Masih dengan situasi tatapan menegangkan, Rayyan dan Diana memilih untuk berdiri dan menundukkan kepala mereka.
"Kenapa diam, ha? Apa kalian tidak jadi menggoreng ikannya?" sinis Nathan membuat Rayyan menelan ludah kasar. Ia sampai lupa jika tuannya ini sangat pemarah jika seseorang mengganggu sesuatu yang disukainya.
Karena asyik mengobrol dengan Diana dan gemas dengan wanita hamil itu, Rayyan mengajak Diana ke kolam ikan dan alhasil Diana malah meminta makan ikan. Rayyan pikir mungkin itu adalah salah satu sifat ngidamnya ibu hamil.
"Maafkan kami," ucap Rayyan.
Nathan tampak berjalan ke arah Rayyan dan Diana, hal itu membuat Rayyan dan Diana panik.
Nathan kini sudah berada di hadapan mereka, sangat dekat. Bahkan jika ia mau, ia bisa mendorong kedua orang ini.
Byuurrr!!
Nathan mendorong Rayyan masuk ke dalam kolam ikan, sedangkan kini ia berdiri di hadapan Diana. Wanita itu mendongakkan kepalanya lalu menatap Nathan dengan mata yang sudah berkaca-kaca. Melihat itu Nathan malah melotot membuat Diana memundurkan langkahnya, hampir saja wanita terjatuh ke dalam kolam jika Nathan tak memegang pinggang Diana.
"Kau itu sangat ceroboh! Aku sudah katakan padamu, jangan berkeliaran! Kau mau mati?"
Diana menggelengkan kepalanya. Ia belum mau mati walau derita hidup begitu perih.
"Bawa ikan ini ke dapur dan suruh pak Hans yang memasak, biarkan dia makan dengan puas!" titah Nathan pada Xeon.
Xeon pun mengangguk patuh lalu mengambil ember yang berisikan ikan itu ke dapur.
Rayyan yang masih berada di kolam menatap penuh keheranan dengan sikap tuannya, sudah beberapa kali Diana melakukan kesalahan tapi tuannya juga beberapa kali memberikan kesempatan.
"Dan kau!" tunjuk Nathan pada Rayyan.
"Siap tuan," sahut Rayyan menegang.
"Bersihkan dirimu lalu datang ke ruang kerjaku!" titah Nathan. Setelah mengatakan itu, Nathan pun pergi meninggalkan kedua insan yang masih terdiam.
Rayyan kembali naik ke permukaan lalu menatap Diana yang masih terdiam.
"Ikan nya sudah akan di masak, kau harus tersenyum, nanti anakmu jelek kalau tak tersenyum," goda Rayyan membuat Diana tersenyum.
"Pergilah ke kamar mu, nanti pak Hans akan mengantarkan ikan itu," ucap Rayyan mengelus kepala Diana. Semenjak kedatangan Diana, Rayyan tampak lebih ramah, tapi itu hanya berlaku pada Diana saja. Laki-laki itu sudah menganggap Diana seperti adiknya.
"Iya," ucap Diana mengangguk lalu meninggalkan Rayyan yang masih berdiri dengan keadaan basah kuyup.
"Ah, pagi yang cerah," gumam Rayyan pergi untuk membersihkan diri, jangan sampai membuat tuannya menunggu lama, bisa hilang nyawanya ini dalam sekejap.
*******
Setelah selesai membersihkan diri, Rayyan pun pergi ke ruang kerja Nathan. Terlihat sang tuan sedang sarapan di temani oleh Xeon.
"Saya masuk, tuan." Rayyan memilih untuk duduk di sofa sembari menunggu tuannya selesai sarapan dulu.
Terlihat tuannya itu sarapan seperti orang terpaksa, entah makanan nya tak enak atau dia sedang kurang berselera.
"Apa kau menemukan hal yang menarik?" tanya Nathan setelah selesai sarapan, masih banyak makanan yang ada di piringnya tapi ia sudah tak berselera untuk makan.
"Untuk sekarang tak ada pergerakan dari mereka, tuan. Sepertinya mereka sedang menyusun kekuatan untuk melawan kita," jawab Rayyan sembari melirik Xeon yang mengambil piring Nathan lalu memakan sarapan tuannya.
"Hm, mereka pikir bisa mengalahkan aku dengan menyusun strategi bertahun-tahun. Itu sangatlah bodoh," ucap Nathan sembari tersenyum kecil.
"Benar, tuan. Mereka tak akan bisa menembus pertahanan kita, karena kita tak terkalahkan," sahut Rayyan.
"Mau sampai kapan anda membiarkan tua bangka itu tetap hidup, tuan?" tanya Xeon.
Nathan tampak menghela nafas panjang lalu menyandarkan kepalanya sembari menutup matanya.
"Biarkan dia menikmati hidup terlebih dahulu, setelah itu aku akan membuat dia meminta mati daripada hidup," jawab Nathan.
"Kami akan selalu siap kapanpun itu, tuan."
"Hm."
"Oh ya, tuan. Apa nona Diana akan tinggal di sini?" tanya Rayyan penasaran.
"Memangnya kenapa?" tanya Nathan menatap Rayyan sengit.
"Saya hanya bertanya saja, tuan. Jika, dia tak tinggal di sini biarkan dia tinggal di rumah saya, kasihan juga karena dia sudah tak punya keluarga lagi," jawab Rayyan cengengesan.
"Kau punya rasa kasihan juga rupanya," sinis Nathan membuat Rayyan tersenyum kikuk.
"Dia akan tetap tinggal di sini sampai dia tak berguna lagi. Kehadirannya di rumah ini murni karena dia bisa menghadirkan ibuku di dalam mimpiku," lanjut Nathan membuat Rayyan terdiam membisu. Sakit sekali kata-kata tuannya ini, untunglah Diana tak mendengarnya.
"Apa sebaiknya kita panggilkan dokter untuk memeriksa kandungan nona Diana, tuan?" saran Xeon.
"Kalau kau mau, panggil saja. Jangan membahas hal yang tak penting dengan ku," sahut Nathan membuat Xeon mati kutu.
Rayyan dan Xeon saling menatap lalu tersenyum kecil.
"Kira-kira jenis kelamin anaknya apa yah?" tanya Rayyan berbisik ke arah Xeon.
"Tidak tau," jawab Xeon ikut berbisik. Mereka sangat tertarik dengan jenis kelamin anak yang ada di kandungan Diana.
Brakkk!!
"Maafkan kami, tuan."
_
_
_
_
_
_
_
...Hayoooo, apa jenis kelamin anaknya Diana🤭 kira-kira nanti Nathan bakalan suka bayi apa enggak yah🙂 jangan-jangan bayinya nanti di lempar ke kolam😭😂😂...
Jangan lupa dukungan nya agar author semakin semangat untuk update nya 🌹
Typo bertebaran di mana-mana harap bijak dalam berkomentar yah.
tbc.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
epifania rendo
masih bayi thor jgn sampai lempar ke kolam
2022-09-24
0
Mom Dee🥰🥰
rayyan sadis² tp lucu 😁
2022-09-19
0
❄️ sin rui ❄️
si xeon gak ada ahlak sarapan bekas bos nya main makan aja wowkwowkowkw baru tau kelakuan asisten ke gtu,, gokil thorrrr
2022-05-20
0