Lana senang hari ini temannya masuk sekolah, "Ya ampun Nis, gue seneng akhirnya lo udah masuk sekolah lagi." Lana memeluk Nisa yang sudah dua hari absen sekolah.
"iya Na. Makasih ya. Maaf nggabisa dengerin ocehan kamu selama dua hari. Hehe" dengan menepuk punggung Lana sambil bercanda.
"Lo kesambet apa Nis bisa ngelucu ketawa gitu? Kaget gua dengernya, ini bener Nisa Anindita temen sebangku gue yang dingin kayak kulkas kan?" kaget Lana dengan sikap Nisa.
"Gue lagi mencoba Na." Jawab Nisa pendek.
Di depan pintu kelas, Aldi dari tadi melihat Nisa. Dia kemudian menghampiri Nisa.
Lana yang melihat hal itu paham, dia beralih dari bangku itu untuk bergabung dengan teman yang lainnya.
Aldi duduk disamping bangku Nisa. Melihat Nisa dengan seksama, memastikan bahwa gadis yang itu sudah baik baik saja.
"Kamu sudah gapapa kan Nis?"
"Iya kak, Nisa udah gapapa kok."
"Gue dari kemarin nyariin kamu, tapi kamu nggaada. Terus Lana bilang kalo kamu lagi sakit."
"Kakak kenapa nyari Nisa?"
"emhmm gapapa sih. Cuma khawatir aja. Nanti aku tunggu di kantin ya."
Tak menunggu jawaban Nisa, Aldi berdiri dan berlari menuju kelasnya karena jam pelajaran pertama mau dimulai.
"Nis. Lho tau ngga. Selama dua hari ini tuh Kak Aldi bolak balik ke kelas ini nanyain kamu. Kayaknya Kak Aldi suka deh sama kamu." nada pelan Lana agar guru yang sekarang mengajar di kelasnya tidak mendengarnya.
"Engga lah Na, mana ada Kak Aldi suka sama aku. Mungkin dia cuma peduli sama aku." jawab Nisa lirih.
"Ampun deh Nisaa.. Udah keliatan tau kalo kak Aldi suka sama kamu. Kalo nggamau biar sama aku aja lah. Yakali bening gitu disia siain." Jawab lana sambil senyum-senyum membayangkan wajah ganteng Aldi.
Mendengar hal itu entah mengapa juga membuat Nisa senyum - senyum seperti seperti Lana.
Kali ini Nisa pergi ke kantin untuk membeli makanan seperti siswa lainnya. Bukan karena Aldi memintanya, tapi karena dia tidak ingin sakit dan membuat Tantee Ilaa khawatir lagi.
Nisa, Lana dan dua temannya duduk di salah satu bangku kantin paling ujung. Mereka dengan lahap memakan makanan yang telah mereka pesan sebelumnya. Hingga akhirnya seseorang pemuda meraih tangan Nisa dan mengajaknya untuk pergi menuju suatu tempat meninggalkan Lana dan kedua temannya.
"Maaf ya. Kakak pinjem Nisa dulu." Kata Aldi ke teman teman Nisa.
"Bawa aja kak. Yang penting jangan lupa dipulangin. Langka soalnya punya temen kulkas. hehehe." Celetuk Lana menjawab Aldi.
Dia agak kewalahan mengikuti langkah kaki Aldi yang lebar. Padahal langkah kakinya sudah ia percepat. Tetap saja ia seperti anak kecil yang dibawa kabur kakaknya karena dikejar kejar anjing. Ya karena Aldi berperawakan tinggi. Sedangkan Nisa memiliki tubuh mungil dengan tinggi hanya sedadanya Aldi.
Faiz yang melihat itu menghampiri mereka dan menepis tangan Aldi yang sedang menggandeng tangan Nisa. Faiz kini menarik tangan Nisa yanh sebelumnua dipegang Aldi dan membuat Nisa berada di belakangnya.
"Apa apaan sih lo Faiz." geram Aldi.
"Lo mau bawa Nisa kemana?" tanya Faiz.
"Bukan urusan lo." Balas Aldi.
"Sekarang jadi urusan gue." Balas Faiz.
"Lo diem. Dia bukan siapa siapa lo. Urusin tuh Adel pacar lo." ketus Aldi sambil meraih Nisa kembali.
Faiz ternyata tidak melepaskan Nisa. Dia menghadang Aldi yang hendak meraih tangan Nisa kembali.
Nisa hanya diam. Dia tidak tau harus berbuat apa. Tapi dia juga tidak ingin kedua pemuda itu jadi saling bermusuhan karena dia. Dan siapa Adel? Kenapa Adel dibawa bawa dalam hal ini.
Bukk...
Ditutupinya mulut nisa dengan kedua telapak tangannya. Matanya melotot tak percaya, membuatnya membeku. Faiz melayangkan satu pukulan mengenai pipi kanan Aldi.
Aldi tersentak. Tangannya mengelus pipi tampannya yang sekarang memar akibat pukulan Faiz.
"Apaan sih lo Faiz." sambil menunjuk faiz.
"Bac*t... Lo pasti mau nyakitin Nisa kan?" Faiz meninggikan suaranya.
Sebelum Aldi menjelaskan, Faiz lebih dulu meninju badan Aldi sehingga membuatnya terjatuh. Bukannya Aldi tak berani untuk melawan. Tapi dia tidak ingin ada pertikaian antara dia dengan Faiz apalagi di sekolah.
"Kak Faiz cukup!!!" teriak Nisa kemudian berusaha membangunkan Aldi.
Faiz heran mengapa dia malah membela Aldi yang akan menyakitinya. Faiz mengepalkan tangannya ketika melihat Nisa yang membawa Aldi ke arah UKS,
"cihh.. Gadis bo***, sudah diselamatkan malah memilih tetap masuk ke lubang serigala.
"Kak.. Maafkan Nisa". Nisa mengompres pipi memar Aldi dengan es agar tidak bengkak.
"Ini bukan salahmu Nis, kan tadi gue yang ngajak elo." Memegang tangan Nisa.
"Tidak seharusnya Kak Faiz tadi kasar gitu. Dia kan tidak tahu yang sebenarnya kak." Kata Nisa kepada Faiz.
"Udah gausah khawatir. Gue sering kok berantem sama Faiz." Kata Aldi.
"Pasti Kak Faiz deh yang mulai duluan." Gerutu Nisa.
"Engga juga. Kadang juga kakak yang mulai." Kata Aldi.
Nisa tidak percaya bahwa Aldi dan Faiz sering berantem. Mungkin yang diomongin Kak Aldi hanya bercanda. Mana mungkin Kak Aldi yang terkenal pintar satu sekolah hobi berantem. Apalagi sama anak nakal seperti Kak Faiz.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments
ANAA K
Semangat yah kak
2021-10-16
0