Sudah berhari-hari Faiz mengabaikan Adel. Adel semakin tidak terima dengan perlakuan Faiz, apalagi hanya karena Nisa. Dia tidak mau hubungannya dengan Faiz yang sudah dia bangun sejak SMP kandas begitu saja karena gadis pengganggu itu.
Setiap kali melihat Nisa di sekolah membuat Adel mengepalkan tangan, membuatnya begitu marah.
“Awas lo gadis j*****, gue akan buat lo menderita telah membuat Faiz dingin padaku!” geram Adel.
“Lin, lo harus bantu gue.” Pinta Adel pada Linda yang juga pernah dibuat marah dengan Nisa.
Linda mengangguk dengan senyum licik. Tentu saja dia akan membantu Adel. Karena selain Adel adalah teman satu gengnya, dia juga geram karena Aldi yang terus saja mendekati Nisa. Dia tidak mau Aldi semakin menjauhinya karena Nisa.
Mereka tidak akan pernah membiarkan Nisa merebut Aldi ataupun Faiz. Mereka kini merencanakan sesuatu untuk Nisa. Untuk membuat hidup Nisa semakin sengsara.
***
Nisa menikmati hari-harinya setelah pulih. Dia merasa beberapa hari ini hidupnya damai. Tidak ada orang yang memarahinya karena salah paham seperti biasa.
Semenjak kejadian Nisa dilabrak Adel, kini teman-teman Nisa lebih peduli dengannya. Setiap sekolah Nisa begitu terhibur dengan candaan yang dilakukan oleh teman-temannya. Apalagi kelakuan Lana yang tiap kali membuatnya ketawa dan kadang geli sendiri.
Ternyata hal itu tidak berlangsung lama. Linda dan Adel menghampirinya saat dia menunggu angkot seperti biasa di depan sekolah.
Nisa yang awalnya tidak tahu menjadi kaget saat mereka sudah ada disamping kanan dan kirinya. Dia melihat kedua gadis itu secara bergantian. Tatapan mereka terlihat tajam kedepan seperti macan mau menerkam mangsanya. Mereka berdua membuat Nisa menjadi merinding.
Angkot yang ditunggu Nisa sudah datang. Dia segera masuk agar terhindar dari Linda dan Adel. Dia tidak mau menimbulkan keributan.
Ternyata Linda dan Adel ikut masuk kedalam angkot tersebut. Kini Adel sudah duduk dibangku samping Nisa, sedangkan Linda ada di depan Nisa. Nyali Nisa semakin menciut.
"Kenapa sekarang Kak Adel dan Kak Linda naik angkot dengannya. Bukankah selama Nisa sekolah mereka tidak pernah pergi ataupun pulang menggunakan angkot?" batin Nisa.
Walaupun mereka tidak mengatakan sepatah kata apapun kepada Nisa, tatapan mereka sudah cukup membuat Nisa berpikir bahwa mereka akan mengganggu Nisa.
Nisa tak tahan dengan situasinya saat ini. Dia memutuskan untuk turun.
Nisa yang melihat Adel dan Linda ikut turun, kemudian mempercepat jalannya. Dia ingin memastikan apakah mereka sedang mengikutinya atau hanya dugaannya saja.
Dari belakang Adel dan Linda ikut mempercepat langkah mereka agar Nisa tidak semakin jauh dari jangkauannmereka. Mereka berlari, membuat Nisa juga reflek ikut berlari.
Nisa berlari dengan terengah-engah. Dia lari sambil mengutuk kakinya yang tidak bisa berlari cepat dengan sesekali menoleh kebelakang melihat ke arah Linda dan Adel yang masih saja mengejarnya.
Dari kejauhan Nisa melihat Aldi yang sedang berkendara menggunakan motornya ke arah minimarket. Tanpa berpikir lagi dia berlari ke arah Aldi. Dia berharap setelah berada di dekat Aldi, Linda dan Adel akan berhenti mengejarnya.
"Haishh... Kenapa harus ada Aldi sih," umpat Linda sambil berhenti dari larinya.
"Udah Lin biar jadi urusan gue. Lo tunggu disini aja." pinta Adel dengan nafas yang hampir mau putus seperti hubungannya dengan Faiz sekarang.
Linda menunggu Adel dari kejauhan agar tidak terlihat oleh Aldi. Sementara Adel tetap menghampiri Nisa yang berlari menuju Aldi.
Nisa berhenti terengah-engah sambil memegang bagian motor Aldi. Nafasnya dan detak jantungnya tak karuan.
"Lho Nis, kamu kenapa ngos - ngosan gitu?"
Setelah bisa mengatur nafasnya, dia baru menjawab pertanyaan dari Aldi.
"Habis lari kak, karena... ."
Belum sempat menyelesaikan omongannya, Adel dengan kasarnya menyeret tangan nisa menjauhkan diri dari Aldi.
Karena tidak ingin terjadi apa-apa kepada Nisa, Aldi mengikuti langkah mereka hingga mereka akhirnya berhenti.
"Del.. Lo mau apain nisa?" tanya Aldi.
"Lo diem, gue mau ngomong bentar sama dia." Jawab Adel.
Adel tidak peduli dengan kehadian Aldi diantaranya dan Nisa.
"Lo jangan pernah berani deketin Pacar gue Faiz.
Kalo lo masih berani deket-deket sama Faiz, gue ngga akan tinggal diam." Ancam Adel kepada Nisa.
Nisa hanya diam saja. Karena memang dia tidak pernah dekat dengan Faiz. Pertemuannya dengan Faiz juga karena ketidaksengajaan saja.
"Asal lo tau ya Del. Yang ngedeketin itu bukan Nisa, tapi Faiz sendiri." jawab Aldi tak suka.
"Gue gak peduli. Intinya dia harus jauhin Faiz. Gara-gara dia sekarang Faiz jadi cuek sama gue." jawab Adel marah.
"Lo gabisa gitu dong Del... " jawab Aldi kembali.
"Jangan banyak b****. Lebih baik lo jaga nih cewek j***** biar tidak deket deket sama Faiz"
"Lo jangan khawatir. Nisa gak akan gue biarin diganggu sama pacar lo, apalagi sama lo."
Adel tersenyum tak senang melihat Aldi yang ikut campur dalam masalah ini. Tapi dia juga lega karena Aldi yang kelihatannya menyukai Nisa.
Nisa dari tadi hanya melihat Adel dan Aldi saling bersitegang. Padahal sasaran awal Adel adalah dirinya. Lagi - lagi Aldi menolongnya.
Entah sudah berapa kali Aldi membantu Nisa. Nisa tidak mengerti kenapa Aldi melakukan hal itu. Walaupun dia tahu bahwa Aldi sudah putus dengan Linda, Nisa tetap saja tak ingin berurusan dengan Linda yang masih mencintai Aldi.
***
Kali ini Nisa ingin hidup mengikuti arus. Percuma dia menjauh dari Aldi. Takdir selalu mempertemukan mereka kembali, walaupun dengan suasana yang tidak mengenakkan. Nisa pasrah kalau akhirnya harus berurusan kembali dengan Linda. Dia tidak ingin menjauhi Aldi lagi yang selalu ada disaat dia membutuhkan seseorang.
"Kamu besok berangkat sama aku aja Nis." Pinta Aldi sambil menggandengnya ke arah minimarket untuk membeli minuman.
Diteguk dengan cepat air mineral Nisa. Melepas dahaga yang ia tahan dari tadi karena ocehan Adel.
"Pelan-pelan Nis." Sambil memegang tangan Nisa.
Nisa hanya menoleh dan terus melanjutkan aktivitasnya meneguk air sampai habis bulir terakhir di botolnya.
"Ahhh.. Akhirnya." Seru Nisa akhirnya. Kini tenggorokannya sudah tidak kering lagi. Ditambah perut yang rasanya mengembang karena terlalu banyak minum akhir.
Aldi membawa Nisa untuk pulang ke rumahnya. . Sepanjang jalan dia senang akhirnya bisa dekat lagi dengan Nisa. Sekarang dia tidak ingin lagi jauh dari Nisa walaupun Nisa melarangnya. Dia tidak akan membuat orang lain menyakiti Nisa. Baik itu Adel, Linda apalagi Faiz.
"Makasih ya kak."
"Makasih apa nih?" goda Aldi.
"Makasih udah nganterin Nisa pulang."
"Udah gitu doang?"
"Makasih juga udah belain Nisa tadi."
"Harusnya sih ada imbalannya. Udah berapa kali ya aku nolongin kamu?" tanya Aldi sembari pura - pura menghitung kebaikannya kepada Nisa.
"Hmhmhm.. Kakak mau apa dari Nisa? Tapi jangan yang mahal atau yang aneh ya kak. Hehe"
"Belum ada nih, biar kakak pikir dulu ya mau apa hehe. Nanti kalo udah kepikiran akan Kakak minta."
"Oke. Hati-hati di jalan kak."
"Nis, mulai besok aku akan anter kamu pulang sekolah. Aku tidak menawarkan. Ini memaksa. Jadi kamu harus mau." Memegang tangan Nisa yang akan melangkah meninggalkannya.
Nisa tersipu malu dengan sikap Aldi. Dia sebelumnya belum pernah diperlakukan seperti itu. Ia tidak percaya kalau Kak Aldi bisa lucu juga. Padahal kalau di sekolah dia termasuk tipe siswa yang serius dalam hal belajar. Kak Aldi juga sering mewakili sekolah di ajang lomba baik mapel maupun bidang olahraga. Karena itulah Kak Aldi populer di sekolah. Banyak juga yang jadi fansnya, salah satunya Lana temannya sendiri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments
mama yogi
Nisa nya terlalu di buat lembek
2021-10-17
0
ANAA K
Semangat selalu👍🏾
2021-10-16
0