Arga memijat pelipisnya, entah apa langkah yang harus ia ambil. Tubuhnya yang lelah ia daratkan di sofa yang tak jauh dari ranjang. Matanya yang tajam tak beralih menatap gadis yang terbaring di bawah selimut yang sayangnya tak kunjung sadarkan diri meski sudah hampir satu jam Arga menunggunya.
Pria itu semakin cemas, "Bagaimana jika sesuatu terjadi padanya?". Ia berkata lirih.
Pergerakan dari atas ranjang membuatnya terkejut, antara takut, cemas dan ingin lari. Tapi ia tak bisa meninggalkan gadis tak berdosa itu begitu saja, gadis itu terluka karenanya. Bukan hanya luka fisik saja, melainkan juga luka batin yang entah bisa sembuh kembali atau tidak. Arga menorehkan mimpi buruk pada gadis itu, mimpi yang sangat tak ingin di jumpai oleh perempuan manapun.
Ringisan kesakitan terdengar dari gadis itu, Arga semakin bingung, harus mendekat atau membiarkan saja gadis itu kesakitan. Tak bisa di bayangkan jika gadis itu telah menyadari keadaanya, gadis itu telah hancur.
"Tolong". Suara lemah itu terdengar menyayat, suara Isak tangis mulai terdengar.
Arga beranjak, kakinya berat seolah menyeret baja yang berton-ton beratnya. Pria itu melangkah pelan. "Kamu baik-baik saja??".
Pertanyaan itu membuat Suci menoleh, matanya membulat sempurna, namun bibirnya terkatup rapat, seolah tak bisa lagi menjabarkan rasa yang kini tengah ia rasakan. Hanya deraian air mata yang menjelaskan betapa ia sangat hancur saat ini. "Pergi, pergi, jangan dekati aku". Ingin rasanya ia berteriak namun nyatanya perkataan itu terlontar lemah dari bibirnya.
"Ma..maafkan aku, aku harus bagaimana menebusnya??". Arga kembali melangkah, jarak di antara mereka semakin dekat. Meski suasana kamar tampak temaram, namun Arga dapat melihat air mata kehancuran gadis itu.
Suci menggelengkan kepalanya, "Jangan, stop aku mohon". Suci meraung, kilas balik tentang kejadian beberapa jam yang lalu mulai kembali melintas dalam ingatannya.
Arga memperlakukannya bak seekor binatang. Pria itu kasar dan tak berhati, betapa tidak, saat itu terjadi, Suci memohon pada pria itu untuk di lepaskan, memohon agar pria itu tak menghancurkannya, namun Arga semakin tak terkendali, hingga ia tak sadarkan diri dan tak mengingat apapun lagi.
"Maaf maafkan aku, aku akan menepati janjiku untuk memberikan uang sepuluh kali lipat dari gaji kamu sekarang." Arga panik, akalnya kembali tumpul.
Suci menggelengkan kepalanya, ia bukan wanita murahan yang hanya dengan di berikan uang maka semuanya akan selesai. Ia gadis baik-baik yang walau terlahir dari keluarga sederhana akan mati-matian menjaga kehormatannya, pantang untuknya menjual diri meski kehidupannya terbilang banyak kekurangannya dari pada lebihnya.
Tanpa berkata apapun, ia mencoba bangkit. Rasanya nyeri di sekujur tubuhnya semakin membuatnya meraung. Suci mengambil gamis berwarna hitam juga pakaian dalam miliknya yang teronggok di bawah kakinya, memakainya kembali walau di bagian bahunya terkoyak.
Dengan isak tangis yang hampir tak terdengar ia berjalan tertatih menahan rasa nyeri di bagian pangkal pahanya. Penampilannya bak orang gila, sangat miris. Rambut indah panjangnya tak lagi terikat rapi, tergerai acak tak beraturan.
Ingin rasanya ia mati saat ini juga, tak sanggup menanggung beban moral yang di rasakannya. Ia ternoda, kehormatan yang dijaganya kini terampas paksa. Apa yang bisa ia banggakan untuk kelak ia serahkan pada suaminya?? Bahkan menikah saja rasanya tidak mungkin, tak akan ada yang Sudi menerima wanita tak sempurna seperti dirinya.
Suci berhenti di depan pintu keluar kamar, ia kembali meraung seraya menjatuhkan dirinya duduk di atas lantai. Perempuan itu menangis sejadi-jadinya, memukul-mukul dan menggosok-gosok tubuhnya sendiri. Ia merasa jijik pada dirinya sendiri.
Arga semakin merasa bersalah, pria itu menghampiri Suci, hendak menenangkannya namun Suci berteriak histeris.
"Berhenti!!! Jangan sentuh saya, menjijikan, aku menjijikan!!! Apa salah ku ya Allah? Aku berusaha menjadi hamba mu yang taat, aku tak pernah meninggalkan kewajiban ku. Tapi lihatlah aku, aku hancur!! Kenapa Kau tak ambil saja nyawaku, kenapa harus menghukum ku dengan cara seperti ini ya Allah, aku tak sanggup".
Tangisan itu terdengar pilu, tanpa terasa sudut mata Arga ikut berair. Dia lah yang bersalah, membuat gadis tak berdosa itu hancur dan ternoda.
Suci mempertanyakan taqdirnya, ia merasa sombong dengan menjadi hambaNya yang taat. Perempuan itu lupa, jika segala sesuatunya terjadi atas ijinnya. Tak seharusnya ia mempertanyakan jalan yang sudah Allah tentukan. Tapi dia juga makhluk biasa, yang stok kesabarannya berbatas, yang sangat sulit menggapai rasa ikhlas.
RAMEIN KOMENNYA YUK, LIKE JUGA SEBAGAI BENTUK SODAQOH KALIAN BUAT EMAK..HAHAHA
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
Erina Munir
ya Allah..
mending mate aja deh klo kaya begitu
2024-07-18
0
Mary70
aduh nyesek banget😂
2024-04-02
0
Nining Rahayu
sumpah nyesek banget,,,, saat apa yg kita miliki terenggut paksa,,,, maka ihklas punya butuh waktu menghampiri,,, 😭😭
2021-12-18
0