Keesokan paginya.
Nathan terlihat masih tertidur pulas, jam sudah menunjukkan pukul sembilan pagi tapi laki-laki itu belum kunjung memperlihatkan tanda-tanda akan bangun dan segera beraktivitas.
Orang-orang di mansion sudah melakukan aktivitasnya sesuai dengan tugasnya. Sedangkan si bos masih tertidur pulas dengan mimpi indahnya.
Tok
Tok
Tok
"Tuan muda." Xeon mengetuk pintu kamar lalu membuka pintu perlahan-lahan, hanya ia yang dan pak Hans serta Rayyan lah yang tau cara membuka pintu kamar Nathan. Selain itu, kalau bukan karena pintunya tak di kunci bisa jadi karena memang Nathan tak menutup pintunya, makanya mereka bisa masuk ke dalam kamar nya.
Xeon berjalan ke arah Nathan, ia menatap sang tuan dengan tatapan penuh arti.
"Apa aku boleh menyiramnya dengan air?"
Ah, buang jauh-jauh pikiran bodoh itu. Xeon tentunya tak akan berani.
"Tuan, ini sudah pagi. Apa anda tak ingin bangun?" Xeon berusaha membangunkan tuan nya dengan selembut mungkin.
"Tuan muda." Xeon menoel-noel pelan tangan Nathan.
"Hm."
"Anda sudah boleh bangun, tuan. Kita kedatangan tamu," ucap Xeon.
Nathan tampak membuka matanya lalu menatap ke sembarang arah. Walau ia baru saja bangun tidur, entah mengapa wajahnya itu masih terlihat segar, Xeon begitu mengakui ketampanan tuannya ini.
"Siapa yang datang?" tanya Nathan dengan suara khas orang mengantuk.
"Utusan rekan kerja dari perusahaan Sanjaya," jawab Xeon.
"Eum, kapan kita kerja sama dengan mereka?" tanya Nathan kembali menutup matanya.
"Semenjak sebulan yang lalu," jawab Xeon mengepalkan tangannya. Jika ia punya keberanian, maka ia sudah menarik tuannya itu untuk segera bangun.
"Oh." Hanya itu yang keluar dari mulut tuannya, Xeon benar-benar kesal.
"Anda sudah boleh bangun, tuan. Sekarang sudah jam sembilan pagi," ucap Xeon berusaha tetap tenang.
"Aku sudah tak ingin bekerjasama dengan mereka, jika memang mereka masih ingin mempertahankan kerja sama, maka tunggu saja sampai kantukku hilang." Nathan kembali menarik selimutnya lalu melanjutkan tidurnya yang terganggu.
Xeon memilih melotot ke arah dinding, ia tak punya keberanian untuk melotot ke arah tuannya.
Di ruang tamu.
Utusan dari keluarga Sanjaya sudah menunggu kurang lebih hampir satu jam, tapi tak ada tanda-tanda sang tuan Albert menampakkan diri.
"Sayang, mengapa lama sekali?" tanya seorang wanita bergelayut manja di tangan kekasihnya.
Wanita itu bernama Mira, sedangkan kekasihnya adalah Zeno, anak dari pemilik perusahaan Sanjaya.
"Kan sudah ku bilang jangan ikut tadi," ucap Zeno mengelus lembut kepala Mira.
Zeno sendiri mendapatkan tugas hari ini dari sang ayah untuk membahas tentang kerjasama antar perusahaan, berhubun dirinya adalah pewaris maka ia harus belajar tentang kerjasama dalam pekerjaan.
Zeno tak sendirian, ada kekasihnya yang menemani dan juga sekretaris ayahnya.
Mira mendengus kesal karena ia sangat bosan menunggu. Sepenting apakah rekan kerja calon mertuanya ini hingga mereka harus bersabar menunggu.
"Sayang, aku ingin buang air kecil," bisik Mira.
Zeno tampak menggaruk kepalanya yang tak gatal, ia pun memanggil pelayan dan bertanya dimana kamar mandinya.
Pelayan itu pun memberitahu letak kamar mandi tamu, Zeno pun membiarkan pelayan itu menuntun kekasihnya yang sedang hamil menuju kamar mandi. Yah, Mira sudah ketahuan hamil sebelum mereka melangsungkan pernikahan.
Dorr!
Suara tembakan menggema di seluruh penjuru ruangan, Zeno membulatkan matanya ketika melihat darah yang sudah mengalir deras di lantai. Tubuh itu terkapar dengan mata yang terbuka.
"Mira!" teriak Zeno ingin mendekatinya kekasihnya namun di cegah oleh sekretaris ayahnya.
"Jangan bergerak, tuan. Kita sedang berada di dalam kandang singa, anda tidak bisa melakukan apapun sesuka hati anda," tegur sekretaris ayahnya.
"Tapi Mira ku!"
"Aku sudah bilang, jangan bawa wanita asing ke rumahku!"
Zeno dan sekretaris itu menatap ke arah sumber suara. Di sana, Nathan berdiri di tangga sembari memegangi sebuah pistol.
"Kerjasama kita berakhir!"
"Tuan, ampuni kami. Jangan akhiri kerjasama ini," pinta sekretaris ayah Zeno sembari berlutut.
"Keluarlah dari rumahku, penjilat!" tegas Nathan dengan tatapan tajamnya.
Sekretaris itu tampak berdiri dan menarik tangan Zeno untuk keluar dari mansion Nathan, tak lupa mereka membawa jasad Mira bersama mereka. Jika tuan Albert sudah mengatakan A, maka itu akan tetap sama meski kau memohon dan mencium kakinya.
Zeno kembali menatap Nathan dengan tatapan kebencian.
"Akan ku balas perbuatan mu!"
Setelah itu, Zeno dan sekretaris nya pergi meninggalkan kawasan mansion. Pastinya mereka menyimpan dendam, tapi melawan sang tuan Albert bukanlah hal yang mudah, mereka harus menyusun kekuatan agar lebih kuat untuk menyingkirkan manusia kejam itu.
Sepeninggalan Zeno, Nathan masih berdiri di tangga menatap para pelayan yang membersihkan bekas darah di lantai.
"Perempuan tadi sedang hamil, tuan. Mengapa anda menembaknya?" tanya Xeon berdiri di samping tuannya.
"Aku tidak menyukainya," jawab Nathan enteng.
"Nona Diana juga wanita hamil, tapi anda tak masalah," gumam Xeon dan alhasil mendapatkan lirikan tajam dari Nathan.
"Maafkan saya, tuan."
"Dimana Rayyan?" tanya Nathan berjalan menuruni anak tangga.
"Entahlah, mungkin ada di ruang latihan." Xeon pun mengikuti langkah kaki tuannya.
"Uh, ikannya besar sekali." Nathan dan Xeon melihat ke arah sumber suara.
Di sana, terlihat Diana berjongkok bersama Rayyan di dekat kolam. Mereka berdua tampak sedang menangkap ikan dari dalam kolam.
"Apa yang dilakukan bocah itu?" gumam Xeon panik. Bukankah itu kolam ikan kesayangan tuannya, ada ikan-ikan mahal di sana.
"Ikan ini pasti enak kalau di goreng." Terdengar Diana berbicara sembari memegangi seekor ikan.
"Kita bakar saja," usul Rayyan terus menangkap ikan-ikan itu dengan jaring kecil.
"Tidak sekalian saja kalian timbun kolamnya!"
Dua insan itu langsung menoleh ke belakang, disana Nathan menatap dua orang itu dengan tatapan yang tak bisa diartikan, lain halnya dengan Xeon yang menatap khawatir pada mereka.
"Tu-tuan muda."
_
_
_
_
_
_
...Waduh, nyari mati ini tiga orang...
Belum sempat goreng ikan, malah kalian yang di goreng sama Nathan 😱
jangan lupa beri dukungan 🌹 agar author semakin semangat untuk update nya❤️
typo bertebaran di mana-mana harap bijak dalam berkomentar yah.
tbc
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
Nanda Lelo
🤣🤣 jangan ngidam yg macam macam Nana
please
2023-01-17
0
epifania rendo
goreng saja biar buat sarapan
2022-09-24
0
Rahmi AZka Nugroho
bikin cerita yg agk masuk akal Thor,, masa gak salah apa2 ditembak.mana hamil lagi
2022-08-29
0