Bab 3 Ibu

Berjalan perlahan setelah turun dari motor Lisa tak terasa aku telah sampai di depan rumahku. Rumah mungil peninggalan ayahku dengan pagar besi warna hitam yang mulai mengelupas. Sampai depan pagar aku merogoh saku tasku untuk mengambil kunci rumah. Kubuka pintu rumahku kemudian langsung menuju kamarku.

Dirumah ini, aku hanya tinggal berdua dengan ibuku. Ayahku sudah wafat saat aku berusia 8 tahun. Ayahku wafat dalam menjalankan tugasnya melindungi negara. Beliau adalah salah satu anggota Tentara Nasional Indonesia. Saat itu beliau ditugaskan ke Indonesia bagian timur yakni Papua untuk turut serta menjaga perdamaian akibat konflik dengan Organasasi Papua Merdeka (OPM). Beliau tertembak oleh anggota OPM dan menghembuskan nafas terakhir disana.

Jasadnya dibawa kembali ke Pasuruan untuk dikebumikan. Saat ayah dikebumikan tak ada yang bisa aku dan ibu lakukan selain menangis. Ibu menangisi bagaimana nasib kami ke depannya, sementara aku menangis karena kehilangan sosok seorang ayah. Uang tunjangan gugurnya ayah saat menjalankan tugas yang kami terima dari pemerintah hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup kami selama tak lebih dari 2 tahun. Saat uang mulai menipis, terpaksa ibuku bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup kami.

Ibu bekerja sebagai salah satu buruh di perusahaan garment kecil milik Pak Darma Wiratmaja, ayah dari Deni. Sumber kekayaan keluarga Wiratmaja bukan hanya dari pabrik garmentnya, tetapi juga dari jasa pinjaman finansial dengan bunga tak masuk akal. Bunga per bulan yang disyaratkan adalah 10% dari total peminjaman, jadi semakin lama tenor pinjaman tentu semakin tinggi pula bunga yang harus di bayarkan. Rata-rata yang melakukan pinjaman pada Pak Darma adalah pegawai pabrik garmentnya sehingga jika tidak dapat mencicil hutang Pak Darma tidak segan-segan memotong gaji orang tersebut apapun alasannya.

Jam menunjukkan pukul 11.50 siang saat aku memasuki kamarku. Aku segera mengganti baju seragamku dengan baju santai. Kemudian aku berbaring untuk melepas penat sambil mengirimkan pesan singkat pada Ryo bahwa aku telah tiba di rumah. Aku memang tak pernah membawa ponsel sederhanaku ke sekolah karena bagiku sekolah tempat untuk menuntut ilmu sekaligus tempat awal mula aku merajut mimpi. Mimpi untuk melepaskan desa ini dari cengkeraman keluarga Wiratmaja.

Setelah saling berkirim pesan dengan Ryo aku menuju dapur untuk mengambil makan siang. Ibuku baru akan pulang pukul lima sore nanti, jadi aku selalu makan siang sendiri. Selesai makan siang aku belajar sampai sore, mengulang pelajaran yang aku dapat dari guruku tadi. Menjelang ashar aku akan membersihkan rumah kemudian membersihkan diri. Kemudian aku akan menyiapkan untuk makan malam. Begitulah rutinitasku tiap harinya sejak ibuku mulai bekerja. Aku mulai belajar memasak secara otodidak dari majalah-majalah resep. Sejak ibu bekerja beliau tak pernah memasak karena terlalu lelah bekerja dari pagi sampai sore hari. Semenjak itu pula, Ibuku hanya bertugas mencari nafkah dan aku yang mengurus urusan domestik di rumah.

Pukul 17.20 ibuku sampai di rumah. Begitu membuka pintu rumah ibuku langsung mengomel padaku, mengeluh bahwa ia lelah seharian duduk di depan mesin jahit.

"Wulan, kenapa kau tak pernah membalas pesan dari Deni? Deni titip salam, agar pesannya kau balas," kata ibuku dengan nada tidak menyenangkan. Ibu mendukung Deni untuk mendekatiku.

"Ck. Kurang kerjaan Bu! Malas aku meladeni dia." jawabku sengit.

"Membalas pesan Deni kau malas, keluyuran dengan pria miskin itu kamu giat sekali!" balas ibuku tak kalah sengit.

"Sudahlah Bu, aku malas berdebat. Ibu segeralah mandi lalu kita makan malam. Aku sudah menyiapkan balado telur untuk makan malam. Aku banyak tugas." Kataku lelah karena enggan berdebat.

Ibu langsung menuju kamarnya setelah aku berkata demikian. Mungkin beliau juga lelah karena seharian bekerja mencari nafkah.

Setelah ibuku mandi, kami berdua makan malam dalam diam. Selesai makan malam aku membereskan meja lalu mencuci piring. Ibu langsung kembali ke kamarnya setelah makan malam. Beliau bilang bahwa dia lelah dan akan langsung tidur.

Setelah mencuci piring aku kembali ke kamarku. Seperti yang aku katakan pada ibuku tadi, selepas makan malam aku mengerjakan tugas karena memang banyak tugas Ekonomi Akuntansi dari guruku tadi, tugas analisis laba rugi untuk sebuah usaha mikro. Butuh dua jam aku menyelesaikan tugas tersebut.

Otakku panas menghitung uang "setan" tadi. Disebut "setan" karena tak berwujud, begitulah kami anak-anak IPS menyebutnya. Untuk mendinginkannya aku membuat es cappucino. Aku menikmati segelas es tersebut sambil berkirim pesan dengan kekasihku.

Aku : "Lagi ngapain yank? aku baru selesai ngerjain tugas, lagi nikmati es cappucino. Otakku panas 😁"

Beberapa saat kemudian Ryo membalas pesanku.

Ryo : "Hhmmm enak tuh es-nya 🤤. Aku baru selesai ngerjain tugas Fisika. Sama, otakku juga panas. Tapi panas karena mikirin kamu."

Aku : "Sini kalau mau. Hihihi. Hayoo mikir apaan? Ga boleh mikir jorok lho ya! Ingat mimpi kita."

Ryo : "Kan cuma mikir 😋. Ga sabar besok yank. Udah dua bulan kita ga nonton. Motto 'harus hemat dan nabung' membuat masa pacaran kita sengsara 😂"

Aku : "Tidak mengapa sengsara sekarang, demi masa depan. Kita sama-sama ga mungkin mengandalkan orang tua kita untuk membiayai kuliah"

Ryo : Iya yank. Aku sayang kamu. Buruan tidur, sudah malam. Mimpiin aku ya 😘"

Aku : "Iya, aku juga sayang kamu Ryo Anggoro, pria terbaik yang aku kenal. Have a nice dream 😘"

Aku mengakhiri rutinitas malam sejak aku berpacaran dengan Ryo. Berkirim pesan untuk sekedar saling mengucapkan selamat tidur dan mengungkapkan rasa sayang. Aku masuk kedalam selimut agar mimpi dapat segera membuaiku. Sempat kesal pada perkataan ibuku tak urung aku menyesal karena bersikap tak baik pada ibuku. Sekalipun bukan aku yang memulai perdebatan, aku tetap tak tahan berdiaman lama-lama dengan orang terdekatku.

Dengan tekad akan meminta maaf pada beliau esok pagi, aku jatuh tertidur dan masuk ke alam mimpi indah yang membuaiku. Mimpi untuk menyambut esok yang lebih baik.

Episodes
1 Prolog
2 Bab 1. Awal Perjuangan
3 Bab 2 Rencana Kencan
4 Bab 3 Ibu
5 Bab 4 Morning Badmood
6 Bab 5 Rahasia Ryo
7 Bab 6 Congrats Darl'
8 Bab 7 Genk Kece
9 Bab 8 Duel
10 Bab 9 Permintaan dan Awal Petaka
11 Bab 10 Tipu Muslihat
12 Bab 11 Dan Langitpun Menangis Untukku
13 Bab 12 Berkumpul
14 Bab 13 Hancur Lebur
15 Bab 14 Berjuang Untuk Keadilan
16 Bab 15 Dikhianati
17 Bab 16 Usaha Pencegahan
18 Bab 17 Dipertanggungjawabi
19 Bab 18 Menghindar
20 Bab 19 Kabar Bahagia
21 Bab 20 Tidak Disetujui
22 Bab 21 (Bagai) Tersambar Petir
23 Bab 22 Aku Gila
24 Bab 23 Ayah, Aku Rindu
25 Bab 24 Rencana-Rencana
26 Bab 25 Dilema
27 Bab 26 Tak Sanggup
28 Bab 27 Good Bye, My First Love
29 Bab 28 Menjemput Impian
30 Bab 29 Orang-Orang Baik
31 Bab 30 Pakne dan Bune
32 PENGUMUMAN
33 Bab 31 Dinaungi Keberuntungan
34 Bab 32 Rutinitas Baru
35 Bab 33 Hi, Tiny Human
36 Bab 34 Jeratan Takdir?
37 Bab 35 Gejala Trauma
38 Bab 36 Pemuda Sipit Mundur Teratur
39 Bab 37 Rezeki Tak Kemana
40 Bab 38 Berjuang
41 Bab 39 Hai, Langit!
42 Bab 40 Pergi Tak Kembali
43 Bab 41 Happy Birthday!
44 Bab 42 Terima Kasih
45 Bab 43 Meet You Again
46 Bab 44 Karma Bermunculan
47 Bab 45 Tak Ada di Sisimu Saat Kau Butuh Aku
48 Bab 46 The Journey, Begin
49 Bab 47 Serangkaian Test
50 Bab 48 Serangkaian Test (2)
51 Bab 49 Kejujuran
52 Bab 50 Liburan
53 Bab 51 Selamat Tinggal
54 Bab 52 Modus
55 Bab 53 Manuver Pak Ronald
56 Bab 54 Hari Pertama Memulai Karir
57 Bab 55 Junior Accounting
58 Bab 56 Mencoba Hubungan Baru
59 Bab 57 Lupakan Aku, Jangan Pernah Kau Harapkan Cinta yang Indah Dariku
60 Bab 58 Penemuan Besar
61 Bab 59 Wulan, Dilawan!!
62 Bab 60 Bertemu Kembali
63 Bab 61 Salam dari Deni
64 Bab 62 Revenge Time is Coming Up
65 Bab 63 Hadiah-Hadiah
66 Bab 64 Baku Hantam
67 Bab 65 Permintaan Lisa
68 Bab 66 Ternyata Pernah Bertemu
69 Bab 67 Trip Talk
70 Bab 68 Mulai Ada Rasa
71 Bab 69 Mt. Bromo
72 Bab 70 Licik
73 Bab 71 Licik (2)
74 Bab 72 Rencana Wulan
75 Bab 73 "Kalau Aku Mantap Sama Kamu?"
76 Bab 74 Skakmat
77 Bab 75 Gowes
78 Bab 76 Cinta Buta
79 Bab 77 Janji Wulan Kepada Langit
80 Bab 78 Masa Lalu Deni
81 Bab 79 Pengeroyokan
82 Bab 80 Saingan Muncul
83 Bab 81 Saingan (Lain) Muncul
84 Bab 82 Perasaan yang Belum Usai (?)
85 Bab 83 Menolak Brika
86 Bab 84 Kemarahan Deni
87 Bab 85 Wulan di Malam Luka
88 Bab 86 Kembalinya Ibu
89 Bab 87 Berjuang Kembali Untuk Mendapatkan Keadilan
90 Bab 88 Pengakuan Adit
91 Bab 89 Belum Melupakan
92 Bab 90 Keadilan (Akhirnya)
93 Bab 91 Private Beach
94 Bab 92 Penyatuan
95 Bab 93 Mengunjungi Tempat Pariwisata
96 Bab 94 Permintaan Adit
97 Bab 95 Kecelakaan
98 Bab 96 Amnesia
99 Bab 97 Keputusan Wulan
100 Bab 98 Pertengkaran Pertama
101 Bab 99 Ujian Jelang Pernikahan
102 Bab 100 Ujian Jelang Pernikahan (2)
103 Bab 101 Hari Bahagia
104 Bab 102 SAH!!
105 Bab 103 Malam Pertama
106 Bab 104 Malam Pertama (2)
107 Bab 105 Masa-Masa Kehamilan
108 Bab 106 Bumi Dwianugrah Perkasa
109 Bab 107 Ujian Kehidupan Rumah Tangga
110 Bab 108 Ujian Kehidupan Rumah Tangga (2)
111 Bab 109 Memenuhi Janji
112 Bab 110 Side Story
Episodes

Updated 112 Episodes

1
Prolog
2
Bab 1. Awal Perjuangan
3
Bab 2 Rencana Kencan
4
Bab 3 Ibu
5
Bab 4 Morning Badmood
6
Bab 5 Rahasia Ryo
7
Bab 6 Congrats Darl'
8
Bab 7 Genk Kece
9
Bab 8 Duel
10
Bab 9 Permintaan dan Awal Petaka
11
Bab 10 Tipu Muslihat
12
Bab 11 Dan Langitpun Menangis Untukku
13
Bab 12 Berkumpul
14
Bab 13 Hancur Lebur
15
Bab 14 Berjuang Untuk Keadilan
16
Bab 15 Dikhianati
17
Bab 16 Usaha Pencegahan
18
Bab 17 Dipertanggungjawabi
19
Bab 18 Menghindar
20
Bab 19 Kabar Bahagia
21
Bab 20 Tidak Disetujui
22
Bab 21 (Bagai) Tersambar Petir
23
Bab 22 Aku Gila
24
Bab 23 Ayah, Aku Rindu
25
Bab 24 Rencana-Rencana
26
Bab 25 Dilema
27
Bab 26 Tak Sanggup
28
Bab 27 Good Bye, My First Love
29
Bab 28 Menjemput Impian
30
Bab 29 Orang-Orang Baik
31
Bab 30 Pakne dan Bune
32
PENGUMUMAN
33
Bab 31 Dinaungi Keberuntungan
34
Bab 32 Rutinitas Baru
35
Bab 33 Hi, Tiny Human
36
Bab 34 Jeratan Takdir?
37
Bab 35 Gejala Trauma
38
Bab 36 Pemuda Sipit Mundur Teratur
39
Bab 37 Rezeki Tak Kemana
40
Bab 38 Berjuang
41
Bab 39 Hai, Langit!
42
Bab 40 Pergi Tak Kembali
43
Bab 41 Happy Birthday!
44
Bab 42 Terima Kasih
45
Bab 43 Meet You Again
46
Bab 44 Karma Bermunculan
47
Bab 45 Tak Ada di Sisimu Saat Kau Butuh Aku
48
Bab 46 The Journey, Begin
49
Bab 47 Serangkaian Test
50
Bab 48 Serangkaian Test (2)
51
Bab 49 Kejujuran
52
Bab 50 Liburan
53
Bab 51 Selamat Tinggal
54
Bab 52 Modus
55
Bab 53 Manuver Pak Ronald
56
Bab 54 Hari Pertama Memulai Karir
57
Bab 55 Junior Accounting
58
Bab 56 Mencoba Hubungan Baru
59
Bab 57 Lupakan Aku, Jangan Pernah Kau Harapkan Cinta yang Indah Dariku
60
Bab 58 Penemuan Besar
61
Bab 59 Wulan, Dilawan!!
62
Bab 60 Bertemu Kembali
63
Bab 61 Salam dari Deni
64
Bab 62 Revenge Time is Coming Up
65
Bab 63 Hadiah-Hadiah
66
Bab 64 Baku Hantam
67
Bab 65 Permintaan Lisa
68
Bab 66 Ternyata Pernah Bertemu
69
Bab 67 Trip Talk
70
Bab 68 Mulai Ada Rasa
71
Bab 69 Mt. Bromo
72
Bab 70 Licik
73
Bab 71 Licik (2)
74
Bab 72 Rencana Wulan
75
Bab 73 "Kalau Aku Mantap Sama Kamu?"
76
Bab 74 Skakmat
77
Bab 75 Gowes
78
Bab 76 Cinta Buta
79
Bab 77 Janji Wulan Kepada Langit
80
Bab 78 Masa Lalu Deni
81
Bab 79 Pengeroyokan
82
Bab 80 Saingan Muncul
83
Bab 81 Saingan (Lain) Muncul
84
Bab 82 Perasaan yang Belum Usai (?)
85
Bab 83 Menolak Brika
86
Bab 84 Kemarahan Deni
87
Bab 85 Wulan di Malam Luka
88
Bab 86 Kembalinya Ibu
89
Bab 87 Berjuang Kembali Untuk Mendapatkan Keadilan
90
Bab 88 Pengakuan Adit
91
Bab 89 Belum Melupakan
92
Bab 90 Keadilan (Akhirnya)
93
Bab 91 Private Beach
94
Bab 92 Penyatuan
95
Bab 93 Mengunjungi Tempat Pariwisata
96
Bab 94 Permintaan Adit
97
Bab 95 Kecelakaan
98
Bab 96 Amnesia
99
Bab 97 Keputusan Wulan
100
Bab 98 Pertengkaran Pertama
101
Bab 99 Ujian Jelang Pernikahan
102
Bab 100 Ujian Jelang Pernikahan (2)
103
Bab 101 Hari Bahagia
104
Bab 102 SAH!!
105
Bab 103 Malam Pertama
106
Bab 104 Malam Pertama (2)
107
Bab 105 Masa-Masa Kehamilan
108
Bab 106 Bumi Dwianugrah Perkasa
109
Bab 107 Ujian Kehidupan Rumah Tangga
110
Bab 108 Ujian Kehidupan Rumah Tangga (2)
111
Bab 109 Memenuhi Janji
112
Bab 110 Side Story

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!