1 hari sebelumnya
Setelah melewati masa pemulihan 3 hari penuh, Bern langsung melesat keluar dari apartemen Belle menuju ke markas red mafia, dia hanya ingin tahu apakah ada yang sudah mendapatkan informasi soal siapa yang menyerangnya, apalagi dia harus bergerak cepat membantu Winda untuk menyelesaikan misi gadis itu.
"Kau menghilang beberapa waktu"
Ucap Winda, menyambut kedatangan Bern sambil memeluk erat laki-laki itu.
"Mereka mendapatkan salah satu orang yang menyerang mu"
Bisik Winda pelan.
Bern jelas menaikkan alisnya.
"Mendapatkan orang nya?"
Winda mengangguk cepat.
"Kau bisa mengintrogasi nya langsung"
Winda bicara sambil menunjuk ke arah belakang.
Bern mengeratkan rahangnya, gigi nya jelas saling beradu, Dan jemari tangan nya mengepal dengan sempurna.
Secepat kilat Bern masuk menuju kebelakang, dengan gerakan cepat meraih sebuah senjata yang tergeletak di atas meja, membuka pintu belakang lantas menuruni anak tangga satu persatu, memasukkan pistol yang ada ditangannya ke belakang punggung nya.
Suasana suram Dengan lampu yang cukup redup menambah seram tempat tersebut, sesekali hanya terdengar suara tetesan air di sepanjang ruangan tersebut.
Bern terus melangkah hingga ke anak tangga terakhir menuju ke sebuah ruangan berjeruji besi, 2 laki-laki berbadan besar tampak berdiri di depan jeruji tersebut, langsung menundukkan kepalanya saat Bern sudah berada tepat dihadapan mereka, kemudian dengan gerakan cepat 1 laki-laki membukakan pintu jeruji tersebut, dan dengan gerakan cepat Bern menyeruak masuk ke dalam sana dengan jutaan emosi yang mendalam.
Seorang laki-laki tampak diam menatapi kedatangan Bern sejak tadi, dia mundur beberapa langkah namun...
Buggggggg
Sebuah hantaman keras tepat mengenai rahang laki-laki yang ada di hadapannya itu.
"Kau tahu siapa lawan mu huh?"
Bern menarik keras leher baju laki-laki itu, kemudian menghantam tubuh laki-laki itu ke dinding.
Brakkk...
1 kali.
Bern menarik tubuh nya kembali lantas kembali menghantam tubuhnya lagi.
Brakkk...
2 kali.
"Aku bukan type orang yang suka bersabar, tidak suka diganggu dan tidak suka mengganggu"
Laki-laki itu tersungkur ke lantai, meringis, dapat di lihat sebelum Bern menghajar nya, para anak buah Bern lebih dulu menghajarnya.
"Kau tahu?..."
Bern bicara sambil menjongkokkan tubuhnya
"Aku bukan type laki-laki yang suka mengancam menggunakan perempuan atau anak-anak, tapi jika dalam keadaan terdesak aku bisa melakukan nya"
Bola mata laki-laki itu langsung membulat sempurna, menatap Bern dengan tatapan tidak percaya.
"Saat kau tertangkap, maka artinya orang-orang ku tahu dimana saja titik keberadaan keluarga mu"
Bern bicara sambil mengeluarkan pistol dibelakang pinggangnya.
Kletakkkk
"Dia mengarahkan pistol milik nya ke kepala laki-laki itu"
"Bicara siapa yang membayar mu, atau nikmati hari-hari mengerikan untuk keluarga kesayangan mu"
Laki-laki itu tampak gemetaran, menatap nanar wajah bern.
"Aku bisa melindungi keluarga mu sama persis seperti aku bisa menghabisi keluarga mu"
"Jaminan nya?"
Laki-laki itu bicara sambil memejamkan bola matanya.
"Aku tidak suka bernegosiasi, tapi bukan berarti aku seorang pembohong"
Bisik Bern sambil menyeringai tajam.
Laki-laki itu menelan Saliva nya.
"Hazellll"
Bern berteriak lantang.
Seorang laki-laki muda datang sambil membawakan semua tablet di tangannya, menampakkan gambar seorang perempuan ujung sana.
"Aku ulangi sekali lagi, aku bisa membunuh nya saat ini juga, atau aku juga bisa melindunginya sama seperti aku akan membunuh nya"
cletakkkkkk
Bern kembali menekan pistol nya di kepala laki-laki itu.
"Orang-orang ku berada tepat di belakang istri mu"
Bisik Bern kemudian.
Laki-laki terdiam, menelan salivanya kasar.
"1 nama"
Dengan nada bergetar dia menyebut satu nama di balik bibirnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 183 Episodes
Comments
Nailott
wow. bern. hebat , mafia dilawan
2022-09-10
0
Afi Zendrato
lanjut thorrr
2022-05-07
0
Betty Agustina
tk baca lagi thor...mau baca lanjutannya soale😀
2022-04-26
0