"Diaman Kaili?" Tanya Presdir Lee sambil mengelus rambut gelombang Yuki.
"Masih mandi kali, ngapain kamu nanyain dia?" Ketus Yuki.
"Tidak apa-apa," jawab Lee singkat.
"Sudah beres, ayo turun!" Ajak Yuki sangat terlihat kesal.
"Sayang, aku menanyakan dia, bukan berarti aku mengkhawatirkannya. Aku hanya ingin menyiapkan jawaban, kau tau Mommy pasti akan menanyakan tentangnya." Jelas Presdir Lee menarik lengan Yuki.
"Aku mengerti, Sayang. Yasudah kita turun yuk, aku lapar banget nih." Jawab Yuki tersenyum senang.
"Kamu benar-benar sudah bergantung padaku. Dengan begini, aku bisa dengan mudah menyingkirkan gadis buta itu." Batin Yuki.
"Lee, Yuki. Dimana Kaili?" Tanya Nyonya Aeri mendesak.
"Iya Lee, kenapa kau datang tidak bersama Kaili." Saut Tuan Shilin.
"Dia masih mandi, Mommy, Daddy." Jawab Presdir Lee.
"Ya, Lee Sayang. Istrimu itu sedang mandi saat ini. Namun sebentar lagi, dia akan mendapatkan balasan yang setimpal, karena sudah berani melawanku." Batin Yuki dengan wajahnya yang menakutkan.
"Mommy akan menyusul Kaili," ujar Nyonya Aeri.
"Nanti saja, Mommy. Sarapanlah dulu, Kaili pasti akan turun sebentar lagi." Cegah Tuan Shilin.
"Tapi Sayang—"
"Sarapan dulu," potong Tuan Shilin tidak dapat dibantah.
"Baiklah," jawabnya mengalah.
"Yeji ada dimana, Mommy?" Tanya Yuki sambil menyiapkan makanan untuk Presdir Lee.
"Pergi berlibur bersama temannya," ketusnya.
"Kemana, Mommy?" Tanya Yuki lagi.
"Banyak tanya!" ketusnya Nyonya Aeri.
"Mommy," panggil Tuan Shilin menekan ucapannya.
"Iya, baiklah. Yeji berlibur ke Korea bersama teman-temannya, puas?" Kesal Nyonya Aeri lalu mengunyah makanannya cepat.
"Mommy, kenapa Mommy membentakku? Aku'kan bertanya baik-baik." Tutur Yuki dengan ekskresi ibanya.
"Yuki, makan saja makananmu. Tidak perlu banyak bicara." Sambung Presdir Lee mengingatkan.
"Baiklah, aku akan diam." Jawab Yuki.
Semuanya makan dengan lahap. Sedangkan Kaili terus berusaha untuk membuka pintu kamar yang terkunci dari luar.
"Astaga, bagaimana ini. Apa yang harus aku lakukan. Tolong, tolong, tolong buka pintunya!" Teriak Kaili sambil terus menggedor pintu dengan keras.
"Disini dingin sekali, siapapun tolong aku!" Kembali Kaili berteriak.
Huffff
"Aku mengidap Asma, dan ini kali kedua aku terkurung dalam ruangan pengap. Sesak sekali, tolong." Volume suara Kaili Mulai menurun, dadanya terasa sesak. Tenaga Kaili hampir habis, dia kedinginan dan hampir kehabisan napas. Kaili terduduk dilantai dingin kamar mandi, kakinya melemas tak mampu menahan bobot tubuhnya, Kaili juga tak lagi mampu mengetuk pintu.
"Tolong, tolong!" Ucap Kaili semakin melemah karena kehabisan napas.
***
"Kenapa Kaili lama sekali? Aku akan keatas untuk mengeceknya." Ujar Nyonya Aeri menghentikan makannya.
"Sayang! Sayang!" Panggil Tuan Shilin namun tak digubris oleh Nyonya Aeri. Dia tetap berlari masuk kedalam lift dan menuju kamar Kaili.
Tok! Tok! Tok!
"Kaili Sayang, apa kamu sudah siap?" Tanya Nyonya Aeri sambil mengetuk pintu kamar Kaili. Tidak ada sautan dari dalam, membuat Nyonya Aeri membuka sendiri pintu kamar Kaili dan masuk kedalamnya.
"Kaili sayang. Kamu dimana?" Panggilnya sambil mencari keberadaan Kaili. "Tidak mungkin Kaili mandi selama itu." Sambungnya lagi kala melihat pintu kamar mandi masih tertutup.
"Kaili sayang, apa kau masih mandi? Astaga! Pintunya dikunci dari luar!" Pekik Nyonya Aeri kaget. Panik, dia langsung membuka pintu kamar mandi. Btapa terkejutnya dia, ketika melihat Kaili tergeletak tak berdaya di lantai.
"Mo-Mommy, to-tolong aku," Desis Kaili pelan. Untunglah dia masih tersadar.
"Astaga, sayang. Kenapa lagi kamu bisa begini. Ayo sayang, ayo Mommy bantu." Nyonya Aeri segera membopong Kaili hingga keatas kasur. Begitu sampai, dia segera menyelimuti Kaili yang bergetar kedinginan.
"Di-dingin sekali Mo-Mommy." Ujar Kaili terbata-bata.
"Sebentar, Mommy matikan dulu AC-nya." Setelah memastikan AC, Nyonya Aeri sigap menghidupkan penghangat ruangan yang berada tepat diatas Kaili.
"Bagaimana, Sayang? Apa sudah lebih baik?" Tanya Nyonya Aeri dengan raut wajah khawatirnya.
"Iya, Mommy. Terima kasih banyak." Jawab Kaili pelan.
"Sekarang apa yang kamu rasakan, Sayang?" Tanyanya. "Sebentar, Mommy akan telpon Dokter Ling untuk memeriksamu." Tambahannya, lalu mengelurkan ponselnya untuk menghubungi Dokter Ling.
"Tidak perlu Mommy. Aku sudah lebih baik. Hanya sedikit sesak saja." Cegah Kaili.
"Baiklah, Sayang. Mommy akan panggilkan Nupu untuk menjagamu dan sekaligus membawa sarapan untukmu. Kamu tetap disini dulu. Mommy akan pergi ke ruang cctv dulu. Kamu tetaplah disini." Ucapnya cepat. Lalu menuju lantai 02. Dimana ruangan cctv berada.
"Awas kau Yuki! Lihat saja bagaimana aku sebagai Mommy mertuamu. Akan menendangmu dari sini." Ucapnya geram. Setelahnya langsung masuk kedalam lift.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
Nur Lizza
bagus mama arien tendng aj Si yuki
2023-04-09
0
kokom. com
tendang yg jauh ya mi
2022-09-07
0
Eka ELissa
tunggu pmbalasan momy yuki...
nex..😈😈😈
2021-10-19
0