Bab 8. Dimana pintu keluar?

Setelah kejadian itu, Diana masih berbaring di tempat tidur dengan tubuh yang lemah. Diana masih syok, bayangan-bayangan ketika orang-orang mati di hadapannya terus menguasai pikirannya. Untungnya kandungan nya baik-baik saja. Ia hanya perlu istirahat dan menenangkan pikiran saja.

"Nana rindu ayah," lirih Diana dengan mata sudah memerah.

"Apa ayah baik-baik saja? Ayah, Nana akan keluar dari sini dan menemui ayah. Nana janji akan menemui ayah hari ini juga, tunggu Nana, ayah." Perlahan mata Diana tertutup, sepertinya wanita itu akan tertidur dalam keadaan perasaan yang buruk.

Di sisi lain.

Xeon sudah berada di kamar Nathan, hari ini ia akan menemani tuannya untuk memantau secara langsung transaksi organ di sebuah pulau pribadinya.

"Anda sudah selesai, tuan?" tanya Xeon menatap sang tuan yang sudah rapi walau hanya memakai celana pendek dan kaos lengan pendek saja.

Nathan tak menjawab atau menatap Xeon, ia hanya berjalan keluar dari kamar menuju parkiran.

Sesampainya di parkiran, Nathan langsung masuk ke dalam mobilnya begitu juga dengan Xeon. Mobil pun melaju dengan kecepatan sedang menuju dermaga, kali ini Nathan lebih memilih akan naik kapal daripada helikopter. Ia ingin menenangkan pikirannya dengan berlayar di laut sejenak.

Sesampainya di dermaga, Nathan tak menghiraukan siapapun yang menyambut nya. Ia hanya diam dan memilih masuk ke dalam kapal.

Setelah dirasa cukup, kapal pun berlayar menuju pulau pribadi Nathan, tempat ia melakukan transaksi berbahaya seperti organ tubuh, dan obat-obat terlarang. Lain hal nya jika itu transaksi senjata atau sejenisnya, ia akan melakukan nya di tempat berbeda.

(Adegan di pulau sudah author skip karena terlalu lama proses review nya, wkwkwkwk.)

******

Malam harinya.

Di mansion.

Diana berusaha mencari jalan keluar, ia tak akan menyerah. Kali ini ia harus bisa menemukan pintu keluar.

Ada beberapa pelayan yang Diana tanyai dimana letak pintu keluar, tapi mereka hanya bungkam. Aneh nya mereka hanya tak menjawab jika Diana menanyai prihal pintu keluar, tapi jika Diana bertanya hal lain mereka akan menjawab.

"Hei girl, apa yang kau lakukan di sana?" tanya Rayyan sedari tadi memperhatikan Diana yang hanya berputar-putar saja.

Diana menoleh ke arah sumber suara, wajahnya seketika pucat melihat siapa yang berdiri di dekatnya. Bukankah dia adalah si pembunuh itu, empat nyawa sudah dihilangkan dengan sesuka hatinya hari ini.

"Kau bisu?: tanya Rayyan mendekat.

"Jangan mendekat! Kau itu kotor," tegas Diana dengan mata membesar.

Bukannya takut, Rayyan justru tertawa karena ia seperti sedang di gertak oleh gadis kecil yang imut.

"Aku sudah mandi, mana mungkin kotor."

"Bukan tubuhmu yang kotor, tapi jiwa mu. Jiwamu kotor," ucap Diana membuat Rayyan kembali tertawa.

"Apa kau melihat arwah bergentayangan di dekat ku?" ledek Rayyan.

"Mereka sangat banyak, sudah terlalu banyak orang yang kau bunuh di rumah ini. Mereka bisa membunuhmu nanti," ucap Diana dan sekali lagi Rayyan menanggapi itu dengan tawanya yang menjengkelkan.

"Benarkah? Mana mereka? Coba minta mereka untuk melukaiku, hehehe. Mereka sudah mati dan tak akan bisa menyentuhku, gadis kecil." Rayyan menyeringai tipis.

"Memang mereka tak bisa menyentuhmu apalagi melukai mu, tapi percayalah mereka bisa membuat batin mu tersiksa, tak akan ada ketenangan di hati mu." Rayyan langsung terdiam dan menatap Diana intens.

"Berapa usia kandungan mu?" tanya Rayyan mengalihkan pembicaraan.

Diana mengangkat tangannya lalu menunjukkan enam jari.

"Tepat enam bulan?"

Diana menggelengkan kepalanya.

"Enam bulan lebih," jawab Diana.

"Siapa namamu?" tanya Rayyan baru ingat jika ia penasaran dengan nama wanita hamil di depannya ini.

"Diana, boleh panggil Nana," jawab Diana membuat Rayyan terkekeh geli.

"Nama yang cantik, lalu dimana suamimu? Mengapa kau bisa berada di sini?" tanya Rayyan semakin penasaran.

Diana tampak terdiam dan tak berniat untuk menjawab pertanyaan dari Rayyan.

"Rayyan," panggil Xeon yang baru saja tiba di mansion bersama dengan Nathan.

Diana membalikkan tubuhnya menatap siapa yang datang, dua laki-laki tak berperasaan rupanya.

Nathan menatap ke arah Diana lalu berjalan ke arah wanita itu. Diana pun memundurkan langkahnya karena takut, apalagi melihat sorot mata laki-laki yang berjalan mendekati nya itu.

Bruukkk.

Diana menabrak tubuh Rayyan yang ada di belakangnya, kini ia berada di antara dua laki-laki bringas.

"Apa kau melihat nya?" tanya Nathan mendekatkan wajahnya membuat Diana semakin takut.

"Si-siapa?" tanya Diana gugup.

"Wanita itu."

Diana pun mencoba memutar otaknya, mengingat wanita mana yang di maksud laki-laki di depannya ini.

"Jawab!" bentak Nathan keras membuat Diana terkejut.

Diana mengedarkan pandangannya, terlihat Xeon menyilang kan tangannya pertanda agar Diana mengatakan tidak. Tapi, Diana tak mengerti maksud dari Xeon.

"Iya," jawab Diana membuat Xeon membelalakkan matanya.

"Dimana? Sedang apa dia?" tanya Nathan tak sabaran.

"Di sana," tunjuk Diana pada sudut rumah.

"Dia menangis," lanjut Diana membuat Nathan memundurkan langkahnya lalu menatap tempat yang Diana tunjuk.

Nathan memilih bungkam dan berjalan menuju kamarnya. Sepeninggalan Nathan, Xeon dan Rayyan saling tatap. Sebuah tatapan kekhawatiran.

"Entah apa yang akan terjadi besok," ucap Xeon dan Rayyan serentak membuat Diana kebingungan.

Memangnya apa yang akan terjadi besok?

_

_

_

_

_

_

_

_

Ceritanya agak sensitif yah, area orang dewasa. Jangan terlalu di paksakan kalau gak sanggup baca🥰

Semangat untuk kalian dan untuk author juga yah💪💪

Semoga sehat-sehat selalu🌹

Typo bertebaran di mana-mana harap bijak dalam berkomentar yah.

tbc.

Terpopuler

Comments

Nanda Lelo

Nanda Lelo

kok aku yg dag Dig dug ya

2023-01-17

0

epifania rendo

epifania rendo

Diana diam saja kalau di tanya

2022-09-24

0

Theas Dheas

Theas Dheas

tak apa tor...ceritamu...serasa q baca cerita horor dan trailer secara bersamaan...epik

2022-09-17

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Ketidakberdayaan.
2 Bab 2. Nathaniel Albert Salvador
3 Bab 3. Berkunjung
4 Bab 4. Tragedi.
5 Ban 5. Salah masuk.
6 Bab 6. Membuat masalah.
7 Bab 7. Syok.
8 Bab 8. Dimana pintu keluar?
9 Bab 9. Di izinkan pulang.
10 Bab 10. Kenyataan pahit.
11 Bab 11. Hidup ini sangatlah berat.
12 Bab 12. Apa dia datang?
13 Bab 13. Kejadian di pagi hari.
14 Bab 14. Selamat.
15 Bab 15. Perempuan.
16 Bab 16. Mimpi
17 Bab 17. Bagaimana bisa.
18 Bab 18. Tak menerima penolakan!
19 Bab 19. Dipermainkan
20 Bab 20. Hari pernikahan.
21 Bab 21. Di kekang lagi.
22 Bab 22. Kado ulang tahun.
23 Bab 23. Terharu.
24 Bab 24. Dari siapa?
25 Bab 25. Gara-gara tertidur.
26 Bab 26. Latihan menembak untuk Diana.
27 Bab 27. Berbelanja.
28 Bab 28. Terkejut.
29 Bab 29. Kelahiran bayi Diana.
30 Bab 30. Menenangkan bayi.
31 Bab 31. Bayi Nara dan Nathan.
32 Bab 32. Tidur dengan bayi Nara
33 Bab 33. Pagi hari.
34 Bab 34. Malu.
35 Bab 35. Malam harinya.
36 Bab 36. Malam yang kacau.
37 Bab 37. Sedih lagi.
38 Bab 38. Mengalah.
39 Bab 39. Malam yang panjang.
40 Bab 40. Sedikit membaik.
41 Bab 41. Aku tak berguna.
42 Bab 42. Pegang tanganku!
43 Bab 43. Menggelitik hati.
44 Bab 44. Labirin #1
45 Bab 45. Labirin#2
46 Bab 46. Labirin #3
47 Bab 47. Gara-gara cabai.
48 Bab 48. Tak peduli!
49 Bab 49. Wanita misterius.
50 Bab 50. Bertahan.
51 Bab 51. Akhirnya.
52 Bab 52. Ternyata.
53 Bab 53. Malu.
54 Bab 54. Memusnahkan sampah!
55 Bab 55. Di taman.
56 Bab 56. Syaratnya.
57 Bab 57. Pemanasan.
58 Bab 58. Sakit.
59 Bab 59. Nathan yang semakin menjengkelkan.
60 Bab 60. Pagi yang menyenangkan.
61 Bab 61. Menyenangkan.
62 Bab 62. Mulai membaik.
63 Bab 63. Mulai berani.
64 Bab 64. Bercerita lah.
65 Bab 65. Flashback #1
66 Bab 66. Flashback #2
67 Bab 67. Senyuman setelah air mata.
68 Bab 68. Ajakan makan malam.
69 Bab 69. Makan malam yang romantis.
70 Bab 70. Malam yang tak terduga.
71 Bab 71. Berusaha untuk kuat.
72 Bab 72. Tangis pilu.
73 Bab 73. Sunyi.
74 Bab 74. Dendam yang terbalaskan
75 Bab 75. Akhirnya, kau bangun juga.
76 Bab 76. Pulang ke rumah.
77 Bab 77. Terkejut.
78 Bab 78. Menuduh
79 Bab 79. Harus jujur.
80 Bab 80. Kebenaran yang menyedihkan
81 Bab 81. Mengunjungi Nara.
82 Bab 82. Nanti malam yah.
83 Bab 83. Merah atau hitam?
84 Bab 84. Malam yang hangat.
85 Bab 85. Mau rumah baru.
86 Bab 86. Hampir mati.
87 Bab 87. Membeli ponsel baru.
88 Bab 88. Makin sayang.
89 Bab 89. Lelucon kecil.
90 Bab 90. Tingkah yang aneh.
91 Bab 91. Hadiah
92 Bab 92. Melihat makam ayah mertua.
93 Bab 93. Akhirnya tau
94 Bab 94. Yang dinanti-nantikan.
95 Bab 95. Ada yang datang
96 Bab 96. Adelleo dan Adellea.
97 Bab 97. Menenangkan.
98 Bab 98. Kecupan rasa teh.
99 Bab 99. Semakin mirip.
100 Bab 100 Nasehat
101 Bab 101. Ungkapan cinta yang menakutkan
102 Bab 102. Kekasih bayaran
103 Bab 103. Patah hati.
104 Bab 104. Semuanya sudah selesai.
105 Terimakasih
106 Pengumuman (Update novel terbaru)
Episodes

Updated 106 Episodes

1
Bab 1. Ketidakberdayaan.
2
Bab 2. Nathaniel Albert Salvador
3
Bab 3. Berkunjung
4
Bab 4. Tragedi.
5
Ban 5. Salah masuk.
6
Bab 6. Membuat masalah.
7
Bab 7. Syok.
8
Bab 8. Dimana pintu keluar?
9
Bab 9. Di izinkan pulang.
10
Bab 10. Kenyataan pahit.
11
Bab 11. Hidup ini sangatlah berat.
12
Bab 12. Apa dia datang?
13
Bab 13. Kejadian di pagi hari.
14
Bab 14. Selamat.
15
Bab 15. Perempuan.
16
Bab 16. Mimpi
17
Bab 17. Bagaimana bisa.
18
Bab 18. Tak menerima penolakan!
19
Bab 19. Dipermainkan
20
Bab 20. Hari pernikahan.
21
Bab 21. Di kekang lagi.
22
Bab 22. Kado ulang tahun.
23
Bab 23. Terharu.
24
Bab 24. Dari siapa?
25
Bab 25. Gara-gara tertidur.
26
Bab 26. Latihan menembak untuk Diana.
27
Bab 27. Berbelanja.
28
Bab 28. Terkejut.
29
Bab 29. Kelahiran bayi Diana.
30
Bab 30. Menenangkan bayi.
31
Bab 31. Bayi Nara dan Nathan.
32
Bab 32. Tidur dengan bayi Nara
33
Bab 33. Pagi hari.
34
Bab 34. Malu.
35
Bab 35. Malam harinya.
36
Bab 36. Malam yang kacau.
37
Bab 37. Sedih lagi.
38
Bab 38. Mengalah.
39
Bab 39. Malam yang panjang.
40
Bab 40. Sedikit membaik.
41
Bab 41. Aku tak berguna.
42
Bab 42. Pegang tanganku!
43
Bab 43. Menggelitik hati.
44
Bab 44. Labirin #1
45
Bab 45. Labirin#2
46
Bab 46. Labirin #3
47
Bab 47. Gara-gara cabai.
48
Bab 48. Tak peduli!
49
Bab 49. Wanita misterius.
50
Bab 50. Bertahan.
51
Bab 51. Akhirnya.
52
Bab 52. Ternyata.
53
Bab 53. Malu.
54
Bab 54. Memusnahkan sampah!
55
Bab 55. Di taman.
56
Bab 56. Syaratnya.
57
Bab 57. Pemanasan.
58
Bab 58. Sakit.
59
Bab 59. Nathan yang semakin menjengkelkan.
60
Bab 60. Pagi yang menyenangkan.
61
Bab 61. Menyenangkan.
62
Bab 62. Mulai membaik.
63
Bab 63. Mulai berani.
64
Bab 64. Bercerita lah.
65
Bab 65. Flashback #1
66
Bab 66. Flashback #2
67
Bab 67. Senyuman setelah air mata.
68
Bab 68. Ajakan makan malam.
69
Bab 69. Makan malam yang romantis.
70
Bab 70. Malam yang tak terduga.
71
Bab 71. Berusaha untuk kuat.
72
Bab 72. Tangis pilu.
73
Bab 73. Sunyi.
74
Bab 74. Dendam yang terbalaskan
75
Bab 75. Akhirnya, kau bangun juga.
76
Bab 76. Pulang ke rumah.
77
Bab 77. Terkejut.
78
Bab 78. Menuduh
79
Bab 79. Harus jujur.
80
Bab 80. Kebenaran yang menyedihkan
81
Bab 81. Mengunjungi Nara.
82
Bab 82. Nanti malam yah.
83
Bab 83. Merah atau hitam?
84
Bab 84. Malam yang hangat.
85
Bab 85. Mau rumah baru.
86
Bab 86. Hampir mati.
87
Bab 87. Membeli ponsel baru.
88
Bab 88. Makin sayang.
89
Bab 89. Lelucon kecil.
90
Bab 90. Tingkah yang aneh.
91
Bab 91. Hadiah
92
Bab 92. Melihat makam ayah mertua.
93
Bab 93. Akhirnya tau
94
Bab 94. Yang dinanti-nantikan.
95
Bab 95. Ada yang datang
96
Bab 96. Adelleo dan Adellea.
97
Bab 97. Menenangkan.
98
Bab 98. Kecupan rasa teh.
99
Bab 99. Semakin mirip.
100
Bab 100 Nasehat
101
Bab 101. Ungkapan cinta yang menakutkan
102
Bab 102. Kekasih bayaran
103
Bab 103. Patah hati.
104
Bab 104. Semuanya sudah selesai.
105
Terimakasih
106
Pengumuman (Update novel terbaru)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!