Dalam keadaan terdesak

Masih 1 hari sebelumnya

Belle cukup merasa lega saat semua kesalah pahaman antara dia dan laki-laki itu tuntas juga, meskipun kak Asha nya harus mengamuk lebih dulu untuk beberapa waktu, minimal kak Asha nya tidak bicara pada kakak nya soal laki-laki yang tidur di rumah nya.

"Kami tidak begitu saling mengenal, aku butuh bantuan dan adik anda membantu ku"

Ucap bern cepat saat itu.

"Oke sedikit tidak masuk akal sebenarnya, tapi aku mencoba untuk memahami"

ucap kak Asha nya kemarin.

Belle fikir dia mesti belanja untuk beberapa kebutuhan dapur, semua stok di lemari pendingin milik nya sudah habis, dan dia fikir dia juga mesti membelikan stok dapur Bern untuk beberapa hari kedepannya, sebab lusa adalah hari terakhir dia bekerja dan Ina pasti cukup kesulitan untuk berbelanja setelah pulang dari kampung.

Setelah berkutat di supermarket memilih beberapa macam bahan makanan dan lain sebagainya,akhirnya Belle mencoba masuk ke matahari, memilih beberapa pakaian untuk sang kakak laki-laki.

"Hmmmm"

Belle menatap beberapa macam pakaian yang di rasa cukup cocok untuk Eden, memperhati kan beberapa motif yang terlihat cukup menarik.

Dia tahu betul sang kakak penyuka warna putih dan hitam, sambil tersenyum Belle meraih beberapa pakaian yang dia anggap pilihan terbaik.

Berhubung jarak apartemen cukup dekat dari pusat perbelanjaan, Belle fikir pulang dengan jalan kaki merupakan pilihan yang cukup bijak. Belum terlalu malam juga untuk pulang lewat jalur belakang.

Tapi.... selama dalam perjalanan Belle merasa disekitaran jalanan yang biasanya masih ramai, malam ini terlihat begitu sunyi, dan Belle merasa seseorang seolah-olah mengikuti diri. nya. Gadis itu jelas melangkah dengan keadaan tergesa-gesa, berfikiran takut-takut seseorang mengejar nya.

Beberapa kali Belle mencoba menoleh kebelakang sambil mempercepat langkahnya, hingga tiba-tiba dihadapannya muncul seseorang yang sama sekali tidak Belle kenal, karena gelap hingga Belle mencoba menerka-nerka, tapi belle fikir dari pada menerka sebaiknya dia kabur dari sana secepatnya.

Belle berusaha memutar arah secepat kilat tapi sebuah panggilan mengejutkan dirinya.

"Hallo Belle"

Sejenak Belle membeku, berusaha menoleh ke asal suara itu.

"Kak aries?"

Belle jelas gemetaran, dia tahu aries bukan lah laki-laki yang cukup baik, beberapa kali saat bertandang ke apartemen mereka, laki-laki itu terus menelisik diri nya bagaikan hewan yang menemukan mangsanya.

"Aku harus pulang sekarang, kakak kenapa ada disini?"

Belle mencoba menetralisir jantung nya, mencoba mundur beberapa langkah. Dia fikir apa sebaiknya dia lari sekarang juga?.

"Apa Eden ada dirumah sayang?"

Mendengar laki-laki itu memanggil nya sayang, seketika Belle menjadi merinding, bulu kuduk nya langsung meremang dan rasa jijik mendominasi di dalam dirinya.

"Dia ada di apartemen"

Apa dia harus berkata jujur? tentu saja tidak, dia tahu aries jelas cukup enggan menghadapi kakak nya.

"Maaf kak, aku harus pulang sekarang"

Belle berusaha beranjak, tadi aries dengan sigap mencoba menahan tangannya, tapi Belle dengan cekatan menghindar.

Aries jelas terkekeh.

"Tidak ingin bersenang-senang dengan kakak sayang?"

Saat mendengar kalimat itu meluncur dari mulut aries, Belle secepat kilat melepaskan semua belanjaan nya, berlarian memutar kebelakang secepat kilat, tapi aries jelas dengan gerakan lebih cepat meraih pinggangnya dan menangkap Belle.

Belle jelas berteriak panik, mencoba memberontak bagaimana pun caranya, tapi laki-laki itu menyeretnya dengan kasar menuju ke sebuah mobil dan memaksanya masuk kedalam sana.

"Tidak, tidak"

Belle jelas berteriak histeris.

Aries dengan gerakan cepat mengunci semua pintu mobil, berusaha untuk menaiki tubuh Belle. Seperti awal niatnya, dia memang ingin menikmati tubuh gadis kecil itu sesuai keinginan nya.