibunya jika dia seperti ini?

"turunlah!!"

"aku akan menemanimu!"

laki-laki remaja itu menoleh dan menatap tak mengerti akan maksud gadis di dekatnya

"kita akan tumbuh bersama!!" katanya dengan tersenyum tipis

laki-laki itu menghilangkan niatnya untuk terjun dan turun dari sana berjalan mendekati gadis cantik di dekatnya

gadis cantik itu mengukir senyum yang membuat laki-laki remaja itu seketika tenang

memeluknya sontak membuat laki-laki remaja itu kaget, kenapa dia memeluk?

gadis cantik itu paham betul klau laki-laki didepannya kini membutuhkan pelukan hangat dari seseorang, dia mempelajari itu dari ibunyaa

perasaan yang tadinya campur aduk sekarang menjadi sangat tenang, laki-laki remaja itu membalas pelukan gadis yang sejak tadi memeluknya lalu berkata-

"terimakasih..."



