Sebuah Mahar Pernikahan...!

... ~ Chapter 10b~...

Rara sangat terkejut dengan ucapan Dimas, bukankah dia belum memutuskan untuk menerima perjodohan itu.

"Eh, apa loh bilang gue kan belum.....," Belum selesai dia berbicara Dimas tiba-tiba menutup mulutnya menggunakan tangannya agar dia berhenti mengomel didepan Omanya

"Oma maafin dia yah, anaknya emang rada cerewet dan nggak bisa diam. Oh ya Oma Dimas panggilin Dokter dulu yaah untuk memeriksa kondisi Oma," Dimas pun lalu menarik tangan Rara keluar dari kamar Omanya dirawat.

"Eh lepasin tangan gue ngga !,"

"Please, gue minta Tolong banget sama Loh kali ini. Loh tinggal nurut aja didepan Oma Gue, gue nggak mau dia sampai drop lagi gara-gara dia tahu kejadian yang sebenarnya,"

"Oke sekarang gue mau mutusin dengan segala kerendahan harga diri yang gue punya, gue mau berlutut di depan Loh supaya Kita berdua bisa menikah demi kesembuhan Oma gue.," Sambil berlutut didepan Rara

"Eh Loh ngapain berlutut begitu, bangun nggak. Loh nggak malu apa diliatin banyak orang !," Rara sedikit terkejut melihat kenekatan Dimas

"Nggak mau, sampai Loh mau nikah sama Gue,"

"Eh tapi kan Loh sendiri yang bilang nggak mau nikah sama Gue. Iiiih.... kenapa malah jadi Loh yang kebelet nikah sama gue,"

"Eh jangan Ge'er Loh, gue lakuin ini demi Oma gue juga. Bukan karna gue suka sama Loh, jadi nggak usah besar kepala yah disitu. Jadi gimana terima nggak ?," Tanya Dimas

"Oke gue bersedia nikah sama Loh, tapi dengan satu syarat. Kita akan menjadi pasangan suami-istri setelah menikah hanya di depan Oma Loh dan juga kedua orang tua kita, di luar itu anggap aja kita dua orang yang tidak saling mengenal satu sama lain. Dan ingat sampai kapan pun Loh akan tetapi jadi musuh gue sampai kapanpun. Gimana setuju nggak sama syarat gue ?,"

"Oke gue setuju, rumah sakit ini menjadi saksi tentang perjanjian kita Oke. Sini tangan Loh kita berjabat tangan dulu sebagai tanda persetujuan kedua belah pihak," Sambil berdiri

Mereka berdua pun berjabat tangan sambil diselingi senyuman licik diantara keduanya. Hanya Tuhan yang tahu rencana yang sudah mereka siapkan untuk mengerjai pasangannya masing-masing.

"Oke kalau gitu kita masuk kembali kedalam kamar Oma gue," Sambil menarik tangan Rara

"Dimas kamu dan calon istrimu dari mana ?," Tanya Omanya

"Dari panggil Dokter Oma !," Dan benar tak lama kemudian Suster pun datang memeriksa keadaan Omanya.

"Oh ya bagaimana keadaan Oma saya Sus ?," Tanya Dimas

"Beliau sudah berhasil melewati masa kritisnya, ini seperti sebuah keajaiban. Detak jantungnya sudah kembali normal, mungkin beberapa hari lagi dia sudah bisa keluar dari rumah sakit," Kata Susternya

"Baik Sus, Terimakasih banyak atas informasinya," Suster itupun kemudian keluar meninggalkan mereka

"Dimas, Calon istri kamu benar benar cantik. Oma menyukainya, kemari sayang !," Oma kemudian memanggil Rara agar mendekat kearahnya

"Kamu wanita yang beruntung nak, bisa menikah dengan cucu kesayangan Oma. Insyaa Allah dia kan menjaga dan mencintaimu sepenuh hatinya. Semoga secepatnya kalian bisa punya keturunan yaah, Oma jadi nggak sabar menimang Cucu dari kalian,"

"What's beruntung dari mananya Oma, yang ada gue bisa apes terus. Belum nikah aja, hidup gue selalu kena masalah pas ketemu sama dia," Batin Rara, namun dia hanya tersenyum palsu didepan Omanya Dimas karna tak ingin membuatnya tersinggung.

"Oma jangan buru-buru ngomongin cucu, kita berdua masih pada muda Oma. Belum siap jadi papa sama Mama muda," Jawab Dimas sambil tersenyum malu-malu kearah Omanya

"Eh emang siapa juga yang mau punya anak sama sama Loh, jangan mimpi yah. Amit-amit jabang bayi...!," Bisik Rara sambil melotot kearah Dimas

"Yah kan siapa tahu nantinya Loh jatuh cinta sama gue. Terus kita berdua sama kebobolan gimana dong, kan nggak ada yang bisa jamin!," Kata Dimas sambil menatap dengan ekspresi wajah menggoda Rara

"Eh awas aja loh kalau sampai macem-macem sama gue. Gue patahin badan Loh nantinya. pokoknya kita nggak boleh tidur bareng setelah menikah," Mereka malah adu mulut walaupun suara mereka terdengar samar-samar

"Kalian berdua ini lagi bahas apa sih, kenapa ngomongnya malah bisik-bisik seperti itu," Tanya Omanya

"Nggak ngomongin apa-apa kok Oma, kita berdua hanya bahas sedikit masalah pernikahan kita,"

"Wah-wah sepertinya kalian berdua sudah tidak sabar untuk segera menikah yah. Semoga aja kondisi Oma segera pulih, Om tidak sabar ingin melihat kalian menikah,"

"Iya Oma pasti, kalau begitu Dimas sama Calon Istri Dimas pamit pulang dulu yah Oma soalnya Dimas asih harus kekampus dulu," Mencium tangan Omanya disusul sama Rara.

"Iya hati-hati yah sayang," Mereka berdua pun segera keluar dari ruangan itu.

Battu sampai di pintu Rara langsung menarik tangannya yang masih di pegang sama Dimas.

"Eh Loh mau ngambil kesempatan dalam kesempitan yaah, ngapain dari tadi megang-megan tangan gue," Kata Rara dengan ketus

"Eh Gue kan cuman akting doang, lagian tangan gue bisa jamuran habis pegang tangan Loh. Loh itu kan jorok ," Langsung mengambil hand sanitizer dan menyemprot ke tanganya

"Yaudah gue mau pulang, mau gue anterin nggak ?," Tanya Dimas

"Yah anterin lah, kan loh yang bawa gue kesini jadi Loh juga yang harus ngantar gue pulang!,"

"Kirain Loh mau kabur, jadi gue nggak usah repot-repot nganterin Loh pulang deh,"

"Nggak jadi, gue nggak punya tempat pelarian. Lagian gue kasihan sama Mama ntar dia khawatir nyariin gue, gue juga takut dicoret dari kartu keluarga," Jawab Rara dengan ekspresi cemberut

"Makanya loh jadi anak jangan suka bandel, main kabur-kaburan segala kayak kuntilanak aja loh," Gumam Dimas sambil berlari

"Eh apa loh bilang, mau gue hajar...," Ingin mengejar Dimas namun tak bisa karna kakinya masih sedikit sakit.

Dimas pun menoleh kearah Rara yang terlihat masih pincang-pincang saat mencoba mengejarnya.

"Eh kasihan juga tuh anak, diakan udah nolongin gue tadi. Yaudah gue tungguin aja," Dimas pun berhenti sambil pura-purab mengikat tali sepatunya

"Eh bantuin gue bawain nih koper gue dong, berat banget soalnya," keluh Rara

"Eh emang nih koper loh isinya apaan, Ampe seberat ini,"

" Cuman makanan sama camilan doang kok,"

"Pantesan aja muka loh bulet kayak bakpo, ternyata loh doyan makan juga ,"

"Bodoh amat yang penting gue senang kalau udah makan yang banyak," Tak terasa mereka sudah sampai di mobil Dimas

Mereka berdua pun langsung naik kedalam mobil, namun saat dalam perjalanan Dimas tidak sengaja melihat toko yang menjual papan skateboard. Ia pun menghentikan mobilnya.

"Eh Loh tunggu bentar di sini, gue mau beli sesuatu dulu. Bentar doang kok nggak lama ," Dimas pun segera turun dari mobilnya dan segera masuk ke toko tersebut

Sekitar 15 menit kemudian Dimas pun sudah keluar membawa Box yang berisi papan skateboard untuk Rara.

"Iiih.....lama banget sih Loh, gue hampir aja kekeringan nunggu Loh disini," Keluh Rara saat Dimas sudah masuk didalam Mobil bersamanya

"Nih buat Loh," Menyerahkan box itu kepada Rara.

"Apaan nih, Jangan-jangan Loh mau nyogok gue yaah ?,"

" Iiih....siapa juga yang mu nyogok. Buka aja dulu!" Perintah Dimas

Karna penasaran Rara pun membuka box tersebut, ia pun langsung tersenyum saat melihat isinya ada Papan skateboard dengan warna pink- hitam kesukaannya.

"Eh kenapa loh malah kasih gue papan skateboard sih ?," Tanya Rara penasaran

"Anggap aja itu sebagai mahar pernikahan dan ucapan tanda terimakasih gue sama Loh. Karna Loh udah bikin Oma gue sadar dari komanya, gimana Loh suka nggak ?," Tanya Dimas sambil menjalankan mobilnya menuju jalan pulang

"Mahar kok ginian, yang bagusan dikit napah,"

"Ya karna cewek tomboy kayak loh emang cocoknya dapat mahar beginian, coba loh feminim dikit yah gue kasih kalung atau cincin. Kalau nggak suka yang kembaliin aja, nanti gue kasih sama orang lain,"

"Ekhm suka sih, kalau udah dikasih sama orang nggak boleh diminta lagi. Pamali tahu' tapi kenapa tiba-tiba Loh beliin gue papan skateboard ? ," Tanya Rara dengan ekspresi penasaran

"Yah gue masih ingat kejadian kemaren saat loh nangis kayak bocah karna papan skateboard loh kelindes truk, jadi gue niat beliin loh buat gantiin yang baru,"

"Eh ternyata loh baik juga," Sahut Rara sambil terus memperhatikan papan skateboard itu

"Emang gue baik, nggak kayak loh cewek resek yang udah ngeruskin mobil orang terus kabur gitu aja," Sindir Dimas

"Iiiih kan loh yang salah, gue udah setengah mati mencet tombol klakson motor gue, eh loh ya malah ngga denger. Emang dasar telinga loh aja yang budeg, lagian waktu itu gue juga buru-buru harus kekampus karna mau registrasi penerimaan mahasiswa baru,"

"Emang loh kuliah dimana dan jurusan apa ?," Tanya Dimas sambil melirik Rara

"Kuliah Di universitas Indonesia, jurusan administrasi perkantoran," Jawab Rara

"Apa....?," Dimas pun langsung mengerem mendadak mobilnya.

... ~Bersambung~...

Love Story Couple Bar-bar update episode terbaru nih, jangan lupa like, vote dan komentar yaah untuk dukung karya Author supaya up nya makin giat juga. Happy reading 💓

(note: Oh ya mohon maaf kalau banyak kata kasar dan typoo bertebaran, but storinya memang disesuaikan dengan gaya kehidupan remaja perkotaan, ambil yang baiknya buang yang buruknya. jadilah pembaca yang bijak).

Terpopuler

Comments

Tutik Sriwahyuni

Tutik Sriwahyuni

awas aja tuh kalau dah pada bucin 🤣

2021-10-23

0

Irma Kirana

Irma Kirana

like dari Wanted suami untuk mama hadir

2021-09-15

0

Entin Fatkurina

Entin Fatkurina

lanjut lanjut lanjut lanjut lanjut lanjut author

2021-09-15

0

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 87 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!