Weekend telah tiba. Hari itu adalah hari yang ditunggu oleh Narita dan Sriti. Sesuai yang direncanakan, mereka akan ikut bergabung dalam rombongan jalan-jalan. Ini merupakan pengalaman pertama bagi Narita dan Sriti.
Sesuai kesepakatan, rombongan jalan-jalan itu berkumpul di salah satu lokasi di daerah Jakarta Selatan. Objek wisata yang akan mereka kunjungi hari Sabtu ini adalah sebuah wisata alam berupa curug di daerah Bogor.
Sriti dan Narita janjian untuk berangkat bareng ke titik kumpul rombongan. Mengingat kos Narita deket dengan salah satu stasiun kereta rel listrik yang biasa Sriti tumpangi, sehingga sangatlah mudah bagi mereka untuk berangkat Bersama-sama.
“Mbak aku bawa cemilan dan kamera, nie ranselku sampe berat” kata Narita sembari memamerkan ranselnya.
“Oke, aku juga bawa cemilan dan kamera,,nanti kita ganti-gantian ambil gambarnya ya” lanjut Sriti.
Mereka berdua berangkat dari kos Narita ke lokasi titik kumpul dengan mengendarai kendaraan umum bus tranJ. Sesampainya di lokasi, belum banyak peserta yang datang. Kemudian mereka melakukan daftar ulang ke ketua rombongan.
“Hai mbak, perkenalkan nama saya Sriti dan ini Narita, mbak yang Namanya mbak Silvi kan?” kata Sriti sembari memperkenalkan diri ke ketua rombongan.
“Owh ya, saya Silvi”
“Saya checklist dulu yaa nama mbak Sriti dan mbak Narita” lanjut Silvi.
“Hai mbak, salam kenal ya mbak Silvi” kata Narita sembari mengulurkan tangan untuk berjabat tangan.
“Hai juga, saya Silvi” jawab Silvi tersenyum.
“Berapa pesertanya untuk tour kali ini mbak Silvi?” tanya Sriti.
“Tour kali ini lumayan rame mbak, soalnya ada beberapa orang rombongan anak SMA yang baru lulus yang turut gabung, kalau yang sudah transfer itu ada 30 orang mbak” jawab Silvi sembari mencatat sesuatu di hp nya.
“Mbak, gimana ceritanya kok bisa ada rombongan tour begini? Dan tour nya sudah ke mana aja?” tanya Narita sembari duduk di salah satu tangga.
“Ceritanya itu dulu aku sama suamiku itu suka jalan-jalan, wisata alam gitu ceritanya.”
“Awalnya kami cuma touring berdua aja bawa motor,,hehee maklumlah kami kan belum ada anak jadi jalan-jalannya cuma berdua”
“Di tiap objek wisata, kami selalu berfoto. Selain kami yang jadi objek fotonya, tapi alam yang kami kunjungi juga kami capture. "
“Lama-lama ada orang yang pengen ikut juga ke manapun kami jalan-jalan, padahal kami pun juga gak tau objek yang kami tuju itu bagus atau enggak, jalurnya susah atau enggak, gimana mencari tempat makan dan ishoma nya. Akhirnya kami sama-sama jalan bermodal gps aja.” Jelas Silvi.
“Lama-lama yang mau ikut tour bertambah orangnya, akhirnya aku sama suami sepakat untuk membuat paket tour berombongan, dengan tujuan wisata yang memang kami rekomendasikan. Kami atur transportasi dan akomodasinya, namun kami sama sekali tak mengambil keuntungan dari paket wisatanya, yang terpenting adalah kami berdua bisa jalan-jalan gratis dan mengulang memory indah bersama di alam-alam indah, gitu awal mulanya ada rombongan tour ini mbak” lanjut Silvi panjang lebar.
Setelah menunggu sekitar 30 menitan, nampaklah beberapa orang peserta tour yang mulai berdatangan. Terlihat dari penampilan peserta, mereka sepertinya adalah karyawan/karyawati, belum ada rombongan anak SMA seperti yang Silvi bilang tadi.
“Vis, kalian sudah sampai mana? Ini lho semua udah datang, tinggal 10 orang kalian aja nie yang belum datang” terdengar sayup-sayup Silvi sedang menelpon seseorang yang sepertinya salah satu peserta tour yang belum datang.
“Oke buruan yaa,,,kalian ini anak SMA malah gak on time, kuwalat lho buat kami yang lebih tua menunggu lama begini” terdengar SIlvi bernada sedikit tinggi.
Lalu Silvi mengumpulkan kami yang sudah datang dalam sebuah lingkaran. Sembari menunggu peserta yang belum datang, kami diminta untuk saling memperkenalkan diri.
Ahh kenapa pesertanya banyakan ceweknya sie? Dari 20 orang yang sudah datang. 15 diantaranya cewek, sedangkan cowoknya hanya 5, mana yang 1 udah gak available lagi. – batin Narita.
Yah maklumlah, dalam momen kali ini Narita mengharapkan dapat memperluas pergaulan, syukur-syukur dapat berkenalan dengan cowok walaupun berawal dari pertemanan.
Belum selesai perkenalannya, tiba-tiba dari arah parkiran muncullah 10 anak cowok berjalan dengan gagahnya. Dari penampilan, terlihat kalau mereka masih berusia belia, namun dari cara berpakaiannya sepertinya dari keluarga yang berada. Penampilan casual yang rapi namun gaul, ada yang menggunakan kacamata hitam, namun ada juga yang menggunakan kacamata minus namun tidak terkesan kutu buku, ada yang menggunakan tas bumbag brand Gu*ci, tas ransel brand Ba***ciaga, sling bag *V,,wow branded abis. Semua seolah tersihir untuk menatap ke arah mereka.
“Sorry kak Sil, kami telat,,nie tadi tunggu-tungguan jadilah malah telat berjamaah” kata salah satu cowok itu.
“Ahh loe mah kebiasaan, oke sini duduk sini dulu” perintah Silvi sembari menyuruh mereka bersepuluh untuk duduk lesehan bersama kami.
“Mbak-mbak, mas-mas, semua sudah datang, tapi agar lebih akrab untuk ke depannya, silahkan untuk dilanjutkan kembali perkenalannya” lanjut Silvi.
Tibalah aku memperkenalkan diri “Namaku Narita Prameswari, biasa dipanggil Narita, aku karyawati”.
“Status apa kak?” tiba-tiba ada yang nyeletuk pertanyaan yang sedari tadi belum ada pertanyaan seperti itu.
Hufh pertanyaan macam apa itu? – batinku.
“Status apa ya maksudnya?” tanyaku balik ke arah cowok bertampang bule yang mengajukan pertanyaan tadi. Sengaja kutanya balik pura-pura gak tau apa maksudnya. Jujur itu pertanyaan sensitive buat Narita.
“Sudah menikah? Atau sudah punya pacarkah?”
Nie anak sepertinya yang lulusan SMA itu deh, soalnya keliatan banget masih brondong. Hufh males deh kalau yang nanya anak SMA. Kalau eksmud yang nanya, semangat aku jawabnya. – batin Narita.
“Owh, jomblo” jawabku singkat namun pelan.
“Yess. Oke sip kak” balasnya sembari mengangkat kedua jempol tangannya.
Hah, apa maksudnya? – batin Narita kesal.
Tak ada dalam kamus Narita untuk mencari belahan jiwa dari pria yang lebih muda. Seganteng dan sekaya apa pun dia, gak akan pernah menarik di mata Narita. Apalagi cowok itu,,hadew sepertinya dia seumuran dengan Arjuna adik Narita yang baru aja lulus SMA juga.
Setelah semua selesai perkenalan, Silvi mengundi tempat duduk kami. Silvi sengaja membagi tempat duduk dengan metode undian, agar kami bisa membaur satu sama lain. Meskipun ada beberapa peserta tour yang berombongan, tapi dengan metode undian, diharapkan kami akan membaur, menjalin perkenalan lebih luas, dan mengikat kekompakan satu sama lain selama perjalanan tour satu hari ini.
Ya, perjalanan tournya memang Cuma satu hari, karena memang objek wisatanya Cuma satu tujuan. Kenapa? Karena memang tujuan tour ini adalah untuk menikmati alam tanpa terburu-buru dengan banyaknya tujuan wisata.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 186 Episodes
Comments