Pagi yang cerah untuk memulai hari. Di sebuah mansion besar seorang laki-laki masih terlelap di balut kan selimut yang tebal.
Tok.
Tok.
Tok.
Suara ketukan pintu kamar tak membuat pria itu terbangun dari tidurnya yang lelap. Hingga terlihat pintu kamar terbuka, seorang pria muda dengan kaca mata serta pakaian formal masuk sembari memegang tablet nya.
"Tuan muda." Pria itu mencoba membangunkan tuan nya.
"Hm." Tampak laki-laki yang tidur itu bergumam sembari menggeliat tak nyaman.
"Sudah pagi, tuan. Waktunya bangun," ucap pria berkaca mata yang tak lain bernama Xeon merupakan asisten pribadi dari pria yang masih tertidur.
"Tuan muda," panggil Xeon masih terus mencoba membangunkan tuan muda nya.
"Berisik!" Xeon memasang wajah datar melihat tuan mudanya mengumpat.
"Apa anda tidak ingin bangun dan ke kantor, tuan?" tanya Xeon menahan emosinya.
Tampak pria itu bangun dari tidurnya lalu menatap Xeon dengan tatapan dingin.
Pria itu adalah Nathaniel Albert Salvador atau sering dipanggil tuan Albert, hanya orang-orang terpilihlah yang boleh memanggilnya Nathan.
Nathan berjalan menuju kamar mandi mengabaikan keberadaan Xeon. Ia membersihkan diri dengan waktu yang lama membuat Xeon menggerutu kesal.
"Tuan muda, ini sudah hampir satu jam. Apa anda ingin mandi selama satu abad di sana?" tanya Xeon mengetuk pintu kamar mandi.
Braaaakkk!!
Suara pintu yang di lempari dengan benda membuat Xeon yang menempelkan telinganya di pintu kamar mandi menjadi kaget dan alhasil memundurkan langkahnya.
Xeon pun memilih diam dan menunggu saja, ia tak punya keberanian lagi untuk memanggil tuan nya jika sudah mendapatkan peringatan.
Selang setengah jam, Nathan keluar dari kamar mandi lalu berjalan menuju ruang ganti. Di perjalanan ia melirik Xeon yang terdiam membeku lalu masuk ke dalam ruang ganti.
"Sial! Aku belum menyiapkan pakaiannya," gerutu Xeon panik. Karena geram menunggu Nathan yang terlalu lama di kamar mandi membuat ia lupa menyiapkan pakaian tuan nya. Semoga saja hari ini masih hari keberuntungan nya.
Beberapa menit kemudian, Nathan keluar dari ruang ganti dengan hanya memakai celana pendek dan kaos lengan pendek saja. Hal itu membuat Xeon menghela nafas berat.
"Tuan, kita akan mengadakan rapat penting. Apa anda tidak ingin.....
"Diam!" Nathan melirik Xeon dengan tatapan dingin lalu melangkahkan kakinya keluar dari kamar. Xeon pun hanya mengikuti saja tanpa mau berkomentar lagi. Ia memilih jalan aman saja saat ini.
"Selamat pagi, tuan muda. Apa anda ingin....
Nathan langsung memotong ucapan kepala pelayan dengan tangannya. Sontak kepala pelayan itu langsung terdiam dan menunduk.
"Tuan muda akan sarapan di perusahaan saja, siapkan sarapan nya lalu hantarkan ke kantor," ucap Xeon dan diangguki kepala pelayan yang bernama pak Hans.
"Baik tuan."
Xeon pun berjalan menyusul tuan nya yang sudah ada di dalam mobil. Setelah itu mobil pun melaju dengan kecepatan sedang menuju A.S group.
Di dalam mobil.
Xeon sesekali melirik tuannya yang tampak termenung melihat keluar jendela mobil. Entah apa yang dipikirkan oleh tuan nya sehingga membuat suasana hati tuan nya menjadi buruk.
"Tuan....
"Aku tidak meminta mu bicara." Nathan langsung memotong ucapan Xeon karena memang tak suka mendengar orang bicara saat ini.
Xeon pun memilih diam dan fokus mengemudi saja. Daripada harus menanggung hukuman jika membantah tuan nya. Padahal ia tadi ingin berbicara mengenai bisnis senjata yang sedang di jalani tuan nya. Ada beberapa oknum yang ingin melakukan transaksi, namun mungkin sekarang bukan waktu yang tepat untuk mengatakan itu.
Yah, Nathan adalah seorang mafia yang terkenal akan kekejaman dan juga kecerdikannya. Nathan pernah di tuntut oleh seorang pengacara karena transaksi organ tubuh manusia.
Saat itu, Nathan tak membantah segala tuduhan karena memang itu benar. Pengadilan pun memutuskan untuk memenjarakan Nathan, namun belum beberapa menit keputusan itu terucap. Pengadilan langsung terbakar begitu juga dengan lapas terbesar di negara itu. Banyak orang yang mati akibat ledakan besar itu termaksuk para tahanan maupun polisi.
Setelah kejadian itu, tak ada yang berani menentang nya maupun menuntut kejahatan sang Nathaniel Albert Salvador. Mereka memilih berdamai dengan keadaan dan mencoba menjilat kaki seorang tuan Albert untuk bisa bekerja sama dengan perusahaan terbesar di dunia.
Kembali pada Nathan.
Mobil sudah tiba di parkiran perusahaan, Nathan langsung keluar dari mobil setelah Xeon membukakan pintu mobil. Melihat sang Presdir datang, orang-orang yang sedang melintas langsung menunduk hormat dan memberi sapaan.
Namun, tak satu sapaan yang ia jawab. Laki-laki itu memilih tetap berjalan dan diam hingga di ruang rapat.
Orang-orang yang ada di ruang rapat semulanya masih terlihat santai dan saling berbincang, namun ketika Nathan datang semua orang langsung berdiri dan tertunduk hormat.
"Selamat pa.....
"Langsung saja," sela Nathan langsung duduk di kursi kebesarannya lalu mendengarkan presentasi dari para pihak yang ingin bekerja sama.
Beberapa menit kemudian. Nathan sudah berada di mobil menuju pulang. Ia menghentikan rapat karena merasa waktunya sia-sia untuk mendengar presentasi tak berguna.
"Hancurkan tiga perusahaan tadi, mereka sudah membuang waktu ku!" titah Nathan.
"Baik, tuan."
"Nanti sore hantarkan aku ke tempat biasa!" titah nya lagi.
"Baik tuan."
Setelah menempuh beberapa menit perjalanan, mobil pun akhirnya sampai di pekarangan mansion. Terlihat pak Hans tengah berbincang dengan seseorang sembari memegang kotak bekal.
"Anda sudah pulang, tuan? Maafkan saya karena telat mengantarkan sarapan Anda," ucap pak Hans langsung berlutut.
"Hm."
Nathan hanya berlalu mengabaikan pak Hans yang masih berlutut ketakutan.
"Tak apa-apa, pak. Sarapan nya anda makan saja." Xeon pun berjalan mengikuti Nathan masuk ke dalam mansion.
Pak Hans menghela nafas lega, sebelumnya ia begitu ketakutan karena tuan nya datang dan sarapan belum di hantarkan. Bagaimana tidak, Nathan saja hanya beberapa menit di perusahaan, jadi tidak sempat untuk mengirimkan sarapan.
Di dalam kamar.
Nathan kembali membaringkan tubuhnya dan menarik selimut untuk melanjutkan tidurnya yang terganggu dengan rapat tak berguna itu.
"Apa anda ingin sesuatu, tuan?" tanya Xeon berdiri di jarak satu meter dari Nathan.
"Pulanglah, nanti sore hantarkan aku ke tempat biasa. Jangan telat! Aku tak suka orang yang lelet!"
"Baik tuan." Xeon pun memilih keluar dari dalam kamar tuannya lalu mengikuti perintah sang tuan.
Di perjalanan pulang, Xeon meraih ponselnya lalu menghubungi seseorang.
"Hancurkan tiga perusahaan tadi!"
Setelah mengatakan itu, Xeon memutuskan panggilan lalu kembali fokus pada jalanan.
_
_
_
_
_
Typo bertebaran di mana-mana harap bijak dalam berkomentar yah.
to be continue.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
Ayni Sari
kejam kali...
2024-01-26
0
Nanda Lelo
kejamnya
2023-01-17
0
epifania rendo
masih kasian sama diana
2022-09-24
0