Bab 11. Hidup ini sangatlah berat.

"Menikahlah denganku, Diana."

Diana tertawa kecil mendengar penuturan Juna, ia menyeka air matanya lalu menatap laki-laki itu dengan tatapan penuh arti.

"Lalu kakak akan membiarkan ku di siksa oleh ibu kakak yang tak menyukai ku, sudahlah kak, tak ada restu di balik hubungan ini, aku juga tak suka dengan kakak, biarkan aku hidup sendiri," ucap Diana berusaha tegar.

"Aku janji akan selalu melindungi mu dari ibuku, kau pasti bisa mengambil hatinya," ucap Juna tak mau menyerah. Laki-laki itu, sudah sangat lama menyimpan rasa suka pada Diana, namun terhalang oleh ibunya yang tak menyukai Diana karena berasal dari keluarga miskin.

"Tidak, aku menolak. Lebih baik aku sendiri daripada harus makan hati setia hari," ucap Diana berdiri.

"Diana, aku mohon. Kali ini saja beri aku kesempatan," pinta Juna ikut berdiri.

"Baiklah, aku akan menikah dengan kakak jika ibu kakak sendiri yang datang memintanya. Bukan sombong atau apalah itu, aku hanya tak ingin makan hati dengan hadir di keluarga yang tak mengharapkan ku," ucap Diana berjalan meninggalkan Juna.

"Baiklah, aku setuju. Aku akan berusaha membujuk ibuku, selama itu tolong jaga hatimu hanya untukku," ucap Juna berjalan mengejar Diana.

"Tergantung berapa lama kakak mengusahakan nya, aku tak akan menunggu sesuatu yang tak pasti. Jika, nanti ada seseorang yang tulus dan juga keluarganya menerimaku, maka aku akan menerimanya," balas Diana menatap Juna lalu pergi meninggalkan laki-laki itu yang masih terdiam.

Diana terus berjalan mengabaikan tatapan orang-orang yang mengasihani nya.

Diana melihat supir yang mengantarnya tadi masih berdiri di dekat mobil.

"Mengapa kau masih berdiri di sini?" tanya Diana pada supir itu.

"Saya menunggu anda, nona."

"Menunggu ku? Tapi untuk apa? Aku tak punya uang untuk membayar ongkos nya, uang yang kemarin diberikan ayah sudah hilang," ucap Diana.

"Saya bukan menunggu ongkos, nona. Saya menunggu anda, tuan muda akan memarahi saya jika anda tak pulang bersama saya," ucap pak supir.

"Maksudnya? Aku tak mengerti mengapa aku harus pulang kesana?" tanya Diana.

"Karena anda sekarang adalah aset penting tuan muda, kami yang di perintahkan untuk menjaga anda akan merelakan nyawa kami untuk melindungi anda. Silahkan masuk, nona." Pak supir membukakan pintu mobil.

Diana tampak ragu, apalagi melihat tatapan warga dan juga Juna yang keheranan.

"Aku rasa tak ada alasan untuk aku pulang kesana, aku tidak mau ikut." Diana memilih berjalan meninggalkan pak supir.

Kembali kesana? Sama saja ia mengantarkan kejiwaannya agar sakit. Melihat tingkah orang rumah yang begitu mengerikan membuat Diana takut.

"Anda harus ikut dengan kami." Seorang wanita keluar dari mobil satunya lagi lalu menggendong Diana menuju mobil.

"Apa-apaan ini?" Diana langsung panik ketika ia di paksa masuk ke mobil. Bagaimana bisa mereka memaksanya untuk pulang? Apa yang akan dilakukan nya di sana? Melihat pembunuhan dan penyiksaan, atau melihat arwah-arwah yang bergentayangan dengan wujud yang mengerikan.

Setelah masuk ke mobil, Diana melihat wanita tadi masuk kembali ke dalam mobil satunya lagi. Ia baru sadar kalau ia sedari tadi di kawal oleh beberapa orang, Diana kira hanya pak supir yang ikut.

Mobil pun melaju meninggalkan kawasan perumahan sederhana itu, Diana menatap keluar kaca mobil, matanya berembun, dadanya sesak. Ia seperti orang yang hidup tanpa arah sekarang.

*****

Sesampainya di mansion, Diana kembali di kawal hingga sampai di depan kamar. Bukan kamar yang kemarin, kini ada kamar baru untuk Diana.

"Anda sudah pulang, nona? Apa makanan nya lezat?" tanya pak Hans yang sudah ada di depan pintu kamar.

Diana menatap pak Hans dengan tatapan sendu dan memilih untuk diam.

"Mungkin anda lelah, silahkan istirahat dengan nyaman," ucap pak Hans membukakan pintu kamar.

Diana memilih masuk kedalam kamar, ia menutup pintu lalu berjalan ke arah ranjang yang besar. Sebuah kamar yang cantik karena ditata sedemikian rupa untuk seorang wanita.

Namun, keindahan itu tak membuat Diana tersenyum, hanya ada tatapan kosong yang penuh akan luka.

"Menangis lah," ucap seseorang sembari mengelus kepala Diana.

Diana mendongakkan kepalanya lalu menatap sosok wanita yang selalu saja di cari oleh Nathan, kini wanita itu duduk di sebelahnya sembari mengelus kepalanya. Diana dapat merasakan elusan itu, dingin namun nyaman.

Diana tak bisa menahan tangisannya, ia menangis sejadi-jadinya, ia rindu ayahnya, ia ingin hidup hanya dengan ayahnya saja.

"Hidup ini tidak adil," ucap Diana di sela tangisannya.

"Mengapa tak adil, sayang?" tanya wanita itu.

"Mengapa hanya aku yang menderita? Mengapa wanita lain bahagia? Mengapa hanya aku yang mendapatkan semua hinaan itu? Aku lelah," lirih Diana memeluk wanita itu.

"Kau akan bahagia, nak. Hanya saja kau belum bisa merasakan itu sekarang, akan ada waktunya kau bahagia," ucap wanita itu membelai rambut Diana.

"Tapi kapan? Haruskah aku menjadi gila dulu baru bisa bahagia? Atau aku harus cacat dulu agar bahagia? Semua yang ada di kehidupanku hilang, keluarga, kasih sayang bahkan rumah juga hilang. Mengapa penderitaan ku sangat panjang?" tangis Diana histeris.

"Kebahagiaan mu ada di sini, dialah yang akan membawa kebahagiaan mu," ucap wanita itu mengelus perut Diana.

Diana mendongakkan kepalanya menatap wanita itu.

"Siapa kau? Mengapa kau selalu datang padaku?" tanya Diana penasaran.

Wanita itu hanya tersenyum saja laku menghilang dari pandangan Diana.

Diana menatap seisi kamarnya, ia tak menemukan wanita itu lagi.

"Diana harus apa sekarang, ayah?"

Diana membaringkan tubuhnya lalu menutup matanya, ia berharap sang ayah akan hadir di mimpinya.

"Hidup ini sangat berat. Jadi, biarkan aku bahagia sebentar walau itu hanya di dalam mimpi."

_

_

_

_

_

_

tbc.

Terpopuler

Comments

Nanda Lelo

Nanda Lelo

arwah camer mu itu Nana

2023-01-17

0

epifania rendo

epifania rendo

untuk menghibur diri bisa bicara sama arwa

2022-09-24

0

Rahmi AZka Nugroho

Rahmi AZka Nugroho

Diana anti-mainstream ya,,curhatnya sama arwah,, 😄

2022-08-29

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Ketidakberdayaan.
2 Bab 2. Nathaniel Albert Salvador
3 Bab 3. Berkunjung
4 Bab 4. Tragedi.
5 Ban 5. Salah masuk.
6 Bab 6. Membuat masalah.
7 Bab 7. Syok.
8 Bab 8. Dimana pintu keluar?
9 Bab 9. Di izinkan pulang.
10 Bab 10. Kenyataan pahit.
11 Bab 11. Hidup ini sangatlah berat.
12 Bab 12. Apa dia datang?
13 Bab 13. Kejadian di pagi hari.
14 Bab 14. Selamat.
15 Bab 15. Perempuan.
16 Bab 16. Mimpi
17 Bab 17. Bagaimana bisa.
18 Bab 18. Tak menerima penolakan!
19 Bab 19. Dipermainkan
20 Bab 20. Hari pernikahan.
21 Bab 21. Di kekang lagi.
22 Bab 22. Kado ulang tahun.
23 Bab 23. Terharu.
24 Bab 24. Dari siapa?
25 Bab 25. Gara-gara tertidur.
26 Bab 26. Latihan menembak untuk Diana.
27 Bab 27. Berbelanja.
28 Bab 28. Terkejut.
29 Bab 29. Kelahiran bayi Diana.
30 Bab 30. Menenangkan bayi.
31 Bab 31. Bayi Nara dan Nathan.
32 Bab 32. Tidur dengan bayi Nara
33 Bab 33. Pagi hari.
34 Bab 34. Malu.
35 Bab 35. Malam harinya.
36 Bab 36. Malam yang kacau.
37 Bab 37. Sedih lagi.
38 Bab 38. Mengalah.
39 Bab 39. Malam yang panjang.
40 Bab 40. Sedikit membaik.
41 Bab 41. Aku tak berguna.
42 Bab 42. Pegang tanganku!
43 Bab 43. Menggelitik hati.
44 Bab 44. Labirin #1
45 Bab 45. Labirin#2
46 Bab 46. Labirin #3
47 Bab 47. Gara-gara cabai.
48 Bab 48. Tak peduli!
49 Bab 49. Wanita misterius.
50 Bab 50. Bertahan.
51 Bab 51. Akhirnya.
52 Bab 52. Ternyata.
53 Bab 53. Malu.
54 Bab 54. Memusnahkan sampah!
55 Bab 55. Di taman.
56 Bab 56. Syaratnya.
57 Bab 57. Pemanasan.
58 Bab 58. Sakit.
59 Bab 59. Nathan yang semakin menjengkelkan.
60 Bab 60. Pagi yang menyenangkan.
61 Bab 61. Menyenangkan.
62 Bab 62. Mulai membaik.
63 Bab 63. Mulai berani.
64 Bab 64. Bercerita lah.
65 Bab 65. Flashback #1
66 Bab 66. Flashback #2
67 Bab 67. Senyuman setelah air mata.
68 Bab 68. Ajakan makan malam.
69 Bab 69. Makan malam yang romantis.
70 Bab 70. Malam yang tak terduga.
71 Bab 71. Berusaha untuk kuat.
72 Bab 72. Tangis pilu.
73 Bab 73. Sunyi.
74 Bab 74. Dendam yang terbalaskan
75 Bab 75. Akhirnya, kau bangun juga.
76 Bab 76. Pulang ke rumah.
77 Bab 77. Terkejut.
78 Bab 78. Menuduh
79 Bab 79. Harus jujur.
80 Bab 80. Kebenaran yang menyedihkan
81 Bab 81. Mengunjungi Nara.
82 Bab 82. Nanti malam yah.
83 Bab 83. Merah atau hitam?
84 Bab 84. Malam yang hangat.
85 Bab 85. Mau rumah baru.
86 Bab 86. Hampir mati.
87 Bab 87. Membeli ponsel baru.
88 Bab 88. Makin sayang.
89 Bab 89. Lelucon kecil.
90 Bab 90. Tingkah yang aneh.
91 Bab 91. Hadiah
92 Bab 92. Melihat makam ayah mertua.
93 Bab 93. Akhirnya tau
94 Bab 94. Yang dinanti-nantikan.
95 Bab 95. Ada yang datang
96 Bab 96. Adelleo dan Adellea.
97 Bab 97. Menenangkan.
98 Bab 98. Kecupan rasa teh.
99 Bab 99. Semakin mirip.
100 Bab 100 Nasehat
101 Bab 101. Ungkapan cinta yang menakutkan
102 Bab 102. Kekasih bayaran
103 Bab 103. Patah hati.
104 Bab 104. Semuanya sudah selesai.
105 Terimakasih
106 Pengumuman (Update novel terbaru)
Episodes

Updated 106 Episodes

1
Bab 1. Ketidakberdayaan.
2
Bab 2. Nathaniel Albert Salvador
3
Bab 3. Berkunjung
4
Bab 4. Tragedi.
5
Ban 5. Salah masuk.
6
Bab 6. Membuat masalah.
7
Bab 7. Syok.
8
Bab 8. Dimana pintu keluar?
9
Bab 9. Di izinkan pulang.
10
Bab 10. Kenyataan pahit.
11
Bab 11. Hidup ini sangatlah berat.
12
Bab 12. Apa dia datang?
13
Bab 13. Kejadian di pagi hari.
14
Bab 14. Selamat.
15
Bab 15. Perempuan.
16
Bab 16. Mimpi
17
Bab 17. Bagaimana bisa.
18
Bab 18. Tak menerima penolakan!
19
Bab 19. Dipermainkan
20
Bab 20. Hari pernikahan.
21
Bab 21. Di kekang lagi.
22
Bab 22. Kado ulang tahun.
23
Bab 23. Terharu.
24
Bab 24. Dari siapa?
25
Bab 25. Gara-gara tertidur.
26
Bab 26. Latihan menembak untuk Diana.
27
Bab 27. Berbelanja.
28
Bab 28. Terkejut.
29
Bab 29. Kelahiran bayi Diana.
30
Bab 30. Menenangkan bayi.
31
Bab 31. Bayi Nara dan Nathan.
32
Bab 32. Tidur dengan bayi Nara
33
Bab 33. Pagi hari.
34
Bab 34. Malu.
35
Bab 35. Malam harinya.
36
Bab 36. Malam yang kacau.
37
Bab 37. Sedih lagi.
38
Bab 38. Mengalah.
39
Bab 39. Malam yang panjang.
40
Bab 40. Sedikit membaik.
41
Bab 41. Aku tak berguna.
42
Bab 42. Pegang tanganku!
43
Bab 43. Menggelitik hati.
44
Bab 44. Labirin #1
45
Bab 45. Labirin#2
46
Bab 46. Labirin #3
47
Bab 47. Gara-gara cabai.
48
Bab 48. Tak peduli!
49
Bab 49. Wanita misterius.
50
Bab 50. Bertahan.
51
Bab 51. Akhirnya.
52
Bab 52. Ternyata.
53
Bab 53. Malu.
54
Bab 54. Memusnahkan sampah!
55
Bab 55. Di taman.
56
Bab 56. Syaratnya.
57
Bab 57. Pemanasan.
58
Bab 58. Sakit.
59
Bab 59. Nathan yang semakin menjengkelkan.
60
Bab 60. Pagi yang menyenangkan.
61
Bab 61. Menyenangkan.
62
Bab 62. Mulai membaik.
63
Bab 63. Mulai berani.
64
Bab 64. Bercerita lah.
65
Bab 65. Flashback #1
66
Bab 66. Flashback #2
67
Bab 67. Senyuman setelah air mata.
68
Bab 68. Ajakan makan malam.
69
Bab 69. Makan malam yang romantis.
70
Bab 70. Malam yang tak terduga.
71
Bab 71. Berusaha untuk kuat.
72
Bab 72. Tangis pilu.
73
Bab 73. Sunyi.
74
Bab 74. Dendam yang terbalaskan
75
Bab 75. Akhirnya, kau bangun juga.
76
Bab 76. Pulang ke rumah.
77
Bab 77. Terkejut.
78
Bab 78. Menuduh
79
Bab 79. Harus jujur.
80
Bab 80. Kebenaran yang menyedihkan
81
Bab 81. Mengunjungi Nara.
82
Bab 82. Nanti malam yah.
83
Bab 83. Merah atau hitam?
84
Bab 84. Malam yang hangat.
85
Bab 85. Mau rumah baru.
86
Bab 86. Hampir mati.
87
Bab 87. Membeli ponsel baru.
88
Bab 88. Makin sayang.
89
Bab 89. Lelucon kecil.
90
Bab 90. Tingkah yang aneh.
91
Bab 91. Hadiah
92
Bab 92. Melihat makam ayah mertua.
93
Bab 93. Akhirnya tau
94
Bab 94. Yang dinanti-nantikan.
95
Bab 95. Ada yang datang
96
Bab 96. Adelleo dan Adellea.
97
Bab 97. Menenangkan.
98
Bab 98. Kecupan rasa teh.
99
Bab 99. Semakin mirip.
100
Bab 100 Nasehat
101
Bab 101. Ungkapan cinta yang menakutkan
102
Bab 102. Kekasih bayaran
103
Bab 103. Patah hati.
104
Bab 104. Semuanya sudah selesai.
105
Terimakasih
106
Pengumuman (Update novel terbaru)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!