Flashback On
Dinar baru saja menyelesaikan meeting bersama dengan Kenzo, karena dia adalah sekretaris jadi Dinar selalu berada di samping Kenzo atapun bersama dengan Zeni. Dinar memeriksa ponselnya yang ternyata ada panggilan masuk, namun nomornya tak ada nama yang tersemat.
"Nomor siapa ini?." tanya Dinar karena ada nomor tak di kenalnya.
Dinar pun mencoba menghubungi balik dan memastikan nomor tersebut, panggilan terhubung, mata Dinar membuat sempurna mendengar penjelasan dari pemilik nomor tersebut. Nomor tersebut adalah milik Aryan, pada saat Katrin menghubungi nya ternyata Dinar sedang meeting jadi dia menonaktifkan ponselnya.
"Apa?!..... " pekiknya hingga ponselnya terjatuh dari tangannya mendengar jika salah satu putrinya kecelakaan. Kenzo yang tak sengaja lewat dan melihat Dinar, dia memperhatikan wajah Dinar yang di landa panik serta khawatir.
"Ada apa Dinar?." tanyanya sambil memegangi pundak Dinar, membuat Dinar tersadar.
"Tuan.... s-saya tidak apa-apa." jawabnya terbatas membuat Kenzo curiga, Dinar pun yang sadar jika mereka masih di kantor, dia langsung menjauh dari Kenzo agar tak ada yang salah paham. Karena Dinar sudah menjadi bahan ghibahan oleh para karyawan, bahkan di juluki sebagai sekretaris penggoda sakit memang, tapi Dinar memilih tidak peduli.
Kenzo yang mengerti jika Dinar merasa tak enak pun juga ikut menjaga jaraknya.
"Maaf jika saya lancang, tapi katakan padaku Dinar apa yang terjadi? wajahmu pucat, apa kamu sakit?." Kenzo khawatir dengan Dinar karena wajahnya pucat.
"Aku tidak apa tuan, bolehkah saya minta izin, salah satu putri saya mengalami kecelakaan tuan." akhirnya Dinar mengatakan yang sebenarnya, dia sangat khawatir dengan keadaan putrinya sampai dia panik.
"Apa? siapa yang kecelakaan Karla atau Katrin?." Kenzo tak kalah terkejut mendengar jika salah satu putri dari orang yang doa cintai kecelakaan.
"Nanti saya akan jelaskan, tapi saya mohon tuan izinkan saya keluar sekarang." pintanya memohon hatinya sudah tak karuan Dinar ingin segera pergi kesana.
"Aku akan izinkan, tapi harus aku yang mengantarkanmu. " Dinar memutar bola matanya malas, lagi-lagi dia harus pergi bersamanya padahal setiap hari mereka selalu bekerja bersama, Dinar tahu jika Kenzo menyukainya tapi dia tak tertarik sedikitpun padanya, karena sekarang yang dia pentungan bukanlah masalah percintaan, tapi dia hanya ingin fokus pada kedua putrinya.
"Tak usah tuan, di kantor masih banyak pekerjaan." tolak Dinar halus, namun Kenzo tak mau mengalah dan terus memaksa, hingga akhirnya dia mengalah dan menyetujui di antar Kenzo, sementara pekerjaan kantor di gantikan oleh Zeni.
"Dasar bos bucin, kenapa aku yang kena?." gerutu Zeni kesal, dan sasaran besoknya pasti Zeni akan memarahi Dinar.
"Kena lagi aku besok, duhhh kenapa sih ini bos selalu ngikut terus? udah aku yang jadi trending topik di kantor, seneng banget buat hidupku nggak tenang, untung kupingku udah kebal sama hinaan. " batinnya menjerit ingin rasanya Dinar berterus terang bahwa dia tak suka jika Kenzo selalu saja ikut campur. Tapi dia banyak berhutang budi padanya. Mereka pun berangkat menuju rumah sakit.
Flashback Off
💕💖💕💖💕💖💕
Pemulihan tenaga Arsya berlangsung cepat hanya dalam waktu sepuluh menit, Aryan pun kembali setelah selesai menelpon yang ternyata adalah ibu dari kembar imut, Aryan pun menceritakan semuanya, dia sedikit terkejut pada saat menelpon ibunya yang ternyata suaranya sama dengan yang di perusahaan. Semantara Katrin masih terlelap Arsya memindahkannya di atas brankar.
Arsya masih saja memperhatikan wajahnya, wajah yang menurutnya tak asing di matanya, Aryan yang melihat jika Arsya memperhatikan Katrin tanpa berkedip seperti sedang meneliti wajah bocah kecil tersebut.
"Tuan... " panggil Aryan membuat Arsya tersadar.
"Ada apa?." Arsya kembali dalam mode datarnya.
"Anu apa anda melihat warna mata Katrin?." tanya Aryan, karena sejak Arsya melihat warna mata Katrin Arsya tak henti-hentinya memperhatikan Katrin.
"Kau masih berhutang penjelasan padaku, sekarang jelaskan pada ku, siapa kedua anak kembar itu?." bukannya menjawab Arsya malah menagih hutang penjelasan dari Aryan, karena dia masih penasaran. Aryan pun hanya mengehela nafas panjang membuat Arsya menatap tajam padanya.
"Huh dasar dewa antartika....menyebalkan, ditanya malah balik nanya." batinnya kesal, namun Arsya masih saja memandang tajam sangat menusuk.
"Tak usah mengumpatiku dalam hati." ucapnya datar seakan tahu apa yang dikatakan Aryan dalam hatinya.
Aryan hanya menyengir kuda, dia menggaruk lehernya yang tak gatal, dia takut jika Arsya masih menatap tajam padanya, sampai dia sulit menelan salivanya.
"Anu maaf tuan aku tak bermaksud begitu." Aryan pun menjelaskan semuanya pada Arsya sejak pertemuannya dengan kedua gadis kembar imut. Arsya hanya mengangguk mendengar semua penjelasan Aryan.
"Dan yang membuatku terkejut adalah wajah keduanya sangatlah mirip bagai pinang di belah dua, dan yang lebih membuatku terkejut adalah warna mata keduanya sangat sama dengan mu tuan." jelas Aryan.
"Apakah warna keduanya sama? karena aku belum pernah melihat mata anak satunya." ucapnya yang juga ingin tahu apakah mata keduanya sangat mirip atau hanya satu orang saja.
"Sangat mirip tuan, aku menjadi curiga dengan hal tersebut, ditambah tadi golongan darah anda dengannya sama. " Aryan juga tak percaya jika golongan darah mereka ternyata sama.
"Kau benar, aku sudah menyuruh mata-mata handal untuk mencari informasi tentang sekretaris dari perusahaan Agatsuma corps. Aku curiga dengannya karena cara berbicara dia sangatlah familiar di telingaku."
"Aku pun sama tuan, pada saat dia mempresentasikan suaranya sangat sama persis dengan wanita itu tuan."
"Ini adalah celah, kita akan menyelidiki lebih lanjut tentang siapa mereka, apalagi dengan kesamaan antara aku dan kedua anak kembar itu." Arsya yakin jika ini adalah celah, apalagi ada beberapa bukti kesamaan antara dia dan si kembar imut.
Tiba-tiba saja pikiran Aryan menunjukan ide brilian. Mungkin dengan ide itu akan lebih memudahkan.
"Tuan saya punya ide, dan saya yakin ini adalah cara paling efektif agar sang ibu mereka tak bisa mengelak." Ucapan Aryan membuat Arsya menjadi penasaran mendadak, entah kenapa dia langsung tertarik dengan obrolan saat ini. Padahal belum tentu semuanya benar bisa saja ini hanyalah kebetulan.
"Apa itu? cepat katakan." ucapnya tidak sabaran.
"Kita lakukan tes DNA, kita akan lakukan itu tanpa sepengetahuan dari ibu mereka, dan jika memang benar mereka adalah anak anda maka orang yang menelpon ku tadi adalah perempuan delapan tahun lalu." penjelasan Aryan membuat Arsya berbinar, dia juga yakin jika itu adalah cara paling ampuh agar Dinar tak bisa mengelak.
"Lalu darimana kita bisa mendapatkan sempel darah atau rambut mereka?." Aryan tak mengerti kenapa Arsya tiba-tiba saja menjadi lemot, tak biasanya Arsya berfikir sangat lama, yang Aryan tahu Arsya adalah lelaki yang sangat jenius.
"Oh ya ampun tuan, kenapa anda jadi lemot dalam berfikir, lihatlah ada Katrin kita bisa mengambil sempel rambutnya. " Arsya tak terima dengan yang di katakan Aryan.
"Apa kau mengatai aku lemot dalam berfikir? oh ternyata kau sudah bosan hidup rupanya." geram Arsya, dia langsung menatap lebih tajam dari sebelumnya.
"Maaf tuan aku tak bermaksud begitu, kau mengatakan hal itu karena anda terlalu lama berfikir dan ini tak seperti biasanya tuan. " Arya segera meminta maaf karena dia tak mau jika demon king itu marah padanya, bisa di cincang nantinya.
Arsya pun tak peduli sekarang dia sedang tak mau memikirkan hal tersebut, yang terpenting adalah mengambil rambut Katrin untuk sempel. Aryan pun dengan hati-hati mencoba untuk mengambil rambut Katrin, dan akhirnya merka berhasil mengambil sempel tersebut.
"Kita akan lakukan tes DNA di Indonesia saja agar tak ada yang curiga." ucap Arsya, Aryan pun mengangguk mengerti. Mereka akan segera mencari tahu semuanya karena Arsya juga sudah lelah mencari keberadaan gadis itu selama delapan tahun. Dan ketika mendapatkan celah maka ini adalah kesempatan dan Arsya tak boleh melewatkannya.
"Akhirnya ada petunjuk, jika aku sudah menemukanmu maka aku akan membawamu ke dalam keluargaku, dan akan memperkenalkan dirimu pada kedua orang tuaku, kita tunggu sampai kapan kau akan menjauh dan menghindar dariku." batinnya kini hatinya bahagia karena sebentar lagi dia bisa bertemu dengan wanita yah dia cari selama delapan tahun, harapan Arsya adalah semoga semuanya adalah kebenaran.
**Jangan lupa dukung karyaku dengan memberi Like, Vote dan Comment, karena dukungan kalian akan membuat Author semangat 🤗😊🙏
Don't Forget Gusy😊🤗 Di biasakan ok👌
Terima kasih karena sudah meluangkan waktu mampir ke karyaku, semoga terhibur 🤗😊🙏
🙏**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 137 Episodes
Comments
═ NISA ═
knpa ga tes DNA disana ajja sii tadi kan udah transfusi darah... takut ilang rambutnya xixi...
2023-05-14
1
FreπCH
lah goblok
2022-12-07
0
Elazmi Puji
ow ow otak Aryan encer bener
2022-02-03
2