Reinkarnasi

Saat membuka mata, suasana nampak berbeda. Ruangan mewah dengan dekorasi abad pertengahan. Gabry dengan ragu mengulurkan tangan kirinya, dan dengan hati-hati menggerakannya. Berganti menyentuh wajahnya lembut dan hangat. Lagi, dia mengulurkan kedua tangannya lalu menggerekannya. Semua normal, tak ada rasa sakit yang seharusnya terasa. Namun mengapa tangannya menjadi kecil? Mengapa kulit wajahnya halus, dimana bekas lukanya? Apa dia selamat lalu melakukan operasi plastik karena wajahnya hancur? Banyak pertanyaan muncul di kepala kecilnya.

Tak lama seorang pelayan masuk dengan membawa baskom air. Pelayan tersebut nampak terkejut, baskom yang ia pegang terjatuh. “ Nona… NONA SUDAH SADAR “ teriak pelayan itu berlari keluar. Gabry semakin bingung dengan apa yang terjadi. Lalu segerombolan orang masuk ke dalam. Dokter memeriksanya dan dengan senang mengatakan bahwa dia sudah sehat “ Nona sudah pulih, semua normal dan baik-baik saja “ setelah itu mereka keluar dan hanya menyisakan beberapa pelayan yang membantunya untuk membersihkan diri. Setelah semua, para pelayan undur diri dan menyisakan dirinya sendiri agar dapat beristirahat.

Kepalanya berdenyut. “ Apa yang sedang terjadi “ jujur saja Gabry bingung. Sangat bingung dengan apa yang sedang terjadi sekarang. Ingin rasanya bertanya, tapi pada siapa. Namun, tiba-tiba kepalanya terasa seperti terbelah. Ingatan asing muncul dan suara asing berdengung di telinganya. Tak tahan dengan rasa sakitnya, Gabry terbaring tak sadarkan diri. Hal itu berulang beberapa kali hingga tanpa ia sadari hari sudah gelap. Saat matanya kembali terbuka, Gabry menangis dengan tubuh gemetar. Ingatan yang ia terima mempengaruhi perasaannya. Gabry terus menangis hingga ia terdidur.

Saat matahari terbit Gabry terbangun dan tak lama para pelayan masuk dan membersihkannya. Setelah berganti pakaian Gabry berniat untuk berjalan-jalan di sekitar. “ Aku ingin jalan-jalan “ pelayan yang mendengar mengangguk dan berniat menemaninya, namun Garbry menolak.

Walau Gabry belum pernah dan tak tau seluk beluk istana ini sebelumnya, sekarang ia tau dengan jelas berkat ingatan yang ia dapat semalam. Sampai di taman Gabry duduk di bawah pohon besar yang rindang, menikmati angina segar. Matanya tertutup dan membiarkannya mengingat ingatan semalam dengan jelas. “ Apa keinginan terakhirku begitu berat? Aku hanya ingin hidup bersama Ayah “ matanya terbuka dan menatap langit cerah di ataasnya. Sekarang ia bereinkarnasi menjadi putri duke yang malang. Setelah mendapat ingatan kemarin, Gabry merasa agak familiar dengan itu. Tiba-tiba ingatanya tertuju pada buku cerita yang di berikan Ayahnya saat berusia tiga belas tahun.

Sedikit bergidik mengingat alur cerita tersebut. Nama dari tubuh ini adalah Audrey, dia putri duke dan duchess. Keluarga mereka awalnya harmonis dan sangat bahagia. Namun, pada saat Audrey berusia dua belas tahun duchess meninggal karena sakit. Dan perlahan sikap duke mulai berubah dingin padanya. Di tambah tak lama setelahnya duke menikah kembali dengan bangsawan kelas rendah yang seorang janda. Setelah menikah kembali semua hal semakin dan semakin buruk. Keberadaannya seakan terhapus, apalagi setelah wanita itu melahirkan anak dari duke. Seketika anak itu menjadi seperti kebanggaan keluarga ini, dan di perlakukan seperti malaikat. Ya dia yang akan menjadi protagonis dalam cerita ini.

“ Menyebalkan “ keluh Gabry yang sekarang menjadi Audrey. Tapi dia harus bersyukur karena saat ini adalah dua tahun sebelum duchess meninggal, jadi dalam waktu itu Gabry harus bisa mengubah takdir Audrey yang malang. Saat bangkit dari duduknya, seorang wanita cantik menghampirinya lalu memeluknya. “ Sayang kenapa duduk di bawah kau bisa kotor “ Audre menatapnya dan tak segan memujinya “ Ibu sangat cantik hari ini “. Wanita itu tersenyum manis, putri kecilnya memujinya oh betapa manisnya itu. “ Kau juga sangat cantik sayang, nah sekarang waktunya makan. Ayah menunggu kita ayo “

Dimeja makan duduk pria berambut perak dan menatap mereka dengan senyuman. Audrey duduk di sisi kanan dan Devina ibu Audrey duduk di sisi kiri. “ Audrey hadiah apa yang kau inginkan untuk ulang tahunmu bulan depan “ tanya Jefford Ayah Audrey. Audrey diam, hatinya diam-diam merasa senang dengan perhatian yang di berikan Jefford padanya, ini semua karena perasaan Audrey asli mempengaruhinya. “ Aku belum tau “ Audrey harus memikirkannya dengan baik, agar hadiah tersebut berguna untuknya. Jefford mengangguk dan mereka melanjutkan makan.

Pada siang harinya Audrey duduk diam membaca buku di perpustakaan, dengan seorang guru etiket di hadapannya. Seingat Audrey guru ini bukanlah orang baik. Walau tak menyakiti Audrey secara fisik, wanita yang menjadi gurunya ini tak mengajarkan hal dengan benar. Dan lagi di masa depan wanita ini akan berada di pihak Cassandra. Jadi, rencana Audrey akan menyingkirkan wanita ini dan mengganti gurunya. “ Kelas hari ini selesai sampai sini “ ucap Audrey bangkit dari duduknya.

“ Nona, saya belum mengatakan kelas selesai. Jadi, kembali ke tempat duduk anda “. Audrey tersenyum remeh, kelas etiket tapi hanya di suruh membaca buku bahkan tanpa di suruh Audrey bisa membaca sendiri. “ Aku lelah dan ingin istirahat, jadi silahkan keluar kelas selesai hari ini “ ucap Audrey lagi. Guru etiket Audrey, Miss Jessy tidak senang dan dengan sengaja melempar buku kearah kepala Audrey. Bukk.

“ Maaf saya tidak sengaja nona. Tapi sepertinya etika anda sangat buruk, anda tidak sopan kepada guru anda dan mengusirnya keluar. Saya kecewa anda tidak mempelajari etika dengan baik. Jika duke dan duchess tau bahwa etika anda sangat buruk, mereka pastinya malu memiliki putri seperti anda “ Miss Jessy tersenyum mengejek. Audrey adalah tipikal anak yang penakut dan penurut. Walau selalu di manjakan oleh duke dan duchess tetap saja Audrey anak yang rendah diri.

Tapi sayang itu bukanlah Audrey yang sekarang, setelah Gabry mengambil alih jelas sifat yang buruk itu akan hilang. “ Miss Jessy, anda adalah guru etika tapi etika anda sangat buruk. Perlu di pertanyakan bagaimana anda bisa mendapat gelar seorang guru “ Audrey menatap tepat di mata Miss Jessy. Miss Jessy agak terkejut dengan keberanian Audrey saat ini “ Apa maksud anda nona. Saya yang merasa malu memiliki murid bodoh seperti anda “. Audrey senang dengan perkataan itu “ Nah kalau kau malu memiliki murid sepertiku, maka selamat kau di pecat. Kau tidak akan lagi mengajar anak bodoh sepertiku lagi, silahkan keluar dan jangan datang lagi “ Audrey tersenyum ramah.

Miss Jessy kesal dan berniat memukul Audrey “ Coba pukul jika anda sudah bosan dengan hidup anda sekarang Miss “ Audrey masih diam di tempat melihat tangan Miss Jessy kaku di udara. Miss Jessy keluar dengan wajah merah padam meninggalkan istana duke.

“ Ayah “ panggil Audrey di depan ruang kerja duke, lalu masuk ke dalam. Jefford mengalihkan pandangannya dari tumpukan kertas dan menghampiri Audrey. “ Apa yang kau butuhkan “ tanya Jefford. “ Aku ingin mengganti beberapa guruku saat ini “ duduk di pangkuan Jefford. “ Kenapa tiba-tiba apa ada sesuatu yang terjadi ? “ Audrey menggeleng “ Hanya ingin mencari guru yang lebih baik “ Mendengar jawaban Audrey Jefford mengangguk, selama untuk kebaikan purti semata wayangnya ia akan memberikan semuanya.

“ Ayah “ panggil Audrey. Jefford menatapnya seolah menunngu Audrey mengatakan seuatu. “ Apa Ayah akan selalu menyayangiku? “ tanya Audrey, jujur saja pertanyaan itu keluar begitu saja tanpa Audrey inginkan. “ Apa maksudmu? Tentu saja Ayah akan selalu menyanyangi putri Ayah yang cantik ini “ Jefford mengusap pucuk kepala Audrey. Tiba-tiba mata Audrey panas, ia juga mengingat Ayahnya di kehidupan sebelumnya. Marcel, Ayah Gabry juga akan menjawab dengan jawaban yang sama saat Gabry menanyakan pertanyaan itu. Mengingat hal itu Audrey menangis di pelukan Jefford. Jefford bingung namun tetap menenangkan Audrey. ‘Ayah aku merindukanmu ‘ batin Audrey.

‘ Jika… jika Ayah juga mengalami hal yang sama akankah kita bertemu? Aku akan melakukan apapun jika bisa bertemu denganmu lagi ‘ Audrey sangat ingin bertemu dengan Marcel, ia rela jika harus mati lagi hanya jika bisa bertemu dengan Ayahnya. “ Hei berhenti menangis, tidak akan pernah ada yang bisa menggantikan mu di hati Ayah Audrey “ ucap Jefford menenangkan Audrey. Bukannya tenang Audrey semakin menangis. Pasalnya ucapan Jefford sama dengan apa yang di ucapkan Marcel saat menenangkan Gabry. ‘ Ayah apa ini Ayah? ‘ Namun, Audrey menyangkalnya dan menganggap itu semua sebuah kebetulan. Audrey berhenti menangis dan mengusap matanya yang bengkak.

“ Sudah? “ Jefford membantu Audrey mengusap matanya. “ Ayah kau harus berjanji akan selalu menyanyangiku “ Audrey menatap tepat di mata Jefford. Dan Jefford mengangguk sebagai jawaban, lalu mengusap pucuk kepala Audrey.

Maaf kalau banyak typo

Jangan lupa like yaa

Terpopuler

Comments

AK_Wiedhiyaa16

AK_Wiedhiyaa16

Ternyata nasibnya, anak kandung yg diabaikan karena anak2 tiri😌

2021-09-24

5

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!