UD 4 Frustasi

Ceklek... Bunyi pintu kamar mandi kebuka, Adin keluar kamar mandi dengan Pakaian yang sudah lengkap. Dia memakai kaos oblong warna hitam dan jeans biru donker. Adin melangkah keluar kamar mandi sambil mengusak-ngusak kepalanya dengan handuk kecil ditangannya untuk mngeringkan rambutnya sendiri.

"Sayang, tadi ada telpon dari adekmu." Evelin sampaikan pada Adin sambil dan menyerahkan HP milik Adin.

"Oh, terus kamu angkat.?" Tanya Adin sambil mengecek HP nya.

"Iya." Jawab Evelin singkat dengan senyum indahnya.

Begitu terkejutnya Adin melihat siapa yang terakhir menelpon di layar HP nya, tertulis Nama Dek_ Atin Syg disana.

"Waduh apa yang mereka obrolkan?, Semoga Atin tidak berpikir macam2." Adin bertanya-tanya dalam hatinya

Sebenarnya Evelin tidak tahu kalau Nama kontak Dek_Atin Syg itu merupakan pacar Adin. Dia berpikir itu nomor adeknya, secara dialah pacarnya yang dia pikir juga Adin sayang dan cinta hanya sama dia. Jadi dia berusaha akrab dengan Atin yang dia anggap sebagai calon adik iparnya itu.

"Kamu ngobrol apa saja sama dia tadi?" Tanya Adin berusaha mencari tahu.

"Nggak ngobrol banyak sih, tadi aku bilang abang Adin nya lagi di kamar mandi, terus kita kenalan singkat, gitu saja." Jawab Evelin dengan nada santai.

"Ke...kenalan?" Adin kembali bertanya, memastikan apa yang di dengarnya barusan, terlihat ada kecemasan di wajahnya.

"Jangan-jangan dia ngaku sebagai pacarku lagi, bahaya kalau seperti itu" Gumam Adin dalam hati.

"Iya,, Kenapa sih Sayang?, kok keliatan seperti orang cemas gitu, apa Ada masalah?" Evelin menjawab dan bertanya balik. Dia penasaran dengan perubahan raut wajah kekasihnya tersebut.

"Oh tidak ada." Jawabnya, lalu Adin diam sejenak entah apa yang dipikirkannya.

"Sebaiknya kamu segera pulang, ini sudah larut" Lanjutnya.

"Sayang kok jadi ngusir aku sih, lagian belum juga jam 10, biasanya sampai jam 11 juga tidak apa-apa" Protes Evelin yang keliatan bingung dengan sikap Adin.

Adin mencoba menghubungi nomor Atin namun tidak aktif. Hal itu membuatnya makin khawatir jika Atin sudah tau kalau dia selingkuh dengan Evelin.

"Aku tiba-tiba pusing, mau istrahat." Dengan cetus dia balas protes dari Evelin.

"Kamu kenapa sih sayang?, tidak biasanya kamu seperti ini, apa aku ada salah?" Tanya Evelin.

"Kalau aku salah aku minta ma'af, tapi jujur aku tidak tahu salah aku apa sehingga kamu bersikap seperti ini" Tambahnya lagi.

Adin memang tidak pernah seperti itu, sebagai seorang play boy, Adin biasanya bersikap sungguh manis memperlakukan wanita, sehingga banyak wanita yang luluh jadi korban mulut manisnya.

"Aku yang salah, jadi sekarang kamu pulang." Jawab Adin dengan tegas.

"Ya udah aku pulang, tapi kamu antarin ya Yang." Pinta Evelin dengan manjanya.

"Kamu tadi kesini sendiri dan pasti bisa pulang sendiri." Ucap Adin dengan nada kesal.

"Masa kamu tega sih Yang biarin aku pulang sendiri" Rengek Evelin dengan mengerucutkan mulutnya.

"Aku masuk dulu mau istirahat, kamu mau pulang atau tidak terserah, aku pusing." Ucap Adin sambil jalan meninggalkan Evelin di ruang tamu asrama tempatnya tinggal tersebut.

"Yang" Panggil Evelin dengan manjanya, namun sama sekali tak dihiraukan oleh Adin yang tetap melangkah menuju kamarnya.

"*Ke*napa sikapnya tiba-tiba berubah aneh gitu" Gumam Evelin dalam hati.

Radit, teman asrama sekaligus sahabat Adin yang sedari tadi memperhatikan kedua sejoli itupun menghampiri Evelin.

"Dek, sebaiknya kamu pulang saja." Seru Radit pada Evelin, namun Evelin hanya diam saja.

"Sebentar kakak minta Aldi mengantar kamu pulang." Tambahnya lagi. Radit langsung memanggil Aldi yang merugikan junior mereka di asrama tersebut untuk mengantarkan Evelin balik ke rumahnya.

"Ya udah aku pulang dulu Kak." Pamit Evelin pada Radit yang dengan berat hati melangkahkan kakinya meninggalkan tempat itu.

"Hati-hati dek." Ucap Radit yang hanya dijawab anggukan oleh Evelin.

Setelah tidak bisa lagi melihat Evelin dari jangkauan matanya, Radit masuk dan langsung menuju kamar Adin.

Tok..tok.. Ceklek bunyi pintu yang langsung dibuka oleh radit karena tidak di kunci.

"Bro, lo kenapa?, kayak orang lagi frustasi gitu?."Tanya Radit melihat adin yang sa'at ini hanya mengutak-atik HP nya.

"Iya emang gue lagi frustasi, nomor Atin tidak bisa dihubungi." Jawaban Adin yang langsung diketawain oleh Radit. "Hahahaha,, ya ampun Bro, itu saja dibuat frustasi, siapa tahu HPnya sedang lowbat."

Radit Merupakan sahabat Adin yang mengetahui hubungan Adin dan Atin, walau belum pernah bertemu secara langsung namun mereka pernah dikenalkan oleh Adin ketika melakukan Vidio call.

"Masalahnya, tadi Atin call ketika gue berada di kamar mandi dan di angkat oleh Evelin. Evelin bilang kalau mereka sempat kenalan. Kayaknya Evelin bilang ke Atin kalau dia pacar gue," dia menjeda sejenak, " Tidak mungkin HPnya lowbat, karena tadi siang gue sudah berjanji melakukan Vidio call dengan dia malam ini, jadi pasti dia sudah charge dulu Hp nya sebelum dia call tadi." Jelas adin.

"Sudah gue peringatkan berkali-kali Bro, jangan sakitin Atin, sekarang lo sendiri yang frustasi, Atin gadis yang baik, cantik dan solehah, pasti banyak disana laki-laki yang mau dengan nya tapi dia milih nunggu lo. Kalau memang lo begini terus mending lepasin Atin, biarkan dia bahagia dengan yang lain." Ucap Radit karena memang dia kasian dengan Atin yang terus dibohongi oleh Adin.

"Gue nggak bisa, gue sayang sama dia, dia yang gue mau jadi istri gue kelak" Jawab Adin yang keliatan sangat frustasi.

"Akhhhh gue harus gimana Dit." Adin makin frustasi.

"Ya sudah lo istrahat dulu, biarkan Atin menenangkan pikirannya, dia pasti sedang sakit hati, lagian beribu kalipun kamu menghubungi dia sekarang tetap tidak bisa kan? besok lo coba lagi." Masukan Radit membuat Adin terdiam.

"Dan gue harap hal ini buat lo sadar dan lo bisa ambil hikmah dari masalah ini, berubahlah karena tidak selamanya Atin bisa mema'afkan kelakuan lo." Tambah Radit sambil merebahkan dirinya di tempat tidur miliknya samping Adin.

Malam ini Adin masih tetap berusaha menghubungi Atin, entah sudah berapa kali dia call sejak tadi. Dia juga mengirimkan chat beruntun namun hanya check list 1 yang menunjukan tidak masuk atau tidak aktif.

Jam menunjukan pukul 2 pagi, Adin masih berusaha menghubungi Atin, namun hasilnya nihil. Sedang telpon dan chat dari Evelin sama sekali tidak di hiraukannya, dia terlihat tidak peduli dengan Evelin. Pikirannya sa'at ini hanya fokus pada Atin.

...........

Adin Arkana Rajasa(22 Tahun), Laki-laki berparas tampan, tinggi 182 cm, berkulit putih dan bertubuh atletis. merupakan Pacar Atin yang berprofesi sebagai seorang TNI. Anak pertama dari Bapak Rajasa yang Merupakan seorang TNI juga dan ibunya bernama Rahmah (IRT). Orang tua Adin berasal dari kabupaten Bima (Daerah yang Bahasa dan sukunya sama dengan sahabat Atin, Rya. Sejak Adin duduk di bangku SMP ,orang tua Adin ditugaskan di Mataram, sehingga mengharuskan Adin dan juga kedua adiknya, Rista dan Rizal ikut pindah dan bersekolah di Mataram. Ketika SMA Adin bersekolah di tempat yang sama dengan Atin dan memulai pacaran ketika mereka duduk di kelas XII SMA.

Terpopuler

Comments

Joanne March⚘

Joanne March⚘

jejak like ke 4

2020-09-08

0

Penjaga Hati

Penjaga Hati

semangat up like mendarat.
mampir juga di karyaku ya thor
AKU MENCINTAI DOSENKU
aku menunggu jejakmu di sana 😊

2020-07-28

1

Fitry Fitry

Fitry Fitry

makanya jadi cowok jangan SKK🤣🤣

2020-04-02

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!