Bab 2 Rencana Kencan

Bel tanda akhir pelajaran berbunyi, aku bergegas mengemasi barang-barangku. Aku tak mau membuat Lisa menunggu terlalu lama. Setiap pulang dan pergi sekolah aku selalu nebeng pada motor Lisa karena kami searah. Meski searah, tapi rumah Lisa lebih dekat dengan sekolah. Jadi Lisa hanya memboncengku sampai depan gang rumahnya, kemudian aku melamjutkan berjalan kaki ke rumah sekitar 250 meter.

Lisa sudah menungguku di depan ruang kelasnya. Sambil menggamit lenganku Lisa mengajakku segera pulang, "Yuk langsung pulang, Lan. Keroncongan nih! Tadi ga sarapan, siang cuma kebagian donat sebiji. Gara-gara pisang molenku diembat sama cowok kamu!" Lisa bersungut-sungut mengingat saat istirahat tadi.

"Hahaha udah sih ikhlasin aja. Aku ke kelas Ryo bentar ya. Ada perlu.5 menit doang," ujarku sembari melepaskan lengan Lisa, kemudian berlari ke kelas kekasihku.

"Lima menit, Lan!" Lisa meneriakiku yang berlalu meninggalkannya.

"Beres!" seruku.

Sampai di depan kelas Ryo, kekasihku itu sedang berjalan keluar kelas. Aku tersenyum menyambutnya. Ryo menggamit tanganku untuk digandengnya.Kami terbiasa ke parkiran bersama karena Ryo tak pernah mengantarku pulang. Rumah Ryo dan rumahku berlawanan arah. Hanya pada hari Sabtu Ryo akan mengantarku pulang, karena hari itu adalah jadwal kami berkencan.

Sambil berjalan ke area parkir kami berbincang mengenai rencana kencan besok.

"Besok mau kemana?" tanya Ryo padaku.

"Hmm, kemana aja deh. Nonton boleh," jawabku padanya.

"Oke, nontonnya aku yang bayarin. Kamu bayarin makannya ya? Hehehe" Ryo mengiyakan ajakanku.

"Siap, Bos!" candaku.

"Udah ditungguin Lisa tuh!" tunjuk Ryo pada arah gerbang sekolah.

"Ish, kenapa pula Lisa harus ngobrol bersama empat pria itu. Aku tak suka cara mereka memandangku." Aku mengeluh kesal karena melihat Lisa sedang berbincang dengan "Genk Kece", begitulah empat pria itu menamai kumpulan mereka.

"Langsung pulang aja. Tidak perlu meladeni mereka. Mereka pria-pria brengsek," Ryo pun juga tak begitu menyukai teman-teman sekelasnya itu. Menurut Ryo mereka hanya pria-pria sok keren yang mendompleng kekayaan dan jabatan orang tua mereka.

"Aku duluan yank," pamitku pada Ryo.

Ryo mengangguk dan melepaskan tanganku. "Hati-hati, ya. Bilang Lisa jangan ngebut bawa motornya." kata Ryo menasihati.

Aku melambai pada Ryo yang memasuki lahan parkir untuk mengambil motornya. Lalu dengan enggan aku menuju Lisa yang sedang menungguku. Sebisa mungkin aku menghindari interaksi dengan Genk Kece. Cara mereka menatapku seperti kucing kelaparan yang melihat ikan, membuatku risih. Terutama pada Deni Wiratmaja, ketua genk itu. Deni tampan, ayahnya kaya karena pemilik usaha satu-satunya di desa Karang Gayam. Menyadari ketampanan dan kekayaannya menjadikan Deni sosok yang sombong.

"Yuk langsung, Lis", ajakku pada Lisa yang duduk di atas jok motornya tanpa berbasa basi dengan mereka berempat.

Lisa yang terlihat sedang mengagumi salah satu anggota Genk Kece terlonjak karena tak menyadari kehadiranku. Lisa memang menyukai Prastama Andrean sejak kelas X.

"Aku anter ya, Lan" kata Deni merespon ajakanku pada Lisa.

Mending aku jalan kaki! Rutukku dalam hati. "Aku bareng Lisa aja, Den!" tolakku halus.

"Kamu pacaran sama Ryo yang miskin mau Lan, sama aku yang tampan dan kaya ga mau!" Deni menggeram tak terima dengan penolakanku.

"Urusan hati ga bisa dipaksa, Den. Ayuk Lis" jawabku pada Deni dengan ketus sembari menggamit tangan Lisa.

"Ya udah naik, buruan!" kata Lisa segera menstarter motornya, menyadari keenggananku.

Dalam perjalanan aku mengecam Lisa yang tadi asyik berbincang untuk menarik perhatian Tama. "Ngapain sih Lis, tadi nunggu depan anak-anak itu? Mana ngeliatin Tama sampe melotot gitu lagi."

"Duh Wulan, kamu kan tau aku udah kesengsem sama pria jangkung itu," jawab Lisa.

"Untung aja kamu kesengsemnya sama Tama, bukan sama Ryo. Kan mereka berdua jangkung banget." Aku berandai-andai sendiri, bergidik membayangkan dirinya akan berebut seorang pria dengan sahabatnya. Tak lucu! pikirku.

"Lagian kenapa sih, kamu ga suka sama Tama? Aku rasa dia asyik-asyik aja orangnya" tanya Lisa padaku.

"Aku bukannya ga suka sama Tama, Lis. Aku cuma ga suka teman pergaulannya, si Deni brengsek. Maaf maaf aja ya Lis, lagian Tama juga kayaknya ga suka sama kamu. Aku ga suka sama orang yang ga suka sahabatku," terangku panjang lebar.

Huuft. Lisa mendesah kasar. "Ya emang sih, Lan. Tapi aku akan tetap usaha buat mendapatkan perhatian Tama." ungkapnya sedih.

Aku tak bisa berkata apa-apa lagi. Seperti kataku pada Deni tadi, urusan hati tak bisa dipaksa. Lisa sudah menyukai Tama sejak lama, tapi sayangnya tidak begitu dengan Tama. Tama pria jangkung hampir setinggi Ryo, berwajah semi kotak, hidung mancung, alis dan mulut tebal, kulit kecoklatan. Dan seperti kebanyakan pria lain, alasan Tama tak melirik pada Lisa adalah karena Lisa "rata". Aku tahu alasan Tama tak menyambut Lisa karena aku sering memergokinya curi-curi pandang menatapku. Seandainya Deni tidak terang-terangan mengatakan ingin menjadikanku kekasihnya, mungkin Tama akan menyatakan cintanya padaku.

Sisa perjalanan itu kami habiskan dalam diam. Setelah dua puluh menit perjalanan, kami sampai di depan gang yang menuju rumah Lisa. Lisa menghentikan motornya untuk menurunkanku.

"Makasih Lisa sayang tumpangannya. Besok jangan telat lho, aku tunggu disini kayak biasanya". Aku mewanti-wanti Lisa yang memang sering terlambat.

"Siap bos! Aku duluan ya." pamit Lisa, kemudian melajukan motornya masuk gang yang menuju rumahnya.

Sementara aku, melanjutkan perjalanan menuju rumahku. Bersiap menerima serentetan kata-kata pedas dari ibuku karena jadwal kencanku besok dengan kekasihku.

Episodes
1 Prolog
2 Bab 1. Awal Perjuangan
3 Bab 2 Rencana Kencan
4 Bab 3 Ibu
5 Bab 4 Morning Badmood
6 Bab 5 Rahasia Ryo
7 Bab 6 Congrats Darl'
8 Bab 7 Genk Kece
9 Bab 8 Duel
10 Bab 9 Permintaan dan Awal Petaka
11 Bab 10 Tipu Muslihat
12 Bab 11 Dan Langitpun Menangis Untukku
13 Bab 12 Berkumpul
14 Bab 13 Hancur Lebur
15 Bab 14 Berjuang Untuk Keadilan
16 Bab 15 Dikhianati
17 Bab 16 Usaha Pencegahan
18 Bab 17 Dipertanggungjawabi
19 Bab 18 Menghindar
20 Bab 19 Kabar Bahagia
21 Bab 20 Tidak Disetujui
22 Bab 21 (Bagai) Tersambar Petir
23 Bab 22 Aku Gila
24 Bab 23 Ayah, Aku Rindu
25 Bab 24 Rencana-Rencana
26 Bab 25 Dilema
27 Bab 26 Tak Sanggup
28 Bab 27 Good Bye, My First Love
29 Bab 28 Menjemput Impian
30 Bab 29 Orang-Orang Baik
31 Bab 30 Pakne dan Bune
32 PENGUMUMAN
33 Bab 31 Dinaungi Keberuntungan
34 Bab 32 Rutinitas Baru
35 Bab 33 Hi, Tiny Human
36 Bab 34 Jeratan Takdir?
37 Bab 35 Gejala Trauma
38 Bab 36 Pemuda Sipit Mundur Teratur
39 Bab 37 Rezeki Tak Kemana
40 Bab 38 Berjuang
41 Bab 39 Hai, Langit!
42 Bab 40 Pergi Tak Kembali
43 Bab 41 Happy Birthday!
44 Bab 42 Terima Kasih
45 Bab 43 Meet You Again
46 Bab 44 Karma Bermunculan
47 Bab 45 Tak Ada di Sisimu Saat Kau Butuh Aku
48 Bab 46 The Journey, Begin
49 Bab 47 Serangkaian Test
50 Bab 48 Serangkaian Test (2)
51 Bab 49 Kejujuran
52 Bab 50 Liburan
53 Bab 51 Selamat Tinggal
54 Bab 52 Modus
55 Bab 53 Manuver Pak Ronald
56 Bab 54 Hari Pertama Memulai Karir
57 Bab 55 Junior Accounting
58 Bab 56 Mencoba Hubungan Baru
59 Bab 57 Lupakan Aku, Jangan Pernah Kau Harapkan Cinta yang Indah Dariku
60 Bab 58 Penemuan Besar
61 Bab 59 Wulan, Dilawan!!
62 Bab 60 Bertemu Kembali
63 Bab 61 Salam dari Deni
64 Bab 62 Revenge Time is Coming Up
65 Bab 63 Hadiah-Hadiah
66 Bab 64 Baku Hantam
67 Bab 65 Permintaan Lisa
68 Bab 66 Ternyata Pernah Bertemu
69 Bab 67 Trip Talk
70 Bab 68 Mulai Ada Rasa
71 Bab 69 Mt. Bromo
72 Bab 70 Licik
73 Bab 71 Licik (2)
74 Bab 72 Rencana Wulan
75 Bab 73 "Kalau Aku Mantap Sama Kamu?"
76 Bab 74 Skakmat
77 Bab 75 Gowes
78 Bab 76 Cinta Buta
79 Bab 77 Janji Wulan Kepada Langit
80 Bab 78 Masa Lalu Deni
81 Bab 79 Pengeroyokan
82 Bab 80 Saingan Muncul
83 Bab 81 Saingan (Lain) Muncul
84 Bab 82 Perasaan yang Belum Usai (?)
85 Bab 83 Menolak Brika
86 Bab 84 Kemarahan Deni
87 Bab 85 Wulan di Malam Luka
88 Bab 86 Kembalinya Ibu
89 Bab 87 Berjuang Kembali Untuk Mendapatkan Keadilan
90 Bab 88 Pengakuan Adit
91 Bab 89 Belum Melupakan
92 Bab 90 Keadilan (Akhirnya)
93 Bab 91 Private Beach
94 Bab 92 Penyatuan
95 Bab 93 Mengunjungi Tempat Pariwisata
96 Bab 94 Permintaan Adit
97 Bab 95 Kecelakaan
98 Bab 96 Amnesia
99 Bab 97 Keputusan Wulan
100 Bab 98 Pertengkaran Pertama
101 Bab 99 Ujian Jelang Pernikahan
102 Bab 100 Ujian Jelang Pernikahan (2)
103 Bab 101 Hari Bahagia
104 Bab 102 SAH!!
105 Bab 103 Malam Pertama
106 Bab 104 Malam Pertama (2)
107 Bab 105 Masa-Masa Kehamilan
108 Bab 106 Bumi Dwianugrah Perkasa
109 Bab 107 Ujian Kehidupan Rumah Tangga
110 Bab 108 Ujian Kehidupan Rumah Tangga (2)
111 Bab 109 Memenuhi Janji
112 Bab 110 Side Story
Episodes

Updated 112 Episodes

1
Prolog
2
Bab 1. Awal Perjuangan
3
Bab 2 Rencana Kencan
4
Bab 3 Ibu
5
Bab 4 Morning Badmood
6
Bab 5 Rahasia Ryo
7
Bab 6 Congrats Darl'
8
Bab 7 Genk Kece
9
Bab 8 Duel
10
Bab 9 Permintaan dan Awal Petaka
11
Bab 10 Tipu Muslihat
12
Bab 11 Dan Langitpun Menangis Untukku
13
Bab 12 Berkumpul
14
Bab 13 Hancur Lebur
15
Bab 14 Berjuang Untuk Keadilan
16
Bab 15 Dikhianati
17
Bab 16 Usaha Pencegahan
18
Bab 17 Dipertanggungjawabi
19
Bab 18 Menghindar
20
Bab 19 Kabar Bahagia
21
Bab 20 Tidak Disetujui
22
Bab 21 (Bagai) Tersambar Petir
23
Bab 22 Aku Gila
24
Bab 23 Ayah, Aku Rindu
25
Bab 24 Rencana-Rencana
26
Bab 25 Dilema
27
Bab 26 Tak Sanggup
28
Bab 27 Good Bye, My First Love
29
Bab 28 Menjemput Impian
30
Bab 29 Orang-Orang Baik
31
Bab 30 Pakne dan Bune
32
PENGUMUMAN
33
Bab 31 Dinaungi Keberuntungan
34
Bab 32 Rutinitas Baru
35
Bab 33 Hi, Tiny Human
36
Bab 34 Jeratan Takdir?
37
Bab 35 Gejala Trauma
38
Bab 36 Pemuda Sipit Mundur Teratur
39
Bab 37 Rezeki Tak Kemana
40
Bab 38 Berjuang
41
Bab 39 Hai, Langit!
42
Bab 40 Pergi Tak Kembali
43
Bab 41 Happy Birthday!
44
Bab 42 Terima Kasih
45
Bab 43 Meet You Again
46
Bab 44 Karma Bermunculan
47
Bab 45 Tak Ada di Sisimu Saat Kau Butuh Aku
48
Bab 46 The Journey, Begin
49
Bab 47 Serangkaian Test
50
Bab 48 Serangkaian Test (2)
51
Bab 49 Kejujuran
52
Bab 50 Liburan
53
Bab 51 Selamat Tinggal
54
Bab 52 Modus
55
Bab 53 Manuver Pak Ronald
56
Bab 54 Hari Pertama Memulai Karir
57
Bab 55 Junior Accounting
58
Bab 56 Mencoba Hubungan Baru
59
Bab 57 Lupakan Aku, Jangan Pernah Kau Harapkan Cinta yang Indah Dariku
60
Bab 58 Penemuan Besar
61
Bab 59 Wulan, Dilawan!!
62
Bab 60 Bertemu Kembali
63
Bab 61 Salam dari Deni
64
Bab 62 Revenge Time is Coming Up
65
Bab 63 Hadiah-Hadiah
66
Bab 64 Baku Hantam
67
Bab 65 Permintaan Lisa
68
Bab 66 Ternyata Pernah Bertemu
69
Bab 67 Trip Talk
70
Bab 68 Mulai Ada Rasa
71
Bab 69 Mt. Bromo
72
Bab 70 Licik
73
Bab 71 Licik (2)
74
Bab 72 Rencana Wulan
75
Bab 73 "Kalau Aku Mantap Sama Kamu?"
76
Bab 74 Skakmat
77
Bab 75 Gowes
78
Bab 76 Cinta Buta
79
Bab 77 Janji Wulan Kepada Langit
80
Bab 78 Masa Lalu Deni
81
Bab 79 Pengeroyokan
82
Bab 80 Saingan Muncul
83
Bab 81 Saingan (Lain) Muncul
84
Bab 82 Perasaan yang Belum Usai (?)
85
Bab 83 Menolak Brika
86
Bab 84 Kemarahan Deni
87
Bab 85 Wulan di Malam Luka
88
Bab 86 Kembalinya Ibu
89
Bab 87 Berjuang Kembali Untuk Mendapatkan Keadilan
90
Bab 88 Pengakuan Adit
91
Bab 89 Belum Melupakan
92
Bab 90 Keadilan (Akhirnya)
93
Bab 91 Private Beach
94
Bab 92 Penyatuan
95
Bab 93 Mengunjungi Tempat Pariwisata
96
Bab 94 Permintaan Adit
97
Bab 95 Kecelakaan
98
Bab 96 Amnesia
99
Bab 97 Keputusan Wulan
100
Bab 98 Pertengkaran Pertama
101
Bab 99 Ujian Jelang Pernikahan
102
Bab 100 Ujian Jelang Pernikahan (2)
103
Bab 101 Hari Bahagia
104
Bab 102 SAH!!
105
Bab 103 Malam Pertama
106
Bab 104 Malam Pertama (2)
107
Bab 105 Masa-Masa Kehamilan
108
Bab 106 Bumi Dwianugrah Perkasa
109
Bab 107 Ujian Kehidupan Rumah Tangga
110
Bab 108 Ujian Kehidupan Rumah Tangga (2)
111
Bab 109 Memenuhi Janji
112
Bab 110 Side Story

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!