Bab 2. Nathaniel Albert Salvador

Pagi yang cerah untuk memulai hari. Di sebuah mansion besar seorang laki-laki masih terlelap di balut kan selimut yang tebal.

Tok.

Tok.

Tok.

Suara ketukan pintu kamar tak membuat pria itu terbangun dari tidurnya yang lelap. Hingga terlihat pintu kamar terbuka, seorang pria muda dengan kaca mata serta pakaian formal masuk sembari memegang tablet nya.

"Tuan muda." Pria itu mencoba membangunkan tuan nya.

"Hm." Tampak laki-laki yang tidur itu bergumam sembari menggeliat tak nyaman.

"Sudah pagi, tuan. Waktunya bangun," ucap pria berkaca mata yang tak lain bernama Xeon merupakan asisten pribadi dari pria yang masih tertidur.

"Tuan muda," panggil Xeon masih terus mencoba membangunkan tuan muda nya.

"Berisik!" Xeon memasang wajah datar melihat tuan mudanya mengumpat.

"Apa anda tidak ingin bangun dan ke kantor, tuan?" tanya Xeon menahan emosinya.

Tampak pria itu bangun dari tidurnya lalu menatap Xeon dengan tatapan dingin.

Pria itu adalah Nathaniel Albert Salvador atau sering dipanggil tuan Albert, hanya orang-orang terpilihlah yang boleh memanggilnya Nathan.

Nathan berjalan menuju kamar mandi mengabaikan keberadaan Xeon. Ia membersihkan diri dengan waktu yang lama membuat Xeon menggerutu kesal.

"Tuan muda, ini sudah hampir satu jam. Apa anda ingin mandi selama satu abad di sana?" tanya Xeon mengetuk pintu kamar mandi.

Braaaakkk!!

Suara pintu yang di lempari dengan benda membuat Xeon yang menempelkan telinganya di pintu kamar mandi menjadi kaget dan alhasil memundurkan langkahnya.

Xeon pun memilih diam dan menunggu saja, ia tak punya keberanian lagi untuk memanggil tuan nya jika sudah mendapatkan peringatan.

Selang setengah jam, Nathan keluar dari kamar mandi lalu berjalan menuju ruang ganti. Di perjalanan ia melirik Xeon yang terdiam membeku lalu masuk ke dalam ruang ganti.

"Sial! Aku belum menyiapkan pakaiannya," gerutu Xeon panik. Karena geram menunggu Nathan yang terlalu lama di kamar mandi membuat ia lupa menyiapkan pakaian tuan nya. Semoga saja hari ini masih hari keberuntungan nya.

Beberapa menit kemudian, Nathan keluar dari ruang ganti dengan hanya memakai celana pendek dan kaos lengan pendek saja. Hal itu membuat Xeon menghela nafas berat.

"Tuan, kita akan mengadakan rapat penting. Apa anda tidak ingin.....

"Diam!" Nathan melirik Xeon dengan tatapan dingin lalu melangkahkan kakinya keluar dari kamar. Xeon pun hanya mengikuti saja tanpa mau berkomentar lagi. Ia memilih jalan aman saja saat ini.

"Selamat pagi, tuan muda. Apa anda ingin....

Nathan langsung memotong ucapan kepala pelayan dengan tangannya. Sontak kepala pelayan itu langsung terdiam dan menunduk.

"Tuan muda akan sarapan di perusahaan saja, siapkan sarapan nya lalu hantarkan ke kantor," ucap Xeon dan diangguki kepala pelayan yang bernama pak Hans.

"Baik tuan."

Xeon pun berjalan menyusul tuan nya yang sudah ada di dalam mobil. Setelah itu mobil pun melaju dengan kecepatan sedang menuju A.S group.

Di dalam mobil.

Xeon sesekali melirik tuannya yang tampak termenung melihat keluar jendela mobil. Entah apa yang dipikirkan oleh tuan nya sehingga membuat suasana hati tuan nya menjadi buruk.

"Tuan....

"Aku tidak meminta mu bicara." Nathan langsung memotong ucapan Xeon karena memang tak suka mendengar orang bicara saat ini.

Xeon pun memilih diam dan fokus mengemudi saja. Daripada harus menanggung hukuman jika membantah tuan nya. Padahal ia tadi ingin berbicara mengenai bisnis senjata yang sedang di jalani tuan nya. Ada beberapa oknum yang ingin melakukan transaksi, namun mungkin sekarang bukan waktu yang tepat untuk mengatakan itu.

Yah, Nathan adalah seorang mafia yang terkenal akan kekejaman dan juga kecerdikannya. Nathan pernah di tuntut oleh seorang pengacara karena transaksi organ tubuh manusia.

Saat itu, Nathan tak membantah segala tuduhan karena memang itu benar. Pengadilan pun memutuskan untuk memenjarakan Nathan, namun belum beberapa menit keputusan itu terucap. Pengadilan langsung terbakar begitu juga dengan lapas terbesar di negara itu. Banyak orang yang mati akibat ledakan besar itu termaksuk para tahanan maupun polisi.

Setelah kejadian itu, tak ada yang berani menentang nya maupun menuntut kejahatan sang Nathaniel Albert Salvador. Mereka memilih berdamai dengan keadaan dan mencoba menjilat kaki seorang tuan Albert untuk bisa bekerja sama dengan perusahaan terbesar di dunia.

Kembali pada Nathan.

Mobil sudah tiba di parkiran perusahaan, Nathan langsung keluar dari mobil setelah Xeon membukakan pintu mobil. Melihat sang Presdir datang, orang-orang yang sedang melintas langsung menunduk hormat dan memberi sapaan.

Namun, tak satu sapaan yang ia jawab. Laki-laki itu memilih tetap berjalan dan diam hingga di ruang rapat.

Orang-orang yang ada di ruang rapat semulanya masih terlihat santai dan saling berbincang, namun ketika Nathan datang semua orang langsung berdiri dan tertunduk hormat.

"Selamat pa.....

"Langsung saja," sela Nathan langsung duduk di kursi kebesarannya lalu mendengarkan presentasi dari para pihak yang ingin bekerja sama.

Beberapa menit kemudian. Nathan sudah berada di mobil menuju pulang. Ia menghentikan rapat karena merasa waktunya sia-sia untuk mendengar presentasi tak berguna.

"Hancurkan tiga perusahaan tadi, mereka sudah membuang waktu ku!" titah Nathan.

"Baik, tuan."

"Nanti sore hantarkan aku ke tempat biasa!" titah nya lagi.

"Baik tuan."

Setelah menempuh beberapa menit perjalanan, mobil pun akhirnya sampai di pekarangan mansion. Terlihat pak Hans tengah berbincang dengan seseorang sembari memegang kotak bekal.

"Anda sudah pulang, tuan? Maafkan saya karena telat mengantarkan sarapan Anda," ucap pak Hans langsung berlutut.

"Hm."

Nathan hanya berlalu mengabaikan pak Hans yang masih berlutut ketakutan.

"Tak apa-apa, pak. Sarapan nya anda makan saja." Xeon pun berjalan mengikuti Nathan masuk ke dalam mansion.

Pak Hans menghela nafas lega, sebelumnya ia begitu ketakutan karena tuan nya datang dan sarapan belum di hantarkan. Bagaimana tidak, Nathan saja hanya beberapa menit di perusahaan, jadi tidak sempat untuk mengirimkan sarapan.

Di dalam kamar.

Nathan kembali membaringkan tubuhnya dan menarik selimut untuk melanjutkan tidurnya yang terganggu dengan rapat tak berguna itu.

"Apa anda ingin sesuatu, tuan?" tanya Xeon berdiri di jarak satu meter dari Nathan.

"Pulanglah, nanti sore hantarkan aku ke tempat biasa. Jangan telat! Aku tak suka orang yang lelet!"

"Baik tuan." Xeon pun memilih keluar dari dalam kamar tuannya lalu mengikuti perintah sang tuan.

Di perjalanan pulang, Xeon meraih ponselnya lalu menghubungi seseorang.

"Hancurkan tiga perusahaan tadi!"

Setelah mengatakan itu, Xeon memutuskan panggilan lalu kembali fokus pada jalanan.

_

_

_

_

_

Typo bertebaran di mana-mana harap bijak dalam berkomentar yah.

to be continue.

Terpopuler

Comments

Ayni Sari

Ayni Sari

kejam kali...

2024-01-26

0

Nanda Lelo

Nanda Lelo

kejamnya

2023-01-17

0

epifania rendo

epifania rendo

masih kasian sama diana

2022-09-24

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Ketidakberdayaan.
2 Bab 2. Nathaniel Albert Salvador
3 Bab 3. Berkunjung
4 Bab 4. Tragedi.
5 Ban 5. Salah masuk.
6 Bab 6. Membuat masalah.
7 Bab 7. Syok.
8 Bab 8. Dimana pintu keluar?
9 Bab 9. Di izinkan pulang.
10 Bab 10. Kenyataan pahit.
11 Bab 11. Hidup ini sangatlah berat.
12 Bab 12. Apa dia datang?
13 Bab 13. Kejadian di pagi hari.
14 Bab 14. Selamat.
15 Bab 15. Perempuan.
16 Bab 16. Mimpi
17 Bab 17. Bagaimana bisa.
18 Bab 18. Tak menerima penolakan!
19 Bab 19. Dipermainkan
20 Bab 20. Hari pernikahan.
21 Bab 21. Di kekang lagi.
22 Bab 22. Kado ulang tahun.
23 Bab 23. Terharu.
24 Bab 24. Dari siapa?
25 Bab 25. Gara-gara tertidur.
26 Bab 26. Latihan menembak untuk Diana.
27 Bab 27. Berbelanja.
28 Bab 28. Terkejut.
29 Bab 29. Kelahiran bayi Diana.
30 Bab 30. Menenangkan bayi.
31 Bab 31. Bayi Nara dan Nathan.
32 Bab 32. Tidur dengan bayi Nara
33 Bab 33. Pagi hari.
34 Bab 34. Malu.
35 Bab 35. Malam harinya.
36 Bab 36. Malam yang kacau.
37 Bab 37. Sedih lagi.
38 Bab 38. Mengalah.
39 Bab 39. Malam yang panjang.
40 Bab 40. Sedikit membaik.
41 Bab 41. Aku tak berguna.
42 Bab 42. Pegang tanganku!
43 Bab 43. Menggelitik hati.
44 Bab 44. Labirin #1
45 Bab 45. Labirin#2
46 Bab 46. Labirin #3
47 Bab 47. Gara-gara cabai.
48 Bab 48. Tak peduli!
49 Bab 49. Wanita misterius.
50 Bab 50. Bertahan.
51 Bab 51. Akhirnya.
52 Bab 52. Ternyata.
53 Bab 53. Malu.
54 Bab 54. Memusnahkan sampah!
55 Bab 55. Di taman.
56 Bab 56. Syaratnya.
57 Bab 57. Pemanasan.
58 Bab 58. Sakit.
59 Bab 59. Nathan yang semakin menjengkelkan.
60 Bab 60. Pagi yang menyenangkan.
61 Bab 61. Menyenangkan.
62 Bab 62. Mulai membaik.
63 Bab 63. Mulai berani.
64 Bab 64. Bercerita lah.
65 Bab 65. Flashback #1
66 Bab 66. Flashback #2
67 Bab 67. Senyuman setelah air mata.
68 Bab 68. Ajakan makan malam.
69 Bab 69. Makan malam yang romantis.
70 Bab 70. Malam yang tak terduga.
71 Bab 71. Berusaha untuk kuat.
72 Bab 72. Tangis pilu.
73 Bab 73. Sunyi.
74 Bab 74. Dendam yang terbalaskan
75 Bab 75. Akhirnya, kau bangun juga.
76 Bab 76. Pulang ke rumah.
77 Bab 77. Terkejut.
78 Bab 78. Menuduh
79 Bab 79. Harus jujur.
80 Bab 80. Kebenaran yang menyedihkan
81 Bab 81. Mengunjungi Nara.
82 Bab 82. Nanti malam yah.
83 Bab 83. Merah atau hitam?
84 Bab 84. Malam yang hangat.
85 Bab 85. Mau rumah baru.
86 Bab 86. Hampir mati.
87 Bab 87. Membeli ponsel baru.
88 Bab 88. Makin sayang.
89 Bab 89. Lelucon kecil.
90 Bab 90. Tingkah yang aneh.
91 Bab 91. Hadiah
92 Bab 92. Melihat makam ayah mertua.
93 Bab 93. Akhirnya tau
94 Bab 94. Yang dinanti-nantikan.
95 Bab 95. Ada yang datang
96 Bab 96. Adelleo dan Adellea.
97 Bab 97. Menenangkan.
98 Bab 98. Kecupan rasa teh.
99 Bab 99. Semakin mirip.
100 Bab 100 Nasehat
101 Bab 101. Ungkapan cinta yang menakutkan
102 Bab 102. Kekasih bayaran
103 Bab 103. Patah hati.
104 Bab 104. Semuanya sudah selesai.
105 Terimakasih
106 Pengumuman (Update novel terbaru)
Episodes

Updated 106 Episodes

1
Bab 1. Ketidakberdayaan.
2
Bab 2. Nathaniel Albert Salvador
3
Bab 3. Berkunjung
4
Bab 4. Tragedi.
5
Ban 5. Salah masuk.
6
Bab 6. Membuat masalah.
7
Bab 7. Syok.
8
Bab 8. Dimana pintu keluar?
9
Bab 9. Di izinkan pulang.
10
Bab 10. Kenyataan pahit.
11
Bab 11. Hidup ini sangatlah berat.
12
Bab 12. Apa dia datang?
13
Bab 13. Kejadian di pagi hari.
14
Bab 14. Selamat.
15
Bab 15. Perempuan.
16
Bab 16. Mimpi
17
Bab 17. Bagaimana bisa.
18
Bab 18. Tak menerima penolakan!
19
Bab 19. Dipermainkan
20
Bab 20. Hari pernikahan.
21
Bab 21. Di kekang lagi.
22
Bab 22. Kado ulang tahun.
23
Bab 23. Terharu.
24
Bab 24. Dari siapa?
25
Bab 25. Gara-gara tertidur.
26
Bab 26. Latihan menembak untuk Diana.
27
Bab 27. Berbelanja.
28
Bab 28. Terkejut.
29
Bab 29. Kelahiran bayi Diana.
30
Bab 30. Menenangkan bayi.
31
Bab 31. Bayi Nara dan Nathan.
32
Bab 32. Tidur dengan bayi Nara
33
Bab 33. Pagi hari.
34
Bab 34. Malu.
35
Bab 35. Malam harinya.
36
Bab 36. Malam yang kacau.
37
Bab 37. Sedih lagi.
38
Bab 38. Mengalah.
39
Bab 39. Malam yang panjang.
40
Bab 40. Sedikit membaik.
41
Bab 41. Aku tak berguna.
42
Bab 42. Pegang tanganku!
43
Bab 43. Menggelitik hati.
44
Bab 44. Labirin #1
45
Bab 45. Labirin#2
46
Bab 46. Labirin #3
47
Bab 47. Gara-gara cabai.
48
Bab 48. Tak peduli!
49
Bab 49. Wanita misterius.
50
Bab 50. Bertahan.
51
Bab 51. Akhirnya.
52
Bab 52. Ternyata.
53
Bab 53. Malu.
54
Bab 54. Memusnahkan sampah!
55
Bab 55. Di taman.
56
Bab 56. Syaratnya.
57
Bab 57. Pemanasan.
58
Bab 58. Sakit.
59
Bab 59. Nathan yang semakin menjengkelkan.
60
Bab 60. Pagi yang menyenangkan.
61
Bab 61. Menyenangkan.
62
Bab 62. Mulai membaik.
63
Bab 63. Mulai berani.
64
Bab 64. Bercerita lah.
65
Bab 65. Flashback #1
66
Bab 66. Flashback #2
67
Bab 67. Senyuman setelah air mata.
68
Bab 68. Ajakan makan malam.
69
Bab 69. Makan malam yang romantis.
70
Bab 70. Malam yang tak terduga.
71
Bab 71. Berusaha untuk kuat.
72
Bab 72. Tangis pilu.
73
Bab 73. Sunyi.
74
Bab 74. Dendam yang terbalaskan
75
Bab 75. Akhirnya, kau bangun juga.
76
Bab 76. Pulang ke rumah.
77
Bab 77. Terkejut.
78
Bab 78. Menuduh
79
Bab 79. Harus jujur.
80
Bab 80. Kebenaran yang menyedihkan
81
Bab 81. Mengunjungi Nara.
82
Bab 82. Nanti malam yah.
83
Bab 83. Merah atau hitam?
84
Bab 84. Malam yang hangat.
85
Bab 85. Mau rumah baru.
86
Bab 86. Hampir mati.
87
Bab 87. Membeli ponsel baru.
88
Bab 88. Makin sayang.
89
Bab 89. Lelucon kecil.
90
Bab 90. Tingkah yang aneh.
91
Bab 91. Hadiah
92
Bab 92. Melihat makam ayah mertua.
93
Bab 93. Akhirnya tau
94
Bab 94. Yang dinanti-nantikan.
95
Bab 95. Ada yang datang
96
Bab 96. Adelleo dan Adellea.
97
Bab 97. Menenangkan.
98
Bab 98. Kecupan rasa teh.
99
Bab 99. Semakin mirip.
100
Bab 100 Nasehat
101
Bab 101. Ungkapan cinta yang menakutkan
102
Bab 102. Kekasih bayaran
103
Bab 103. Patah hati.
104
Bab 104. Semuanya sudah selesai.
105
Terimakasih
106
Pengumuman (Update novel terbaru)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!